All language subtitles for XX.E01-E02.200125-NEXT-Vlive.ID

Ini adalah koktail khas bar kami.

Ini cukup ringan untuk diminum
oleh orang yang baru pertama kali minum koktail

jadi aku merekomendasikannya.

Kalian bisa mengambil gambar sesuka hati, tapi...

Aku tahu. Tidak akan kuunggah.

Ya, aku hampir sampai.

Anda yakin dengan ini?

Katanya dia menolak
semua tawaran dari tempat lain.

Pasti tempat lain tidak memberikan uang
sebanyak aku.

Tapi kenapa di sini sama sekali
tidak ada papan penunjuk?

Konsepnya memang seperti itu.

Bar yang ingin diketahui olehku saja.

Sombong sekali, ya.

Dia harus menghabiskan banyak uang
untuk promosi.

Apa aku bisa meminta kontakmu?

Maaf, tapi aku punya pacar.

Sudah kuduga.

Di mana kalian bertemu?

Aku bertemu dengannya
saat bekerja di bar.

Dua tahun yang lalu.

Sayang sekali.
Harusnya kita datang dua tahun lebih cepat.

Sepertinya aku sudah menemukannya.
Sudah dulu, ya.

Apakah Anda sudah mencari informasi
tentang head-bartender itu?

Aku akan langsung tahu saat aku melihatnya.

Kuharap dia sangat tampan
sehingga aku ingin bekerja tiap hari.

Apa? Anda pikir dia laki-laki?

Dia wanita?

Saya lihat Anda suka minuman yang kuat,
jadi kubuatkan dengan dasar whiskey.

Ini jauh dari halus,
Tapi saya rasa Anda akan menyukainya.

Ya, dia seorang wanita.
Namanya Nana.

Nana?

Nama aslinya Nana?

Sepertinya itu nama panggilan
yang ia gunakan di bar.

Baiklah, sampai nanti.

Baiklah.

Halo.
Apakah Anda ingin duduk di meja?

Ya.

Saya akan langsung membereskannya.

Aku ingin duduk di bar.

Sudah lama, ya.

Setidaknya berikan salam.

Apa kita sedekat itu?

Sudah lima tahun berlalu,
bukankah ini saatnya kita berbicara lagi?

Itu semua sudah berlalu.

Nana, aku akan merapikan meja itu.

Ya.

Aku ingin koktail.

Kamu tetap harus memberikan minuman
saat tamu datang.

Jika aku tahu kamu di industri yang sama,
aku harusnya datang lebih cepat.

Aku CEO Number A.
Sudah tahu?

Kenapa aku harus tahu apa yang kamu lakukan?

Aku agak sedih.

Meski kamu tidak tertarik
akan kabarku,

kamu masih ingat Number A, kan?

Yang nomor satu di industri ini.

Biasanya yang sudah terkenal
tidak akan memakai kartu nama.

Kurasa kamu tidak terlalu terkenal.

Vodka-based?

Vodka yang termurah.

Namanya apa?

Adios, bitch.

Itu satu-satunya koktail yang bisa kupikirkan.

Jika kamu datang untuk riset pasar,
selesaikan dengan cepat lalu pergi.

Yun Nana.

Mau bergabung dengan bar kami?

Aku di sini untuk merekrutmu.

Aku akan membuka bar keduaku,
dan aku membutuhkan head-bartender di sana.

Kudengar belum lama ini kamu ikut kompetisi nasional dan mendapat penghargaan.

Jika kualitasmu setinggi itu,
kurasa akan pas dengan bar kami.

Aku akan membayarmu dengan baik.

Jujur saja, jika kamu terjebak di tempat seperti ini... Apa gunanya?

Dengan pilihan furnitur dan musik ini...

Kurasa bosmu cukup tua.

Atau, ini seleramu?

Jika dilihat lagi, benar juga.

Dari dulu Yun Nana memang sangat klasik
hingga aku harus memilihkanmu baju.

Benar, kan?

Hei, aku ingat.

Kamu bilang Nomor A?

Apa benar di sana?

Pelanggan di sini mengeluh bahwa di sana rasa alkoholnya sangat kacau.

Esnya bahkan tidak ditakar dengan baik,
akhirnya minuman itu terasa seperti air putih.

Lupakan tentang perekrutanku,
lain kali aku akan mengunjungi barmu.

Jika dibutuhkan, aku akan mengajari mereka
cara membuat koktail.

Lalu, berbicara tentang baju,

semua pakaian yang kamu pilih hanya trendi sesaat dan tidak bisa dipakai lagi setelahnya.

Aku sudah membuang semuanya.

Bukankah pakaian memang harusnya dipakai di satu musim lalu dibuang?

Tapi senang bertemu denganmu
setelah sekian lama, Yun Nana versi kusam.

Pikirkan baik-baik.

Aku akan menghubungimu.

Tidak, jangan repot-repot.

Tidak ada alasan untuk aku pergi.

Beraninya dia datang ke bar?

Dia lupa apa yang dia lakukan padamu?
Dia gila, ya?

Lalu apa maksudnya perekrutan?

Apakah dia mengembangkan kebodohan
dan ketidakpeduliannya?

Dia menjadi lebih konyol.

Sudahlah, dia tidak akan datang lagi
jika dia bisa berpikir.

Hei, karena aku kesal,
ayo kita makan sesuatu.

Mau makan apa?

Hari ini, yang sederhana... Malatang?

Hot pot? Mille-Feuille?

CEO Lee, apa akhir-akhir ini
Number A baik-baik saja?

Tidak ada penurunan penjualan?

Apa kami pernah seperti itu?

Kudengar CEO Kim sedang mencari bartender
untuk direkrut?

Ya, aku mencoba untuk membuatnya lebih besar.

Kali ini ada kompetisi
Hongkong World Class, kan?

Di sana aku bertemu bartender
yang mendapatkan penghargaan

tapi dia masih belum berkeinginan
untuk pindah.

Benar. Sulit untuk mencari bartender
yang bekerja dengan baik.

- Coba bujuk lebih baik.
- Ya.

Maaf, tapi aku harus pergi sekarang
karena aku memiliki janji.

Sudah mau pergi?

Pasti kamu sibuk menyiapkan bar yang kedua.

Number A saja sudah sulit.

Bukankah kamu terlalu berlebihan?

Aku memulai bisnis ini sebagai hobi
karena tidak ada hal lain,

tapi melihat kalian mengkhawatirkanku

aku akan bekerja lebih keras.

Aku duluan, ya.

Yang termuda selalu pergi duluan.

Dia anak manja.
Kurasa itulah alasan dia tidak sopan.

Bagus sekali nasib anak manja
dari keluarga kaya.

Orang tuanya menyiapkannya bar...

Orang tua itu menganggap mereka selevel denganku hanya karena aku rendah hati.

Bisa-bisanya mereka memberi nasehat.

Ya, ini aku.

Sepertinya CEO Kim mendekati Yoon Nana.
Apa kamu mendengar sesuatu?

[VLIVE Ver] MBC E01 'XX'
-♥ Ruo Xi ♥-

[ Mengambil alih bar XX ]
[ 40,860,020 won ]

Kamu melihatnya lagi?

Tentu saja.

Aku merasakannya setiap hari,
kurasa ini sangat berlebihan.

Sayang sekali, bagaimana aku bisa makan ini?

Semuanya harus cantik.

Jadi berapa lama lagi
sampai kamu bisa mengambil alih bar?

Menurut perhitungan,
sekitar 3 tahun dan 8 bulan?

Tentu saja dengan pinjaman.

Muram sekali.

Apanya yang muram?

Setelah 3 tahun dan 8 bulan,
bar XX yang akan menjadi milikku.

Makanya saat itu harusnya kamu melepas bitcoin!

Kenapa kamu membicarakan itu lagi?

Kamu sama sekali tidak mendengarku.

Setelah melihat sendiri itu hilang,
baru sekarang kamu sadar?

Jika saat itu kamu melepas bitcoin-mu,
kamu sudah bisa membeli bar sekarang.

Mereka yang bertahan
akhirnya akan menang!

Kupikir itu benar.

Hati-hati.

Bisa jadi saat kamu bertahan,

bosmu menjual bar itu untuk orang
yang memberikan uang lebih banyak darimu.

Hei! Wang Jungdeun!

Kubilang jangan panggil aku seperti itu.

Aku Jayden!

Baiklah, Jungdeun.

Hei Wang Jungdeun!

Kenapa?

Ramyeon ini enak sekali.

Kamu pernah melihat aku gagal memasak?

Benar juga.

Karena kamu, aku tidak puas
saat makan di sebagian besar restoran.

Makan yang banyak.

Yang mendengar akan berpikir
kamu yang membuatnya.

Kamu yang makan banyak.

[ Manajer Lim ] CEO Kim bilang
dia akan memberikan banyak uang

tapi Yoon Nana tidak berencana pindah.
Dia bilang bar yang sekarang sudah bagus.

[ Gyumin ]

Apa perjalanan bisnismu lancar?

Ya, hanya saja aku merindukanmu.

Bisa saja.

Kudengar kemarin kamu pergi
merekrut seseorang.

Bagaimana jadinya?

Aku menemuinya kemarin, tapi sepertinya
dia belum berencana pindah.

Benarkah? Dia tidak suka
dengan kondisinya?

Entahlah.

Kurasa tidak ada yang dia sayangkan.

Jadi kamu akan menyerah?

Tidak.

Kamu pernah melihatku menyerah?

Hah? Kamu tidak pergi kerja hari ini?

Aku akan pergi nanti.

Bagaimanapun itu adalah studioku.

Kamu tidak akan keluar memakai itu, kan?

Kenapa?

Aku membelinya karena kudengar warna mawar kering bagus untukku.

Itulah kenapa orang-orang yang tidak tahu banyak bisa lebih berbahaya.

Jangan gunakan yang pink seperti itu.

Kamu harusnya menggunakan warna merah
seperti ini.

Saat membeli lipstik lagi nanti,
tanyakan dulu padaku.

Baiklah.

[ CEO ]

Ya, Pak.

Nana, kamu ada di bar?

Tidak, aku baru akan pergi sekarang.
Apa ada yang terjadi?

Aku punya sesuatu yang harus kukatakan.

Ada apa?

Hari ini ada seseorang datang
dan mengatakan mereka ingin membeli bar.

Apa?

Sebenarnya aku memiliki situasi di rumah...

Jadi Bapak menjualnya?

Karena kebetulan ada
yang mau membelinya, jadi begitulah.

Maafkan aku.

Tetap saja harusnya Bapak
membicarakannya denganku dulu.

Bapak bilang akan menunggu sampai aku
berhasil mengumpulkan uang!

Bapak berjanji akan menjualnya padaku!

Sungguh maaf, situasiku sedang sulit,

dan istriku terus menyuruhku menjualnya.

Kamu tahu kepribadiannya, kan?

Tapi bartendernya akan tetap sama.
Aku sudah memastikannya.

Pokoknya, terima kasih atas kerja kerasmu selama ini.

Para pemilik baru akan datang hari ini.

Ya, terima kasih.

Apa? Dia menjual barnya?

Dia berjanji akan menjualnya padamu, kan?

Ini tidak seperti kami menulis kontrak
atau semacamnya.

Kenapa kamu berterima kasih padanya?

Terima kasih? Pada orang yang tidak memberi
bonus dan hanya menaikkan gaji 100,000 won
selama 3 tahun?

Aku tidak setuju dengan situasi ini!

Kenapa kamu harus menyetujui ini?

Dia selalu saja membicarakan itu.

Tapi...

Apa kalian benar-benar teman sekamar?

Ya, aku sudah bilang saat itu,
kami tinggal bersama.

Kami memiliki dua kamar di apartemen.

Katakan yang benar.

Kamu terus mengatakan itu secara ambigu
jadi mereka menyangka kita berpacaran.

Kamu menghalangi perjalanan cintaku.

Hei, ketika seorang pria
dan wanita tinggal bersama,

tidak akan ada yang percaya
meski kita bilang kita hanya teman.

Lebih melelahkan untuk selalu menjelaskannya.

Kurasa begitu.

Apa itu?

Aku membelinya karena itu cantik.

Ini bahkan bukan barmu.
Benar-benar sebuah donasi.

Benar, kan? Bar ini sudah dijual
ke pemilik baru!

Bar ini sudah terjual?

Aku bahkan tidak tahu ini sedang dijual.

Ya, katanya begitu.

Lalu apa kita akan dipecat?

Hanya pemiliknya yang berbeda,
jadi tidak ada yang berubah di antara kita.

Aku pergi dulu.

Ya, sampai bertemu di rumah.

[ Baterai ]

Nana, aku akan menjawab telepon ini dulu.

Ya.

Bapak bilang akan menunggu sampai aku
berhasil mengumpulkan uang!

Bapak berjanji akan menjualnya padaku!

Apa kamu sedih karena bar ini dijual?

Ini bahkan bukan bar milikku.

Tapi tetap saja...

Tidak ada bedanya dengan bar Nana.

Tidak ada tempat yang tidak bisa diraih tangan Nana.

Nana juga yang memilihku.

Sudah dua tahun rupanya.

Bukankah biasanya orang menyimpan kontak
sebagai "sayang", "milikku", atau "sayangku"?

Apa?

Atau hanya sederhana, seperti "pacar".

Baru pertama kali aku melihat
ada yang menamainya "betarai".

Kamu seperti seumuran dengan ayahku.

Aku benar, bukan?
Baterai cinta.

Oh, bukan itu.

Sebentar.

[ CEO ]
Pemilik yang baru katanya sudah hampir sampai.

Danny, sepertinya pemilik yang baru
sudah hampir sampai.

Nana, sebelum pelanggan datang,
aku akan memutar lagu yang ingin kudengar.

Ya. Putar apapun yang ingin Danny dengar.

Nana, kita kehabisan es dan bahan-bahan, kan?
Aku akan memesankannya.

Nana?

[ Kamu sudah sampai rumah?
Sudah bangun? ]

[ Kenapa kamu tidak menghubungiku kemarin? ]

Apa dia sudah sampai rumah?

[ XX ]

Aku bilang aku tidak ikut denganmu.

Aku tahu.

Tapi kenapa kamu di sini?

Karena kamu tidak datang, jadi aku beli bar ini.

Aku beli tempat ini.

Apa maksudmu?

Karena kamu bilang tidak datang,
jadi aku datang.

Apa ada masalah?

Halo!
Kita ketemu waktu itu.

Aku Yi Rumi bos baru di sini.

Mohon kerja samanya.

Oh, halo.

Aku Park Danhee.
Bisa panggil aku Danny.

Baiklah.

Maaf Danny, bisakah kamu beri kami
waktu sebentar?

Ada yang ingin kami bicarakan.

Baiklah.

Nana, kirim SMS padaku
kalau kalian sudah selesai.

Terima kasih.

Kamu terkejut?

Kamu tahu aku Yi Rumi yang mampu
melakukan ini.

Kamu 'kan tahu.

Aku harus mendapatkan yang aku mau.

Ya.

Terutama milik orang lain.

Tidak ada yang mau aku katakan.

Cari saja kepala bartender yang baru.

Kenapa?

Mau lari lagi?

Kamu 'kan pintar melarikan diri.

Sebelum pergi, paling tidak dengarkan
syarat dariku dulu.

Aku akan memberikan bonus 10% padamu
di luar gaji.

Aku juga bisa menjadikanmu bos
kalau bisnis ini berhasil dan aku buka cabang lagi.

Tentu saja ini akan dibuat kontrak.

Aku akan memperlakukanmu
sebagai kepala bartender dengan baik,

jadi kamu cukup memperlakukanku sebagai bos.

Aku tidak memintamu untuk berteman.
Bukankah ini syarat yang cukup baik?

Kalau kamu memilih keluar, itu lebih bodoh.

Jangan pikirkan yang sudah berlalu.
Mari kita berbisnis.

Kita harus bisa memisahkan pekerjaan
dan kehidupan pribadi, kan?

Biasanya orang yang berkata seperti itu
orang yang memalukan.

Sama sepertimu.

Oh,

dan lima tahun lalu

aku tidak melarikan diri.

Tapi menghindarimu.

Karena kamu kotor.

Kamu benar-benar Yun Nana yang menyebalkan.

Apa yang kamu lakukan di sini?

Astaga.

Apa kamu dipecat oleh pemilik baru?

Yi Rumi datang.

Yi Rumi? Kenapa?

Dia bilang dia sudah beli bar ini.

Apa?

Jadi dia pemilik barunya?

Serius?

Tidak bisa begini.
Kamu harus berhenti.

Keluar dari sini.

Aku tidak habis pikir.

Aku sudah berjuang bertahun-tahun
untuk membeli bar itu.

Dan dia langsung membelinya begitu saja.

Seperti sedang belanja di pasar.

Dia sepertinya hidup
untuk menghancurkan hidupku.

Ya.

Kamu sudah dapat yang ayah kirimkan, kan?

Aku tidak pernah minta uang.

Dia tidak pernah meneleponku
dan hanya mengirimkan uang seperti ini.
Aku tidak suka itu.

Dia sponsorku juga bukan.

Jaga omonganmu.

Kamu 'kan tahu ayahmu.

Dia bahkan masih ingat ulang tahunmu.

Aku dengar kamu beli bar?

Bukankah kamu terlalu berlebihan?

Ini hadiah ulang tahun untuk diriku sendiri.

Lakukanlah yang terbaik
karena kamu sudah membelinya.

Kamu tahu ayahmu memperhatikan
semuanya, kan?

Jangan membuat kacau dan merusak reputasinya.

Mengerti.

Aku mungkin anak yang jahat.
Tapi aku harus menjaga martabatnya.

Yun Nana.

Jangan keluar.

Tadi kamu bilang aku harus keluar?

Tapi syaratnya terlalu bagus.

Kamu gila kalau membuang kesempatan ini.

Kamu harus menggunakan kesempatan ini.

Memangnya kamu pikir bisa membeli bar ini
dengan uang yang ditabung 3 tahun 8 bulan ini?

Tidak akan bisa.

Dia menawarkan kenaikan gaji
dan insentif.

Dan dia bilang kamu bisa jadi bos juga.

Tidak.

Aku tidak akan menerima pengunduran dirimu.

Tapi pemiliknya itu Yi Rumi!
Si brengsek itu!

Itu alasannya kamu tidak boleh berhenti.

Kalau kamu mau menginjaknya,
habiskan dulu semua miliknya.

Itu baru menang.

Sebenci apapun padanya, jangan menghindar.

Kalau menghindar lagi, kamu kalah.

Seperti saat itu.

[ Nana, kapan kamu datang? ]

Mau wawancara sebentar
mumpung belum ada pelanggan?

26 tahun.
Park Danhee.

Bekerja paruh waktu setahun
dan menjadi bartender setahun.

Kamu sudah bekerja di sini dua tahun?

Ya.

Apa yang kamu kerjakan sebelumnya?

Aku pemain bisbol.
Tapi aku berhenti karena kecelakaan.

Masih banyak perkerjaan lainnya
yang berhubungan dengan olahraga,

Kenapa kamu jadi bartender?

Setelah berhenti bisbol,
aku tik tahu apa yang kusuka.

Aku tidak bisa menemukan apa yang kusuka.
Jadi aku pikir aku harus menghindari
hal yang tidak kusuka.

Aku tidak mau menjadi pekerja kantoran biasa.
Tidak mau duduk di meja saja.

Entah bagaimana aku jadi bekerja di sini.

Aku suka pekerjaan ini dan ini menyenangkan.

Apa aku akan dipecat?

Aku bilang ini hanya wawancara,
bukan wawancara kerja.

Ada kesulitan selama bekerja?

Seperti katamu, kamu ingin menghindari
yang tidak kamu suka.

Aku setuju denganmu.

Kalau tidak suka pemiliknya,
iitu kesempatan untukmu keluar.

Itu tidak akan pernah terjadi.

Aku tidak tahu banyak tentangmu.

Tapi terlepas dari semua itu.
Aku suka tempat ini.

Kamu suka tempat ini? Kenapa?

Karena rekan kerjaku yang baik di sini.

Hal terbaik dari pekerjaan
adalah rekan kerja yang baik.

[ Danny: Nana, kapan kamu datang? ]

Sebenci apapun padanya, jangan menghindar.

Kalau menghindar lagi, kamu kalah.

Seperti saat itu.

Kamu menaikkan gajiku sebesar ini?

Itulah yang bartender Number A kami dapatkan.

Hal terbaik dari pekerjaan bukanlah rekan kerja,
tapi gaji yang tinggi.

Rekan kerjamu bisa menusukmu dari belakang,

tapi uang tidak akan mengkhianatimu.

Kalau aku memperlakukan kalian dengan baik,

mereka juga akan jadi bartender terbaik, kan?

Untuk bar ini.

Tapi,

kenapa di luar tidak ada papan nama?

Kami sengaja.

Itu konsep bar kami.

Bar pribadi rahasia.

Ini membuatnya lebih istimewa
karena hanya mereka yang tahu yang bisa datang.

Itu sebabnya kami tidak menunjukkan

bahwa ada bar di sini.

Foto yang diambil di sini
tidak boleh diunggah di medsos.

Menandai alamatnya juga tidak boleh.

Apa ini semacam speakeasy bar?

Ya. Nana yang membuat konsep itu.

Sepertinya kepala bartender kita

tidak tahu banyak.

Sekarang speakeasy bar

juga punya papan nama.

Mencari pintu masuknya saja yang sulit.

Pernahkah kamu pikir tanpa papan nama

pelanggan kesulitan

mencari tempat ini?

Bahkan alamatnya juga tidak jelas.

Anggap saja bar ini tidak punya papan nama
karena mengikuti speakeasy bar,

tapi kenapa tidak ada papan menu di sini?

Kami mendengarkan kesukaan para pelanggan

dan menciptakan koktail yang diinginkan mereka.

Tentu saja koktail yang dijual di bar lain juga
bisa dibuat.

Tapi orang yang pertama kali datang

bukankah kesulitan menjelaskan
rasa yang disukainya?

Padahal memilihnya dari menu akan lebih mudah.

Dan interior di sini sudah berapa lama?

Rasanya terlalu tua.

Apa sudah seperti ini sejak kamu ke sini?

Ini harus direnovasi semuanya.

[ Danny: Nana, sepertinya kamu harus ke sini ]

[ Hanya ada 28 di seluruh dunia ]
[ Hari ini pun aku bisa ]

[ Nana ]

1, 2, 3!

Bersulang!

Nana,

akuserius.

Mau aku buatkan bar untukmu?

Memangnya ayahmu mengizinkannya?

Dia tidak akan peduli.

Kalau aku membuka bar mewah

dan kamu jadi kepala bartender di sana.
Bagaimana?

Aku agak mahal.

Semahal apa?

Sangat mahal.

Oke.

Karena yang aku punya hanya uang.

Oh ada satu lagi.

1, 2, 3!

Ada apa, ya?

Oh, ya.

Aku di sini untuk renovasi interior.

Hah? Renovasi?

Ya.

Sudah datang pak?

Danny, kamu datang lebih awal.

Aku yang memanggilnya.

- Silakan masuk.
- Ya.

Halo?

Nana, kamu tidak melihat SMSku?

Oh, maaf.

Pemiliknya sekarang akan merombak barnya.

Apa dia sudah bicarakan ini denganmu?

Apa?

[VLIVE Ver] MBC E02 'XX'
-♥ Ruo Xi ♥-

Kamu datang?

Ternyata kamu datang lebih awal.

Kenalkan.

Ini Park Hansol yang akan bertanggung jawab

atas renovasi.

Dan ini kepala bartender, Nana.

Aku tidak pernah meminta renovasi.

Aku yang menghubunginya.

Dia merenovasi

Number A juga.

Dan hasilnya bagus, kan?

- Kali ini juga mohon kerjasamanya.
- Ya.

Bicara denganku sebentar.

Nanti?

Aku mau sekarang.

Permisi sebentar.

Ada yang harus kami bicarakan dulu

Ada kafe di depan sini yang kopinya enak.

Tolong tunggu sebentar di sana.

- Danny.
- Ya.

Tolong antarkan ke kafe depan.

Ini sampelnya.

Satu lampu ini

harganya 5 juta won.

Bar ini secara keseluruhan terlihat tua.

Kualitas furniturnya juga memburuk.

Kalau kita ubah, suasana bar ini akan lebih baik.

Orang yang paham hal seperti ini sepertiku
bisa langsung menyelesaikannya.

Kalau mau membuat orang berduit datang ke sini,

kamu harus fokus ke hal seperti ini dulu.

Kalau punya waktu untuk hal seperti ini,
pikirkan dulu minumannya.

Minuman?
Tentu saja itu penting.

Itulah mengapa aku membayarmu.

Tapi bisnis seperti ini,

tidak bisa dilakukan hanya dengan minuman.

Harus dimulai dari interior modern yang menarik

dan koktail mewah yang cantik

yang membuat pelanggan tidak bisa berhenti
mengambil foto.

Kalau ada furnitur dan pencahayaan mahal
yang bahkan tidak bisa mereka beli,

selebriti pun akan datang ke sini

maka tidak sulit untuk tempat ini
menjadi rekomendasi di medsos.

Aku paham sekarang.

Alasan barmu bangkrut.

Rekomendasi

Itu bagus.

Tapi apa barmu punya pelanggan tetap?

Kalau hanya datang sekali untuk berfoto,

pergi saja ke galeri, bukan bar.

5 juta won?

Untuk apa mahal-mahal?

Warna koktailnya bahkan tidak terlihat
karena terlalu terang.

Hei,

ini sih jadi senter di matamu.

Lihat kursi ini.

Lupakan desainnya.
Ini stainless, kan?

Pelanggan dengan rok mini tidak bisa duduk di sini karena tidak nyaman.

Lihat bagaimana rendah kaki kursinya.

Kamu tidak memikirkan
pelanggan yang pendek, kan?

Luarnya cantik,

tapi tidak ada sedikitpun perhatianmu.

Cocok sekali denganmu.

Yi Rumi. Dengarkan baik-baik.

Aku sadar aku sayang bar ini
lebih dari yang aku tahu.

Tapi kalau aku harus meninggalkan tempat ini
hanya karena kamu

itu sangat tidak adil.

Kalau kamu berjanji
tidak akan mengganggu barku,

aku akan tetap di sini.

Kamu ingin menjaga harga dirimu
dengan kalimat yang panjang sekali.

Kenapa aku harus jaga harga diriku?

Ada banyak bar yang menginginkanku.

Bukankah kamu yang sedang menjaga harga diri

karena penjualanmu dikalahkan Courtney?

Jadi, kalau kamu mau aku di sini,

jangan sentuh sedikit pun barku.

Apa pun perubahan itu, bicarakan dulu denganku.

Aku bingung siapa pemilik dan siapa karyawan?

Kamu pikir pemilik itu segalanya, kan?

Pikirlah.

Siapa yang kasihan di sini?

Kalau mau bar keduamu sukses,

kamu harus tahu posisimu.

Dan cobalah buatku bertahan.

Danny.

Maaf tentang kemarin.

Kamu pasti sibuk sendirian.

Tidak masalah.

Aku sangat khawatir, aku kira kamu dipecat.

Aku wawancara dengan bos kemarin.

Syukurlah aku tidak dipecat.

Wawancara?

Ya.

Wawancara yang sangat menekan.

Wawancara yang menekan?

Apa yang dia lakukan?
Apa yang dia perintahkan?

Dia menyuruhku membuat koktail.

Seperti saat kita diuji.

Memangnya dia tahu apa tentang koktail.

Nana, nana.

Kalau aku becanda, tolong direspon.

Jangan melewatinya begitu saja seperti bisbol.

Hah?
Kenapa tiba-tiba membicarakan bisbol?

Aku hanya bercanda.

Aku tidak diwawancara.

Oh.

Aku hanya bicara sebentar dengannya.

Aku juga menandatangani kontrak
yang tidak pernah kita lakukan.

Aku bilang ini tahun keduaku.

Dan dia menaikkan gajiku gila-gilaan.

Selamat datang.

Mau duduk di mana?

Apa ada Yi Rumi di sini?

Oh, kamu di sini?

Ayo duduk.

Ini.

Hadiah pembukaan bar baru.

Apa ini?
Kamu tidak perlu membelikan ini.

Terima kasih.

Bagaimana perjalanan bisnisnya?
Pasti lelah, ya?

Tidak, aku tidur cukup di pesawat.
Tidak apa-apa.

Perkenalkan.
Ini bartender, Danny.

Dan ini kepala bartender, Nana.

Oh, orang yang ingin kamu rekrut?

Halo. Aku mendengar banyak tentangmu
dari Rumi.

Aku Jung Gyumin, pacar Rumi.

Oh, halo.

Mohon bantuannya untuk Rumi.

Bukan karena dia pacarku.

Tapi karena dia bekerja dengan baik
dan memikirkan karyawannya.

Hei, hentikan itu.

Mumpung kamu di sini, coba lihat
kemampuan kepala bartender kita.

Kamu tidak bisa minum koktail seperti ini
di tempat lain.

Aku bahkan terkejut setelah minum di sini.

Bisa buatkan satu, Nana?

Ya.

Ini minuman pembukanya.

Aku bawa mobil.

Aku harus menyetir nanti.

Lain kali kalau ke sini,

aku akan minum dua cangkir.

Boleh, kan?

Ya.

Kalau begitu, aku pulang lebih awal hari ini.

Selesaikan pembicaraan yang tadi besok.

Tunggu.

- Cantik.
- Ayo.

Ada yang naik mobil ini tadi?

Pengacara Park.

Katanya ada urusan di sekitar sini,
jadi aku mengantarnya.

Kenapa? Tidak nyaman?

Mau aku mundurkan sofanya?

Tidak. Biar aku saja.

Terima kasih.

Coba buka laci itu.

Laci?

Apa ini?

Sepertinya cocok untukmu.
Jadi aku beli.

Oh, ini parfum.

Wanginya enak!

Aku belum pernah lihat merek ini.
Beli di mana?

Saat perjalanan bisnis,

ada toko parum dekat hotel.
Jadi aku beli di situ.

Jadi ini dari Perancis?

Aku suka ini.

Terima kasih, oppa.
Aku akan pakai ini.

Kamu beli dua?

Untuk ibu.

Besok 'kan ulang tahun ibuku.

Oh, ya. Aku harus ke mall dulu besok.

Jadi, kita tidak bisa pergi nonton besok?

Oh, ya. Maaf.

Aku sudah janji makan malam
dengan keluarga besok.

Bagaimana, ya?

Mau bagaimana lagi.
Lain kali saja.

Renovasi barnya bagaimana?

Aku harus pikirkn itu dulu.

Para karyawan sangat menentangnya.

Kalau mereka menolaknya,
kamu tidak akan merenovasi?

Aku sedang pikir itu.

Pikirkan apa?

Apa aku harus jadi pemilik baik yang mendengar
pendapat mereka.

Atau pemilik dingin yang tidak
mendengarkan siapapun.

Oh, ya. "Baterai" yang waktu itu

bukan pacarku.

Benarkah?

Lalu siapa itu?

Dulu 'kan aku main bisbol.

Dia pasanganku. Penangkap bola.

Dalam bisbol, pelempar dan penangkap bola
disebut "Baterai".

Kita dekat, jadi aku simpan namanya begitu.

Oh, begitu.
Pantas saja.

Aku tidak punya pacar.

Hah?

Tapi, setiap pelanggan wanita mendekatimu.

kamu bilang punya pacar, kan?

Karena itu cara paling mudah.

Lalu, cerita bahwa

kamu bertemu pacarmu di bar dua tahun lalu?

Cerita yang mendetail itu
semakin mudah dipercaya.

Aku harus pakai taktik itu juga.

Aku kira kamu pasti punya pacar.

Apa kamu akan keluar dari bar?

Kenapa?

Yah... Kalau kamu keluar,
pasti pekerjaan makin berat.

Jadi aku perlu tahu.

Aku kira kamu bertanya karena peduli
sebagai rekan kerja.

Itu juga.

Karena kamu dan aku adalah baterai di bar.

Benar juga.

Apa kamu berteman

dengan bos?

Ya.

5 tahun yang lalu.

Kenapa lampau?

Karena aku membuangnya.

Tapi,

Aku kira aku yang membuangnya.

Tapi ternyata, aku yang kabur.

Jadi, kali ini

aku tidak akan menghindar.

[ Bar tanpa nama, XX ]

[ Episode berikutnya ]
Aku akan mengantarkanmu ke arah bar.

Istriku tidak tahu bagaimana minum koktail.

Dia minum alkohol yang murah.

Selama kamu menjadi bartender, kamu dengar
semua cerita kotor,

tapi kamu hanya marah pada perselingkuhan.

Apa kamu akan melakukan balas dendam
atau sesuatu?

Apa akan terjadi masalah besar?

Ya, halo?

Aku ada urusan mendadak ke Busan.

Kamu pergi sendiri?

Dia menangani insiden besar dengan Pengacara Lim

jadi dia benar-benar rumit.

Senang berkenalan denganmu, aku Lim Jangmi.

Dia tidak pernah mengatakan kepadamu?

Aku tidak pacaran.

Aku tidak suka pacaran.