All language subtitles for EP13_ Love Me, Love My Voice [WeTV Subindo]

♪Hei, apakah alasannya?♪

♪Jantung berdebar tanpa henti♪

♪Bahkan dunia jadi sangat sunyi♪

♪Hei, kau yang pernah kubayangkan♪

♪Ekspresimu yang seperti apa♪

♪Yang membuatku terpesona♪

♪Perlahan-lahan kita saling jatuh cinta♪

♪Perlahan-lahan
aku tidak dapat meninggalkanmu♪

♪Perlahan-lahan kita bersama♪

♪Aku mencintaimu♪

♪Perlahan-lahan kita saling jatuh cinta♪

♪Perlahan-lahan
aku tidak dapat meninggalkanmu♪

♪Perlahan-lahan kita bersama♪

♪Aku mencintaimu♪

♪Perlahan-lahan kita saling jatuh cinta♪

♪Perlahan-lahan
aku tidak dapat meninggalkanmu♪

♪Perlahan-lahan kita bersama♪

♪Aku mencintaimu♪

♪Perlahan-lahan kita saling jatuh cinta♪

♪Perlahan-lahan
aku tidak dapat meninggalkanmu♪

♪Perlahan-lahan kita bersama♪

♪Aku mencintaimu♪

=Merindukanmu=

=Merindukanmu=
=Episode 13=

(Pacar sendiri,
tentu saja harus cari tahu lebih dulu.)

Ibu.

Hari ini akhir pekan,
kenapa kau tidak bangun lebih siang?

Jarang-jarang akhir pekan ada waktu,
aku bantu Ibu jaga supermarket.

Bantu aku jaga supermarket?

Sungguh tidak ada hal yang lain?

Tidak ada.

- Ayo, makan sarapan ayahmu dulu.
- Baik.

Kami pulang.

- Sheng, sudah bangun?
- Ayah.

Ayo. Sayang, tadi ibuku menelepon,
suruh aku pulang.

Bagaimana kalau nanti kau
pergi dulu ke supermarket?

- Sheng bilang dia mau pergi.
- Sheng yang pergi?

Ada apa ini, Sheng?
Apa matahari terbit dari barat hari ini?

Hari ini aku senggang, jadi aku mau
bantu jaga supermarket. Apa tidak boleh?

Boleh, tetapi ini sangat tidak biasa.
Hati Ayah merasa tidak tenang.

- Tidak senang? Ayah jaga sendiri saja.
- Sudah aku bilang, 'kan? Tidak tulus.

Sudahlah, jangan beradu mulut lagi.
Cuci tangan, bantu aku isi nasi kotak.

- Baiklah.
- Sheng, kau makan dulu.

Isi nasi kotak, Kacang.

Pelan-pelan.

(Supermarket Wangjia)

Kak!

- Bukankah kau mau beli patung anime?
- Ya. Tunggu pulang kerja baru ambil.

Kalau begitu, kau pergi saja sekarang.
Lagi pula, agak sepi setelah siang hari.

Kau sendiri yang bilang, ya.
Kalau begitu, aku pergi dulu.

- Bantu jaga toko. Aku segera kembali.
- Baik, dah!

- Kau benar-benar datang?
- Kau sudah bilang, aku pasti datang.

Ingin makan apa?

Baru selesai melakukan operasi. Kantin
tutup, tidak mau pesan dari luar juga.

Aku ingin lihat ada nasi kotak apa.

Hari ini ada tumis ayam tanpa tulang
dan daging sayur asinan. Mau yang mana?

Masing-masing ambil satu.
Satu untuk Feng Yasong.

Sudah.

- Kau selalu jaga di sini akhir pekan?
- Kadang-kadang.

Berikan padaku,
aku ambilkan kantong plastik.

- Perlu aku panaskan?
- Di rumah sakit ada microwave.

Tidak usah bayar. Aku traktir.

Ini bukan supermarketmu, nanti orang
tuamu rugi, tidak enak kalau bertemu.

Selamat datang.

- Kenapa semalam kau tidur larut malam?
- Lebih malam dari waktu kau kirim pesan.

Kenapa?

Agak kesulitan tidur.

- Apakah masih tidak enak badan?
- Tidak.

Benar-benar tidak apa-apa?

Aku dokter. Percayalah padaku.

- Kalian dulu.
- Terima kasih.

Berikan padaku.

Silakan datang lagi.

- Terima kasih.
- Terima kasih.

Aku traktir.

- Ini supermarket keluargaku.
- Aku yang bayar.

Baik.

Sore banyak pasien, tambah satu operasi.
Mungkin sibuk sampai pukul 22:00 lebih.

Mungkin jam makan malam nanti,
aku tidak bisa datang.

- Dah.
- Dah.

(Departemen Kardiologi, Mo Qingcheng)

Dokter Mo.

INR agak rendah. Berapa dosis Warfarin
yang Anda konsumsi belakangan ini?

Sehari sekali, sekali setengah tablet.

Coba ganti jadi sehari satu tablet.
Datang periksa lagi setelah tiga hari.

- Baik, terima kasih, Dokter Mo.
- Sama-sama.

(Antrean nomor tiga, Wang Linbo,
silakan menuju ke ruangan nomor empat.)

Kak, aku ada urusan. Aku pergi dulu.

Mau pergi dulu?

Sheng, kau mau pulang? Kebetulan aku
senggang, aku traktir kau menonton film.

Aku ada urusan.

Kau tunggu sepuluh menit, kita sama-sama.
Aku mau jemput ibuku di rumah kakek.

- Aku ada urusan. Aku pergi dulu. Dah!
- Kalau begitu, lain kali, ya.

- Dah!
- Dah!

Ada urusan apa?
Sampai tidak mau pergi bersama.

- Ada apa? Hari ini aku libur.
- Libur? Jadi, buat apa kau datang?

Aku mencintai tempat kerja dan rekanku.
Apa aku tidak boleh datang makan?

Boleh. Dasar kurang kerjaan.

- Kenapa kau pergi?
- Kau tidak kerja, tapi aku harus kerja.

- Aku terima gaji. Aku ada pekerjaan.
- Aku pelanggan. Temani aku mengobrol.

Kafe saja tidak melayani seperti itu.
Ini supermarket, kau mau ditemani?

Mungkin bisa mendatangkan banyak
pelanggan, jadi tempat wisata di kota.

Baiklah.

Kenapa? Apa yang terjadi?
Coba ceritakan.

Aku melamar di studio rekaman,
tetapi tidak diterima.

Maksudmu, kau gagal pindah kerja?

- Aku hanya bisa bilang, rasakan.
- Hei, bisakah kau menghibur orang?

Aku hanya bercanda. Apakah perlu begitu?

Eh, apa kau bisa bersikap lebih serius?
Lihat adikmu. Kau hanya bermalas-malasan.

Dasar.

Kau jangan terlambat masuk kerja
hari Senin.

Aku tidak seperti kau, selalu telat
karena kerja di toko kerabat.

Dong Yiru, hari ini kau mau cari
masalah denganku? Apa maksudmu?

Ya, aku memang mau cari masalah.

- Baik, aku mengalah.
- Terima kasih.

(Stasiun Perawat)

Hai, Anda mencari siapa?

Aku dari kurir ekspres. Bisa bantu aku
serahkan ini kepada Dokter Mo Qingcheng?

Kau kurir ekspres?

Ya, kurir ekspres.

Dokter Mo sedang melakukan operasi,
tidak bisa memberimu kode tanda terima.

- Tidak apa-apa. Aku minta dari pengirim.
- Baik, aku paham.

- Tolong serahkan langsung kepadanya.
- Aku paham. Jangan khawatir.

- Selamat berakhir pekan.
- Selamat berakhir pekan.

Terima kasih.

(Kakekku jago masak mi dingin. Ini untukmu.
Kau pasti belum makan malam. Makanlah. Sheng.)

Kakek.

Ada apa yang menggembirakan?
Ceritakan kepada Kakek.

Kakek.

Lain kali, ajari aku masak mi dingin.

Tidak jadi masalah. Yang terpenting itu
saus. Saus Kakek tiada tandingannya.

Kakek, aku lapar begitu mendengarnya.
Bagaimana kalau Kakek ajari aku sekarang?

- Baik. Pas aku mau makan juga. Ayo!
- Ayo!

Aku ajari cara masak mi dingin.

Seperti hubungan gelap, sampai tidak
berani saling kenal di supermarket sendiri.

Kau tidak tahu. Kalau para kakakku tahu,
akan jadi masalah besar.

Benar juga.

Para kakaknya sangat memanjakan adik.

Apakah Studio Sempurna sangat besar?

- Sangat besar. Ada banyak ruangan.
- Benarkah?

Sheng, biasanya kau bertemu siapa?
Mereka semua ada atau sibuk sendiri?

Belum tentu bertemu. Ketua mereka Juemei,
tapi punya perusahaan sendiri di luar.

Doudou wakil ketua, dia fokus di studio.
Lalu ada Qiang Qingci dan Feng Yasong.

Mereka berdua dokter.
Biasanya sangat sibuk.

Hanya bisa pergi rekaman waktu libur.
Jadi, belum tentu bisa bertemu.

Kalau begitu, kami sebagai teman dari
pacar seseorang, boleh pergi ke sana?

Tunggu agak lama baru dibicarakan lagi.

Aku masih ada kelas ekstrakurikuler.
Aku pergi dulu.

- Kau malu?
- Pergilah.

Tidak.

Dah!

- Aku juga ada kelas ekstrakurikuler.
- Kalian semua pergi, tinggal aku.

- Doudou, orang baru kapan datang?
- Besok.

Besok? Kebetulan ada gim baru
perlu isi suara karakter baru.

- Besok pagi bisa tiba?
- Bisa. Dia datang pukul 09:00 besok.

- Eh, aku...
- Mao...

Di mana Kak Mao?

Eh, apakah wanita akan berinisiatif
menghubungi pria yang disukainya?

Misalnya kirim pesan WeChat.

Tergantung sifat. Aku bisa berinisiatif.
Ada yang makin suka, makin tidak berani.

Kenapa?

Takut diketahui, juga takut orangnya
tidak suka padanya, takut mengganggu.

Katanya itu kepribadian penghindar.
Makin suka, makin menghindar.

Makin suka, makin menghindar?

Baik, aku mengerti.

Jadi, Pak Zhou Zheng menyukai siapa?

Tidak, aku bisa menyukai siapa?
Belakangan ini aku mengisi suara drama.

Di dalamnya ada karakter yang
kurang cocok, jadi aku bahas denganmu.

Karakter tidak cocok? Itu masalah kru,
bukan pengisi suara.

Mereka kirim drama, kau merasa karakter
tidak cocok, jadi tidak kau kerjakan?

Kerja, harus dikerjakan. Lihatlah,
aku memang khawatir berlebihan.

- Baik, aku sudah tahu.
- Baik.

- Terima kasih, Bu Doudou.
- Sama-sama, Pak Zhou Zheng.

Lanjutkan kesibukanmu.

Aku lihat kau bisa tahan sampai kapan.

- Lihatlah
- Coba aku lihat.

Bagaimana? Bagus, 'kan?

Tampan. Orang memang perlu berdandan.
Terima kasih, Ketua.

Kenapa aku merasa seperti ibu yang jahit
baju pengantin untuk putrinya?

- Aku juga merasa begitu.
- Ketua tidak masalah, kau ikut-ikutan.

Aku turut senang. Kerja baik-baik
di Studio Sempurna. Jangan buat malu.

Itu sudah pasti. Aku pasti belajar
dari idolaku, Feng Yasong.

Menjadi pemuda multikarier masa kini.

Setelah aku pintar, aku akan kembali
berkontribusi untuk Studio Zhaozhaomumu.

- Tetapi, aku takut bertemu satu orang.
- Siapa?

- Qiang Qingci?
- Benar.

Qiang Qingci mengejar Sheng
di internet, ini sangat mencolok.

Senior Sebelah Sheng sangat baik.
Kita juga makan masakannya.

Qiang Qingci pasti tahu aku teman Sheng.
Kalau ditanya, aku harus bagaimana?

Sheng baik, dia pantas. Lagi pula,
ini urusannya, kita jangan ikut campur.

Siapa pun yang dia pilih,
yang penting Sheng bahagia.

Kau pergi bekerja, harus banyak
mendengar, melihat, dan belajar.

Besok aku antar kau ke Studio Sempurna.
Anggap aku antar kau pergi berperang.

Terima kasih banyak.

Sudah tiba. Di sini.

Seluruh lantai ketiga itu milik kami.

Perusahaan besar, ya. Andai saja
suatu hari kita bisa sebesar ini.

Perlahan-lahan saja. Semua gedung besar,
bermula dari tanah datar.

Akhirnya aku menemukan pekerjaan
resmi yang benar-benar aku sukai.

Kapan kau mau bilang kepada Sheng?
Aku dan ketua sudah tahu.

- Kau tidak bilang, nanti dia marah.
- Akan aku katakan setelah hari ini.

Aku akan bilang setelah menerima
kontrak kerja resmi.

Aku tidak bisa tenang
kalau tidak mencapai tahap terakhir.

Nanti malam kau pulang makan di studio,
kau bilang padanya. Dia pasti senang.

- Baiklah.
- Naiklah!

- Bisakah kau pelan-pelan?
- Tenagaku memang kuat. Tahan saja.

Telepon aku sebelum pulang kerja.
Aku datang jemput. Hemat ongkos MRT.

Aku tidak enak merepotkanmu.
Motor listrikmu repot saat cas, 'kan?

Aku baru ganti motor baru, tahan lama.
Pokoknya, ingat telepon aku.

Baik. Kalau begitu, aku tidak sungkan.

- Aku pergi dulu.
- Sampai jumpa.

- Sudah datang? Cepat masuk.
- Hai!

- Xiyou! Fals datang.
- Sudah datang?

- Sudah datang?
- Ya.

Hari ini aku baru hari pertama menjadi
karyawan resmi. Kita termasuk berjodoh.

- Selamat.
- Selamat juga.

- Ini untukmu.
- Ini kontrak selama magang,

dan formulir pendaftaran kepegawaian
untuk SDM. Kau isi dulu di sana.

Terima kasih.

- Selamat, ya.
- Selamat juga.

- Angkatan kita, hanya kita berdua.
- Benarkah?

- Kita makan siang bersama untuk merayakan.
- Baik.

- Pak Juemei.
- Pak Juemei.

Cepat! Kebetulan aku mau rekam demo.
Buru-buru. Kalian datang bantu dulu.

- Baik, ayo.
- Tidak usah repot. Mari.

Silakan masuk.

Oh ya, Pak Mo baru pulang.
Dia sedang tidur.

- Tidak, sudah bangun. Aku panggilkan.
- Baik, terima kasih.

- Aku seduh teh atau kopi untukmu?
- Tidak usah. Kau kerja saja.

Tidak jadi masalah. Ini pekerjaanku.
Bagaimana kalau teh susu?

- Baik, terima kasih. Aku mau cuci tangan.
- Sebelah sana, belok kanan.

Baik.

- Aku tunjukkan studio utama kami.
- Baik.

Ayo!

Pas sekali. Kuperkenalkan dulu.
Ini penggemarmu, Fals.

- Bukankah ini...
- Kenapa?

- Senior Sebelah?
- Hai, aku Qiang Qingci.

- Gawat, aura idolamu langsung direbut.
- Aku juga heran.

- Aku pernah bertemu dengannya.
- Ya, pernah bertemu.

Fals?

Kenapa aku tidak menyangka kalian...

Lumayan baik.

Aku perkenalkan dulu. Ini adalah
teman baikku di studio, Fals.

Kenapa kau ada di sini?

- Kau tidak bilang pada Sheng?
- Aku sudah diterima oleh Studio Sempurna.

Benarkah?

Kenapa kau tidak bilang?

Hari ini tanda tangan kontrak.
Aku rencana bilang di studio malam ini.

Kenapa? Kau takut aku menipumu?
Aku sengaja menelepon langsung.

Aku tidak berani. Karena sangat
mengejutkan, terkesan tidak nyata.

- Hai, Idola.
- Akhirnya tiba giliranku?

Tadi sangat mengejutkan. Aku tidak
menyangka Qiang Qingci seperti ini.

Apa maksudmu? Penampilan Bos Qiang
membuatmu kecewa?

Bukan.

Baiklah. Mengobrol pas makan siang saja.
Aku bawa mereka pergi kerja dulu.

- Ayo.
- Aku ikut. Ayo.

Kenapa kau juga tidak bilang padaku?

Kabar baik dari temanmu, seharusnya
disampaikan sendiri olehnya.

- Dia bisa diandalkan. Percaya padaku.
- Aku percaya.

Hari ini Sheng datang. Tidak tahu
apakah bisa makan masakan Pak Mo.

- Benar.
- Tidak jadi masalah.

Benarkah?

Aku pergi masak.

Hari ini ada dua anggota baru.
Aku menyambut kedatangan kalian.

- Selamat bergabung.
- Terima kasih.

Aku katakan sesuatu.

Sepuluh tahun lalu, aku jadi penggemar.
Hari ini keinginanku terkabul.

Giliran aku. Aku tidak seperti Mei,
aku bukan belajar penyiaran dan pewara.

Aku belajar sendiri dari nol.
Ayo bersulang!

- Aku juga! Aku habiskan!
- Tidak perlu. Jangan minum lagi.

- Secukupnya saja. Jangan sungkan.
- Jangan sungkan.

Studio Sempurna juga klub internet.
Separuhnya bukan profesional.

Lihatlah, Tiga Jagoan kita,
Feng Yasong dan Qiang Qingci itu dokter.

Sisanya tidak penting. Tidak perlu bahas.
Pokoknya semuanya bukan profesional.

Sampai ada studio rekaman, baru makin
banyak profesional yang bergabung.

- Ya.
- Benar.

Kau juga jangan merendahkan diri,
cari alasan untuk bermalasan. Semangat!

- Aku pasti berusaha.
- Semangat!

- Ayo!
- Semangat!

- Bersulang!
- Semangat!

Selamat bergabung. Ayo.

- Masak apa lagi?
- Ampela tumis edamame dan sayur asin.

- Bagaimana situasi di luar?
- Lumayan baik. Mereka sangat gembira.

Rasanya mereka sangat menyukai Fals.

- Ya, terutama Feng Yasong.
- Benarkah?

Baguslah kalau begitu.

Mau bantu aku?

- Wangi sekali.
- Wangi, 'kan?

Setelah wangi, masukkan ampela.

Saus tiram.

Sayur asin.

Kelihatan sangat cocok
dimakan dengan nasi.

Edamame.

Terakhir, gula pasir.

Cukup.

- Di sana ada kotak. Isi sedikit nasi.
- Baik.

Kau mau bawa ke rumah sakit?

Ini untuk Fals. Makan malam.
Bisa hemat uang satu kali makan.

Enak sekali.

Enak sekali.

- Kami menunggu laukmu, Bos Qiang.
- Sudah. Ada satu sup lagi.

Baik. Aku tidak mengganggu lagi.

Di luar banyak orang, tempatnya
tidak cukup. Kami tidak keluar lagi.

Mengerti.
Aku bantu kalian tutup pintu.

- Ampela tumis edamame dan sayur asin.
- Mari.

Mari, letakkan di sini.

- Pak Mo masak satu sup lagi. Tunggu.
- Baik.

- Fals, pergi duduk di samping Pak Feng.
- Enak sekali.

- Bolehkah?
- Boleh. Cepat duduk di tempatku.

- Agak pedas.
- Tidak pedas.

- Sedikit.
- Pak Feng.

Lain kali, kau tidak usah
begitu sungkan denganku.

Aku hanya mulai lebih awal 10 tahun
darimu. Tidak ada yang beda. Makanlah.

Terima kasih.

- Bagaimana dengan prosedur masuk kerja?
- Sudah dilengkapi tadi.

Baguslah kalau begitu.

Gaji dibayar akhir bulan.
Kau masih ada tabungan?

- Bulan ini tidak ada masalah, 'kan?
- Tidak ada masalah.

- Katakan saja kalau ada masalah.
- Baik.

Aku pernah mengalami kesulitan sepertimu.
Kita termasuk sahabat sepenanggungan.

Aku pernah melihat kisah perjuanganmu.
Wawancara bilang kau suka makan bakpao.

Karena ketika paling miskin, kau hanya
makan sehari sekali dan hanya bakpao.

- Kau pernah lihat video lama itu?
- Bakpao tidak seberapa.

Saat miskin, ada yang traktir makanan
laut, tidak segar. Aku keracunan makanan.

Waktu itu aku terbaring di ranjang,
muntah dan diare.

Aku bilang sama teman. Bisakah kau pergi
ke rumah sakit. Aku minta obat.

Sangat menyedihkan.
Andai saja waktu itu kau kenal Fei Shao.

- Ya, aku jamin kau kenyang minum obat.
- Apa? Kenyang minum obat?

- Bukankah kau siswa fakultas kedokteran?
- Itu saat SMA.

Meski pertama kali menyantap makanan
laut agak menderita, tetapi memang enak.

- Tetap enak.
- Pertama kali makan, memang enak.

Cobalah ini.

Haus, 'kan?

- Tetap Kak Doudou yang memahamiku.
- Mulut manis tidak ada gunanya lagi.

- Terima kasih.
- Feng Yasong, Kak Dou baik padamu.

Kak Dou pilih kasih.

(Naskah Cinta Peperangan,
Khusus untuk Pak Qiang Qingci)

Khusus untuk Pak Qiang Qingci.

Aku tidak boleh melihat ini, 'kan?

Berdasarkan prinsipnya, tidak boleh.

Waktu itu aku datang, itu pertama kali
aku masuk studio rekaman sebesar ini.

Waktu itu, ada banyak orang.
Aku tidak berani melihat dengan teliti.

Sekarang kau bisa melihat
perlahan-lahan.

Jauh lebih profesional dari studio kecil
kami dan alatnya lebih lengkap.

Kenapa?

Aku sedang berpikir, kita bisa
mulai saling memahami secara resmi.

Bagaimana caranya?

Selain alias di internet, pekerjaan
dan alamat rumah, sisanya kosong.

Aku berusia 29 tahun.

Aku berusia 22 tahun.

Aku lahir tanggal 14 Desember.

Akhirnya aku tahu tanggal lahirmu.

Infonya tidak ada di internet. Kau juga
tidak merayakannya, tidak ada yang tahu.

- Semuanya menebak zodiakmu.
- Benarkah?

- Aku bulan Maret.
- Tanggal 20.

Kau tahu?

Pisces.

Pacarku sendiri,

tentu saja harus cari tahu lebih dulu.

Jadi, kau suka makan apa?

Aku?

Aku melihat Weibo-mu,
sepertinya kau makan apa saja.

Tidak tahu seleramu.

Kalau buah, aku suka stroberi.

Aku suka anggur.

Aku suka lauk yang pedas.

Sama.

- Jadi, kau suka warna apa?
- Putih.

Putih. Lalu?

Biru.

- Aku suka warna hijau dan putih.
- Apa yang kau lihat?

Kenapa kau mendorongku?

Apakah mereka berdua
sudah resmi berpacaran?

Aku rasa, seharusnya sudah.

Tidak perlu sampai begitu, 'kan?
Jarak sejauh ini.

Kau tidak tahu dia itu seperti apa?
Selalu berpura-pura, sok kalem.

Dia seperti itu karena takut
kita bilang dia tidak tahu batasan.

Bicara soal berpura-pura...

Kalian berdua

- sangat senggang, ya.
- Senggang? Biasa saja.

Pengisian suara itu bisa kau selesaikan
malam ini? Masih bisa mengobrol.

Bukankah sudah aku berikan?

Itu bulan lalu. Bulan ini?

Kau masih ada dua iklan TV, 'kan?
Kau masih ada satu film animasi, 'kan?

Masih ada 100 lebih kalimat pengisian
suara gim. Kapan mau kau kerjakan?

- Baiklah.
- Ada 100 lebih kalimat. Kapan kerjanya?

Bukankah pengisian suara gim
sudah kau selesaikan?

- Kau bilang padanya sudah selesai?
- Sudah selesai.

- Apa yang kalian berdua lakukan?
- Besok harus diserahkan.

Buat apa kau berteriak?
Terus mendesak pekerjaanku.

Orang pacaran di studio, kau tidak
peduli, hanya mendesakku yang lajang.

Desak apa? Kau atur dirimu sendiri.
Cepat!

- Baik, aku tidak peduli. Aku pergi.
- Cepat!

Lihatlah, tidak beres.

Tidak serius.

Apakah kau juga ada satu remix yang...

Aku kerjakan sekarang.

Film, aku agak...

- Kak Mao.
- Sedang mengobrol?

Aku keluar dulu. Kalian kerja saja.

Kira-kira kapan kau selesai?

Harus sampai tengah malam.

Kalau begitu, aku pulang dulu.
Kabari aku setelah selesai.

- Aku panggilkan taksi.
- Tidak jadi masalah. Tidak usah.

- Kak Mao.
- Hati-hati di jalan.

Dah!

Aku sudah melihat dengan jelas.

Cantik.

Jika bukan ada formasi dari Sekte Tianshi,
desa di sini sudah dihancurkan monster.

Kabarnya formasi sekte lain
juga diajarkan oleh Sekte Tianshi.

Sehingga mereka jadi ketua aliansi.
Mereka punya kontribusi besar.

Cucu, kenapa kau berpihak pada mereka?
Kau lupa mereka itu musuh Sekte Mingshu?

Mengagetkanku saja.
Aku pikir ada tugas baru lagi.

- Ini pekerjaanmu. Buat apa kau takut?
- Hari pertama kerja. Aku gugup.

Tadi ada banyak orang.

Sebagai teman baikmu, selamat,
akhirnya dapat pekerjaan impianmu.

Terima kasih, Gu Sheng.

- Kapan kau rekam ini?
- Besok.

Hari ini hari pertama kerja,
aku sudah rekam satu demo.

Hanya satu demo saja,
aku sampai rekam berkali-kali di studio.

Aku sampai merasa bersalah
kepada rekayasawan audio.

Mereka juga mencari rekayasawan audio
paling hebat untuk orang baru.

- Kak Mao?
- Ya, Kak Mao.

- Jadi, sekarang kau sudah boleh pulang?
- Kak Doudou bilang boleh pulang.

Namun, melihat banyak guru yang masih
sibuk, aku tidak berani pergi.

Sebaiknya baca naskah dengan rajin.

Fals!

Kau sudah selesai kerja,
kenapa tidak pulang? Tunggu apa lagi?

Hari ini kau hari pertama kerja. Tugasmu
bantu SDM selesaikan prosedur kerja.

Memahami lingkungan kerja dan rekan.
Waktu semua orang diatur sesuai pekerjaan.

- Cepat! Ini makanan dari Pak Mo. Pulang!
- Terima kasih, Kak Doudou, Pak Mo.

Kak Doudou, kami pergi dulu. Dah!

- Dah!
- Dah! Hati-hati di jalan.

- Besok pukul 10:00. Jangan terlambat.
- Baik, dah!

Dah!

- Aku traktir teh susu. Kita rayakan.
- Baiklah. Aku mau tambah buah.

Tunggu!

Kenapa? Kau lupa bawa sesuatu?

Seharusnya kau yang lupa, 'kan?
Lupa memberi kami penjelasan.

Kenapa tidak bilang dari awal
bahwa dia adalah Qiang Qingci?

- Tidak anggap kami sebagai sahabat?
- Introspeksi diri.

Aku salah.

Waktu itu kalian tiba-tiba masuk, aku
kaget, tiba-tiba tidak tahu bagaimana.

Aku salah.

Aku benar-benar salah.

Semuanya kesalahanku. Aku akan
menebusnya, introspeksi diri.

- Jangan diulang lagi.
- Ya, sudah.

Kalau begitu, kumaafkan.

Tidak akan aku ulangi lagi.

- Jadi, kalian tidak marah lagi?
- Tidak tahu apakah Qiang Qingci marah.

Pertama kali bertemu, suruh dia masak.
Dia pasti punya kesan buruk pada kami.

Tidak, dia sangat menyukai tempat ini.
Aku bersumpah. Dia yang bilang.

Dia bilang di sini, dia teringat Studio
Rekaman Tianzi No.1 saat baru berdiri.

Kondisinya lebih susah dari kita.

Waktu itu mereka antusias mengumpulkan
uang, sewa rumah, merilis karya gratis.

Dia juga bilang, waktu itu jumlah klik
karya mereka lebih sedikit dari kita.

Sebanyak 100 komentar
bisa mereka baca berulang kali.

- Bukankah hampir sama dengan kita?
- Ya, benar.

Tiap malam aku baca komentar studio kita.
Kalau tidak, aku tidak bisa tidur.

Mungkin suatu hari kita juga bisa menjadi
seperti Studio Rekaman Tianzi No.1.

- Pasti bisa.
- Terus berusaha.

- Kau hari pertama kerja. Bagaimana?
- Ya.

Aku benar-benar membuka wawasan.
Studio besar memang berbeda.

- Aku tunjukkan kontrak kerjaku.
- Aku lihat dulu.

Juga ada brosur.

Portofolio.

Ini kartu aksesku.

(TGL; Zodiak: Rahasia)
Setelah skala kita sudah besar,

kita juga harus resmi seperti ini.

(Hari ini aku sudah tahu.
14 Desember, Sagitarius.)

Oh ya, Pak Mo menyiapkan
nasi kotak untukku. Kalian cicipi.

- Di mana? Tidak bilang dari tadi.
- Cepatlah.

(Lanjut.)

- Enak sekali.
- Fals, jangan ambil banyak. Sisakan.

(Lanjut apa?)

(Saling memahami.)

(Kau sangat aneh.)

(Apa yang aneh?)

(Terburu-buru memastikan hubungan,
tapi sebenarnya tidak saling memahami.)

(Memastikan hubungan karena
takut kau direbut oleh orang lain.)

(Kalau memahami, perlahan-lahan
adalah ketulusanku.)

(Bagaimana kalau tidak cocok?)

(Kau sudah kedua kalinya bilang ini.)

(Begitu tidak percaya diri?)

Sebenarnya aku, selain lebih awal
berkecimpung dalam industri ini,

lebih unggul dari segi waktu,
aku tidak punya keistimewaan lain.

Dalam kehidupan nyata, kau sudah tahu,
aku sangat sibuk.

Sangat sulit untuk mempertahankan
suatu hubungan.

Pekerjaan kami ini, terkadang bahkan
tidak sempat jenguk keluarga yang sakit.

Karena di depan kami ada lebih banyak
pasien yang butuh bantuan.

Waktu pribadiku sendiri hampir tidak ada.
Apa lagi untuk sering menemani pacar.

(Aku paham.)

(Kau mau makan apa?)

Kenapa tiba-tiba bahas makanan?

Aku hanya bisa meluangkan sedikit waktu
buat masak untukmu.

Sebagai pacar, aku memang
kurang memenuhi syarat.

Sekarang?

Besok. Setelah aku masak,
aku antarkan ke kampusmu.

Tetapi, aku tidak tahu mau makan apa.

Ada permintaan khusus?

Mau yang menggugah selera
dan mengenyangkan.

Tidak perlu yang repot, cukup masak
hidangan utama yang mengenyangkan saja.

Dengan begitu, aku juga tidak perlu
makan di kantin.

Baik.

♪Terdengar suara
yang membasahi plum hijau♪

♪Terdengar suara
yang membuat langit cerah berkerut♪

♪Mengibaskan hujan musim semi
yang tidak terlihat♪

♪Saat dunia sedang sedikit mabuk
dan malu-malu♪

♪Berbicang dan tertawa
seolah-olah sudah bergandengan tangan♪

♪Terdiam seolah-olah
matahari terbenam di belakangmu♪

♪Momen itu masih tidak stabil♪

♪Ketika mata bertatapan,
semua melebur ke dalam ketiadaan♪

♪Kau bagaikan sungai
yang mengalir melewati di hatiku♪

♪Terus mengumandangkan kelembutan
yang bagaikan bulan cerah♪

♪Melihat kembali rumor yang beredar♪

♪Saling berpelukan
dalam arus antisipasi♪

♪Setiap suara mengatakan selamanya
kepada hidup ini♪

♪Kau seperti berkali-kali terhenti
dalam mimpi♪

♪Melihatmu akan membangkitkan
debaran kencang di hatiku♪

♪Burung terbang melewati
musim semi dan musim gugur lagi♪

♪Meskipun dunia hiruk pikuk,
segala sesuatu tetap tidak berubah♪

♪Memberikan kita kebebasan♪

♪Kita menyuling satu sama lain
menjadi anggur♪

♪Sedang mabuk, merasakan saat mabuk♪

♪Suaramu memenuhi hatiku♪

♪Memenuhi seumur hidup ini tanpa akhir♪