All language subtitles for EP14_ Love Me, Love My Voice [WeTV Subindo]

♪Hei, apakah alasannya?♪

♪Jantung berdebar tanpa henti♪

♪Bahkan dunia jadi sangat sunyi♪

♪Hei, kau yang pernah kubayangkan♪

♪Ekspresimu yang seperti apa♪

♪Yang membuatku terpesona♪

♪Perlahan-lahan kita saling jatuh cinta♪

♪Perlahan-lahan
aku tidak dapat meninggalkanmu♪

♪Perlahan-lahan kita bersama♪

♪Aku mencintaimu♪

♪Perlahan-lahan kita saling jatuh cinta♪

♪Perlahan-lahan
aku tidak dapat meninggalkanmu♪

♪Perlahan-lahan kita bersama♪

♪Aku mencintaimu♪

♪Perlahan-lahan kita saling jatuh cinta♪

♪Perlahan-lahan
aku tidak dapat meninggalkanmu♪

♪Perlahan-lahan kita bersama♪

♪Aku mencintaimu♪

♪Perlahan-lahan kita saling jatuh cinta♪

♪Perlahan-lahan
aku tidak dapat meninggalkanmu♪

♪Perlahan-lahan kita bersama♪

♪Aku mencintaimu♪

=Merindukanmu=

=Merindukanmu=
=Episode 14=

(Perkenalkan, ini pacarku, Gu Sheng.)

Tetapi, aku tidak tahu mau makan apa.

Ada permintaan khusus?

Mau yang menggugah selera
dan mengenyangkan.

Tidak perlu yang repot, cukup masak
hidangan utama yang mengenyangkan saja.

Dengan begitu, aku juga tidak perlu
makan di kantin.

Baik.

Pak Mo, di dalam sudah siap.
Kita mulai setengah jam lagi.

- Baik, aku kukus nasi dulu.
- Tengah malam begini? Ada apa denganmu?

Buat masak nasi goreng besok pagi, lebih
enak pakai nasi yang dibiarkan semalam.

- Ini hobinya. Kau tidak tahu, 'kan?
- Sayang kalau tidak jadi koki.

Pak Mo menakutkan jika serius.
Serius bekerja, memasak, dan pacaran.

Benar, pria yang bersungguh-sungguh
memang yang paling memesona.

Kenapa, Pak Juemei? Setengah jam lagi.
Nanti kau juga bersungguh-sungguh.

Tunjukkan pesonamu.

- Ayo.
- Ayo apa?

Tidak usah setengah jam, sekarang saja.

Rekam bagianku dulu. Ayo, siapkan.
Aku langsung kerja sekarang.

- Kau langsung mau kerja, ya.
- Ayo.

Ada apa dengan orang ini?

Energik sekali hari ini.

Kau hati-hati, kabelku itu mahal.

Mungkin salah minum obat.

Ayo, mulai.

- Sif pagi juga harus sepagi ini?
- Anda lanjut tidur.

Kau masak apa?

Nasi goreng acar sawi.

Kenapa kau sudah bangun?

Aku ke toilet.

Apa kau kurang kenyang semalam?

- Harum sekali.
- Bumbunya pas, tentu saja harum.

Semua masakanmu harum.

Kau membiarkan aku cium ini pukul 05:00.
Menurutmu, aku tidur lagi atau tidak?

Tidurlah, aku tidak masak untukmu.

Tidak masak untukku?

Kau sisakan sedikit buat aku.

Gadis seperti Sheng
mana bisa makan sebanyak itu?

- Dia punya teman sekamar.
- Teman sekamar?

Geng Xiaoxing?

Selesai. Di panci masih ada bubur.
Kau makan dengan sedikit acar sawi saja.

- Acar apa? Di mana?
- Ada, di sana ada telur asin, di kulkas.

Apa sih?

- Pagi, Gu Sheng.
- Pagi.

- Kau sudah bangun?
- Kau sudah keluar?

Pagi-pagi sudah menyalakan alarm
dan keluar.

- Barang berharga apa yang diantarkan?
- Makan siang.

Nasi kotak dari supermarketmu?

Masakan seseorang. Dia memasak
sebelum pergi kerja pada pagi hari.

Ada kantin di kampus kita.
Sengaja antar agar kami iri, ya?

Benar, aku yang punya pacar saja iri.

Ini untuk makan bersama kalian.
Dia sengaja masak porsi beberapa orang.

- Hidup pria pujaan Qiang!
- Sheng, aku tarik kembali ucapanku.

Kau sikat gigi dulu.

- Sheng, aku mau porsi besar.
- Baik.

Tidak kusangka,
seumur hidup ini aku bisa...

- Jangan bicara, aku sikat gigi dulu.
- Itu dari pria pujaanku, aku sikat dulu.

- Kenapa? Aku yang makan paling banyak.
- Sudah, jangan bicara, cepat sikat gigi.

- Meski aku diet, aku bisa makan banyak.
- Sudah, jangan makan banyak jika diet.

- Yang ini juga buat kali ini?
- Ya.

Bulan depan tidak terlalu sibuk lagi.
Bulan ini agak sibuk.

Acara ini pukul 15:20.

Pukul 15:20.

Kenapa?

Hari ini mereka tidak ada waktu,
hanya pukul 10:00 sampai 12:00.

- Sedang lihat apa?
- Atur jadwal.

Catat ini dulu.

Bagaimana pertimbangan
kerja sama aplikasi amal?

- Sesuai prosedur saja.
- Sesuai prosedur apa?

- Aku bicara kerjaan. Bisa lebih serius?
- Aku sangat serius.

Kau tidak peduli soal kerja sama,
selalu suruh aku putuskan kalau ditanya.

Apakah ini sama?
Kali ini hal besar, perayaan 10 tahun.

Oleh karena itu, aku bilang
sesuai prosedur, kau jangan khawatir.

- Coba aku lihat.
- Ini kurang satu.

Aku punya ide.

Katakan.

Sudah berapa lama
kita tidak bertemu Zhu?

Memang sudah lama tidak bertemu Zhu.
Apa yang dia lakukan belakangan ini?

Pada Hari Buruh Internasional, dia akan
adakan drama isi suara besar di Guilin.

Kebetulan dia tahu
soal perayaan 10 tahun kita.

Aku berpikir bagaimana kita bisa
menggabungkan kedua acara ini.

Sungguh? Aku belum pernah ke Guilin.
Kita juga sudah lama tidak bertemu Zhu.

Benar, 'kan? Kebetulan kita belum
menentukan pembangunan tim tahun ini.

Drama isi suara besar, perayaan kita,
dan aplikasi amal.

Semuanya sekaligus, bagaimana menurutmu?

- Ini bagus sekali.
- Bagus, 'kan?

Kalau begitu, besok aku bahas
dengan Geng Xiaoxing.

Kau mau bahas masalah penting ini,
harus bahas langsung dengan baik.

Tetapi jadwalku besok sangat padat,
mungkin tidak ada waktu ke kampus.

Bukan, kau bisa memanggilnya
ke studio rekaman kita, 'kan?

Kita bicarakan di studio rekaman.

Sebagai mitra, dia tidak pernah ke sini.
Apa kau tidak merasa kurang baik?

Masuk akal.

Begini, besok bersihkan tempat ini.
Lalu, pesan camilan sore.

Saat kau membersihkan,
bersihkan dengan baik dan benar.

- Ada mitra yang mau kemari, tahu?
- Baik, jam berapa?

Besok pukul 15:00, aku pas ada waktu.
Kita bicarakan bersama, oke?

- Baik.
- Bisa? Kita putuskan begitu saja, ya.

Besok pukul 15:00, baik.

- Kau sudah kembali? Ada banyak orang?
- Sangat sedikit, cepatlah ke sana.

Baik, aku pergi setelah cuci kaus kaki.

- Halo, Kak Doudou.
- Ini aku, soal kerja sama kita.

Sekarang ada sebuah kabar baik.

- Kabar baik apa?
- Aku buat kau penasaran dulu.

Apa kau ada waktu besok pukul 15:00?
Datanglah ke studio kami, ada camilan.

- Bisa, aku tidak ada kelas.
- Baik, aku dan Juemei akan menunggumu.

- Baik, sampai jumpa besok.
- Sampai jumpa besok.

Baik, sampai jumpa besok.

- Sudah buat janji, ya.
- Sudah buat janji?

Sudah buat janji? Lumayan, cepat juga.

Kau mau gantung di mana? Ini celana jin,
berat sekali, apa bisa digantung?

Oh, ya.

Gantung pakai ini.

Kak Doudou, ada orang di depan.

Xiaoxing?

- Kak Doudou?
- Benar.

Akhirnya bertemu langsung. Sebelumnya
hanya pernah lihat foto di Momen WeChat.

Cepat, ayo masuk.

Juemei sedang mengisi suara di dalam.
Apa kau mau lihat?

Lihat apa?

Kau datang pertama kali ke studio,
tidak mau lihat mereka isi suara?

- Baiklah.
- Ayo.

- Suasana tenang pada malam hari.
- Tunggu, ya. Sebentar lagi selesai.

Dia memandang bayangan putih
bulan yang redup di balik awan,

lalu berpikir, fajar akan segera tiba.

- Kak Mao, yang terakhir, langsung saja.
- Lakukan kapan pun kau siap.

Dia tidak bisa lihat.

Klien minta kami kirim cuplikan
di balik layar saat rekaman.

Dia norak, mau pakai lampu belakang,
hanya bisa lihat pantulan cahaya di kaca.

Begitu, ya.

Mata terbuka, pintu kayu merah terbuka,
tidak ada orang di luar.

Namun, ada asap kembang api
yang meriah dan bising pada pagi hari.

Jauh di dalam ratusan bunga,
ada urusan duniawinya.

Bagaimana?

Menurutku sudah lumayan,
sudah pukul 15:00.

- Menurutku, tidak ada masalah.
- Baik, berarti tidak ada masalah.

Aku rasa sorotan lampu
hari ini cukup bagus.

Coba kau lihat, apakah aku
sangat tampan hari ini?

- Norak sekali.
- Kau paling tampan di alam semesta.

- Kau foto aku sebentar, cepat.
- Foto apa? Foto sendiri saja.

Cepat, aku sangat jarang berfoto.

Aku foto sendiri saja.

- Baiklah, Geng Xiaoxing sudah datang?
- Aku...

Jangan bicara, duduklah.

- Geng Xiaoxing? Xiaoxing apa?
- Jangan bersuara.

Belum, mungkin dia tersesat.
Bagaimana kalau kau jemput dia?

Bukan, aku memintamu meneleponnya
dan bertanya, 'kan? Kau tidak telepon?

- Kami tidak begitu dekat, aku lupa.
- Apa? Cuma urusan ini saja tidak beres?

Anak ini juga, sudah jam berapa.
Pertama kali datang, malah terlambat.

- Nanti aku bilang apa?
- Ganggu dia.

Bukan, seharian aku hanya sampaikan
sedikit hal pada kalian, tetapi...

Kapan kau datang?

Aku barusan datang.

Lama tidak jumpa.

Lama tidak jumpa.

- Bagaimana kabarmu belakangan ini?
- Aku baik-baik saja, kau?

Aku juga baik-baik saja.

Baguslah kalau begitu.

Maaf mengganggu, apakah kalian
sedang mencocokkan naskah?

Pak Juemei, sudah bisa berhenti akting.
Sudah selesai rekaman, bisa berhenti.

Apa yang kau tertawakan?

Lihat dua bagian terakhir yang kurekam,
aku rasa keduanya bagus.

Dua bagian terakhir, oke?

- Langsung kirim ke klien saja.
- Oke.

Kalau begitu...

Ayo kita bicara di luar.

- Baik, ayo bicara di luar.
- Baik.

- Kak Doudou.
- Kalian pergi dulu, aku pelajari ini dulu.

Pergilah.

Mau makan buah?

Tidak usah, terima kasih.

Apakah Doudou sudah memberitahumu
apa yang akan dibicarakan kali ini?

Belum, tetapi katanya ini kabar baik.

Memang kabar baik.

- Tadi kau sangat hebat.
- Terima kasih.

Aku pernah mendengar banyak karyamu,
kali ini akhirnya bisa melihat langsung.

- Kau pernah mendengar karyaku?
- Tentu saja.

- Aku kira kau tidak paham industri ini.
- Dulu aku memang tidak paham.

Namun, ada dua orang di asrama,
Sheng dan Qi Yao,

mereka sangat menyukai kalian.

Karena kita mau bekerja sama, aku dengar
banyak karyamu untuk memahamimu.

Terima kasih atas perhatianmu.

Kalian sudah lama berkomunikasi, 'kan?
Kenapa masih begitu sungkan sekarang?

Juemei, apa kau tidak terlalu serius?
Bukankah biasanya kau mudah berinteraksi?

- Ini urusan pekerjaan, kau tidak paham.
- Pekerjaan? Ini bukan gaya kita.

Selain itu, nanti saat kita ke Guilin,
kita teman baik yang main bersama, 'kan?

Pergi ke Guilin?

Nanti bicarakan pelan-pelan.
Xiyou, bawakan camilan sore kemari.

Baik.

- Terima kasih, pergilah bekerja.
- Baik.

Bagaimana dengan yang ini?
Kelihatannya sangat enak.

- Untukmu.
- Terima kasih.

Enak sekali.

- Kak Dou, kenapa kita pergi ke Guilin?
- Ini adalah keuntungan tidak terduga.

Ini juga ide dari aku dan Juemei kemarin.
Hari ini, kami ingin bahas denganmu.

- Perayaan 10 tahun akan diadakan di Guilin.
- Tepatnya di Yangshuo, Guilin.

Jadi, kami ingin bertanya
bagaimana pendapatmu.

Aku... tentu saja setuju.
Tetapi siapa yang membayar?

Uang, itu...

Maksudku bukan begitu, Kak Dou.

Aplikasi Fufu kami murni bersifat amal.
Semuanya bergantung pada donasi.

Kami termasuk sukarelawan tanpa gaji.
Jadi, tidak punya uang ke Yangshuo.

Tiket pesawat dan hotel perlu uang,
jadi...

Kau tidak perlu khawatir soal ini.
Kita pergi atas undangan penyelenggara

yang juga seorang teman kami, yang akan
membuat drama isi suara besar di Guilin.

Sekalian mengadakan
perayaan 10 tahun Studio Sempurna.

Juga sekalian, karena setiap tahun
kami ada bonus untuk karyawan lama.

Kami akan pergi berwisata sekali, benar?

Jadi, kami akan membayar semua kebutuhan
perjalananmu dan temanmu ke Yangshuo.

Tidak bisa, tidak bisa begini.

- Kak Dou, menurutku, kami harus...
- Tidak jadi masalah.

Kali ini, masih ada kuota tiga keluarga.
Sekarang hanya Sheng yang keluarga.

- Masih ada dua, salah satunya kau.
- Benar.

- Anggap... keluargamu saja.
- Tidak, perhatikan ucapanmu.

- Aku jadi seperti memanfaatkannya.
- Jangan harap, hanya menumpang nama.

Nanti kita makan dan minum,
manfaatkan kuota ini baik-baik.

Benar, makan dan minum
apa pun yang kau inginkan.

Kak Dou, menurutku, sebaiknya aku
berpartisipasi dari jarak jauh saja.

Tidak usah mengeluarkan uang,
jadi bisa menghemat uang kalian.

Apakah bisa?

Kau jangan ragu lagi, Xiaoxing.
Kita langsung putuskan saja, sudah, ya.

- Ketemu di Yangshuo pada Hari Buruh.
- Yangshuo?

- Bercanda, ya?
- Mengadakan kegiatan di Yangshuo?

Benar, perayaannya jadi makin besar.
Kita akan ke pergi Yangshuo.

Apa yang bercanda? Kalian sudah lupa
drama yang ditetapkan awal tahun?

Bukankah bilang diadakan di sekitar?

- Cari tempat di kota kanal Jiangnan?
- Aku ingat waktu itu diatur seperti ini.

Sejak awal ini sudah ganti banyak versi.

Aku lihat Pak Mo terlalu sibuk bekerja,
jadi aku tidak beri tahu perkembangannya.

Benar, 'kan, Doudou?

- Lalu, bagaimana dengan Feng Yasong?
- Katanya tidak masalah, ganti sif saja.

Kali ini Zhou Zheng juga ingatkan aku.
Awal tahun kita bahas soal wisata tim.

Hasilnya, karena kau dan Feng Yasong
terlalu sibuk, tertunda sampai sekarang.

- Benar.
- Untung sponsornya kali ini dermawan.

Dia langsung menyelesaikan
masalah bonus wisata kita.

Ini kurang baik, 'kan? Awalnya tidak ada
anggaran untuk kegiatan kali ini.

- Kita termasuk sukarelawan.
- Aku juga berpikir begitu.

Tetapi Kak Dou sangat antusias.
Kebetulan ada drama besar di Yangshuo.

Grup Studio Sempurna sekalian wisata
tim, jadi mereka yang bayar biaya kita.

Kalau banyak orang, ramai dan seru.

- Rasanya ada yang tidak beres.
- Tidak beres.

Jangan melihatku, buat apa melihatku?
Aku putuskan bersama Doudou, 'kan?

Lihatlah, belakangan ini
semuanya memang bekerja sangat keras.

Jadi, aku cari kesempatan
agar kita pergi bersama.

- Untuk bersantai.
- Benar, bersantai dan istirahat.

- Semuanya memang butuh istirahat.
- Baik, aku juga tidak keberatan.

Aku akan ganti sif
dan bekerja sama dengan Pak Juemei.

- Kau ini, kenapa bilang bekerja sama?
- Kau tidak mau kerja sama aku?

Benar juga kalau dipikir-pikir, aku...

Korbankan beberapa bulan akhir pekan aku
untuk liburan, memang merepotkan.

- Sebaiknya aku jangan pergi.
- Jangan, kau harus pergi.

Kau harus bekerja sama.
Anggap kerja sama denganku, bisa?

Wisata terjauhku masih dalam
lingkup area pengiriman gratis.

- Ini pertama kali aku terbang sejauh itu.
- Ya, tempat terjauhku juga hanya Suzhou.

Kalian satu keluarga asli, satu palsu,
tetapi bisa berlibur bersama, aku iri sekali.

- Ini urusan pekerjaan.
- Ini pertama kali kalian berlibur bersama?

Sheng.

Ini pertama kali kalian wisata bersama,
aku bantu kau pilih baju cantik di rumahmu.

Kenapa?

Aku tidak tahu bagaimana beri tahu
keluargaku. Bagaimana jika tidak setuju?

Lagi pula, ini termasuk pertama kali
kau dan Shengshengman wisata bersama.

Benar, pertama kali.

- Bukankah urusan kerja?
- Kami memang urusan kerja, kau berbeda.

Baik, aku akan bekerja sama.

Kau lihat Pak Mo, tadi terus saja
membiarkanku memohon dan membujuknya.

Akhirnya, dia sendiri yang ingin pergi.
Benar, 'kan?

Begini saja, kalian pergi.

Aku manfaatkan liburan ini
untuk berlibur berdua dengannya.

- Aku tidak pernah ikut acara offline.
- Benar.

Nanti kita cukup lakukan
secara online saja, 'kan?

- Begini saja.
- Jangan pergi, kau harus ikut.

Lihat, mulutku ini sungguh menyebalkan.

- Ayo, semangat.
- Kau tidak boleh pergi.

- Doudou.
- Benar. Kenapa kau begitu menyebalkan?

Kau sudah banyak omong kosong,
tetap saja tidak bisa menang debat.

Namun, Pak Mo, kali ini
kita memang banyak orang dan pekerjaan.

Pesan tiket dan hotel, serta kegiatan
perayaan 10 tahun dan drama isi suara.

Semua ini harus disiapkan. Kalian
cepat putuskan, agar aku bisa atur.

Benar, kau harus ikut, Pak Mo.
Jika kau tidak ikut, aku juga tidak.

Aku mohon. Ikutlah, cepat katakan.
Kalau tidak, aku tidak mau lepas.

- Kau tidak ikut, aku tidak mau lepas.
- Aku ikut.

- Kau ikut, 'kan? Benar-benar ikut?
- Ya.

Seharusnya kau katakan dari awal.
Aku jadi kelelahan.

Baik, kita putuskan dengan senang hati.
Rapat bubar.

- Aku tidak setuju.
- Benar, aku juga tidak setuju.

Kalian dua orang gadis ikut acara kantor
orang lain, tidak bisa diandalkan.

- Bagaimana jika itu perusahaan penipu?
- Benar.

Bukan penipu,
itu perusahaan isi suara terkenal.

Benar, aku bersaksi. Aku pergi
mewakili perusahaan, sebagai penghubung.

Sheng adalah perencana kami.

Perusahaan program aplikasi donasi kami
juga resmi, Kakak sekalian bisa tenang.

- Aplikasi itu apa?
- Bukan, dia perencana...

Sudahlah, kami bukan takut berlebihan,
tapi ini pertama kali kalian pergi jauh.

Meskipun mereka bukan penipu,
apa kalian bisa jaga diri baik-baik?

Memang benar.

Begini saja, aku akan mengajukan cuti.
Aku temani kalian pergi.

- Tidak perlu.
- Kakak sekalian.

Adik kita, Sheng, akan segera
menjadi siswa rekomendasi.

Sudah mencapai usia sah untuk menikah.
Kalian mau urus dia seumur hidup?

- Kau makan kuaci saja.
- Benar, Kakek.

Menurut aku, meski Gu Jia paling muda,
dia yang paling pengertian.

Kalau bukan demi jadi siswa rekomendasi,
sekarang Shang pasti juga sudah bekerja.

Jika perusahaan memintanya dinas,
kalian juga akan cuti dan menemaninya?

- Benar.
- Aku...

- Ini terlalu jauh.
- Kakek.

Aku punya teman baik di Guilin.
Aku telepon dia, minta dia jaga Sheng.

- Boleh juga, Adik Kedua.
- Aku tidak mau, Kakek. Lihat Kakak Kedua.

Kenapa? Teman baikku membuka
perusahaan wisata.

Ada orang dan mobil, sangat leluasa.
Jika dia yang jaga, aku juga tenang.

- Aku tidak kenal, kenapa harus sama dia?
- Kau akan kenal setelah pergi, 'kan?

- Benar, ada orang.
- Aku tidak mau.

Wajar saja kalian sebagai kakak
akan khawatir jika adik pergi.

- Tetapi sewajarnya saja. Beri kebebasan.
- Benar.

- Sekarang dunia luar sangat kacau, 'kan?
- Benar.

Mereka dua orang gadis, aku tidak tenang.

- Tidak boleh.
- Terlalu jauh, 'kan?

- Dunia zaman sekarang sangat rumit.
- Kakak sekalian.

Ini kontrak kedua perusahaan kami,
ada juga izin usaha dan lainnya.

Ini jadwal perjalanan kami di Yangshuo,
ada hotel tempat tinggal.

Rencana perjalanannya diatur
dengan terperinci, kalian bisa lihat dulu.

- Dia tidak boleh pergi ke sini.
- Lengkap sekali.

Sheng, kalau kau ingin berlibur
ke Yangshuo,

saat libur Hari Nasional,
kita sekeluarga pergi bersama,

- Benar.
- Lagi pula, dia penanggung jawab acara.

Kau hanya perencana,
tidak perlu ikut, 'kan?

Jika dia pergi sendirian,
dia juga tidak dekat dengan mereka.

Dia akan kebosanan sendirian.
Lagi pula, ada teman kalau kami bersama.

- Apakah tidak baik? Tidak boleh?
- Benar.

Aku takut gelap, tidak berani tidur sendiri.
Kebetulan Sheng bisa menemani.

Kita berdua saling menjaga, 'kan?

- Kalian dua orang gadis tidak aman.
- Sudah, jangan dibicarakan lagi.

- Aku setuju Sheng pergi.
- Kakek.

- Terima kasih, Kakek.
- Nanti Kakek beri tahu orang tuamu.

- Perlihatkan ini padaku.
- Kakek. Terima kasih, Kakek.

"Yinxiang Liusanjie", ini bagus.
Aku dan teman lamaku pernah menonton.

Sawah bertingkat dan pemandangan ini
sangat indah, layak dikunjungi.

Baik. Aku tahu, Kakek.
Aku pasti ke sana.

- Ada lagi...
- Pokoknya, aku tidak setuju.

- Bagaimana kalau periksa koper lagi?
- Tidak usah.

Kau sudah periksa berkali-kali,
masih mau periksa?

- Kau bisa tidur?
- Tidak bisa.

- Aku sangat bersemangat.
- Sudah kuduga.

Tadi otakku mereka ulang, awalnya aku
memintamu bantu mengadakan kegiatan ini.

Aku pikir aku tidak tahu lingkup isi suara
dan tidak tahu lingkup musik orientalmu.

Sekarang aku akan ikut perayaan
10 tahun, bahkan di Yangshuo.

Sepertinya sebelum Imlek, 'kan?

Benar, sebelum Imlek.

Waktu itu,

sebelum Imlek, aku belum mengenalnya

Sekarang mulai merindukannya, Gu Sheng?

Kenapa kalian belum tidur?
Bukankah pesawat pagi besok?

- Kami tidur, Kakek.
- Baik.

- Tidak apa-apa, 'kan?
- Tidak apa-apa.

Telinga kakekku sangat tajam.

Main gitar tengah malam,
kau tidak menegurnya?

Seorang tetanggaku patah hati.

Dia membagikan sekeranjang buah
pada setiap rumah di sekitar.

Katanya, dia ingin memulihkan diri
tiga hari, agar kami memaklumi.

Dia patah hati, sangat menyedihkan.
Tidak apa-apa, sebentar lagi berhenti.

Memang orang yang menyedihkan.

Tetapi lagu ini cukup enak didengar.

Menurutmu, apa mungkin dia bermain,
lalu bisa menghasilkan mahakarya?

Mulai saat ini, menjadi terkenal
dan mencapai puncak kehidupannya.

Bisakah kau lebih bersimpati?
Dia patah hati.

- Aku tuliskan lagu jika kau patah hati.
- Aku tidak akan patah hati.

Aku doakan kau tidak akan patah hati.
Bersama Pak Mo untuk selamanya.

Pacaran sungguh menyenangkan.

(Guilin)

Kita jalan ke luar dulu.
Zhu bilang menunggu kita di parkiran.

Baik.

Apakah tidurmu nyenyak semalam?

- Terlalu bersemangat, tidak bisa tidur.
- Pantas saja kau tertidur di pesawat.

Katanya di parkiran,
berarti harus jalan ke sana, 'kan?

- Lama tidak jumpa.
- Kau sudah kurus.

Hebat juga.

- Kalian membuatku tidak bisa tidur.
- Jangan bicara lagi.

- Kau tidak bisa tidur karena patah hati.
- Jangan selalu membocorkan rahasiaku.

- Benar.
- Qiang Qingci.

Dua tahun ini kau sulit dihubungi.
Aku kira kau menghilang lagi.

Dua tahun ini,
aku benar-benar terlalu sibuk bekerja.

Pekerjaan dan kehidupan tidak saling ganggu.
Bukankah kau yang mengajariku?

Perkenalkan, ini pacarku, Gu Sheng.
Ini temannya, Geng Xiaoxing.

Halo, aku Geng Xiaoxing.

Shengshengman, benar?

- Aku Shengshengman. Panggil Sheng saja.
- Halo, senang mengenalmu.

- Aku sangat senang mengenal Anda.
- Aku yang paling senang.

Aku sudah mengikuti dan
memperhatikan dia beberapa bulan.

Aku pikir siapa orang ini,
hari ini akhirnya bertemu langsung.

Kadang dia tanya padaku diam-diam.
Qiang Qingci bisa kejar dia atau tidak?

Aku sangat panik, aku juga mengikutinya.
Aku takut dia tidak bisa mendapatkannya.

Zhu, basa-basi kita bicarakan pelan-pelan
setelah kembali ke hotel.

- Bisa naik mobil dulu, tidak?
- Benar, panas sekali.

Benar, tidak boleh biarkan kalian
yang terkenal menunggu di pintu bandara.

- Ayo naik mobil, kita makan dulu. Oke?
- Ayo.

- Nanti ada dua orang misterius.
- Ada orang misterius.

Kalian akan tahu setelah bertemu, ayo.

- Apa kau tahu siapa?
- Tidak.

- Siapa?
- Di sini.

Li.

Semua bisa dimasukkan?

Sepertinya tidak bisa.

- Punya kami berdua di atas saja.
- Baiklah.

- Sebelah sini.
- Kenapa aku tidak lihat Kak Mao?

- Kak Mao dan orang baru beberapa hari lagi.
- Coba aku lihat siapa.

Ini, 'kan?

- Mu, Mo Bai, lama tidak jumpa.
- Kami sudah menunggu satu jam.

- Di mana anggota klub kalian?
- Pergi dulu dengan mobil sebelumnya.

Tempat duduk tidak cukup,
jadi kami berinisiatif mengalah.

Jelas-jelas kau dengar Qiang Qingci
akan datang, makanya minta tinggal.

Bisakah kau jaga rahasia? Dasar.

Ternyata kalian berdua.

- Doudou.
- Lama tidak jumpa.

- Feng Yasong.
- Ini teman baru, Geng Xiaoxing.

- Duduk di sini saja, pemandangan bagus.
- Baik.

- Mo Bai.
- Mu.

- Namaku Xiaoxing.
- Cari tempat duduk.

- Mau makan ceker?
- Tidak, terima kasih.

Berikan padaku saja. Ini.

Shengshengman.

Ternyata kalian.

- Suka duduk di depan atau belakang?
- Depan saja, pemandangannya bagus.

Belakang saja, bisa lihat pemandangan
dan lihat apa yang dilakukan orang depan.

Selain itu, aku punya banyak camilan.

Aku sudah lama tidak bertemu Qiang Qingci,
masih mau rebut, kau tidak setia kawan.

Kau pikir aku sering bertemu dengannya?
Dua tahun ini dia tidak ke mana-mana.

- Bukankah baru bertemu waktu Valentine?
- Mulutmu ini.

Kebiasaan asal bicaramu harus diubah.

- Begini, biar Sheng yang pilih.
- Tidak masalah, kau pilih. Jangan tertekan.

Aku terserah saja.

Saat mobil jalan, bagian belakang
lebih banyak berguncang, di sini saja.

Pilihan bijaksana.

- Juemei.
- Sudah kutebak itu kalian.

Bolehkah aku duduk di sini?

Sudah lengkap, 'kan?

Ayo jalan.

Sabuk pengaman.

Juemei punya tujuan baru.

Jangan mengagetkan orang dulu.

Sheng, ini pertama kali kau ke Guilin,
biar aku perkenalkan baik-baik.

Kenapa disebut Guilin?
Karena pohon osmanthus membentuk hutan.

Setiap tahun saat musim bunga osmanthus
yang mekar, jalan penuh aroma osmanthus.

Jangan ungkit betapa harumnya.

- Sekarang kami tidak bisa melihatnya?
- Benar, tetapi tidak jadi masalah.

Kau bisa makan berbagai makanan
dan teh dari bunga osmanthus.

- Saat kalian pulang, masing-masing bawa satu.
- Baik, terima kasih.

Zhu, kau anggap kami tidak ada?
Hanya melihat mereka, kami juga mau dengar.

Suaraku sangat besar,
tujuanku untuk semua orang.

- Siapa? Siapa yang bicara?
- Kami tidak merasakannya.

Oke, baiklah.

Para orang terkenal di dunia isi suara
dan dunia penyanyi oriental, halo semua.

Ada juga dua ahli permainan peran
yang terkenal.

Selamat datang di Guilin.

Dalam beberapa hari selanjutnya, aku akan
jadi pemandu wisata kalian, terima kasih.

- Bagus, ucapan yang bagus.
- Aku sangat terhormat.

- Mengharukan sekali.
- Kau bicara sambil terpejam, tidak serius.

Sudahlah, sampai sekarang
tidak ada ucapan serius.

Pak Sopir, bisakah ganti pemandu wisata?
Aku bayar, ganti yang lebih profesional.

- Aku setuju.
- Kenapa si cepak ini jadi liar?

- Aku bos, dia staf, kau mau ganti siapa?
- Ganti kau.

- Li, aktifkan fungsi pelontaran kursi.
- Aku pakai sabuk pengaman, aman.

Baik, kalian berkelahi saja.
Kalau bisa main tangan, jangan adu mulut.

Apa kau merasa mereka terlalu ribut?
Aku suruh mereka pelankan suara.

Tidak usah, cukup menyenangkan.

- Teman-temanmu sangat menarik.
- Ini hanya kelihatannya.

Abaikan saja mereka,
mereka tidak serius.

Lihatlah, aku merasa
mereka memang mau mengabaikanku.

Mo Bai, ayo ganti tempat duduk. Aku baru
patah hati, tidak tahan lihat mereka.

Sekarang kau mengingatku?

Sudah, kau terlalu banyak omong kosong.
Bisakah fokus pada satu bidang?

Baik, aku perbaiki sikap.
Aku pemandu wisata.

Semuanya, tujuan perjalanan kita
kali ini adalah Yangshuo.

Kalian pasti mendengar sebuah kalimat,
"Pemandangan Guilin nomor satu di dunia."

Namun, di belakang masih ada satu kalimat,
"Pemandangan Yangshuo nomor satu di Guilin."

- Puisi bagus.
- Bagus.

- Baik.
- Ini tempatnya.

- Sudah sampai.
- Kita masih cukup jauh dari kapal.

Kita manfaatkan waktu ini untuk makan.
Di depan ada banyak restoran, oke?

- Baiklah.
- Ayo.

Ayo, turun mobil.

- Aku lapar sekali.
- Ayo.

- Ayo jalan.
- Ayo.

Apa yang khas di tempat ini?
Kalian semua suka makan apa?

Rebung.

- Rebung dalam bihun Guilin?
- Benar.

- Di dalam luosifen juga, sangat enak.
- Benar.

Bulan ketiga Lunar sakura dan rebung mekar.
Sekarang kebetulan musim rebung, kita pas.

Bukankah di depan restoran bihun?
Hari ini kita makan bihun saja?

- Oke, baik.
- Boleh.

- Ayo.
- Ayo.

- Ayo jalan.
- Kita makan bihun.

Di restoran ini, bisa tambah lauk sendiri.
Aku tebak, kau pasti mau tambah kaki.

Kau bicara seperti aku tukang makan.
Tetapi aku memang ingin memakannya.

- Namun, akan ada bau setelah makan.
- Tidak masalah, aku ada cara. Jangan khawatir.

Cara apa? Bagikan. Setiap kali aku ingin
makan luosifen, aku diusir Juemei karena bau.

Caranya adalah semua makan bersama.
Semua bau dan tidak tercium lagi.

- Kau sebut ini cara?
- Tidak masalah. Jika bau, bisa makan bihun Guilin.

- Kalau sudah datang, harus makan sekali.
- Benar.

Baik.

- Ayo jalan.
- Ayo.

Mari, ini bihun Guilin.

- Bos, luosifen-mu harum sekali.
- Terima kasih.

- Terima kasih, Bos.
- Ini pertama kali aku makan bihun kering.

Kau tidak mengerti ini, 'kan?
Bihun asli Guilin adalah kering.

- Benarkah?
- Kak, istirahatlah sebentar.

- Biar Pak Mo yang katakan dengan perasaan.
- Benar, katakan seperti acara kuliner.

Inti dari bihun Guilin
adalah air asinnya.

Jadi, agar bisa sepenuhnya
merasakan rasa air asin ini,

disarankan agar memakannya
dengan kering.

Tentu ada cara makan yang sangat asli,
yaitu makan keduanya sekaligus.

Makan yang kering dulu, sampai setengah,
baru tuangkan sup kaldu, sangat enak.

- Benar.
- Pandai makan.

- Gawat, supku sudah dituang.
- Baik, ambil daging.

- Enak sekali?
- Enak sekali.

Kaki bebek di luosifenmu
kelihatannya juga sangat enak.

- Dia ke mana?
- Entahlah, mungkin ambil minyak cabai.

Kurang pedas? Aku kepedasan
sampai keluar air mata.

Kau makan pelan-pelan.

Sangat pedas, tetapi memang enak.

- Kenapa mereka pergi?
- Ayo, makanlah.

Ini boleh.

- Kalau makan, memang harus ada Pak Mo.
- Tentu saja.

Terima kasih.

Jika merasa kepedasan, tambah cuka.
Ini bisa menghilangkan pedas.

Tadi aku dengar kau bilang pedas,
aku tambahkan sedikit untukmu.

Baik, terima kasih.

- Sudah cukup, terima kasih.
- Sudah cukup?

♪Terdengar suara
yang membasahi plum hijau♪

♪Terdengar suara
yang membuat langit cerah berkerut♪

♪Mengibaskan hujan musim semi
yang tidak terlihat♪

♪Saat dunia sedang sedikit mabuk
dan malu-malu♪

♪Berbicang dan tertawa
seolah-olah sudah bergandengan tangan♪

♪Terdiam seolah-olah
matahari terbenam di belakangmu♪

♪Momen itu masih tidak stabil♪

♪Ketika mata bertatapan,
semua melebur ke dalam ketiadaan♪

♪Kau bagaikan sungai
yang mengalir melewati di hatiku♪

♪Terus mengumandangkan kelembutan
yang bagaikan bulan cerah♪

♪Melihat kembali rumor yang beredar♪

♪Saling berpelukan
dalam arus antisipasi♪

♪Setiap suara mengatakan selamanya
kepada hidup ini♪

♪Kau seperti berkali-kali terhenti
dalam mimpi♪

♪Melihatmu akan membangkitkan
debaran kencang di hatiku♪

♪Burung terbang melewati
musim semi dan musim gugur lagi♪

♪Meskipun dunia hiruk pikuk,
segala sesuatu tetap tidak berubah♪

♪Memberikan kita kebebasan♪

♪Kita menyuling satu sama lain
menjadi anggur♪

♪Sedang mabuk, merasakan saat mabuk♪

♪Suaramu memenuhi hatiku♪

♪Memenuhi seumur hidup ini tanpa akhir♪