All language subtitles for Dashing Through the Snow 2023 English 1080p WEB-DL x264 6CH ES

Natal, liburan yang tak penting.

Begitulah. Terlalu sibuk
dan jelas berlebihan.

Jangan salah paham, aku pun suka
hari libur seperti orang lain.

Namun, aku lebih suka libur
hari Kemerdekaan.

Aku bahkan suka Arbor Day.

Setidaknya, kau menanam satu pohon
ketimbang menebangnya.

30 TAHUN LALU

Sebelum sebut aku pembenci,
kalian harus tahu alasan

aku tak suka Natal.

Saat Natal, semua menantikan hadiah,
tidak denganku.

Aku cuma butuh satu hal.

Jadi, aku naik ke panggung,
menemui seseorang

yang bisa kabulkan
permintaan sederhanaku.

Kau mau kado Natal apa?

Aku sudah mengirimimu surat
ke Kutub Utara.

Aku tak sempat membaca surat.
Kau mau apa?

Aku mau orang tuaku akur.
Bisa wujudkan, Sinterklas?

Entah. Mungkin.

Ayahku mau joran yang bisa dilipat.

Dia suka memancing.

Kau bisa memberikannya joran,
dia kira dari ibuku,

dan mereka akan kembali akur.

Dia ibumu?

Ya, itu dia.

Ibuku sedih karena ayahku tak pulang
beberapa hari.

Sinterklas, kau bisa melakukannya?

Kau tinggal di mana?

Kurasa agak aneh
Sinterklas menanyakan alamatku,

tetapi wajar, banyak yang harus
dipikirkannya saat Natal.

Keadaan awalnya berjalan sesuai harapanku.

Ayahku pulang dari perjalanan bisnis

dan sampai di rumah tepat saat Natal.

Ada apa ini?

Eddie ingin kita merayakan Natal bersama.

Bagus.

Akhirnya keluargaku berkumpul
untuk merayakan Natal.

Setelah sekian lama.

Ya, sudah lama sekali.

Kita mau menyambut Sinterklas.

Benar, 'kan, Ayah?

Ya, karena kita mau
menyambut Sinterklas, Nak.

Aku dahulu punya harapan besar
untuk malam itu.

Kalau Sinterklas saja tak bisa,
siapa lagi yang bisa diandalkan?

Aku pun andalkan Santo Nick itu.

Sesaat, aku merasa beruntung.

Kau mencuri barang kami?

Namun, aku salah.

Ayah, jangan!

Tidak.

Dia mau membantu!

Dia bukan Sinterklas.

Dia hanya pria berkostum sewaan
di mal tadi

yang mau mencuri, bukan memberi,

saat ayahku sedang mendekorasi.

Karena dia, itulah Natal terakhir

yang kami rayakan bersama.

Berhenti!

Saat itulah aku belajar
untuk tak mengharapkan Natal.

Omong-omong, jika Sinterklas bertanya,

jangan beri tahu alamatmu.

Astaga.

Yang benar saja. Semua stasiun radio?

ANAKKU SAYANG

Halo, anakku sayang,
bagaimana kabarmu hari ini?

Senang sekali karena ini Malam Natal.

Ya, benar.

Aneh sekali Ayah tak suka Natal.

Ayolah, kau tahu Ayah biasa saja.

Ayah cuma tak suka lagu,
dekorasi, dan ornamennya.

Lampu hias, pohon cemara, kukis,

belanja berlebihan, itu saja.

Konyol. Ayah akan mampir nanti?

Tentu Ayah akan mampir nanti.

Ayah tak akan melewatkannya.

Sayang, ada telepon lain masuk.

Kalau begitu, sampai jumpa.

- Sampai nanti, Tukang Omel.
- Ya.

- Moke. Ada apa?
- Selamat Natal dari Polsek Atlanta.

Kami butuh kau, konsultan favorit.

Bisa ke pusat seni secepatnya?

Ya, tentu. Aku segera ke sana.

Ada apa ini?

Lihat.

Kenapa dia naik ke atas sana?

- Kau tahu namanya?
- Tidak.

Kau bisa pakai tangga.

Tidak perlu.

Kukabari kapan kalian bisa ke atas.

Hai, selamat pagi.

Janggut yang bagus.

Aku berusaha menumbuhkan janggut,

entah kenapa tak berhasil.
Bagaimana keadaanmu?

- Siapa namamu?
- Aku Luther.

Luther, namaku Eddie.

Senang berkenalan denganmu.

- Kau polisi, Eddie?
- Tidak, aku dokter.

Pekerja sosial. Aku bekerja dengan polisi.

Aku membantu orang yang sedang kesulitan,

tapi bukan masalah yang berkaitan
dengan polisi.

Jadi, Luther,
apa yang kau lakukan di atas sini?

Aku hanya ingin sendirian.

Baik, aku paham, tapi Luther,
biar kuberi tahu,

tugasku, hal yang terpenting
dalam pekerjaanku

adalah tidak membiarkan seseorang
sedih dan sendiri

terus merasa begitu.

Ya, hari ini aku merasa
sedih dan sendirian.

Hari Natal bisa cukup berat.

Benar.

Natalmu indah saat kau masih kecil?

Terbaik yang pernah ada.

- Ibumu memasak?
- Ya.

Ibuku buat daging panggang
terbesar yang pernah ada.

Ya, ibuku juga.

- Dagingnya lepas dari tulang?
- Langsung lepas.

- Lalu, wortel mini.
- Juga molase.

Tentu saja.

- Ada juga kentang merah.
- Benar. Aku menyukainya.

- Dengan kulit atau dikupas?
- Dengan kulit.

Memang aku orang barbar? Ayolah.

Kau lucu, Kawan.

Bagaimana kalau kita turun dari sini?

Menginaplah di Moonlight Mission.

Ya? Mungkin hari Natal
tak perlu seberat itu.

Kau memercayainya?

Aku percaya pada kentang merah
dan wortel mini.

Dengan kulitnya.

Semuanya, ini Luther.

Dia bersedia ke Moonlight Mission.

Panggil Dokter Crawley untuk memeriksanya.

Hubungi Naomi di restoran
Finnegan's Chop House juga

dan pesankan
daging panggang terbaik mereka.

Dengan semua lauknya, 'kan?

Baiklah.

Aku akan ke sana besok untuk memeriksanya.

- Baik.
- Baiklah.

Semoga Natalmu menyenangkan.

Aku tak tahu apa itu,
tapi terdengar mengerikan.

Ya, begini lebih bagus.

Dengan Malam Natal beberapa jam lagi,

Anggota Kongres Conrad Harf
akan menyalakan pohon Natal

di Lakewood, tepat di luar
Atlanta Moonlight Mission

yang menyediakan akomodasi sementara
dan perawatan langsung

bagi para tunawisma.

Itu Luther, kawanku.

Selamat menikmati.

Pohon Natal seperti sepasang
tangan terbuka yang hangat

dan menyambut semua
dalam musim penuh kasih dan cinta.

Bagiku, keajaiban sebenarnya
dari Malam Natal

adalah bagaimana saat itu membuat kita,
terlepas dari berapa pun usianya,

merasa seperti anak kecil.

Kita semua adalah satu keluarga

dan hadiah terbaik yang bisa diberikan

adalah menolong yang tidak mampu.

Aku serius.

SENATOR HARF
BERJUANG UNTUK MOONLIGHT MISSION

Ingatlah selalu, habiskanlah waktu
bersama keluarga, Atlanta.

Senator Conrad Harf

menyampaikan pidato inspiratif
dan menyentuh.

Hai...

Hai, kau terlihat terkejut.

Lihat hantu bernama masa lalu,
kini, masa depan?

Lucu sekali. Hai, Sayang.

Hai, Ayah! Kami membawakan
makanan Malam Natal.

Kau memakai gaun berwarna merah dan hijau.

Siapa tahu Ayah mengajakku keluar nanti.

Aku harus cantik.

Bawakan ini. Terima kasih.
Pegang yang kuat. Bagus.

Ada apa ini?

Ini soal aku yang sangat yakin

kau tak akan datang malam ini.

Aku tak mau kau mengecewakan
putri kita di Malam Natal.

Biar kutanya dahulu.
Apa gunanya kita ikuti terapi

jika kau tak izinkan aku coba buktikan
kalau sesi itu berhasil?

Eddie, aku cuma mau
memberimu permulaan.

Hamnya seperti yang kau suka.

- Dengan nanas di dalamnya?
- Juga glasir gula aren.

Kau tahu? Lupakan soal terapi.

Mau menari malam ini?

Meski terdengar menarik, tapi tidak.

Aku mau pergi berbelanja.

Pulangkan anakku pukul 20.30.

Tunggu. Kau mau pergi?

Ya, ini kali pertama setelah sekian lama

Ayah tak bekerja di hari Natal.

Ini waktu bersenang-senang
ayah dan anak bagiku.

- Waktu senang-senang ayah anak?
- Putrimu suka Natal.

- Paham?
- Aku tahu, tapi...

- Bergembiralah.
- Baik.

- Kau kenal aku.
- Baik.

- Aku ahlinya.
- Baiklah.

Ibu pergi, Sayang. Sampai jumpa!

- Ya, Bu!
- Selamat bergembira.

Ingat masukkan makanan ke kulkas,

ayahmu tak akan urus semalaman.

Tunggu.

Aku masih tak paham kenapa kami harus
memakai kostum konyol ini.

Ini disebut membaur.

Ini Malam Natal, rencana yang genius,

sekaligus memiliki kekurangan.

Jangan asal datang ke rumah orang.

Dengan begini, kau seperti
penyanyi Natal keliling

yang mengumpulkan uang untukku.

Ya, disebut kamuflase Natal.

- Sebutan yang bagus.
- Tidak, tunggu.

Aku tadinya mau bilang begitu, jadi...

Terima kasih.

Ini daftar orang yang akan kalian tagih.

Jangan sampai iPad-nya rusak.

Anggap itu panduan suap.

Ada teman baru ibumu
yang harus Ayah ketahui?

- Ayah serius?
- Tipe teman

yang mengajaknya makan

dan merangkulnya
saat menonton Black-ish?

Maksud Ayah, Roger?

- Ayah punya hijau...
- Tidak.

Roger? Siapa dia?

Dia bermantel bulu, bermata kecil,

tapi tetap mirip Bruno Mars.

Ya, Roger sepertinya menyebalkan.

Roger itu hamsterku, Ayah.

Kau bercanda dengan Ayah, ya?

Kau yang cuci piring nanti.

Ayah, lihat!

Bagus, 'kan?

Mereka terdengar seperti bebek
yang terluka.

Ayah mau ke sebelah, beri makan kucing.
Keluarga Manning ke Cancun.

- Mau ikut?
- Mau,

tapi Gabriel dan Taniya
sedang menari.

Baik, dengar, Ayah segera kembali.

- Jangan ke mana-mana.
- Jangan kasar

atau Puddingfuss tak mau keluar.

Namanya Puddingfus. Ayah pria dewasa,

- akan panggil kucing.
- Namanya lucu.

Masa kau biarkan dia curi iPad itu?

Kau yakin ada di sana?

Tentu saja.
Pelacaknya menunjukkan di sini.

- Baik, kita masuk dan ambil.
- Tunggu. Siapa itu?

Entah, seperti John Legend.

Puddingfus.

Kemarilah.

Kucing! Di mana kau?

Kalau namaku Puddingfus,
aku juga pasti sembunyi. Kau di mana?

Harusnya kumulai CrossFit
usai Thanksgiving.

Masukkan pinggul besarmu.

Bokong besar sekarang.
Lihat, kini aku tersangkut.

Maaf, sedang apa kau
di cerobong asap tetanggaku?

- Kau bisa melihatku?
- Ya, aku bisa.

Sedang apa aku di sini?

Iseng saja. Sedang menirukan kelelawar.

Kalau kelelawarnya Prince. Penyanyi itu.

- Sebutannya Prince kelelawar.
- Aku tak paham maksudmu.

Kau harus pergi. Karena tersangkut,
aku akan membantumu keluar.

- Itu...
- Kau siap?

Satu, dua,

tiga!

Aku benar-benar tersangkut.
Bukan karena beratku bertambah.

Omong-omong, bisa kita lupakan ini?

Jangan bahas kalau aku tersangkut.

Malamku masih panjang.

Ada yang harus kukerjakan, permisi.

Tunggu, kau dengar aku bicara padamu?

Tunggu. Itu bukan kulkasmu.

Serius?

Apa?

Caper? Mereka memilikinya,
tapi tak ada bagel, salmon,

- krim daun bawang?
- Sedang apa kau?

Aku sedang mencari kukis dan susu.

Mereka tak punya itu.

Mereka tak punya keduanya.

Aku agak bingung dengan perbedaan

antara itu dan keduanya, kau tahu?

Itu tak penting sekarang

karena kau masuk tanpa izin
ke rumah tetanggaku.

Kau tampak sedikit kebingungan.

Apa kau bingung?

Keberatan jika kugeledah?

Tunggu, Tukang Raba.

Kau polisi?

Tidak, tapi aku dan polisi bekerja sama.

Kalau boleh jujur, kau tak seperti

bekerja sama dengan polisi.

Kau seperti penjual mesin cetak
ke orang yang tak menginginkannya.

Lihat.

Resmi. Kau lihat?

- Polisi Atlanta.
- Aku tak bisa melihatnya.

Kaca mataku tertinggal di kereta luncur.
Rupanya kubawa.

- Kereta luncur?
- Ya, aku punya kereta luncur.

Yang tak terlihat...

- Kereta luncur?
- Ini mungkin akan mengingatkanmu.

"Dia melompat ke kereta luncurnya,
bersiul beri tanda ke timnya,

dan mereka semua terbang
layaknya bunga thistle."

Berhenti bicara.

Sedang apa kau di rumah tetanggaku?

Aku di sini untuk antarkan hadiah

- bagi keluarga Manning.
- Kau kenal mereka?

Tentu saja. Mereka sekarang
sedang berlibur di Cancun, 'kan?

Mereka akan kembali
dengan gaya cornrow jelek,

aneh dilihat, tapi itu faktanya.

Dengar, malamku berat.
Ada masalah di rumah klien lain

dan di sini ada kendala lagi
dengan klien berbeda.

Fakta menarik tentangku,
kusebut mereka klien.

Permisi. Tugasku banyak, mengantar hadiah.

Tunggu.

Kawan, hentikan.

Agar aman, aku harus menggeledahmu.

Silakan saja. Geledah aku.

Hati-hati, aku mudah geli.

- Balik badan.
- Baiklah.

Kau tahu, berkeliling dunia,
mengantar hadiah,

tidak ada makhluk yang bangun,
tikus pun tidak.

Apa ini?

Wortel.

Sepertinya itu camilanku.

Istriku bilang aku harus makan sehat,
makanya dia bawakan wortel.

Agar aku tak makan kukis.

Sejauh ini gagal.

Ini menyedihkan.

- Siapa namamu?
- Nicholas Sinter-Claus.

- Nicholas Sinter-Claus?
- Biar kuulangi.

Sinter-Claus.

Sinter-Claus.

Seperti Sinterklas.

- Ya!
- Manis sekali.

Hebat! Akhirnya kau mengerti.

- Itu untuk apa?
- Daftar baik dan nakalku.

- Sebuah iPad?
- Ya, meski sudah modern,

tradisi dipertahankan.

Andai aku bisa membuka kuncinya.

Ya, tapi...

Tidak bisa kubuka.

Pasti ada yang gunakan pengenalan wajah.

Coba wajahmu. Baik, tidak bisa.

Sepertinya aku harus pakai gaya bebas.

Aku terlambat.

Jika aku tak kembali saat mentari terbit,
Bu Claus akan marah.

Dia tak menyukainya.

Baik, biar kau diperiksa dahulu,

baru putuskan langkah selanjutnya.

Gawat, aku hubungi bos.

Tidak. Biar aku saja.

Ayah, ada masalah?

Tidak, Sayang, Ayah cuma perlu
mengantar pria baik ini ke dokter.

Ayah hubungi ibumu untuk menjemputmu, ya?

Apa? Sekarang?

Ayah tahu, tapi pria ini
benar-benar butuh bantuan.

Hai.

Apa kabar? Namamu Charlotte, 'kan?

- Bagaimana kau bisa tahu namanya?
- Ya, siapa kau?

Ayolah, kau lihat pakaianku,
tapi tidak tahu siapa aku?

- Mana janggut putihmu?
- Ya.

Kalau mau mengaku sebagai Sinterklas,

harusnya ada atribut khasnya, 'kan?

Baiklah, dengar,
janggut putih itu cuma mitos.

Orang Skandinavia yang memulainya.

Kata mereka dia berjanggut putih lebat,
berkumis keriting,

semua orang percaya.

Baiklah, aku mengecatnya.

Aku mengalami krisis paruh baya.

Usiaku 1.462 tahun.

Jika mau tampak tiga tahun lebih muda,
aku pantas mendapatkannya.

Jadi, kau Sinterklas, ya? Kapan kau lahir?

Kau bertanya terus, Oprah Kecil.

- Aku lahir tahun 200M.
- Di mana?

- Anatolia.
- Anatolia itu apa?

Sekarang negara Turki.

Kau lahir di Turki,
tapi bahasa Inggris-mu bagus.

Aku sangat beragam.

Aku bisa 172 bahasa dan dialek.

Sayang, Ayah mengantarmu pulang dahulu,
baru mengurus Pak Sinter...

Nick.

Kebetulan aku butuh bantuan.
Aku memahami rusaku.

Rusa. Bagaimana caranya?

Prancer punya kecemasan akan perpisahan.

Dancer mogok makan.

Ya, ada seseorang bersamanya.

Kau ingin kami bagaimana?

Kata dr. Galoshes,
mungkin itu flu perut, entah.

- Dr. Galoshes?
- Ya, dr. Galoshes.

Dr. Galoshes, dokter penguin terbaik
di Kutub Utara.

Bukan karena mengobati penguin,

tapi karena dia seekor penguin
yang menjadi dokter.

Lihat ini. Remot ini
ditenagai semangat Natal.

Lihat ke langit sekarang.

Kau akan melihat kereta luncur ditarik

oleh delapan rusa berani dan cantik.

Bluetooth salah sambung.

Sayang, kau lihat orang ini
benar-benar butuh bantuan, 'kan?

Dia mencoba memanggil rusa dari langit.

Ayah pulangkan kau dahulu,
lalu antar dia ke mana pun maunya.

Kau tahu, aku memang harus diperiksa.

Kuperiksa rusaku nanti saja.

Ya, begitu saja.

Seperti kataku.

Apa?

Fakta menarik kedua Sinterklas,
keringat gliter.

Keren sekali!

- Comet, Vixen...
- Kawan.

Kau berlebihan.

Ayah kenal temanku, David Banks?

Kata ayahnya, Sinterklas berkulit hitam,
tapi buku sejarah ubah semua.

Pertama, aku suka sekali Davie Banks.

Tahun ini luar biasa baginya,

dia malah tidak akan dapat
kembang kol tahun ini.

- Kembang kol?
- Ya, kami sudah tak pakai batu bara

karena masalah ekologi.

Membakar bara membawa banyak masalah.

Jadi, kalau nakal, kau akan dapat
kembang kol di kaus kakimu.

Ayah, dia benar-benar Sinterklas!

Nama asliku Nicholas Sinter-Claus.

Pakai tanda hubung dengan Sinter.

Aku pakai nama belakang Bu Claus.

Kami progresif, harus mengikuti zaman.

Aku juga punya beberapa panggilan,

K-Kringe, S-Claw,

Ro-ho-ho.

Kesukaanku, Gifty McPresents.

Yang ketiga.

Baiklah, kalau kau benar Sinterklas,

katakan apa yang diinginkan Charlotte
untuk Natal.

Pertama, dia ingin
kaus Rise Up, Sing Out, benar?

Kedua, boneka Anna dan Elsa

karena dia sangat menyukai Frozen.

Dia mau alat rias mainan.

Terakhir, dia mau skuter merah muda.

Dia benar! Astaga, lihat itu, Ayah.

Belum ada anak umur delapan tahun
yang tak mau set riasan mainan.

Eddie, kau punya kukis

atau camilan panggang lain?

Aku mau kukis Pramuka, wafer vanila.

Kismis oatmeal boleh,
aku cuma mau kukis.

Lihat, ada pesan dokter di sini.

- Aku boleh makan kudapan.
- Kutebak, dari penguin.

Bukan, dari dokterku yang lain,
dr. Buttons.

Maaf, tulisannya jelek.

Dr. Buttons kucing yang bisa melukis.

- Kau dapat dari mana?
- Kantong Sinterklas rahasiaku.

Semuanya sudah kuperiksa.

Ya, makanya disebut kantong rahasia.

Kusimpan beragam benda di kantong itu.

Ada makanan rusa, pengusir yak.

Perada, penghilang,

sisir kecil, dan kalau peradanya diketuk,
mudah rontok.

Kau juga paham
kalau sekarang aku bolos kerja, 'kan?

Ini kali pertama dalam ribuan tahun.
Aku tak pernah bolos.

Maaf, Nick, ayahku benci Natal.

Tidak apa-apa, Charlotte,
dia punya alasan.

Apa maksudmu aku punya alasan?
Apa artinya?

Eddie, aku tahu semuanya.

Aku tahu semua, itu bukan slogan.

- Bukan, itu fakta.
- Maaf, tunggu.

Bau apa itu? Kalian menciumnya?

- Apa itu?
- Bau apa?

Entahlah, mirip bau... Seperti kayu manis.

Itu aku.

- Apanya?
- Fakta Sinterklas, yang ketiga,

kentutku berbau seperti kayu manis.

Maaf, apa?

Itu dia.

Menepi.

- Apa?
- Menepilah!

Tidak.

Mereka gila, ya?

- Siapa mereka?
- Sepertinya manusia salju, elf,

dan nutcracker,
alias setiap Selasa di rumahku.

Yang benar saja. Ayo!

SATU ARAH

- Kita harus putar balik!
- Tidak!

Sepertinya sudah aman.

- Kau tidak apa, Sayang?
- Ya.

Apa-apaan tadi?

Orang menggila saat Malam Natal.

- Hal ini selalu terjadi.
- Ayolah.

Tidak, jangan begini sekarang.

Luar biasa.

- Halo?
- Kami kehilangan dia.

Bagaimana mungkin?

Entah, ini malam yang panjang, Pak.

- Tahu apa lagi yang panjang, Mary?
- Apa?

- Hukuman penjara.
- Anggota Kongres...

Jangan pikirkan apa yang akan terjadi
kepada kita

jika benda itu jatuh ke tangan yang salah.
Aku pasti hancur!

- Aku tahu, maaf, Pak.
- Sup bologna.

Patty ikan. Kalkun goreng.

Itu yang mereka sajikan di penjara,

tempat kita nanti
jika kau tak temukan iPad itu.

Tunggu sebentar.

Beberapa konstituenku datang.

Marilah pandang

- Akan kami tangkap.
- Diam.

Tuhan bala surga

Sembah dan puji Dia

Sembah dan puji Dia

Sembah dan puji Dia

Tuhanmu

Temukan dia, cari,
kau mampu melakukannya.

Bawa Sinterklas itu!

Tunggu, aku akan panggil taksi.

Tunggu sebentar. Kita akan baik-baik saja.

Maaf, kau punya ponsel?
Sinyal yang kudapat aneh.

Aku tak butuh ponsel.
Kalau harus mengirim pesan,

aku hanya perlu memanggil
kawanan puffin-ku. Lihat ini.

Puffin!

Puffin...

Kau tahu? Aku lupa
sudah meliburkan mereka.

Begini saja.
Kubawa kau ke Polsek Atlanta.

Aku punya teman, Bobby Carlotta.

Kami satu SMA, sekarang dia detektif.

Dia bisa mengantarmu ke rumah sakit,
membantumu dengan apa pun.

Semudah itu.

Sementara itu, kita ke rumah ibumu
dan menunggu, Nak.

Mustahil dia masih belanja.

Dia suka belanja dadakan.

Bukan masalah bagiku. Belanja saja, Bu!

Aku menyukainya.

Belanja saja, Bu!

- Belanja saja, Bu!
- Belanja saja, Bu!

- Jangan berhenti.
- Jangan berhenti.

- Datangi semua toko.
- Beli banyak kado.

Belanja saja, Bu!

- Menyenangkan.
- Kalian tim yang hebat.

Dia hebat. Aku menyukainya.

Kubawa ke sana,
kuceritakan yang baik saja.

Saat beri tahu Bobby,

tak kubahas kau menerobos masuk.

Mengerti?

Aku cuma akan bilang mungkin kau

sedang dalam kesulitan

dan butuh evaluasi.

Kau paham maksudku?

- Paham.
- Baiklah.

Kau tahu harusnya bantu siapa?

Bobby Carlotta, teman sekelasmu.

Suka sekali set kereta Pasifik. Serius.

Kuberi dia satu setiap Natal.

Dia tak mau siapa pun di polsek tahu

kalau dia suka duduk di rumah
dan bermain dengan set keretanya.

- Paham?
- Ya.

Seperti kau, seorang pria dewasa,
bersikap seperti Sinterklas.

Seperti itu?

- Temukan sesuatu?
- Tidak, kita kehilangan dia.

Tunggu, itu dia. Ketemu.

- Di mana?
- Belok kiri setelah lampu merah.

Bagaimana kabarmu?

- Aku cuma mengecek kalian.
- Dia bersenang-senang.

Masa? Baguslah.

Kuharap saat kau mengantarnya,

kita bisa minum,
karena kutemukan resep enak

untuk peppermintinis. Kau melapisi gelas

- dengan permen tongkat tumbuk...
- Kedengarannya

enak sekali.

- Mungkin kami agak terlambat.
- Kenapa?

Waktu bersenang-senang ayah dan anak,
seperti katamu.

Waktu bersenang-senang ayah dan anak.

Baiklah, kurampungkan dahulu
belanja dadakan ini.

Kita bertemu nanti untuk peppermintinis.

Ya, aku menantikannya.

Baiklah, sampai nanti.

Kita benar-benar harus pulang.

Ibu dan Ayah berpisah,
mereka menemui terapis.

- Charlotte!
- Tidak perlu malu.

Terapi hal bagus.
Aku dan Bu Claus juga menemui terapis.

Biar kutebak, penguin lain?

Bukan, terapis kami bukan penguin, Eddie.

Seekor walrus.

Benar, Arturio Tuskanini.

Tuskanini?

Dr. Arturio Tuskanini.

Dengar, Eddie, kami pun alami masa sulit.

Sudah berabad-abad kami menikah.
Setiap pasangan punya masalah.

- Berabad-abad...
- Apa pemicunya?

Bukan urusanmu.

Aku juga mau tahu.

Kenapa Ayah dan Ibu tidak akur?

Kami baik-baik saja.

Terkadang, manusia, mereka...
Tidak lagi cocok satu sama lain.

Paham?

Kuakui, aku...

Aku juga tak suka dia bersedih.

Kurasa ada beberapa hal malam ini
yang bisa kita abaikan.

Maksudku, kita di pusat kota.

- Aku pergi, ya.
- Nick!

Nick!

Nick!

Itu dia!

- Ayo, Charlotte.
- Tasnya?

Biarkan saja, dia butuh bantuan kita.

Ayo.

Dengar, Sayang, apa pun yang terjadi,
jangan lepaskan tangan Ayah.

Jangan cemas, aku akan melindungimu.

Mereka banyak sekali.

Maaf.

Hai! Mana kostummu?

Tempat ini luar biasa!

Jelas ini mimpi buruk berulangku.

Mari cari dia dan pergi dari sini.

Ayo!

Baiklah. Semuanya, kita lanjutkan.

Ada tamu istimewa.
Sudah tua, tapi masih hebat,

dia mau bernyanyi, kalian pasti suka.

- Kau melihatnya?
- Ada banyak sekali.

Aku tak bisa bedakan.

Permisi.

Kena kau.

Ayo, Ayah.

Permisi, mau lewat.

Beri jalan.

Nick!

Nick, aku Charlotte!

Hai, Charlotte, naiklah, tidak apa.

Bung, apa yang kau lakukan?

- Tunjukkan kemampuanmu.
- Dia putriku.

Apa yang kau lakukan?

Baiklah, itu mengesankan.

Biar kutunjukkan
tarian kami di Kutub Utara.

Lihat, ini disebut goyangan Kutub Utara.

Benar.

Ya!

- Nak!
- Ayah, naiklah.

Ya, dia boleh naik.

- Nak, apa yang kau lakukan?
- Ikuti saja aku.

Bersenang-senanglah! Goyangan Kutub Utara.

Ayolah.

Bagus!

Eddie dan Charlotte,

kita pergi sekarang?

Ya!

Ayah, lihat ini!

- Tidak...
- Aku benar-benar terbang!

Ya!

Kenapa tak ada yang menangkapku?

Ayo!

Kapan malam ini berakhir?

Dia tak mungkin sudah jauh.

Kita biarkan saja, ya?

Ayah juga mau biarkan
dan antar kau ke ibumu,

- tapi tidak bisa.
- Kenapa?

Karena hal terpenting dalam pekerjaan Ayah

adalah tak biarkan orang
yang sedih dan sendirian

terus merasa seperti itu, paham?

Kurasa dia tak sedih dan sendirian.

Malah dia salah satu orang paling riang
yang pernah kutemui.

Kau masih terlalu muda
dan tak mengerti.

Tidak!

Ayah tak suka karena dia Sinterklas.

Ayah benci Natal.

Dia bukan Sinterklas
karena hal semacam itu tak ada...

Ayah akan mengantarmu pulang.
Harusnya sedari tadi.

Lihat, Ayah!

Ingat, keringatnya gliter.

Nick, keren sekali, kau luar biasa!

Terima kasih!

Aku mau bilang merindukanmu,
tapi baru 10 menit.

Halo, Edward.

Mau beri tahu yang tadi itu apa?

Maksudmu penampilan hebat tadi?
Aku senang sekali.

Ada kesempatan tampil, pakai.

Aku juga bisa genre berbeda. RnB, jaz...

Ya, maksudku bukan penampilannya,

tapi kau keluar dari taksi yang melaju.

- Kau kabur dari apa?
- Itu?

Bukan apa-apa. Charlotte, lihat ini.

Tepat sekali buatannya.

- Beginikah Kutub Utara?
- Ya.

Bahkan ada departemen permen tongkat.

Kelihatan luar biasa,
tapi ada satu hal yang kurang.

- Nona Paloma Sharp.
- Siapa dia?

Dia penemu permen tongkat.

Ayahnya sudah sangat tua, sepuh.

Pergelangan kakinya patah.
Jadi, dia buatkan kruk dari karamel,

tapi tidak kokoh, makanya...

Jadi, sebagai ganti kruk,
dia buatkan tongkat.

- Benar, mereka menyebutnya...
- Permen tongkat!

Bisa kita bicara sebentar?

Panjang lebar juga boleh.

Baik. Dengar, aku berusaha
sepengertian mungkin.

Aku mau membantumu, tapi berhentilah
bercerita aneh kepada anakku.

Dia gadis manis dengan imajinasi liar

yang terlalu percaya orang lain.

Biar kuluruskan dahulu.

Kau tak merasa itu semua
karakteristik baik?

Tidak jika akhirnya membuat dia kecewa.

Hidup itu berat, dan sebagai ayahnya,
aku harus melindunginya.

Kau mengerti?

Ya.

Aku paham kau butuh anak anjing
untuk Natal.

- Benar.
- Anak anjing?

Aku tak butuh anak anjing untuk Natal.

Ya, kau butuh, karena anak anjing
penuh kasih sayang,

lembut, saat kau marah,
ia akan luluhkan dengan cinta.

Cinta itu bagai buldoser...

Buldoser, nama sempurna
untuk anak anjing!

- Ya!
- Aku tak mau anak anjing

bernama Buldoser untuk Natal!

- Aku mau Ayah punya anak anjing.
- Char, Ayah tak...

- Nick!
- Ayo.

- Ayo.
- Nick!

Tunggu. Nick.

Dengar, aku tahu di duniamu,
kau tak suka beri jawaban jelas,

tapi siapa yang mengikuti kita?

Aku tidak tahu, sungguh.

Yang kutahu hanya ada dua miliar anak
di seluruh dunia

yang menantikanku
mengantar hadiah Natal malam ini.

Terserah, tapi kita harus panggil Uber.

Mungkin ponselku berfungsi lagi.

Aku menghiasnya. Sama-sama.

Kapan?

Di taksi,
selagi kita dikejar orang jahat itu.

Jangan lagi hiasi barang-barangku.

Kau dengar?

Santo Nick! Halo!

- Nick, kau mau ke mana?
- Jemputanku tiba.

Ayah, jemputan kita tiba!

Jemputan apa yang kalian...

Tunggu!

Tunggu!

Kau sedang apa?

Mereka antar ke tempat aman,
cukup untuk semua.

- Charlotte, ayo.
- Tidak.

Kita tidak naik ke van berisi orang asing.

Eddie, mereka bukan orang asing.

Aku tahu siapa mereka.

Lihat, dia tahu siapa mereka, Yah.

Eddie, kau buang waktu,

kita harus pergi.

Ayo, masuklah.

Benar kau?

Ya, aku sendiri.

- Ini mimpi jadi nyata.
- Luar biasa.

- Dia di van kita.
- Sepatu botmu beli di mana?

- Sulit dipercaya!
- Sinterklas.

Aku tahu!

Maaf, bisa antar kami
ke kantor polisi Atlanta?

Di 1045 Young Boulevard.

Tentu saja tidak.

Kami keluarga Truckle.
Aku Sonia, itu Kayleigh,

dan Diego, yang menyetir adalah Martin.

Selamat Natal, Señor Claus.

Benar sekali. Biar kuberi tahu,

aku senang sekali bertemu kalian.

Apa? Kukira sudah kenal.

Aku memang kenal. Mereka penggemarku.

- Terberat.
- Nomor satu.

- Di dunia.
- Super!

Aku menyukainya!

- Geng Truckle, ucapkan H.
- H!

- Ucapkan O.
- O!

Benar, sekarang ucapkan tiga kali,
apa jadinya?

Ho-ho-ho!

Kita merayakan Natal!

Astaga, baiklah.

- Sayang.
- Selamat Natal.

- Mengemudi aman.
- Tidak menabrak malam ini.

Tidak dengan kargo berharga.

Juga anak-anak.

Baik, merayakan Natal,
tapi apa pekerjaan kalian?

Apa mata pencaharianmu?

- Pencari Sinterklas.
- Pencari Sinterklas?

Kami mencari Sinterklas.

Aku melihat peralatan kalian.

- Begini cara menemukanku?
- Ya.

- Aku yang membuatnya.
- Kayleigh sangat lihai

dengan komputer.

Setiap Natal, Kayleigh meretas sistem

agar kami bisa melacak sendiri.

Kami mendapati Sinterklas
hanya beberapa blok

dari lokasi kami.

Di restoran Yunani Tommy Tom-Tom

- Spanikopeeta Natal.
- Spanakopita.

Tommy Tom-Tom!

Benar, di Jalan Elm, Tommy mau

pengiris kebab untuk Natal
dan alat pemanggang vertikal

karena yang lama sudah rusak.

- Juga panas sekali.
- Itu Tanda Santa.

- Lihat, bergerak mengikuti kita.
- Keren!

Maaf, ada yang punya ponsel?
Aku harus menelepon polisi.

- Punyaku...
- Ponselmu kenapa?

Gara-gara dia.

Aku bersalah.

- Cantik sekali.
- Luar biasa.

Tolong jangan semangati dia.

Ini saat yang tepat untuk daftar putar

saat akhirnya temukan Sinterklas
Spotify-ku.

Tidak, tak perlu putar.

- Tidak perlu putar untuk kami.
- Mulai!

Tidak, jangan. Tidak perlu.

Ceritakan soal rusa yang tak diketahui.

Dengar, fakta menyenangkan Sinterklas
yang jarang diketahui keempat.

- Ayolah.
- Kita tahu rusa suka terbang,

tapi mereka punya keahlian lain,
misalnya membungkus kado,

membuat pasta dari nol.

Daging panggang buatan mereka lezat.

Dagingnya lepas dari tulang!

Namun, ini keahlian utama mereka.

Melindungi Sinterklas.

Benar.

Mereka punya banyak keahlian.

Jika cari masalah dengan Sinterklas,
kau berurusan dengan rusa.

- Serius? Hebat.
- Satu lagi.

Mereka tak suka musik Natal.

- Mustahil.
- Nyatanya,

favorit mereka adalah lagu tema Rocky.

- Siapa yang tak suka?
- Lucu sekali.

Itu benar. Aku turun di sini.

Tidak lagi. Ada apa dengannya?

Tekukur tinggalkan sarang.

Ayam hutan tinggalkan pohon pir.

Tunggu, kami menyinggung Santo Nicholas

- karena tanya terus?
- Char.

Dengar, aku sudah bilang,
dia bukan Santo Nicholas.

- Dia orangnya.
- Benar dia orangnya.

Bung, 1045 Young Boulevard,
ayo, kuantar.

- Tidak, rayakan saja Natal...
- Jangan banting pintunya.

Kau masuk daftar nakal.

Tidak kusangka
dia melompat dari van begitu saja.

Ayah, kita akan mencari Nick, 'kan?

Tidak, mungkin kau benar.

Kita biarkan saja dia.

Jika mau semalaman pura-pura
jadi Sinterklas, biarkan.

Lagi pula tak ada yang terluka.

Namun, katanya hal terpenting
dari pekerjaan Ayah

adalah tak biarkan orang
yang sedih dan sendirian

terus merasa seperti itu.

Bagaimana dengan kau yang bilang
dia orang paling ceria?

- Ingat itu?
- Kurasa dia butuh bantuan kita, Yah.

Sinterklas atau bukan.

Ayo, Ayah!

Nick.

- Apa yang terjadi?
- Aku kenal lingkungan ini.

Kupikir, tunggu, ada kenalanku di sini.

Kupikir, kita masuk,
kau hubungi polisi,

- dan aku mengambil persediaan.
- Siapa?

- Ini aku, Bos Perada.
- Astaga, Nick?

Ayo, Ayah, tak bisakah kita masuk

dan pinjam telepon
untuk mencarikannya bantuan?

Semoga kenalanmu ini
tak membuat masalah.

Ayolah, kenalanku tak membuat masalah.

- Kenalanku membuat mainan.
- Ayah, ayo!

Katanya mereka membuat mainan.

Eddie, aku paham.
Kau tak percaya siapa aku.

Baiklah.

Biar kutunjukkan sesuatu
yang mengubah pendapatmu.

Ikuti aku.

KELAS DUNIA, DIDIRIKAN 1825

Hai, Nick!

Santo Nick di sini.

Lihat. Ini Natal.

Waktu paling ajaib dalam setahun, Eddie.

Aku paham kau peragu
yang tak percaya apa pun.

Aku sudah sering bertemu orang sepertimu.

Namun, begitu kutunjukkan bengkel
penuh mainan yang luar biasa ini,

semua langsung percaya. Lihatlah.

Saat lihat semua mainan ini,
kau akan terpukau.

Nick, di mana mainannya?

Ya, Nick, di mana mainannya?

Ya, mainannya.

Kalian tahu, para elf sudah membawanya

karena di Australia sudah pagi Natal.

Mungkin malah Natal sore.

Mungkin malam.
Aku tak pandai soal zona waktu.

Dikira aku pandai, salah.

Biar Gerald dan Lucille
yang menjelaskan semuanya.

Mari masuk dan temui kru.

Itu dia.

Maaf, kami selesai lebih awal
dan memulai pesta.

Tentu saja, pantas tak ada mainannya.

Halo, Nick. Siapa mereka?

Si kecil ini Charlotte,
dia ayahnya, Eddie.

Eddie orang yang tak percaya.

Masa? Claustrofobia, ya.

- Maaf, apa?
- Claustrofobia, takut Sinterklas.

Kutanya sekali lagi,

- tempat apa ini?
- Dengar, Eddie,

ada dua miliar keluarga
di lebih dari 160 negara

yang merayakan Natal.

Ya, lalu?

Rata-rata 1,8 anak per rumah,

Nick mengantarkan hadiah ke miliaran anak.

- Miliaran?
- Gila, 'kan?

Ya, benar. Bukan hanya itu yang gila.

Aku tak bisa memproduksi
semua mainan itu di Ku-Ra.

- Jadi, aku alih daya.
- Benar.

Dengan operasi satelit di setiap kota.

- Maaf, kau bilang Ku-Ra?
- Ya, Kutub Utara.

Lucille, semoga kau punya kukis.

Sepertinya gula darahku cukup rendah.

Jadi, aku butuh kukis.

Apa aku punya kukis? Tentu saja!

- Bagus!
- Kukis ada di dapur.

Ayah, kukis!

Gerald dan Lucille,
kalian luar biasa Natal kali ini.

Lihat semua kukis Natal ini!

Semua makanan lezat ini.

Aku cuma boleh makan dua kukis,
tapi malam ini pengecualian.

Jika langgar, aku harus kabari pelatih,
dr. Parnus.

Dr. Parnus itu lemming.
Jika dengar kabar buruk...

- Akan melompat dari tebing?
- Tepat.

Charlotte, lihat secantik apa
kukis-kukis ini.

Kau mau menikmati kukis?

- Ayah, boleh aku menikmatinya?
- Tidak.

- Apa maksudnya?
- Aku senang kau bertanya.

Kau hanya perlu mengambil
salah satu kukis yang baru matang ini

dan arahkan ke dekat mulutmu seperti ini,
kemudian...

Selamat makan kukis.

Cuma makan kukis, aku tak lihat...

Dengar, kau punya telepon
yang bisa kupinjam?

Ada di sana.

Pasti kau baru melihatnya.

TIDAK DIKENAL

- Halo?
- Alli, ini aku.

Hai. Kalian di mana?

- Kami di mana?
- Harusnya tiba pukul 20.30.

Kami akan segera pulang,
cuma mampir sebentar.

Mampir?

Tidak, kami akan segera pulang.

- Kalian di mana?
- Di pusat kota.

Semalam ini? Sedang apa kalian di sana?

Di mana Charlotte?

Di sebelahku. Masalah pekerjaan.

Astaga, kau masih bekerja malam ini.

- Tidak, bukan begitu.
- Hanya semalam, Eddie.

Tidak apa mengecewakanku,

- tapi Charlotte?
- Mengecewakan?

Dia bersenang-senang. Tunggu sebentar,
biar dia sendiri yang bicara.

Bilang ke ibumu kalau kau baik-baik saja
dan tidak kecewa.

- Katakan.
- Hai, Bu.

- Sayang, hai. Kau baik-baik saja?
- Kami bersama Sinterklas

dan dokternya seekor penguin,
keringatnya bergliter.

Lalu, ada mereka, Lucille dan Gerald

- yang sebenarnya bukan elf...
- Baiklah.

Biar Ibu bicara dengan ayahmu lagi.

- Sudah kubilang, semua aman.
- Bawa anakku pulang.

- Pasti.
- Kau tahu?

Lupakan soal peppermintinis.

Baik, aku mengerti.

Masalahnya adalah
ada remah kue buah dan brendi

di sirkuit pemancar.

Namun, teknisnya, tak ada yang aneh.

Jadi, bagaimana
kau bisa berakhir bersamanya?

Begini, malam ini... Awalnya normal saja.

Kalian tahu, semua penduduk
sudah keluar kota,

aku mengunjungi semua rumah yang kosong.

Harusnya keluarga Harf
ada di Florida, West Palm.

Begitulah yang kukira.

Ini daftar orang yang akan kalian tagih.

Yang tak kusadari, aku mengusik
anggota kongres jahat

yang disuap untuk menutup
Moonlight Mission.

Kata sandinya 4273.

Itu namaku, Harf.

Salah satunya penampungan tunawisma

tempat kau menyalakan lilin pagi ini.

Benar, Moonlight Mission.

Pak Marty Plessak membayarku
agar dia mendapatkan tanah itu.

Ya, tapi mau dia jadikan apa
penampungan itu?

Akan dia hancurkan
untuk membangun toko ban.

Mau bilang apa? Aku orang jahat.

Ya, dia benar-benar menyebalkan.

Pokoknya, kunyalakan lagu seperti biasa
saat tak ada orang.

Halo?

Permisi?

Kau bisa melihatku?

Ya.

Sedang apa kau di sini?

Sedang apa? Ini rumahku.

Ini rumahmu?

Kau tahu?

Aku dari perusahaan gas.

Berpakaian Sinterklas?

Karena kami... Pencitraan ulang.

Kami ingin lebih ramah keluarga.

Kami putuskan
untuk berpakaian sesuai musim.

Saat Paskah, aku kelinci Paskah.

Saat Halloween, aku Drakula, versi lama

dengan model rambut di leher
berbentuk V dan taring.

Demi anak yang tumbuh besar
karena nantinya mereka bayar tagihan.

Karena itu, anak-anak adalah masa depan!

Baiklah, cukup!

Ya.

Semoga kalian suka kembang kol.

Tangkap dia!

Sejak itu, mereka terus mengejarku.

Yang benar saja.

Kau membuatku dan putriku
lalui malam mengerikan ini

karena perampokan gagal?

Eddie, ini bukan perampokan gagal.

Selama ini, kusangka
kau benar-benar butuh bantuanku.

Kukira kau memang punya masalah.

Ternyata kau cuma orang jahat!

Tenang dahulu, Bung.

- Dia tak serius.
- Tentu saja serius.

Rupanya mereka, ya.
Orang yang coba menabrak kita.

Yang mengejar kita semalaman.

- Orang yang mau kau rampok?
- Dia tak merampok.

Diam, Willy Wonka.

Tunggu, tenanglah.

Itu sangat berlawanan denganku.

Aku meninggalkan sesuatu, bukan mengambil.

Sandiwara sepanjang malam,
semua permainan...

Berakhir! Sepanjang malam. Ayo, Nak.

Jangan larang aku ambil apa pun.

Apa pun. Termasuk kukis.

- Tidak!
- Ya.

Bagus!

Ya! Inilah yang kucari.

- Malam ini belum usai.
- Sudah diperbaiki.

Terima kasih.

Bobby, sepanjang malam ini
tak terkendali.

Benar-benar mimpi buruk!

Ya, butuh alamatnya?

- Jangan, Yah.
- Charlotte, ayolah.

- Jangan.
- Di Jalan Perry 259.

Atlanta, Georgia, 30316.

Baik. Semuanya, ini menyenangkan,

tapi akan kuakhiri.

Akan kuberi bantuan yang dibutuhkan.

Nona-nona, berhenti menari.
Moulin Rouge berakhir.

Kau mau manisan karamel penyanyi Natal?

- Di mana Nick?
- Di atap,

menjemput rusa.

Gerald menemaninya karena Nick
harus mengantar hadiah malam ini.

Dia menitipkan ini untukmu.

Gerald, terima kasih atas segalanya,
terutama untuk kukisnya.

Aku sebentar lagi pergi.

Apa pun untukmu, Nick.

- Kuharap ini berfungsi.
- Harusnya.

Gerald, aku tahu
kenapa benda ini tak berfungsi.

Karena Eddie tak percaya.

Nick!

Kesenangan berakhir. Cukup.

Hentikan pertunjukan konyol ini.

- Kau memang tak percaya.
- Cukup. Tolong jangan mulai lagi.

- Kau pemikir kuno.
- Bung, kau punya mesin faks.

- Juga telepon putar dengan koin.
- Baiklah, semuanya.

Mohon kerja samanya.

Besok, mayoritas orang akan bangun

dan mendapati Natal dibatalkan.

- Itu salahmu.
- Kuterima.

Tahu kenapa? Karena sebenarnya
aku lebih suka Thanksgiving.

Ayo, Pak.

- Sekarang bagaimana?
- Berimprovisasi.

Kukerahkan petugas mencari SUV itu,

tapi tanpa pelat nomor pasti sulit.

Kalau kau bisa menahannya
sampai polsek Atlanta mendakwanya

dan aku bisa antar Charlotte ke ibunya,
akan sangat kuhargai.

Kurasa kau tak perlu menunggu.

Ada laporan lain 10 menit setelah kau.

Ini Detektif Jack Finer
dan Zachary Strong.

- Halo.
- Surat perintah dari DeKalb County.

Ternyata tersangkamu dicari
berkaitan dengan masalah di sana.

Waktunya Ron dihukum.

- Ron?
- Ron Campbell.

Alias pencuri cerobong asap.

- Temukan barang pribadinya?
- Hanya ini.

Apa itu?

Pemanggil rusa.

- Eddie, ada apa ini?
- Ada apa?

Kau bukan Sinterklas.

Namamu Ron Campbell.

Pencuri dari Atlanta.

- Kau tahu itu, 'kan?
- Aku punya banyak samaran,

yang itu bukan.

Kadang namaku Victor Van Vitch,
ada juga Eddie Cougar.

Mellencamp, yang itu bagus,
atau favorit baruku,

Lil Baby Claus.

Semua penyanyi rap bernama "lil"
dan "baby". Aku juga mau coba.

Tolong jangan mempersulit.

Eddie, dengarkan aku.

Mereka bukan seperti yang dikatakan.

Cukup, Nick.

Lain kali, buat cerita lebih bagus

karena tak ada yang namanya
dokter penguin

dan rusa yang suka berkelahi
dengan lagu tema film.

Hanya ada orang jujur dan pembohong.

Kau tahu dirimu yang mana?

Kau benar-benar tak percaya.

Nick, kau mau ke mana?

Sejujurnya, aku tak tahu.

Jaga ayahmu, ya, Charlotte.

Sampai jumpa.

Bobby Carlotta kecil.

Tidak ada set kereta untukmu Natal ini.

Aku sudah memberimu 35 set.

Mainkan yang lama.

Tidak ada kereta untukmu!

Entah dia bicara apa.

Ayah, mereka tak boleh membawa Nick.

Charlotte, dia berbohong.

Membohongi kita sepanjang malam.

Paham? Dia bukan Sinterklas.

Aku agak lapar, butuh camilan.

Bisa mampir beli kukis atau sesuatu?

Di mana?

- Tabletnya.
- Sudah kuduga!

Aku tahu kalian orang jahat.

Aku punya firasat.

Harusnya aku tahu, itu bagian tugasku.

- Tahu yang nakal atau baik...
- Diam!

Di mana tabletnya?

Biasanya kusimpan
di kantong rahasia Sinterklasku,

tapi coba tebak, tak ada di sana.

Silakan lakukan tugas kalian.

- Kalian menemukannya?
- Tidak.

Butuh dibujuk.
Harf ada di pesta Natal wali kota.

Sampai jumpa di sana.

Eddie.

Kutemukan ini di sel orang itu.

Tidak ada saat dia diproses.

Ya, dia membawanya
saat menghilangkan sesuatu.

Entah bagaimana caranya.

- Bisa pesankan aku Uber?
- Ya, tentu.

- Aku berutang padamu.
- Jelas.

SELAMAT NATAL DARI WAKIL RAKYAT ANDA
CONRAD HARF

Harf.

H-A-R-F.

Tak kupercaya semudah itu.

Apa?

Kau percaya ini cara mereka
melacak kita?

- Lewat iPad?
- Ya, mereka orang yang sangat jahat.

Melakukan hal yang sangat jahat.

Aroma kayu manis apa ini?

Anak buahku di luar saja, jika...

Permisi, Bapak-bapak.

Astaga, dia bahkan mencoba menutup
Moonlight Mission.

Pohon Natal itu bagaikan
sepasang tangan hangat

- yang terbuka.
- Kau memercayainya?

Dia berdiri di sana,
mengatakan hal-hal baik

untuk tempat itu.

Ayah, lihat,
mereka orang yang membawa Nick.

Kita harus membantunya.

Mungkin dia berbeda
dari yang kita kira, Yah.

- Namun, dia bukan orang jahat.
- Baiklah.

Ayah beri tahu teman di polsek, ya?

Hiasannya harus dilepas dahulu.

- Apa itu?
- Ingat, Lucille berikan untuk Ayah.

Katanya dari Nick. Biar Ayah buka.

Sinterklas yang terhormat,
tahun ini, daripada mainan,

kuharap orang tuaku
tak sering bertengkar

dan tak bercerai.

Nama mereka Theo dan Brenda Garrick.

Aku punya ide untukmu.

Ayahku ingin joran yang bisa dilipat.

Dia suka memancing.

Dia menangkap ikan kakap,
trout, dan terubuk.

Kau bisa bawakan dia joran.
Dia akan pikir itu dari ibuku,

semua pasti bahagia.

Terima kasih dan hati-hati di jalan
Malam Natal ini.

"Temanmu, Eddie Garrick."

Eddie Garrick.

Kita memang harus membantunya.

- Benarkah?
- Ya.

- Namun, di mana mencarinya?
- Lihat!

- Berikan H, O...
- Kau gadis terpintar yang Ayah kenal.

Baik, jika tak mau nilai buruk,
ganti arah.

Alamat baru.

RESTORAN YUNANI TOMMY TOM-TOM

Nak, kau belum makan ayamnya.

Sayang, jangan kecewa.

Ayah tahu, Sinterklas kabur dari van,
tapi setidaknya kita bertemu.

Dia juga tahu siapa kita.

- Dia tahu siapa kau.
- Kau ingat itu.

- Hebat.
- Kami butuh bantuan.

- Hai.
- Apa yang terjadi?

Kau? Butuh bantuan untuk apa?

- Menemukan Nick.
- Baiklah.

Benda sialan!

Sudah berapa kali kubilang? Berapa?

Kita harus beli mesin baru.

Aku tak bisa bekerja begini.

Di mana dia sekarang?

Di sini!

- Di mana?
- Pusat kota.

- Tepatnya?
- Sepertinya wastu wali kota.

- Kita harus ke sana.
- Untuk apa?

Menyelamatkan Sinterklas!

Sudah kuduga.

Ada yang mau merayakan Natal

Tidak...

Baiklah, mari pergi.

- Apa yang kita lakukan?
- Merayakan Natal!

Astaga, itu salju?

Mungkin sudah 30 tahun tak ada salju
di Malam Natal.

Bukan mungkin. Memang tepat 30 tahun.

- Di mana dia sekarang?
- Di luar wastu.

- Kau tak apa, Sayang?
- Dua bulan CrossFit, Sayang.

Baiklah.

- Hati-hati.
- Aku bisa.

Ayah, aku mau ikut.

Tidak, kau tetap di sini. Tolong jaga dia.

Eddie, jangan lupakan ini.

Ya.

Eddie!

Rayakan Natal.

Ya.

Ini pendapatku,
menurutku kalian membawaku kemari

untuk mendapatkan
daftar anak baik dan nakal,

tapi tidak, kalian sudah memilikinya.

Kalau sudah selesai dengan daftarnya,
kembalikanlah

agar pengiriman kuselesaikan
malam ini.

Halo.

Biar aku melihatnya.

Di mana tabletku?

Seperti kataku ke rekanmu,
entah apa maksudmu.

Kau di rumahku mencarinya.

- Kau bekerja untuk siapa?
- Topik debat lama.

Beberapa orang berpikir
aku bekerja untuk Ibu Pertiwi

atau Bapak Angkasa,

baru-baru ini semua kira
aku bawahan Beyonce.

Tidak, semua suami pasti paham.

Aku kerja untuk Bu Claus.

Bu Claus mengelola segalanya.
Apa pun yang dia minta kulakukan,

itulah yang kukerjakan.

Begitu aku keluar dari pesta ini,

kita akan berbincang

dan aku tak akan bohong,
akan menyakitkan buatmu.

- Mary?
- Ya, Pak.

Kita bertemu di tempat itu segera

dan gali informasi darinya.

Dimengerti, Bos.

Kita selesaikan ini.

Mungkin itu bos,
menjelaskan di mana lokasinya.

- Bagus, karena aku tak tahu.
- Ya, Bos?

Ke mana dia?

Nick!

Eddie, apa kabar?

Apa yang terjadi di sana?

Mendengar lagu Natal terlalu keras.

Efeknya mulai hilang, cepat pergi.

Sinterklas!

Tangkap dia!

Bu Wali Kota.

Pesta yang indah.

Terima kasih sudah hadir, kau baik sekali.

- Apa maumu?
- Sedang apa kau di sini?

- Mencarimu.
- Apa maksudmu?

- Keluarga Trunkle melacakku?
- Ya.

Kau tahu? Aku suka keluarga itu.

Ada satu hal lagi yang harus
kukatakan kepadamu, tapi...

Keluar dahulu. Kukatakan nanti saja.

Mereka tak bisa menjaganya

dan aku ibu sepak bola berisik.

Maaf, permisi, Bu Wali Kota, sebentar.

Mereka kabur.

Orang jahat itu mengincar
daftar baik dan nakal.

- Makarun.
- Ya, aku tahu.

Harf anggota kongres komite Alokasi.

Dia menerima suap dan pada dasarnya
memakainya bak celengan pribadi.

Kata-katamu sulit.

Ayo, Bung.

Tablet yang kau ambil

berisi daftar pembayaran
yang ditagihnya malam ini.

Gila, 'kan?

Berhenti!

Bos, kau tampak lelah.

Di mana tabletku?

Seperti yang kubilang, entah.

Dengar, Sinterklas, bagiku tak masalah
menghancurkan Natal

- semua anak di Amerika.
- Maaf.

Dia kira aku cuma lokal. Bukan, aku...

Aku global.

Baiklah.

- Bagaimana denganmu?
- Aku?

Apa keterlibatanmu dalam semua ini?

Aku hanya membantu Sinterklas.

Eddie, barusan kau...

- Kau mengatakannya lantang?
- Jangan begitu.

Kau membantu Sinterklas.

- Akhirnya, Eddie.
- Jangan.

Kalian dengar itu!

Dia membantu Sinterklas.

- Baiklah.
- Itu rekanan.

Baiklah, sudah.

Baik, jangan berlebihan.

- Tenang.
- Apa yang terjadi?

Bagaimana bisa mereka merampok,

menipu, dan kabur dari kita?

Mereka!

Bung, kau bukan Sinterklas.

Kau pun tak seperti dugaanmu.

Kenapa? Aku tak lakukan apa pun.

Bawa mereka ke sana dan gunakan
semua yang kita pelajari

di Google untuk menggali informasi

dari mereka yang tidak mau bicara.

Ya, Conrad Harf.

Saat usiamu sembilan tahun,
kau mau boneka ninja Action Arthur.

Dengan pegangan kungfu... Ya, kau mau.

- Ya, kau mau.
- Entah apa yang kau

- ocehkan.
- Ada tombol kecil di belakang

dan bergerak begini.
Kaki dan tangannya naik.

Kaki kanan dan tangan kiri,
lalu melakukan karate.

Itu maumu. Tahun itu sulit, kami tak beri

karena manusia kue jahe
memutuskan mogok kerja.

Aku tahu kau ingin boneka itu,
maaf tak bisa kuberi.

Kini masuk akal,
mungkin itu sebabnya kau mendapat

kisah awal penjahat ini.

Diam!

Kalian urus masalah ini.

Ada padaku.

Berikan kepadaku.

Bagus sekali.

- Sekarang.
- Eddie, kau harus percaya.

- Percaya dan keajaiban terjadi.
- Dua orang ini

mau kita apakan?

- Apa itu?
- Fakta Sinterklas keempat,

rusa bisa lebih dari sekadar terbang.

Jago membungkus kado,
membuat pasta dari nol,

dan melindungi Sinterklas
dari orang yang menjahatinya.

Eddie, buka matamu.

Ke mana saja mereka semalaman?

Mengelilingi langit menunggumu.

Menunggumu untuk percaya.

Matikan lampunya!

Jangan!

- Berapa lama aku akan di sini?
- Itu ganjaranmu.

Ibu!

- Kau lihat rusanya?
- Ya!

Mau mengelus mereka?

Hai!

Kau lembut sekali.

Kerja bagus.

Aku sangat merindukan kalian,
kerja bagus.

Baiklah.

Tunggu, Nick.

Kau melupakan sesuatu.

Tidak boleh terlupa. Terima kasih.

Tunggu.

Selama ini kau berusaha
membuatku memercayaimu.

Kau perlu tahu ini.

Mustahil aku percaya
andai kau tak yakin kepadaku.

Eddie, aku mau saja dapat pujian, tapi...

Ini bukan soal aku percaya kepadamu.

Tahu siapa yang memercayaimu
sampai ini terwujud?

Gadis kecil luar biasa itu.

Bisa tersenyum untukku?

Hai!

Mereka ini kakak, adik, atau...

Eddie, aku hanya mau
membantumu percaya lagi.

Seperti dahulu, kau tahu.

Saat Eddie delapan tahun

mengira joran bisa memecahkan masalahnya.

Semua tak terlalu buruk, Nick.

Sama sekali tidak.

Sebelum aku lupa.

Bisa berikan ini ke Harf?

- Baiklah.
- Bilang dari Sinterklas.

Sampai jumpa, Nick!

Tahun ini Anda benar-benar hebat,
Bu Wali Kota.

Dia bergerak!

Jadi, ayahku menekan pemanggil rusa.

Lalu, rusanya datang.

Kau mencatatnya? Haruskah kuulang?

Semua informasi soal anggota kongres jahat

dan ketiga anak buahnya ada di situ, 'kan?

Harf, sebelum kau pergi...

- Dia mau kau menerimanya.
- Apa ini?

Buka dan lihat saja isinya.

Tidak...

Tidak mungkin. Action Arthur!

Sekarang aku anak baik!

Ya, baiklah...

- Masukkan dia.
- Action Arthur, Opsir!

Action Arthur.

Mungkin dia memang Sinterklas.

Aku sudah bilang berkali-kali.

Dia ajaib!

Bukannya kalian terlalu tua
untuk percaya Sinterklas?

Usiaku 42 tahun.

JAGA JARAK
PEMINDAHAN TAHANAN

Halo. Nick! Kau tak apa-apa?

Baiklah.

Kita kembali, Semuanya!

Selamat Natal!

Satu, dua, tiga...

Kita menyelamatkan Natal!

Baiklah, mari jalan.

Waktunya berkeliling.

Tidak apa, Ayah.
Kau akan baik-baik saja.

Kau baik-baik saja?

- Ya. Ini malam terbaik.
- Dari mana saja kalian?

Kau tak akan percaya,
tapi kami bersama Sinterklas.

Eddie, ini bukan saatnya bercanda.

Tidak, Sayang, sungguh.
Kami bersama Sinterklas.

Sungguh. Charlotte, kau akan diam saja?

- Bantu Ayah.
- Bu, Ayah berkata jujur.

- Sungguh!
- Jadi, kini kau minta bantuan

anak delapan tahun untuk ikut bohong.

Tidak, mana mungkin.

- Serius.
- Kau, Sinterklas...

Dengarkan sebentar.

Apa itu?

Kalian melihat apa?

Sedang apa di sini?

Sudah kuduga dia tak percaya.

Jadi, kuputuskan membantu.

Ya, kacau balau.

- Hai.
- Hai.

Kau Sinterklas...

Ya, aku Sinterklas.

Baiklah...

Kenapa janggutmu begitu?

Dia mengecatnya karena krisis paruh baya.

Kau... Semua ini sulit dipercaya.

Yang sulit dipercaya itu

ekspresimu saat berusia tujuh tahun

saat mendapatkan set mainan
keluarga Tuan dan Nyonya kuda laut.

Kau senang sekali mendapatkannya.

Kau kira tak dapat hadiah tahun itu
karena...

Ayahku kehilangan pekerjaannya.

Aku tak pernah memberitahumu.

Memang tidak, itu maksudku.

Ini yang kualami sepanjang malam.

Baik, selamat malam.

Tunggu, jangan pergi dahulu.

Ada yang ingin Eddie sampaikan kepadamu.

- Masa?
- Dia tahu yang kau pikirkan

Aku tahu yang kau pikirkan,
jadi, katakanlah.

- Baiklah.
- Katakan.

- Ya, baiklah.
- Ya.

Silakan, ayo.

- Lakukan.
- Aku akan...

Berikan aku waktu.

Baiklah...

- Allison.
- Allison.

Kau tahu,

aku tunggu di sana.

Allison, kurasa aku selalu takut.

Sejak usiaku delapan tahun, aku takut

karena saat Natal, orang tuaku berpisah.

Saat Charlotte berusia delapan tahun,
semua terkenang kembali.

Kupikir lebih aman,
seperti katamu, tidak terikat.

Namun, aku tahu, itu bukannya aman,

tapi hanya takut.

Kini kusadari hal itu tak masuk akal.

Tidak saat memiliki sesuatu
yang amat kau percayai.

Bagiku, kau orangnya.

Juga putri cantikku, Charlotte.

Kurasa yang ingin kukatakan adalah

kalian berdua adalah Natalku.

Tiap hari dalam setahun.

Aku mencintaimu.

Butuh temanmu, Sinterklas,
agar kau menyadarinya?

Sedikit, ya.

Dia memang berjasa.

Bung, kau membuatku terharu.

Jadi, bagaimana?

Soal yang kukatakan?

Kurasa...

- Lumayan.
- Apa?

Sepertinya aku menyukainya.

Sinterklas, kenapa kantongmu bergerak?

Senang kau bertanya. Ada kejutan untukmu.

Sapalah Buldoser.

Tidak.

Halo, Buldoser.

Tidak, kami tak butuh anjing.

- Ya, butuh.
- Kami butuh anjing.

Andai tahu 30 tahun lalu,
kita bisa bantu ayahmu...

- Manis sekali.
- Syukurlah, Sayang.

Charlotte, lihat.

Keajaiban Natal.

Kau hebat, Sinterklas.

Hai, lihat anjing manis ini.

Tugasku selesai.

Terima kasih.

Baik, keluarga Garrick.

Selamat Natal.

Ada tamu lagi?

Hai, Semua, mau masuk
dan menyapa Buldoser?

- Tentu saja.
- Tentu saja.

Lihat, ya, ampun...

Baiklah, Kawan,
malam kita masih panjang.

Banyak yang perlu diantar.

Sampai jumpa!

Terjemahan subtitle oleh Aditya Gutama