All language subtitles for EP16_ Love Me, Love My Voice [WeTV Subindo]

♪Hei, apakah alasannya?♪

♪Jantung berdebar tanpa henti♪

♪Bahkan dunia jadi sangat sunyi♪

♪Hei, kau yang pernah kubayangkan♪

♪Ekspresimu yang seperti apa♪

♪Yang membuatku terpesona♪

♪Perlahan-lahan kita saling jatuh cinta♪

♪Perlahan-lahan
aku tidak dapat meninggalkanmu♪

♪Perlahan-lahan kita bersama♪

♪Aku mencintaimu♪

♪Perlahan-lahan kita saling jatuh cinta♪

♪Perlahan-lahan
aku tidak dapat meninggalkanmu♪

♪Perlahan-lahan kita bersama♪

♪Aku mencintaimu♪

♪Perlahan-lahan kita saling jatuh cinta♪

♪Perlahan-lahan
aku tidak dapat meninggalkanmu♪

♪Perlahan-lahan kita bersama♪

♪Aku mencintaimu♪

♪Perlahan-lahan kita saling jatuh cinta♪

♪Perlahan-lahan
aku tidak dapat meninggalkanmu♪

♪Perlahan-lahan kita bersama♪

♪Aku mencintaimu♪

=Merindukanmu=

=Merindukanmu=
=Episode 16=

(Itu karena kita saling kenal
saat musim dingin.)

- Duduk baik-baik, arus deras di depan.
- Baik.

Arus deras.

- Mengagetkan.
- Sudah pasti.

Astaga! Benar-benar ada.

Pak, bolehkah kita
berhenti sebentar di sini?

- Boleh.
- Terima kasih.

Lagi pula, kalian pelanggan terakhir.
Aku tidak buru-buru, pelan-pelan saja.

Terima kasih, Pak.

- Foto yang lebih bagus dan berseni.
- Aku tidak pernah ambil foto bagus.

Kau sebagai salah satu dari Tiga Jagoan
harus perhatikan reputasimu, mengerti?

Ini tuntutan pekerjaan, kelak foto yang
diunggah harus melalui persetujuanku.

Kenapa kau tidak bilang begitu
kepada yang di depan sana itu?

Dia sudah ada yang punya,
tidak ada yang peduli lagi.

Kenapa? Kau mau berenang dan menunjukkan
kemampuan berenangmu kepadanya?

Qiang Qingci, tidak boleh hebat dalam
segala hal, meski kau memang berbakat.

Pak, bagaimana makanan di restoran
dua lantai di tepi perairan itu?

Boleh, lumayan enak. Kalian ke Sungai Li,
apa sudah makan hotpot kerapu?

Belum.

Itu adalah makanan khas kami.
Di sana ada.

- Kau mau makan?
- Mau.

Begini, Pak. Antar mereka pulang dulu,
baru antar kami ke restoran.

Baik, kalian ingat, jangan pesan
terlalu banyak, cukup makan ikan saja.

Tambah dua sayur. Irisan kerapu di sana
sangat tipis, teksturnya luar biasa.

Jarang bisa datang ke Sungai Li,
kita harus makan semua.

Kedatangan kalian tepat sekali, restoran
jarang buka, hari ini kebetulan buka.

Minggu lalu istirahat seminggu,
mungkin besok akan istirahat lagi.

Benarkah? Kalau begitu, kita beruntung.

Kau sengaja menggoda mereka, ya?

- Ternyata ketahuan.
- Kalau tidak tahu berarti bodoh.

Kak Doudou, bagaimana kalau kalian ikut?
Hotpot harus banyak orang baru ramai.

- Baik, aku ikut kalian.
- Aku temani kalian.

- Baik. Pak, kita langsung ke sana saja.
- Baiklah.

- Duduk baik-baik, kita berangkat.
- Baik.

- Mari, ini tempatnya.
- Restoran ini.

Tempat yang harus dikunjungi wisatawan.
Ayo, masuk dan lihat-lihat.

Adik, ini kartu namaku, Margaku Zhang.
Kelak hubungi aku kalau mau naik rakit.

- Kita juga bisa jalan lebih jauh.
- Baik, terima kasih.

Aku sudah siap-siap mau istirahat,
kau malah membawakan aku pelanggan.

Pelanggan dari jauh yang belum pernah
makan hotpot kerapu, bantu jamu mereka.

Baiklah, kalian pelanggan terakhir.
Aku beri diskon 20 persen.

- Terima kasih, Bos.
- Terima kasih.

- Sama-sama, ayo.
- Sudah merepotkan Anda, terima kasih.

- Sampai jumpa.
- Terima kasih, lain kali cari Anda lagi.

Terima kasih.

Ayo.

- Ayo, duduk di meja ini.
- Terima kasih.

Bagaimana? Pemandangan di sini bagus?
Awalnya aku tertarik dengan pemandangan.

Waktu itu aku sampai menghela napas,
panorama Guilin memang terbaik di dunia.

- Pemandangan Yangshuo terbaik di Guilin.
- Nona, kau cantik dan pandai bicara.

Begini, dari harga diskon,
aku beri kalian diskon 20 persen lagi.

- Sungguh?
- Aku akan masak ikan terbaik untuk kalian.

- Bisa dimasak di tempat?
- Bisa.

Jarang bisa bertemu gadis begitu cantik,
aku akan memenuhi apa pun keinginanmu.

- Aku minta koki siapkan dulu, tunggu.
- Terima kasih, Bos.

Keterampilan memotong yang bagus.

Sudah, beres. Kalian makan pelan-pelan,
aku juga akan pergi makan.

Oh, ya, ini bubuk merica putih.

Minum kuah dulu, bisa tambahkan sedikit.
Aku sendiri suka memakannya.

Baik.

- Terima kasih.
- Sama-sama.

Terima kasih.

- Masak tiga detik, nanti tIdak enak.
- Baik, kami mengerti.

Untung saja bos ini wanita. Jika tidak,
aku curiga kau akan patah hati malam ini.

Kalian pikirkan, nanti saat kita keluar,
ada mobil sport parkir di depan pintu.

Ayo, pulang ke Vila Yuerong denganku.

Ada orang yang mengejar,
berarti orang ini hebat.

- Terima kasih.
- Ayo, kalian juga makan.

Ini.

Tidak sia-sia kemari?

Enak dan segar sekali, cepat cicipi.
Benar, harus tambah bubuk merica putih.

Satu, dua, tiga.

- Bagaimana?
- Enak sekali, segar dan empuk.

Rasa hormatmu pada makanan bisa memuaskan
koki mana pun, bahkan ekspresi saja cukup.

Tukang makan tetapi tidak gemuk,
benar-benar idaman semua orang.

Sheng, kau begitu cantik.
Banyak orang yang mengejarmu, 'kan?

- Dia takut kau cemburu.
- Seseorang tidak bisa tidur malam ini.

Karena Pak Mo traktir kita malam ini,
aku tanya sesuatu yang buat dia senang.

Sheng, di antara orang yang mengejarmu,
apakah Bos Mo yang paling tampan?

Tentu saja.

- Tentu saja?
- Dia menggemaskan sekali.

Aku mengerti kenapa bos menyukaimu.
Aku juga suka, bercanda dianggap serius.

Begitu suka bertanya, bagaimana kalau
kau yang bayar malam ini?

Aku makan, tidak bicara lagi.

Geng Xiaoxing tidak pernah berani
tidur sendiri, aku takut dia takut.

Aku mengerti.

Nanti aku akan ke balkon
untuk meneleponmu.

Selamat malam.

Sampai jumpa.

Geng Xiaoxing.

Di mana dia?

- Halo, kau di mana?
- Aku asyik main mahyong, kau tidur saja.

Berbaliklah.

Kenapa kau keluar lagi?

Temanku penyuka mahyong tradisional
diajak oleh rekan-rekanmu.

Berdasarkan pemahamanku padanya,
takutnya dia akan bergadang.

Tenang saja, mereka tidak berjudi,
selalu hanya main tanpa uang.

Meski main sampai pagi dengan mereka,
temanmu akan aman.

Sudah larut malam, menurutmu,
apakah alpaka sudah tidur?

Sulit dikatakan, ayo lihat saja.
Fakta lebih kuat daripada tebakan.

Ayo.

- Di sini banyak nyamuk.
- Mau pulang saja?

Tidak apa-apa, tidak usah, tidak mau.
Lagi pula tidak ada siapa pun di kamar.

- Apakah kau mau pulang?
- Aku juga tidak.

Jarang bisa santai, aku juga tidak
boleh kalah dari mereka, 'kan?

Ayo.

Mau berjalan sampai pagi?

Kalau kau mau,

mungkin aku siapkan makanan di kamar,
lalu kita jalan-jalan sambil makan.

- Waktu semalam akan cepat berlalu.
- Nanti beratku pasti bertambah 1,5 kg.

- Perkiraan aku minimal 2,5 kg.
- Kalau begitu, aku tidak mau makan besok.

Sungguh?

- Sayang sekali, banyak yang belum dicoba.
- Apa?

Makanan besok dilihat besok saja.

Alpaka.

Mereka keluar, menggemaskan sekali.

- Hati-hati, nanti kau digigit.
- Benar, hati-hati.

- Ada wortel?
- Ada.

- Ini untukmu.
- Terima kasih.

Aku tidak berani.

- Kau tahu mereka makan wortel?
- Aku sudah cari tahu dulu.

Sungguh mengharukan, Pak Mo.

- Warna mereka berbeda.
- Mereka juga pasangan.

- Sungguh? Kau yang karang, ya?
- Ini benar, Bu Shengshengman.

Karena tahu mereka suka makan wortel,
apa tidak bisa ketahui lebih dalam lagi?

Tahu kau mau datang melihat,
aku tidak bisa diam saja, 'kan?

Mungkinkah kau tahu kehidupan
masa lalu dan masa kini mereka?

Tidak sampai begitu,
tetapi aku tahu pengetahuan dasar.

Orang hotel bilang ada babi kecil juga,
tetapi sudah malam, mungkin sudah tidur.

- Masuklah, Nona.
- Kau mengagetkanku.

Sudah kuduga kau tidak melakukan apa-apa
waktu aku tidak ada, bagaimana kencanmu?

Kami mengobrol semalaman.

Cabut kabel teleponnya, jangan sampai
petugas hotel ganggu kita tidur lagi.

Baik.

Aku sangat mengantuk dan lelah, tidak
bisa mandi. Aku bau, tapi tidur saja, ya.

Kalau begitu, ayo tidur saja.

KIta berdua bau, jangan ada yang jijik.
Kita juga begini waktu latihan militer.

Ceritakan, apa yang kalian
bicarakan semalaman?

Aku beri kau waktu tiga menit.
Cerita yang cepat atau aku akan tidur.

Kami membicarakan semuanya.
Segala macam topik.

Dia sudah menjadi pacarmu.

Bisa mengobrol kapan saja kau mau.
Mengobrol semalaman tidak sehat.

Sampai aku memang sangat mengantuk.
Otak linglung, tidak tahu harus bicara apa.

Tetapi duduk bersamanya juga senang.

Bagus sekali.

- Pasang alarm. Pukul 15:00 menonton Liusanjie.
- Haruskah menonton secepat itu?

Entahlah, katanya sebelum ke sana,
pergi lihat panggung perayaan dulu.

Tidak bilang jelas, pokoknya
jangan terlambat ikut kegiatan kelompok.

Besok aku masih...

Siapa itu?

Aku baru bangun, maaf.

Aku telepon, tidak ada yang angkat.
Telepon ke kamar, tidak ada yang angkat.

Sepertinya kabel telepon dicabut.

Hari ini mau pergi ke tempat jauh
untuk menonton pertunjukan.

Benar, Xiaoxing suruh pasang alarm,
tetapi aku lupa karena mengantuk.

Sudah terlambat? Kalian pergi saja dulu.
Sudah jauh-jauh, jangan tunda karena kami.

Sekarang pukul 14:40, kau masih ada
waktu untuk mandi dan bersiap.

- Aku panggil Xiaoxing, jumpa di lobi.
- Ketemu di lobi.

Sampai jumpa.

Geng Xiaoxing, bangun.

Masih ada 20 menit, kita masing-masing
mandi lima menit, cepat bangun.

Lima menit? Kau tidak pasang alarm?
Sheng, apa yang terjadi?

- Tadi aku mencarimu di kamar, ke mana?
- Keluar berjemur.

Kak, panasnya sampai 30-an derajat,
kau tidak kepanasan berjemur?

- Cahaya alami baik untuk tulang.
- Baik, berjemurlah pelan-pelan.

Kemarin malam main mahyong semalaman.
Mungkinkah Sheng dan Xiaoxing ketiduran?

Tidak mungkin, mereka tahu batasan.
Tidak akan biarkan semua menunggu.

- Baik, kau berjemur, aku pergi dulu.
- Sudah terlambat.

- Masih harus naik tangga. Sheng, sisir.
- Cepat.

Tangga ini tinggi sekali.

- Ayo.
- Lumayan, tidak terlambat lama, ayo.

- Habis bergadang, tapi bisa tepat waktu.
- Sheng, aku naik dulu.

- Kenapa Pak Zhu bisa tahu?
- Semua orang tahu.

Kau memberi tahu mereka?

Meja mahyong di kamarnya, kami sekamar.
Menurutmu, apa perlu aku beri tahu?

Begitu, ya.

Apa yang kau lihat?

Pertama kali melihatmu
pakai gaun musim panas.

Itu karena kita saling kenal
saat musim dingin.

Ayo, naik mobil.

Kenapa aku merasa kita berdua
seperti datang menemani liburan?

Memang seperti itu.

- Kalian berdua cepat.
- Baik.

- Fei Shao dan lainnya? Sungguh lambat.
- Aku tidak tahu.

- Apa ini?
- Aku beli tadi pagi.

Oleskan di bekas gigitan nyamuk,
nanti cepat sembuh.

(Tidak baik kalau aku
langsung oleskan untuknya, 'kan?)

Aku ingat semalam kau juga digigit.

Aku tidak apa-apa.

- Tidak boleh bermalas-malasan.
- Aku sungguh tidak apa-apa.

Kulihat kau digigit dan terus kau garuk.
Jadi, aku pergi beli, aku tidak apa-apa.

Tanganmu.

♪Suara apa yang membasahi plum hijau♪

♪Suara apa yang membuat
langit cerah berkerut♪

♪Mengibaskan hujan musim semi
yang tidak terlihat♪

♪Saat dunia sedang sedikit mabuk
dan malu-malu♪

- Sudah.
- Sudah?

- Ayo! Cepat!
- Semalam tidak tidur nyenyak.

- Disuruh cepat, masih lama-lama.
- Bukan karena kau mau pakai tabir surya?

Jelas-jelas itu kau.

♪Momen itu masih tidak stabil♪

♪Ketika mata bertatapan,
semua melebur ke dalam ketiadaan♪

Ramai sekali.

Pertunjukan Yinxiang Liusanjie adalah
atraksi paling terkenal di Yangshuo.

- Kakekku bilang jangan melewatkannya.
- Benarkah?

- Kakekmu berpengetahuan luas.
- Ayo, kita ke tempat penonton.

- Lantai ini?
- Benar.

- Tiga ruangan di kiri.
- Boleh juga.

- Tiga ruangan ini?
- Benar.

Empat orang satu ruangan,
bagaimana mengaturnya?

- Kita berempat. Jangan sungkan, ayo.
- Baik, ayo.

- Benar, duduk di sini.
- Bagaimana kita mengaturnya?

Sheng bersama teman dan Qiang Qingci.
Aku ikut mereka atau Feng Yasong.

Kalian...

- Kau, Feng Yasong, kita bertiga saja.
- Baik.

Kita di ruangan ini, kalian di sini.
Pemandangan di sini paling bagus, ayo.

Ayo.

Ayo.

Kue kacang hijau enak.

- Makan sesuka kalian.
- Pemandangan di sini sungguh bagus.

- Ubi ungu yang aku makan lumayan.
- Kacang hijau saja, lebih enak.

- Ini ubi ungu, tahu?
- Pilih mau duduk di mana.

- Di sini saja.
- Baik.

Kau duduk di mana?

Di sini.

Tidak perlu, aku akan memutar.

Kau mau makan?

Tidak

- Kau makanlah.
- Aku makan, ya.

Harus makan kue Osmanthus, 'kan?
Ini makanan khas di sini.

Ini terlihat enak. Isi kacang hijau,
tetapi hanya ada satu setiap rasa.

- Kau makan osmanthus atau kacang hijau?
- Bebas mau yang mana, boleh tambah.

Aku kurang bisa memilih,
terutama soal makanan.

Kau makan osmanthus saja,
aku akan minta lagi kalau mau.

- Enak?
- Enak.

Menurutmu, alangkah baiknya
kalau kita bisa tampil di sini.

Mau bilang apa kalau tampil di sini?
Ikat ini di kepala, ikat Fei Shao.

- Langsung dorong ke danau dengan keras.
- Terima kasih, ya.

- Kalian hening sekali.
- Aku kira kalian sudah pergi.

- Benar, kalian saja sudah cukup ramai.
- Apa kalian tidak takut ditegur?

- Kami tahu batasan.
- Benar.

Sekarang waktu penonton masuk lokasi.
Penonton di sana lebih ramai dari kami.

- Juemei, kau temani dia mengobrol.
- Bukankah biasa kau banyak bicara?

- Saat diperlukan, malah jadi bisu?
- Tidak mau bicara?

Pergi sana!
Terlalu ramah juga tidak sopan.

Menurut aku...

- Lihatlah, dia malu.
- Pria sejati malu, kekar tapi lembut.

Keunggulan panggung di sini adalah
pemandangan lanskap.

Kali ini Zhu pilih Yangshuo
karena menyukai pemandangan lanskapnya.

Ini juga pertama kali kami memilih
panggung drama isi suara di luar ruangan.

Ini juga pertama kali bagi Fei Shao
dan Wang Ke tampil di luar ruangan, 'kan?

Aku sedikit tidak sabar.

(Aku tidak bisa ikuti pembicaraan kalian,
aku duduk dengan sangat canggung.)

(Bukan kirim pesan untukku?)

(Katakan apa saja,
ini juga bukan rapat.)

Suruh Juemei cari topik
untuk mengobrol dengan Geng Xiaoxing.

Xiaoxing duduk dan orang di sampingnya
tidak bicara, sangat canggung.

Mungkin mereka belum dekat.

Mereka urus masalah kerja sama
perayaan tahunan, bukankah sangat dekat?

Mereka berdua bisa dekat atau tidak,

orang lain tidak bisa ikut campur.

Aku merasa...

♪Nyanyikan lagu rakyat♪

♪Bagian sini menyanyi,
bagian sana menjawab♪

♪Bagian sana menjawab♪

♪Lagu rakyat ibarat mata air sungai
yang jernih, halus, dan indah♪

♪Tidak takut jeram
dan banyak teluk yang berbahaya♪

♪Kak Niu♪

♪Kak Niu♪

- Feng Yasong, cepatlah. Hanya menunggumu.
- Aku datang.

- Kau selalu lambat, siapa yang tahan?
- Jangan selalu mengataiku. Banyak orang.

- Ini saran.
- Kenapa?

- Luar biasa.
- Apa?

Aku tahu kenapa kau adakan perayaan
di Yangshuo, pemandangannya nyata.

Kuberi tahu, mengadakan drama isi suara
di Yangshuo adalah impianku.

Benar, 'kan? Lihat, sekarang masih mampu,
tentu harus kejar impian.

Aku beri tahu, nanti drama isi suara
dalam paket lengkap.

Drama panggung, penyanyi oriental, cosplay,
pengisi suara tampil bersama, ini impianku.

Aku juga merasakan setelah menonton ini.
Saatnya siapkan perayaan 10 tahun kita.

Tenang saja, panggung sudah dibangun.
Jalankan tugas kita, serahkan padaku.

Perayaan 10 tahun Studio Sempurna
pasti menjadi karya klasik.

Baik, kami tenang menyerahkan
panggung padamu, lalu selanjutnya...

Kita cari tempat untuk makan.

- Aku kira mau bilang hal luar biasa.
- Namun, ini memang gaya Bos Qiang.

- Apa pun yang terjadi, makan dulu.
- Harus makan enak, tidak boleh asal.

Sebenarnya prasmanan hotel lumayan enak.
Kalian terserah saja, ayo kita pergi.

- Bagaimana denganku dan Wang Ke?
- Benar.

Ikan bir Yangshuo sangat terkenal di dunia,
masuk 10 hidangan terkenal Guangxi.

Makanan di sini tidak lebih buruk
daripada pemandangan.

Ayo, bocah ini langsung pergi
setiap kali mengungkit makanan.

(Ikan Bir Nona Xie)

Ini dia, ikan bir masakan bos,
cepat cicipi.

Pertama kalinya aku melihat
ada tomat dalam ikan.

Kalian pasti menyesal jika tidak makan
ikan todak liar Sungai Li rebus.

- Orang yang mengerti.
- Ayo.

- Aku ambilkan, ini.
- Terima kasih.

Cicipilah.

Apakah enak?

- Enak sekali.
- Potongan tomat juga enak, ini.

- Benarkah?
- Enak.

- Ini, tutut jawa tumis, isinya daging.
- Aku lihat lagi.

- Tutut jawa tumis?
- Tutut jawa tumis juga hidangan terkenal.

- Putar kemari.
- Ini hebat.

- Ayo, cicipi satu.
- Benarkah?

Ada lagi, ayam bakar pipa besi.

- Hidangan bagus.
- Makan paha ayam.

- Paha ayam, kau makanlah.
- Terima kasih.

Daging asap tumis rebung, okra pasta udang,

daging rebus talas, daging goreng,
kue wormwood, pasta udang.

- Boleh.
- Lobak kering ini enak, bungkus seporsi.

- Enak sekali.
- Aku juga mau.

Sungguh, rebung ini enak.

Selera Pak Qiang sungguh luar biasa,
siapa yang tidak datang, dia bodoh.

Namun, ini memang gaya Bos Qiang.

Harus diakui, setiap Bos Qiang mau makan,
pasti tidak mengecewakan perut kita, 'kan?

- Benar.
- Kalian termasuk terlambat menyadari?

Tidak, kami disebut sadar tepat waktu.
Ayo, kita bersulang untuk hal ini, oke?

- Ayo, bersulang.
- Bersulang.

Jalan Xi harus dikunjungi saat ke Yangshuo.
Makanan, minuman, mainan, semua ada.

- Kau tidak menyuruhku siap-siap makan.
- Ramai sekali.

- Durian bakar khas Yangshuo.
- Datang beli lain kali saja.

- Durian bakar khas Yangshuo.
- Durian bakar.

Durian bakar khas Yangshuo.

Mau seporsi durian bakar?
Durian baru matang.

Kau bisa makan durian?

- Ini lebih parah daripada luosifen.
- Benar.

Semuanya harus makan bersama,
kalau mau bau, bau bersama.

- Jangan omong kosong, ayo makan.
- Ayo.

- Aku mau seporsi.
- Kita berdua cukup satu.

- Semua kebagian.
- Biar aku pegang.

Baik, ini.

- Aromanya sudah tercium.
- Mari.

- Bagaimana aromanya?
- Ini.

Jujur saja, kau pasti tidak bisa.
Nanti kau coba bau busukku.

- Enak.
- Sedikit terlalu buru-buru.

- Panas, ya? Mereka tidak kepanasan.
- Panas.

Aku membayar di sini,
Qiang Qingci kasih perhatian di sana.

- Qiang Qingci? Kalian dari Studio Sempurna?
- Benar.

Aku sudah beli tiket untuk menonton
drama isi suara tiga hari lagi.

- Sungguh?
- Sungguh.

- Astaga! Kau... kau Juemei?
- Halo.

- Mata yang tajam.
- Kau adalah Fei Shao?

Benar, dia adalah Fei Shao.

- Feng Yasong.
- Bukan.

- Itu aku. Apa maksudmu?
- Agak memalukan karena tidak dikenali.

- Mu.
- Halo.

Halo. Mo Bai yang selalu
berpasangan dengan Mu.

Halo, senang bertemu denganmu.

- Tadi ada satu lagi, ke mana dia?
- Cari Qiang Qingci? Dia sudah pergi.

Aku kira kali ini bisa bertemu dia.

Begini, kami bungkus 20 porsi.
Nanti kuberikan pada tim isi suara.

- Baik, sekarang aku bakar untuk kalian.
- Ini, tambah 20 lagi, berapa harganya?

- Begini, aku beri kalian diskon.
- Tidak perlu, jangan diskon. Berapa harganya?

- Nona beli tiket? Tiket apa?
- Tiket biasa.

- Ini, aku ganti dengan tiket VIP.
- Serius? Aku tidak berhasil beli.

- Pak Zhu murah hati.
- Terima kasih.

- Lihat baik-baik, Adik.
- Baik.

- Namaku Wang Ke, nanti dengar aku menyanyi.
- Baiklah.

- Sudahlah.
- Kubayar 500 yuan, tidak perlu kembalian.

- Terima kasih, Juemei.
- Siapa yang tidak mengenalku?

Kemampuan bersembunyimu luar biasa.

Aku pernah menghadiri acara offline
pada beberapa tahun yang lalu.

- Tetapi tidak pakai nama Qiang Qingci.
- Lalu, pakai apa?

Setiap kali berbeda karena kartu kerja
baru diambil setelah sampai.

Apakah seumur hidup kau tidak ingin
penggemarmu tahu seperti apa rupamu?

Aku berencana begini.

Kalau begitu, mereka akan kecewa.

- Apa masih ada aroma durian?
- Kita makan bersama, tentu tidak tercium.

Kalau begitu, sikat gigi sekali lagi.

(Jumlah reservasi siaran langsung
perayaan 10 tahun Studio Sempurna)

Kenapa?

- Reservasi melebihi tiga juta. Hebat sekali.
- Oh ya, aku rasa tidak hanya sebanyak ini.

Banyak penggemar lama mereka yang malas
reservasi, menunggu lihat langsung nanti.

Sungguh?

Aku harus segera beri tahu
kabar baik ini pada mereka.

Semua sudah boleh, 'kan?
Baik, mari kita coba suara.

- Ayo coba ke panggung. Aku ke sana dulu.
- Ayo.

Ini bangunan terbesar dengan struktur purus
dan lubang yang pernah kulihat, bagus sekali.

Apa sejak kecil kau menyukai
benda gaya Tiongkok dan sejarah?

Saat kecil, tempat favoritku itu museum.
Aku suka melihat benda dari zaman kuno.

Tidak peduli bagaimana mencari tahu,
rasanya aku hanya mengerti sedikit.

Kau sungguh mirip Mo Qingcheng.

- Benarkah? Dia juga suka?
- Benar.

Satu, dua. Satu, satu, dua. Kak Mao,
bisa tolong keraskan suara di area ini? Terima kasih.

Biasa dia tidak ke panggung, lalu sekarang
apa yang dia lakukan dan uji di panggung?

Dia menguji monitor panggung
untuk Wang Ke dan Fei Shao.

Sejak awal dia begini. Meski tidak naik
dan tunjukkan wajah, dia bisa semua.

Tata rias, tata rambut, naskah MC, dia atur semua.
Dia yang urus seluruh grup isi suara.

Satu, dua.

Suara hujan di luar aula utama
terus terdengar.

Shen Zhaozhao tidak tahu berapa hari hujan,
atau mungkin itu hanya dalam mimpi.

Dia seperti ke kediaman jenderal di Chaisang.
Dia melihat bayangan gelap memegang lentera.

Di cahaya kuning muda, dia mencari
bayangan itu dengan linglung.

Kak.

Apakah sudah melewati Gunung Luojia?

Jenderal melawan musuh di tepi sungai
dan tidak ada kabar kepulangannya.

Padamkan saja

lenteranya.

Shen Zhaozhao tidak tahu

apakah bisa bertemu kakaknya

sebelum minyak habis dan lentera padam.

Pergi cari kain merah!

- Jenderal, istana kacau, tidak ada kain merah.
- Pergi cari kain merah! Pergi!

Kali ini ganti menjadi drama isi suara langsung,
jadi aku sengaja menonton di internet.

Dulu aku tidak pernah mendengarnya.

Bertahun-tahun yang lalu, pengisi suara
hanya di balik layar, jarang muncul.

Mereka tidak punya persyaratan
untuk melakukan drama panggung begini.

Beberapa yang aku lihat itu
sangat menarik perhatian.

Meski mereka membaca naskah di panggung,
tapi tetap bisa menghayati.

Setengah jenderal di luar istana bertentangan
dengan kita. Mereka kemari ingin melawanmu.

Mereka berakting dengan suara.
tentu bisa membuat penonton menghayati.

Pergi.

Cari kain merah.

Dunia

akan kuserahkan pada Putra Mahkota.

Akhirnya aku melihat sorot mata Sheng
sebagai penggemar yang melihat idolanya.

Aku rasa oke. Setelah panggung dibangun,
grup isi suara kita gladi resik sekali.

Masih ada dua jam sebelum gladi resik.
Bagaimana kalau istirahat di hotel dulu?

Baik, aku pergi dulu.
Sheng sudah lama menunggu.

Cepat pergi.

Pemain kecil itu, cepat kemari.
Kami ada istirahat dua jam, ayo main.

Baiklah. Aku pergi dulu.

Kau berkeringat.

Sebentar.

Terlalu panas, ya?

Sudah, ayo.

Apa yang sebaiknya kita lakukan
dalam dua jam ini?

Sepertinya, melakukan apa pun
waktunya tidak cukup.

Aku dengar dari staf lobi, di belakang
gunung ada dua jalan pedesaan.

Satu butuh sejam bolak-balik bersepeda,
satunya butuh dua jam bolak-balik.

- Kita pilih yang mana?
- Pilih yang jauh saja.

- Ada yang memancing di sana, ayo lihat.
- Baik.

Ayo.

♪Suara katak di tempat berteduh♪

♪Bangun saat tidur siang di kolam♪

♪Cuaca membuat orang tidak malas♪

♪Taman musim panas yang luas♪

♪Minum arak bersama nasi ketan♪

♪Tambah sedikit es♪

♪Memperdalam suasana puitis♪

♪Dewi diam-diam jatuh hati♪

♪Naik sebuah perahu♪

♪Melewati sungai panjang♪

♪Hujan dadakan baru saja lewat♪

♪Bercanda tawa di sekitar bunga♪

♪Daun teratai di pinggir tangan♪

♪Arak membuat suasana lebih seru♪

♪Angin malam membuatku panik♪

♪Menerbangkan pakaianku♪

♪Buah delima merusak
kisi-kisi jendela kayu♪

♪Menghilangkan keinginan tidurku♪

♪Di tengah angin malam,
ada rumput hijau dan suara jangkrik♪

♪Langit dipenuhi bintang♪

♪Ada kunang-kunang yang mengganggu♪

♪Malah ingin beradu dengan bulan♪

♪Membuat hati jadi terang♪

♪Mimpi es dan salju di bulan Agustus♪

♪Mengelilingi dunia♪

♪Berbagai makanan lezat♪

♪Mengenyangkan dan mengisi waktu♪

♪Memanjakan lidah♪

♪Tidak perlu ada yang berpuisi♪

♪Kita berdua meromantiskan suasana♪

♪Buah delima merusak
kisi-kisi jendela kayu♪

♪Menghilangkan keinginan tidurku♪

♪Ada ikan mas datang bertamu♪

♪Ada meteor di dalam sumur♪

♪Lempar buku dan tidur♪

♪Berpacu dengan musim♪

♪Menyaksikan kembang api♪

♪Mimpi es dan salju di bulan Agustus♪

♪Mengelilingi dunia♪

♪Ada masakan rumah♪

♪Rasakan udara yang segar♪

♪Memanjakan lidah♪

♪Tidak perlu ada yang berpuisi♪

♪Senang bisa bersamamu♪

♪Cinta sepanjang masa
bermula dari makanan♪