All language subtitles for Ice Cold Murder Coffee And Jessica Wongso 2023 1080p NF WEB-DL.x264.AAC5.1

[musik piano lembut mengalun]

[pewara berita] Anda menyaksikan
laporan khusus jelang vonis

dari Jessica Kumala Wongso.

[kamera menjepret]

Sudah hampir sepuluh bulan, Saudara,

sejak kematian
Wayan Mirna Salihin di Kafe Olivier.

Hari ini, nasib
dari Jessica Kumala Wongso,

terdakwa tunggal pembunuh Mirna,
akan segera ditentukan.

[bahasa Inggris] Semua
diawali dengan pertanyaan,

"Bagaimana Mirna meninggal?"

Apa itu pembunuhan?

- [musik tegang]
- [reporter] Warga Australia,

Jessica Wongso, telah didakwa
atas pembunuhan Mirna Salihin.

Polisi menduga dia meracuni temannya
dengan memberi sianida ke dalam kopinya.

[pria 1, bahasa Indonesia]
Jessica itu kayak setan.

[bahasa Inggris] Dalam dirinya
ada sesuatu yang jahat.

- [kamera menjepret]
- [riuh wartawan]

[pria 1, bahasa Indonesia] Yang dibilang
pengadilan abad ini itu betul.

[sirene meraung]

[pria 2] Kasus kopi sianida ini mungkin
bisa dibandingkan dengan OJ Simpson.

[bahasa Inggris] Jujur, entah kenapa
kasusku menjadi begitu besar.

Aku bukan selebritas atau politisi.

[bahasa Indonesia] Kasus ini
terlalu banyak sisi dan rumor.

Ada rumor ada cinta segitiga
antara Jessica, Mirna, dan juga suaminya.

Ada kaitannya dengan mafia.

- [meletup]
- [terkesiap]

[pewara berita, bahasa Inggris]
Dua sahabat yang cantik, muda, dan kaya...

Kenapa salah satunya meracuni yang lain?

[bahasa Indonesia] Kalau dia
tak bersalah, silakan bebaskan.

Saya juga tidak mau menjadi dosa

kalau saya membebaskan
orang yang bersalah.

Saya yakin dia tidak bersalah.

Harus saya buktikan kebenarannya.

[pria 1, bahasa Inggris]
"Anda yakin Jessica membunuh Mirna?"

Satu juta persen!

Bersalah!

Dia pembunuhnya.

[musik selesai]

[musik balada mengalun]

[bahasa Inggris] Di sini? Baik.

[produser] Sebisa mungkin, deskripsikan,

jika Anda di ruang sidang,
ceritakan keadaan persidangan itu, ya?

Tidak, saya harus mulai...

AYAH KORBAN

...dari pertama saya merasa
Jessica pembunuhnya.

[produser] Tidak, mulai dari Anda dahulu.

[Edi] Paham.

Anda tidak membawa pistol, 'kan?

Bawa, kenapa?

Singkirkan dan jangan diperlihatkan.

Tidak, ini tak apa-apa.

Ini terkunci.

[musik berlanjut]

[Edi, bahasa Indonesia]
Saya orangnya mungkin kuat, ya. Saya kuat.

Sudah umur hampir 70 begini masih kuat.

Masih push up sampai ratusan begitu.

Jadi, ya, terima kasih Tuhan,
saya masih dikasih kekuatan luar biasa.

[bahasa Inggris] Darah macanku.

[Edi] Jadi, biasanya...

- [produser] Arahkan ke bawah.
- Pistol begini bisa...

[Edi] Tak apa. Sudah terkunci.

Ya.

[Edi, bahasa Indonesia] Saya terbiasa
dengan hal-hal yang agak parah begitu.

Tidak semua orang begitu.

Jadi, waktu saya
pertama dengar Mirna itu mati,

saya hanya tanya, "Mati kenapa?"

[sebagian bahasa Inggris]
Itu anak sehat. Sangat sehat.

Kenapa dia harus meninggal?

Di situ saya sudah memutuskan.

Saya akan menginvestigasi,
pasti ketemu pembunuhnya.

[musik sedih mengalun]

Mirna,

dia punya sifat, adab,
menurun dari saya. Mirip seperti saya.

Bicaranya keras.

Jika salah dibilang salah.
Tidak, ya, tidak.

Saya saja dimaki-maki.

"Kenapa, sih, Papa begini... begitu?"

Jadi, dia rekan sparing saya, begitu.

[musik berlanjut]

Dia main bola saja
bisa berantem dengan temannya.

Berkelahi...

[bahasa Inggris] Berkelahi dengan lelaki!

[bahasa Indonesia] Sandy dipukul, begitu,

didatangi oleh Mirna,
dia tonjok lelaki itu.

Begitulah Mirna!

[berdecak kagum]

[burung berkicau]

JERMAN

[Sandy] Namaku Sandy...

aku kembarannya Mirna.

Tinggal di sini dengan di Jakarta berbeda.

Tempatnya di perdesaan,
jauh dari perkotaan.

Aku dan suami ingin memulai
hidup baru di sini dan mencari ketenangan.

[bunyi ponsel merekam]

[Sandy, bahasa Inggris]
Mir, lihat ke sini.

- Satu, dua... [berseru]
- [kamera menjepret]

[musik berlanjut]

Kangen dengan dia. Kangen sekali.

[tersenyum lirih, berdecak]

[berdecak] Saat Mirna sudah dikubur,
aku sempat memimpikan dia.

Dia cuma duduk
dan dia melihat gaun pengantinnya,

tapi mukanya terlihat sedih, dan dia diam.

Impian Mirna ada banyak.

Dahulu, ingin membuka kafe bersama.

Tapi, yah...

[bergumam] Tak bisa
dilanjutkan lagi, 'kan?

[mendengus]

Kami berdua suka sekali kopi.

[sebagian bahasa Inggris]
Dan menurutku itu ironis...

[bahasa Indonesia]
Mirna meninggal karena itu.

[musik selesai]

[musik menegangkan]

MIRNA: AKU SUKA ES KOPI VIETNAM-NYA, SIAL

JESSICA: HA-HA KAU DAN KOPI
DASAR PENCINTA KOPI SEJATI

MIRNA: YA, BEGITULAH AKU

JESSICA: DASAR, OKE HA-HA

[musik selesai]

- [mesin kopi mendesis]
- [kopi dan susu bergemercik]

[musik trendi mengalun]

[wanita 1] Olivier adalah
salah satu kafe premium.

[produser, bahasa Inggris]
Apa itu tempat keren untuk orang bertemu?

MANAJER, KAFE OLIVIER

Ya.

[Devi] Mereka datang untuk nongkrong.

Karena ada bar juga,
jadi mereka bisa bercengkrama.

- [kopi bergemercik]
- [es berdenting]

- [minuman bergemercik]
- Olivier punya peraturan tertentu

untuk pelanggannya bisa datang
atau masuk ke dalam restoran ini.

Harus berpenampilan baik,
harus betul-betul rapi.

Pelanggan lebih sering
pakai barang-barang bermerek,

seperti Gucci, Prada, dan Louis Vuitton.

Saya bangga sekali bisa menjadi
salah satu staf di Kafe Olivier.

[musik selesai]

[efek suara intens]

6 JANUARI 2016

- [deru angin]
- [bunyi klakson]

[musik mengancam mengalun]

[Devi] Hari kejadian itu
hari yang biasa saja.

Ada beberapa meja
yang memang sudah terisi.

PUKUL 15.30 - JESSICA TIBA DI OLIVIER
DAN KELUAR SETELAH DUA MENIT

JESSICA: AKU SUDAH SAMPAI, TEMAN-TEMAN

PUKUL 16.14 - JESSICA MASUK KEMBALI
KE OLIVIER DENGAN TAS BELANJA

PUKUL 16.18
JESSICA MEMESAN MINUMAN

[musik berlanjut]

[Rangga] Saya mulai masuk
pada pukul 16.00 sore.

Saat saya masuk ke bar,
keluarlah kertas pesanan,

- yaitu es kopi Vietnam.
- [berdenting]

- Saya membuatnya seperti biasa.
- [bergemercik]

Lalu, kami siapkan di gueridon,
dan diangkat oleh pelayan.

PUKUL 16.24
KOPI DISAJIKAN KEPADA JESSICA

[musik berlanjut]

[air bergemercik]

PUKUL 17.16, 52 MENIT KEMUDIAN
MIRNA TIBA DENGAN TEMAN LAINNYA, HANIE

[Devi] Saya melihat
ada tiga orang di meja 54.

Mereka anak muda,

kemudian saya melihat juga
mereka saling kenal dan lumayan akrab.

PUKUL 17.18
MIRNA MINUM KOPI

[musik selesai]

[es berdenting]

[Rangga] Dan setelah itu,

ada tamu yang kejang-kejang.

[musik menegangkan mengalun]

[Devi] Saya melihat kondisi Mirna
memang sangat mengkhawatirkan

karena ada kejang dan kesulitan bernapas.

Jadi, saya melihatnya juga
itu sudah darurat.

Di sebelah kanan saya ada Jessica.

Saya sangat curiga dengannya pada saat itu

karena dia tidak mau memegang temannya,

padahal dia benar-benar
ada di sampingnya persis.

Sehingga saya melihat
ini mungkin ada kejanggalan.

Ada yang salah dengan... [bergumam]

Jessica.

Begitu.

Dia bertanya,

[bahasa Inggris] "Kau memasukkan apa
ke dalam minumannya?"

- [efek suara intens]
- [musik menegangkan berlanjut]

Dari situ saya mulai merasa ada yang aneh

karena dengan sikapnya,
Jessica lebih agak defensif.

Dari situ saya sadar,
berarti ada sesuatu di kopinya.

Kemudian saya cicipi sendiri,

ternyata memang kopinya betul-betul
rasa dan baunya busuk sekali.

[Rangga] Saat saya lihat
warnanya kuning sekali kayak kunyit.

Saat saya cium dari dekat,

baunya menyengat sekali
kayak kita meneteskan Power Glue.

Menyengat ke hidung.

Saya panik. Bisa dibilang panik sekali.

Saya sampai mencicipi semua bahan,

tapi dari situ tidak ada apa-apa.

Cuma minuman Jessica saja
yang seperti itu.

[Devi, bergumam]
Memang saat itu sangat berat.

[musik selesai]

Itu kayak... Mental saya juga menurun

untuk mengingat hal tersebut, begitu.

[musik sendu mengalun]

[Edi, bahasa Inggris] Di rumah sakit,
menggunakan tangan saya,

saya memberi dia oksigen dari mulut saya.

Namun, dia sama sekali tak bergerak.

Saya bilang, "Mirna, kenapa kau mati?

Sebaiknya Papa saja.

Papa bisa mati. Papa sudah tua."

[mendengus]

[embusan napas]

[musik berlanjut]

[bahasa Indonesia] Aku masih sangat ingat.

Mukanya Mirna
seolah-olah bilang, "Tolong aku."

Aku sempat coba membangunkan Mirna terus.

Aku sempat menampari mukanya

karena aku pikir kenapa tidak bangun.

Tapi akhirnya, aku disadarkan
oleh suster dan dokter bahwa

Mirna memang sudah tiada pada saat itu.

[musik selesai]

- [angin menderu]
- [musik menegangkan]

[wanita 2] Pada saat itu
seharusnya bertemu Mirna,

tapi karena aku bekerja,
pulang pukul 18.00,

aku bilang pada Mirna,
"Mir, nanti bertemunya telat, ya."

VERA: HAI, AKU BARU BERANGKAT HA-HA

JESSICA: MENINGGAL. MAAFKAN AKU.

Sampai tiba-tiba,
ada teman yang menelepon...

[menghela napas]

...dia hanya menangis,

"Ver, Mirna sudah tiada."

"Apa maksudnya sudah tiada?
Kau tadi baru bertemu.

Tadi jam lima aku baru kirim pesan,
kalian malah baru sampai,

kenapa tiba-tiba sudah tiada?"

[wanita 3] Sampai sekarang,

terakhir kali aku ke pemakamannya saja,

rasanya seperti
masih belum bisa menerima itu.

Lebih kepada itu, bukan seperti kepada...

- Jessica.
- Ya, bukan kepada dia.

[bunyi klakson dari kejauhan]

[musik intens mengalun]

[Edi] Di dalam rumah sakit,
Jessica dan semua teman-temannya menangis,

'kan, ada banyak itu.

Nah, saya bertanya sekali pada Jessica,

"Jess, anak saya minum kopi mati,
kau minum apa?"

"Air mineral," katanya.

Bohong dia, pertama kali kepada saya.

[berdecak]

Itu yang membuat saya jadi mencurigainya.

Saya curiga dengannya.

[bahasa Inggris] Jessica
memesan dua koktail, satu Sazerac

dan satu lagi... [bergumam]

...Old-Fashioned.

[bahasa Indonesia] Ya, aneh saja sifatnya.

"Oh, Om, Mirna mati, ya?

Saya yang bunuh Mirna, ya?"

Bilang begitu!

[bahasa Inggris] Dia banyak berbohong.

Jadi, bohong dia.

[efek suara intens]

9 JANUARI 2016

[lampu sein meraung]

[musik misterius mengalun]

Setelah dari RS Abdi Waluyo,
langsung ke rumah duka.

Tiba-tiba, datanglah polisi.

Dan bilang, ini kemungkinan diracun orang.

Menurut polisi harus diautopsi.

Santi, ibunya,

bilang, "Jangan,
nanti jasad Mirna dibongkar."

Kalau kematian ini tidak wajar,
dan tidak ada autopsi,

maka polisi tidak bisa melakukan
penyelidikan maupun penyidikan.

[Edi] Pada saat itu, Pak Krishna Murti,

dia datang, bertanya, tidak banyak bicara,

"Kalau kau tak mau ada autopsi,

nanti kau tidak tahu
siapa yang membunuhnya."

Ya, sudah. Pasrah saja.

Angkat Mirna,

- autopsi.
- [efek suara intens]

10 JANUARI 2016

[musik intens mengalun]

[Edi] Keesokannya dikubur.

Nah, pagi itu saya ditelepon oleh polisi.

[musik berjeda]

"Anakmu diracuni!"

[musik berlanjut]

[pewara berita 2] Polisi telah mengendus
tersangka yang meracuni Mirna

dengan mencampur sianida ke dalam kopi.

[musik makin intens]

[pewara berita] Hasil autopsi
menunjukkan isi lambung Mirna

positif mengandung sianida.

Waduh! Diracuni sianida,
benar-benar ada yang mau membunuh.

[bahasa Inggris] Sungguh mau membunuh.

- [musik selesai]
- [plung]

[musik misterius mengalun]

Saya ingat ketika pertama kali
mendengar kalau ada kasus ini

adalah ketika saya duduk di lantai

di Direktorat Kriminal Umum
Polda Metro Jaya.

Di situ tempat semua wartawan
dari berbagai media menunggu informasi.

Dan informasi pertama,
seingat saya waktu itu adalah

ada pembunuhan menggunakan racun.

Sebuah ajakan bercengkrama

ditemani secangkir kopi,
tak pernah disangka bisa begitu berbahaya.

JURNALIS & PEWARA BERITA

[bahasa Inggris] Sayangnya, selalu ada
kasus pembunuhan dari waktu ke waktu.

Anda bisa bertanya pada saya,

dan saya bisa menceritakan
dua kasus pembunuhan

yang menjadi berita nasional.

Saya ingat saat mendengar kasus itu

dan menganggapnya hanya kasus biasa.

[bahasa Indonesia] Tapi ketika muncul
bahwa yang menjadi korban adalah

seorang Mirna Salihin,
yang baru saja menikah

mulai terlihat bahwa ini
adalah sebuah kasus yang menarik.

[musik dramatis mengalun]

[Fristian] Yang kedua
adalah soal muncul informasi

Mirna Salihin meninggal karena diracun.

Mulailah dari situ, "Wah, sianida,
dapat dari mana, bagaimana menjualnya?"

MENAKUTKAN, GAN,
ISTRI JUGA MINUM ITU DAHULU

Banyak spekulasi di media sosial.

Kasus sianida ini sebegitu terkenal.

Yang membuat heboh ini, 'kan, sianida-nya.

GIEMAZ: AKU JADI INGAT JERMAN DI PD II

[pria 3] Tentang sianida ini menarik.

Karena perang misalnya,

supaya dia tidak tertangkap,
dia telan sianida.

- [musik selesai]
- [kriuk]

[musik orkestra mengalun]

[narator] Apa itu sianida?

Sianida sulit dibeli dengan tepat
karena sangat mematikan.

Sejumlah kecil sianida
terdapat dalam makanan seperti almon,

apel, singkong.

Sianida merupakan satu
dari sepuluh zat paling beracun di dunia.

Sianida berikatan dengan sitokrom oksidase

yang menghentikan sel-sel tubuh
mendapatkan oksigen yang mereka butuhkan.

O2 yang tidak terpakai
akan membanjiri aliran darah Anda,

membuat kulit Anda
berubah menjadi merah ceri.

Organ yang kekurangan oksigen
kemudian akan rusak.

Waspadai kejang, koma,
dan berpotensi menyebabkan kematian.

[musik selesai]

[efek suara intens]

29 JANUARI 2016

[musik menegangkan]

[pewara berita 3] Polisi hingga kini
masih bekerja keras untuk mengungkap

siapa yang meracuni Mirna.

Olah TKP, pra-rekonstruksi,

dan memeriksa
sejumlah saksi sudah dilakukan.

Kami hanya terkejut saja ternyata

tersangkanya itu, ya,
adalah teman dekatnya sendiri.

Ya, anak saya mati. Yang beli kopi dia.

Dia siapa, Pak?

Ya, tahu sendirilah. Semua juga tahu!

Siapa lagi? Setan?

[bahasa Inggris] Setan atau apa?

[musik berlanjut]

[sebagian bahasa Inggris]
Jessica Wongso adalah teman dari Mirna.

Sekolah di Australia.

Lulus bersama.

Terus Mirna pulang, dia masih di sana.

[bahasa Indonesia] Saya sudah
belakangan empat tahun ini

belum pernah pulang ke Indonesia,

jadi waktu kemarin
saya sampai di Indonesia,

saya mau bertemu Mirna lagi
dan bertemu teman-teman yang lain.

Saya kenal dengan Mirna... [bergumam]

...sekitar delapan tahun yang lalu,
waktu kami sama-sama kuliah di Australia.

Kami waktu kuliah pergi makan,
pergi minum kopi.

Setiap kali kami bertemu
selalu cocok begitu.

Kami selalu tertawa,
mengobrol hal menyenangkan saja.

[bahasa Inggris] Ketika Mirna
berada di Australia,

mereka minum kopi bersama dan mengobrol.

"Hei, Jessica. Apa kau sudah punya pacar?"

"Ya, aku punya pacar."

"Tapi, Mir, tahukah kau,
kami punya banyak masalah."

Mirna memberi tahu Jessica,

"Jess, kenapa kau mau
punya pacar seperti itu?"

Mungkin agak kasar
penyampaiannya Mirna kepada Jessica.

"Kok, kau tolol sekali?
Kok, kau mau dengan cowok seperti itu?"

Mendengar itu, Jessica tersinggung.

[Sandy, bahasa Inggris] Dia iri pada Mirna
karena mungkin hidup Mirna baik.

Dan Mirna punya masa depan yang cerah.

Serta mungkin hidup Jessica berantakan.

[riuh wartawan]

[pewara berita 2] Jessica Kumala Wongso
kembali diperiksa sebagai saksi

kematian Wayan Mirna.

[wartawan] Intinya,
kau merasa bersalah atau tidak?

[wanita 4] Sempat mengobrol
dengan teman-teman,

"Ini cewek gila sekali."

[pria 4] Menurut saya,
dia orang yang kejam sekali.

ANNE: RIP MIRNA...
JESSICA, SEMOGA KAU SADAR PERBUATANMU...

ELENA: KENAPA KAU TAK MATI SAJA, JESS?

ELENA: HA-HA-HA-HA-HA

Kalau memang ada pelaku
yang belum terungkap saat ini,

apa yang mau disampaikan padanya?

Kalau kau berbuat jahat, pasti tertangkap.

Jadi, jangan berbuat jahat begitu.

Pasti tertangkap, terungkap suatu hari.

Jadi, waktu itu, Jessica ditanya
oleh reporter dari salah satu stasiun TV.

Dia menjawab reporter stasiun TV itu,

dia tidak menatap reporter itu,

tapi dia melihat ke atas.

[musik piano lembut mengalun]

Saya mempelajari paralinguistik

dalam teknik penyidikan.

Ketika seseorang itu ditanya,
kemudian dia melihat ke atas,

itu seakan-akan sedang
mengarang suatu cerita.

Kalau dilihat-lihat,
jangan-jangan dia yang melakukan.

Jadi, di Kafe Olivier itu
ada sembilan CCTV.

Kalau kita melihat, pada jam empat sore,

dia datang awal, dia sudah
survei tempatnya terlebih dahulu.

Bahasa kriminologi-nya itu
adalah "memotret".

Artinya memang ini
suatu hal yang terencana.

[Devi] Dia duduk
di sofa yang sangat besar,

tapi kenapa dia taruh semua belanjaannya
tersusun rapi di depan mejanya?

Dan minumannya tidak terlihat.

Hanya terlihat kantong kertasnya saja.

Menurut saya, itu sangat...

aneh.

NIKKI G: TELAH TERBUKTI
PEMBUNUH RACUN TERUNGKAP

[musik selesai]

[efek suara intens]

30 JANUARI 2016
24 HARI SETELAH KEMATIAN MIRNA

- [bunyi kamera disetel]
- [pintu diketuk]

- [pria 5] Satu-satu saja.
- [wanita 5] Tasnya, Mbak. Taruh di atas.

Ada kantong plastik tidak?

[reporter 2] Penyidik Subdik Jatanras
Ditreskrimum Polda Metro Jaya

menangkap Jessica Kumala Wongso

terkait kematian Wayan Mirna Salihin

di hotel di kawasan
Mangga Dua, Jakarta Utara.

[reporter 3] Polisi telah mendakwanya
dengan pembunuhan berencana,

dengan ancaman
hukuman penjara minimum 20 tahun

dan maksimal penjara seumur hidup
atau hukuman mati.

- [wartawan 2] Apa kabar, Jessica?
- [pria 6] Beri jalan.

[wartawan 3] Jessica.

Waktu dia mau masuk penjara,
itu juga dia waktu itu...

masih sempat tersenyum.

[wartawan 4] Apa kabar, Jess?

Ketemu di hotel, koper semua sudah siap.

'Kan, mau lari dia.

- [musik dramatis]
- [riuh wartawan]

Belum pernah ada kasus sedemikian rupa

yang menarik
perhatian publik begitu besar.

Kasus kopi sianida ini mungkin
bisa dibandingkan dengan OJ Simpson,

tapi OJ Simpson ini, 'kan,
adalah atlet profesional.

OJ Simpson adalah tokoh masyarakat.

Maka pertanyaannya,

kenapa hal ini bisa menjadi
sangat menarik bagi masyarakat?

[bahasa Inggris] Pasti ada cerita
di antara mereka, lalu muncul cerita

yang mengatakan bahwa Mirna dan Jessica
memiliki hubungan yang aneh atau sulit.

JESSICA: SELAMAT MENIKMATI,
JANGAN LUPA AJAK AKU MAKAN ENAK

MIRNA: PASTINYA!
AKU MAU AJAK KAU KE SUATU TEMPAT!

MIRNA: KAMI SEMUA RINDU KAU!

MIRNA: EEEE, YUK!

Kedua keluarga tersebut
tinggal di kawasan Kelapa Gading

yang relatif makmur untuk Indonesia.

Itu juga memunculkan banyak asumsi

melalui media sosial soal kasus itu.

SEBELUM MIRNA MENIKAH,
MEREKA PASANGAN LESBIAN

Itu adalah tahun-tahun

ketika Jakarta
menjadi kota Twitter terbesar.

Yang paling berisik.

Asumsi dan teori konspirasi
beredar sangat liar.

SAKSI AHLI MENYEBUTKAN,
JESSICA DIDUGA HOMOSEKSUAL

[bahasa Indonesia] Menyebut Mirna lesbian
itu menurutku sangat konyol.

Banyak sekali pemberitaan
yang simpang siur, sensasional.

Jadi, lumayan
membingungkan juga untuk aku.

[musik selesai]

[produser, bahasa Inggris] Ayo istirahat
makan siang, satu setengah jam.

Jadi, semua orang di Indonesia
mengenal Anda?

Oh, ya. Kalau itu, semua tahu.

Bali, Medan...

[sebagian bahasa Inggris] Saya datang,
"Pak Edi, Pak Darmawan," berjabat tangan.

"Foto, foto."

"Eh, Pak Darmawan!"
Oleh ribuan, saya dikeroyok.

[efek suara intens]

15 JUNI 2016
SIDANG HARI PERTAMA

[musik intens mengalun]

[riuh wartawan]

Sidang perdana, Jessica Kumala Wongso,
terdakwa pembunuh Wayan Mirna Salihin,

digelar di pengadilan negeri
Jakarta Pusat, Rabu pagi.

[riuh wartawan]

[Edi] Pada hari pertama,

saya, sih, agak kaget, ya.

Saya pikir ini sidang, ya,
seperti biasa orang-orang sidang.

Tapi kenyataannya, waduh! Itu...

[berdecak] Orang begitu antusias datang
sampai kami mau masuk susah.

Luar biasa suasananya.

Saya belum pernah
secara pribadi melihat ada antrean

untuk masuk persidangan
yang begitu panjang.

Seolah, misalnya, kalau di Indonesia,

itu ada orang menikah,

itu antre masuknya,
untuk bersalaman dengan pengantin.

Nah ini, mereka harus mengantre
untuk bisa masuk ke ruang persidangan.

[jaksa 1] Kayak syuting film.

Itu kamera ada di depan semua,
sampai pengunjung sidang itu

tidak kelihatan, jadi kamera semua.

[Edi] TV menyorot 24 jam,

14 TV di Indonesia,
semua menyorot kasus ini.

Semua mencari saya.

Setelah selesai sidang, diwawancara.

Datang mau sidang,
diwawancara. Wah, capek, deh.

Tapi karena saya tidak mau Jessica lolos,

jadi saya berjuang saja.

Dia sekarang berbohong!

Tidak memindahkan gelas.

Tidak ada kantong.
Tidak ingat, tidak tahu.

Nah, setelah saya bicara,
di luar persidangan

saya jelaskan semuanya.

Baru orang lebih banyak yang mengkristal

bahwa Jessica pembunuh.

[Fristian] Opini publik bisa dikatakan

hampir 100% menghakimi
Jessica sudah bersalah.

JUSR: TEMBAK SAJA SI JALANG ITU

DIA SEHARUSNYA DIHUKUM MATI

[narasumber jalanan] Mungkin ada bisnis?

Ya, kecemburuan?

Mungkin dari itu bisa terjadi.

Kau meracuni orang!

Cara dan modusnya,
intinya, kau sudah punya niat jahat.

[musik selesai]

[musik sedih mengalun]

[reporter 4] Tampak di layar kaca Anda,
sudah terlihat di ruang persidangan,

Jaksa Penuntut Umum telah hadir.

[Eddy] Kasus Jessica
menjadi atensi publik.

Tentunya Jaksa harus
profesional dan ekstra hati-hati.

Bahwa kalau sampai dia
membawa kasus ini ke pengadilan,

dengan Jessica sebagai terdakwa,

maka dia akan meyakinkan hakim
bahwa Jessica adalah pembunuhnya.

[musik selesai]

[produser, berdeham, bahasa Inggris]
Jadi, ini sangat tenang, menyenangkan,

tidak seperti ruang sidang.

- Benar? Siap, Semuanya?
- [tertawa lirih]

- [musik jaz]
- Kami ini, walaupun sama-sama jaksa,

selera makannya berbeda.

Tapi kami disatukan dengan makanan Padang.

Karena yang di situ
hanya ada makanan Padang dan Soto Bogor.

JAKSA PENUNTUT UMUM

[Sandhy] Kami ibaratnya
prajurit yang berada di garis depan.

Kalau, misalnya, putusannya itu
Jessica dinyatakan tidak bersalah,

kemungkinan ada citra buruk
yang akan melekat pada tim jaksa

karena kamilah yang menjadi tampilan

atau "poster"
perkara Jessica Kumala Wongso.

[musik selesai]

[jaksa 2] Kami rasa sudah cukup,

ini dakwaan tunggal
dengan pasal 340, pembunuhan berencana.

Maka yang kami buktikan
pertama dahulu adalah,

"Apa fakta yang terjadi?"

- [musik misterius]
- Pelaku sebenarnya sedang apa?

Korban sedang melakukan apa?

Fakta-fakta itu yang kami ungkap.

Kami tidak langsung menuduh Jessica
sebagai pelaku tindak pidana.

Kami menelusuri rangkaian
dari mulai kopi itu dibuat

sampai kopi itu
terakhir dijadikan barang bukti.

Siapa yang menyentuh kopi itu?

Siapa yang dekat dengan kopi itu?
Itu semua terekam dari CCTV.

[Wahyu] Di situ tadi,
tanggapan kita dari melihat CCTV,

ada dua tindakan keanehan.

Yang pertama pergeseran kursi,

sehingga tidak tertampak
kamera CCTV belakang.

Dan ada menaruh
kantong kertas di depan gelas...

- [efek suara tegang]
- ...sehingga menghalangi

pandangan CCTV yang bagian depan.

- [air bergemercik]
- [musik tegang]

[Sandhy] Awalnya tidak diketahui

kapan tepatnya racun itu
masuk ke dalam minuman.

Kami pun akhirnya
memberikan petunjuk kepada penyidik

untuk melakukan pemeriksaan toksikologi.

- [gemercik kopi mengalir]
- [musik makin intens]

Ahli toksikologi
melakukan suatu eksperimen

yang akhirnya menemukan rentang menit
racun itu masuk ke dalam kopi.

[ahli toksikologi] Pada pukul 16.29,

beberapa kegiatan,
tidak satu detik, tetapi beberapa detik,

hingga kopi diletakkan
di ujung itu pukul 16.33.

Dari rentang waktu itu, tidak ada
orang lain yang ada di sekitar situ.

Di situlah gongnya.

[musik selesai]

[efek suara intens]

SAAT INI
LAPAS WANITA JAKARTA KELAS II A

[musik dramatis mengalun]

- Halo.
- [produser] Hai, Jessica.

Aksen Australia yang bagus.

[Jessica, berbahasa Inggris]

PERTEMUAN PERTAMA DENGAN JESSICA
UNTUK MENJADWALKAN WAWANCARA

[riuh wartawan]

[Jessica] Aku hanya tak mengerti
mengapa ini terjadi padaku.

Aku hanya sedang berlibur.

Aku hanya menelepon teman-temanku
untuk mengobrol sambil minum kopi.

Dan sejak saat itu,
rasanya tidak bisa dipercaya,

bahkan aku, si karakter utama,
tidak mengerti.

Menyebalkan sekali.

Ini begitu sulit.

Begitu sulit
untuk tetap waras setiap harinya.

Jika kau tanya soal trauma,

ya, aku sangat trauma
oleh peristiwa ini dan semua media,

juga cara mereka
mencetak sesuatu di atas kertas

dan itu sepenuhnya salah.

Mereka hanya mencoba
untuk mencari tahu kehidupanku,

mengarang cerita...

"Oh, Jess melakukan ini
karena titik, titik, titik.

Oh, kenapa dia tidak mengaku saja?

Buktinya cukup jelas." Bukti apa?

Mereka tampak menikmati
dan menghasilkan uang dari itu.

[riuh wartawan]

Selama persidangan, itu benar-benar sulit.

Ratusan orang mendatangiku,

dengan kamera,
lampu kilat, dan sebagainya.

Itu sangat aneh.

Jessica Kumala Wongso...

[Jessica] Dan juga, para hakim...

Semua yang kami bawa ke meja,

sama sekali mereka abaikan.

Jika media tidak tertarik padaku saat itu,

apakah akan berbeda?

- [penjaga lapas] Maaf, Jessica.
- Ya?

Saya minta maaf.

Mungkin...

[bergumam, terkekeh]
...ini sudah terlalu dalam.

- [musik misterius]
- [bunyi rekaman dimatikan]

PIHAK BERWENANG MEMBLOKIR
SEMUA WAWANCARA DENGAN JESSICA

SETELAH PERTEMUAN INI

[musik selesai]

Saat ini sidang kasus kematian
Wayan Mirna Salihin

dengan terdakwa, Jessica Kumala Wongso,
sudah masuk ke dalam ruang sidang.

Jadi, kita akan langsung saja
ke Pengadilan Negeri Jakara Pusat.

[musik menegangkan mengalun]

Ya, kelihatannya dia itu
dari awal persidangan sudah tenang.

[Sandhy] Tenang dan... [bergumam]

...penuh perhitungan.

Saya merasa saya ditekan
untuk memberikan jawaban. Itu saja.

Bentuk penekanan seperti apa?

Ya, dengan perkataan. Seperti yang kadang
Bapak lakukan dengan orang lain.

- Tekanan seperti apa?
- [sorakan hadirin]

Coba jawab.

Kalau orang tidak bersalah,
dia sudah menangis.

[nada orang menangis]

[bahasa Inggris] "Kenapa aku?
Aku tak membunuh Mirna. Dia sahabatku."

[nada tegas] Atau apa pun!

[bahasa Indonesia] Tidak, tuh.
Dia tenang. Santai saja.

Karena apa?

Ada Otto Hasibuan.

Dia pikir ini pengacara top.

Langsung saja
kita panggil Bang Otto Hasibuan!

[sorakan hadirin]

["Closer" diputar]

Ya, dia kelihatannya begitu elegan.

[berseru kagum]

Dia bergaya sedikit,
supaya dibayar mahal, mungkin.

- ["Closer" selesai]
- [sorakan dan riuh tepuk tangan hadirin]

[Tukul] Luar biasa sekali beliau ini, ya!

[musik menenangkan]

[Otto] Menurut saya,

saya bukan
pengacara selebritas sebenarnya.

[tertawa]

Saya membuat namanya khusus,
Senayan Avenue by Ottolima.

[terkekeh]

Saya ini lahir tanggal lima,
bulan lima, tahun 1955,

pukul 05.00 pagi, ya.

[sebagian bahasa Inggris]
Jadi, semuanya nomor lima.

Jadi, dibuat namanya
menjadi Ottolima, begitu.

Habis bermain golf saya duduk di sana,

saya minum anggur sedikit.

Tapi selalu tetap ingat Jessica juga
kadang-kadang begitu.

Kadang bisa lupa,
tapi kalau ketemu orang selalu,

"Pak Otto... Jessica."

Itu yang terus membuat saya
tidak pernah bisa lupa

tentang kasus Jessica ini.

- [berdenting]
- [berseru]

[kicauan burung]

[katak menguak]

Waktu itu saya berencana
dengan keluarga mau berangkat ke Alaska.

[musik berlanjut]

- [gemuruh ombak]
- Sudah beli tiket, sudah pesan kapalnya.

Ya, semuanya sudah siap berangkat.

[musik selesai]

[musik balada mengalun]

Tapi tiba-tiba saya dikontak
oleh seorang pengacara.

Dia datang ke kantor saya
bersama dengan ibunya Jessica.

Dia hanya bilang kepada saya,
"Pak Otto, tolong kami."

Jessica merasa diperlakukan tidak adil.

[ucapan tidak jelas wartawan]

Saya katakan kepada Jessica,
saya mau menangani kasus Anda,

tetapi kalau di tengah jalan,

saya berpendapat bahwa
kau bersalah melakukan itu,

saya berhak mengundurkan diri
untuk menangani kasus ini.

Dia bilang, "Baik, tidak masalah."

Waktu saya tangani,

keluarga saya juga selalu menentang saya.

Bahkan ada seorang pendeta,

khusus menelepon saya melalui WhatsApp,

melarang saya jangan menangani kasus ini.

Mereka benci sekali pada saya waktu itu.

Tapi saya tetap tegar terus,

saya meyakini ini layak dibela.

Dan posisi pada waktu itu,

hampir 99% masyarakat Indonesia
menyatakan Jessica bersalah.

Perasaan saya di situ,
ada tekanan luar biasa.

Sangat berat sekali.

[musik selesai]

- [kamera menjepret]
- [hadirin mengobrol]

[reporter 5] Sidang
pembunuhan Wayan Mirna Salihin

dengan terdakwa, Jessica Kumala Wongso,

kembali dilanjutkan.

[musik dramatis]

Kalau dari awal, saya yakin ini menang.

Tidak alasan menurut saya, sekecil apapun,

untuk hakim menyatakan dia bersalah.

Tidak ada bukti.

Dari mana barang sianida itu diambil?
Dari kantongnya kah?

Dari celananya kah? Dari tasnya kah?
Ini tidak dijelaskan oleh penuntut umum.

Penasehat hukum menginginkan bahwa

harus ada bukti langsung
yang melihat Jessica menuangkan racun.

Tapi pandangan kami,
tidak harus ada bukti langsung.

[sebagian bahasa Inggris]
Kami memedomani bukti tak langsung.

Rangkaian alat bukti yang ada

itu bisa menunjukan
tidak lain dan tidak bukan

hanya Jessica
yang bisa melakukan... [bergumam]

...pembunuhan ini.

[musik makin intens]

[bunyi ketukan palu]

Ketika membayangkan ruang sidang,

jangan membayangkan film Hollywood

yang di mana hakim
memainkan peran sebagai wasit

dan kemudian juri yang menentukan
siapa yang bersalah atau tidak.

Tidak! Kita tidak punya juri.

Yang menentukan seseorang bersalah
atau tidak adalah tiga orang hakim itu.

Yang menentukan alat bukti apa
yang bisa dipakai atau tidak,

mereka akan menentukan
hukuman apa yang dijatuhkan.

Jadi, mereka punya power yang begitu besar
dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia.

Ketika suatu perkara itu disidangkan,

itu boleh dikatakan
bahwa kedudukannya adalah 0-0.

Di satu sisi,

penuntut umum harus meyakinkan majelis

bahwa yang dia hadirkan
di kursi terdakwa ini

- benar-benar adalah pembunuhnya.
- [kamera menjepret]

Di sisi lain, pengacara akan sekuat tenaga

untuk menyatakan yang didudukkan
di kursi terdakwa ini bukan pelakunya.

Nah, itu di dalam sistem peradilan pidana

namanya ada Model Perlawanan.

[musik dramatis intens mengalun]

Kunci penting dalam kasus ini
adalah "Mati karena sianida".

Tetapi setelah sidang berjalan,

saksi-saksi mulai diperiksa,

kita bisa mulai bongkar sedikit

adanya ketidakbenaran
di dalam kesaksian-kesaksian tersebut.

[Slamet] Jadi, setelah mengambil sampel
untuk pemeriksaan toksikologi,

kami membuat kesimpulan

bahwa korban mengalami
perlukaan pada lambungnya

karena adanya zat korosif.

Waktu itu saya tanya kepada ahli Slamet,

- "Apakah Anda melakukan autopsi?"
- [musik selesai]

Kami tidak melakukan autopsi.

[musik misterius]

Kemudian saya tanya,
"Kenapa Anda tidak melakukan autopsi?"

- Permintaan dari kepolisian seperti itu.
- Permintaan dari kepolisian.

Di dalam berkas perkara,
ada surat dari pihak kepolisian

yang meminta kepada rumah sakit
agar dilakukan autopsi.

Ini sangat aneh.

Ada surat itu buktinya.

[Ardito] Di masyarakat Indonesia saat itu,

ada sedemikian rupa
penghormatan terhadap jenazah,

sehingga ketika dilakukan autopsi

yaitu dengan cara dibedah
dari mulai kepala

kemudian diambil tengkorak,
rongga dada, rongga perut,

perlu ada satu izin
yang tegas dari orangtua korban.

Orangtua korban saat itu mengizinkan.

Namun, tidak juga
untuk dilakukan pembedahan sempurna,

tapi hanya dilakukan pengambilan sampel.

Diambil sampel dari... [bergumam]

...lambung, ya. Sampel saja.

[musik berlanjut]

Kalau seandainya
tadinya otaknya diperiksa...

Ya.

...bisa tidak kemungkinan
ditemukan karena strok, umpamanya?

[Slamet bergumam]

- Bisa saja, tapi gejalanya tak begini.
- Ini kemungkinan...

- Tapi bisa saja, 'kan?
- Bisa saja.

- Bisa saja.
- Ya.

Apa hakim itu dukun?

Kemampuan apa yang dimiliki seorang hakim
bisa mengatakan itu mati karena sianida?

Ya, kalau mati karena alami,
tidak bisa ada kriminal, dong.

Mereka mulai melihat
ada keanehan di dalam kasus ini.

PAM: JADI, BENAR PERKATAAN OTTO...
INI BUKAN KASUS...

JAPRA: MENGIRIM DOA UNTUK JESSICA

JESSICA HANYA KAMBING HITAM
AGAR PELAKU ASLI LOLOS

[pria 7] Bismillahirrahmanirrahim,

demi Allah saya bersumpah...

Kasus ini begitu rumit.

Karena kasus ini begitu banyak sekali ahli

yang ditampilkan oleh jaksa.

Semua ahli-ahli yang mereka sampaikan ini,

kami bisa mempersiapkan ahli
yang menjadi lawan

daripada ahli-ahli mereka itu.

[musik piano menegangkan]

[reporter 6] Pemirsa,
saksi ahli yang dihadirkan adalah

Djaja Surya Atmadja.

Djaja merupakan
ahli patologi forensik RSCM

sekaligus dokter DNA pertama di Indonesia.

Dalam perjalanan kasus itu,

semuanya digiring supaya membenci Jessica,

bahwa dia salah.

Anak saya bilang begini,

"Papa, kenapa mau terlibat
dalam kasus seperti ini?

Papa tahu tidak,
pembenci Papa sangat banyak!"

SEEKA: DR. DJAYA MENUTUP MATA

MAYA: DR. DJAYA DIBAYAR MAHAL

Makanya saya bilang, warganet itu,
ya, suka-suka mereka mau membela siapa.

Tapi kalau saya bicara yang benar,
itu saya tidak peduli.

Itu saja.

Kalau tidak diperiksa seluruh organ,
Anda tidak bisa tahu sebab matinya.

Dan itu dogma di forensik, Pak.

Waktu itu, situasi sebetulnya tegang.

Semua jaksanya kaget.

Karena saya itu orang yang seharusnya
mereka panggil ke pengadilan,

tapi saya malah dihadirkan
oleh penasehat hukum.

Kalau tidak diperiksa otaknya,
kita tak tahu

apakah di otaknya
ada strok atau tidak, misalnya.

Parunya ada penyakit tertentu atau tidak?

Di jantungnya ada.

Yang semuanya berpotensi
untuk bisa membikin mati.

Saya melihat, kok, janggal, ya.

Awalnya, saya berpikir

bahwa mungkin Jessica
sungguh-sungguh melakukannya.

Tapi justru karena saya tidak yakin,
makanya saya ikuti terus.

[Otto] Kedua yang lebih penting adalah

ketika Mirna diperiksa
dalam waktu 70 menit

setelah dia meninggal,

ternyata di dalam lambungnya
itu negatif sianida.

Kalau 70 menit
setelah dia meninggal negatif sianida,

itu berarti tidak ada sianida
di dalam tubuhnya.

[Otto] Dengan hasil pemeriksaan ini,

apa kesimpulan, Saudara?

Matinya bukan karena sianida.

[sorak dan tepuk tangan hadirin]

Sorak-sorai. Makanya
karena sorak-sorai ributlah segala macam.

- Karena itulah makanya ketuk palu.
- [kamera menjepret]

Sidang sudah terlalu panas. Disetop.

[Dale] Kemungkinan besar bukan dia.

Semakin naik keyakinan saya
sampai 60 persen.

[Slamet] Menurut hasil berita acara
dari ahli toksikologi

di dalam lambung ditemukan juga

0,2 mg per liter dari sianida.

Dikatakan ada 0,2 mg sianida.

Itu ditemukan tiga hari setelah dia mati.

Jadi, tidak mungkin.
Meski ditemukan sianida 0,2 ini,

pasti ini bukan penyebab kematiannya.

Letal dosis yang menyebabkan kematian,

itu 176 mg.

DOSIS MEMATIKAN SIANIDA
ANTARA 50-176 MG

DOSIS DITEMUKAN PADA MIRNA
SETELAH 70 MENIT: 0

DOSIS DITEMUKAN PADA MIRNA
SETELAH TIGA HARI: 0,2

BIJI APEL - 0,6 MG/GRAM

Tidak relevan dakwaan jaksa.

Tidak relevan bukti-bukti yang ada.

- [musik tegang]
- [produser, bahasa Inggris] Menurut Anda,

pertama, apakah ini pembunuhan,

dan kedua, jika begitu,
apakah Jessica bersalah?

Wah, itu... [bergumam]

pertanyaan yang sulit dijawab.
[terbahak-bahak]

[musik misterius mengalun]

[Budi] Fakta yang saya dapat,
memang meragukan data tersebut.

Ditemukan juga
perhitungan-perhitungan di gelas,

cukup tinggi 7,400 mg.

Sebelum sidang ini saya sudah
melakukan percobaan-percobaan.

Saya katakan secara saintifik,

bahwa sianida berdasarkan eksperimen
bisa berubah men...

Yang tadinya dalam bentuk cairan
bisa berubah menjadi gas.

Jika itu terjadi,

dan di suatu area
yang tertutup seperti itu,

maka gas itu akan ke mana-mana.

[Otto] Seandainya jumlah ini
ada dimasukkan ke dalam kopi susu,

apa yang terjadi pada orang
yang berada di sekelilingnya?

Itu orangnya pada pingsan semua.

[riuh rendah hadirin]

- [sorakan dan tepuk tangan hadirin]
- [Otto] Bisa diuji itu?

- Ya, jangan, Pak. Bahaya, Pak.
- [Otto, terkekeh] Waduh.

Dia bilang ini botol
yang diperiksa di sini, berisi sianida.

- [meletup]
- [terkesiap]

Saya buka itu.
Hakimnya marah, "Jangan dibuka!"

Saya cium tidak ada apa-apa.

Berarti tidak ada sianida di dalamnya.

Saya berkesimpulan adanya sianida
di dalam gelas ini sangat mencurigakan.

Pasti dimasukkan orang lain.

Ya, 'kan?

Dan kemungkinan itu jelas ada indikasinya.

[musik berlanjut]

[produser, bahasa Inggris]
Anda apakan kopinya? Ada apa sebenarnya?

[bergumam, bahasa Indonesia]
Untuk gelas yang saya amankan,

masih gelas yang sama.

Kemudian, saya bungkus dengan plastik

supaya tidak ada yang buang
atau tidak ada yang menyentuh.

[produser, bahasa Inggris] Jadi, Anda
yang membungkus kopi dan menaruhnya?

[bahasa Indonesia]
Kopi tersebut saya bungkus.

Sudah berada di situ saja.

Pihak kepolisian datang,
baru itu dibawa oleh mereka.

[Devi] Ya.

Yang diperiksa di Mabes Polri itu

gelas yang sudah
berganti-ganti sebelumnya.

Ya, bukan lagi seperti aslinya
yang diambil dari kejadian perkara.

Ada tidak, berita acara
penuangan dari gelas ke botol?

Saya tidak ingat itu.

Kalau tidak ingat,

kita tanya kepada jaksa melalui majelis.

[musik berlanjut]

[jaksa] Kami perlu
mencari dahulu, Majelis.

[jaksa] Sepertinya
dalam berkas perkara tidak ada, Majelis.

[hakim] Tidak ada.

Tidak ada, ya?
Terima kasih, Yang Mulia, cukup.

Pertanyaan kita,
kenapa barang bukti itu disegel?

Itu artinya supaya sah.

Kalau sudah bisa dibuka sendiri,
ya, tidak usah disegel.

[Dale] Dari bukti-bukti itu,

tidak bisa untuk dinyatakan bersalah.

[Otto] Bagaimana seorang perempuan,

orang baru tamat sekolah, baru kerja,

mempunyai kemampuan atau niat
untuk membunuh seseorang

dengan menggunakan sianida?

Motifnya apa? Begitu, ya.

Dalam setiap pembunuhan berencana,
motif itu harus ada.

Itu sudah praktik umum di mana-mana.

Motif hanya karena, katanya,

Jessica dinasihati oleh almarhum Mirna

untuk tidak berpacaran
dengan pacarnya yang ada di Australia.

Lantas gara-gara itu,
katanya, dia menjadi marah

dan berniat membunuh Mirna.

[sebagian bahasa Inggris]
Itu mustahil, menurut saya.

[musik menegangkan]

Apakah memang butuh motif
dalam suatu pembunuhan berencana ini?

Ada banyak pendapat ahli
yang menyatakan tidak butuh motif.

Ya, motif penting,
tapi itu tidak perlu dibuktikan.

Karena apa? Karena konstruksi pasal
memang tidak membutuhkan motif.

Mengapa penuntut umum
harus dibebankan hal-hal

yang tak diperintahkan
oleh pasal itu untuk dibuktikan?

[Sandhy] Motif itu
hanya bisa diketahui oleh si pelaku.

Dan itu sangat sulit
apabila pelaku tidak mengakui.

Ada kesan ketidakbenaran di sini.

Ada pihak tertentu
mungkin yang menginginkan

bahwa pokoknya, Jessica harus bersalah.

Sebab apabila tidak, kenapa semua orang
tidak mau bermain adil saja, ya, 'kan?

[musik selesai]

[produser 2] Jadi, kami tahu,
katanya sebelum sidang itu...

[bergumam]

...Mas, Mbak Devi, dan Pak Edi
itu kayak semacam... [bergumam]

- ...bertemu begitu, ya? Ada pertemuan.
- [mengiakan]

Itu suasana pertemuannya bagaimana?
Apa yang dibahas ketika bertemu itu?

[menghela napas]

Saya lupa.

[musik mencurigakan]

[tertawa lirih] Lupa.
Itu sudah lama sekali soalnya.

Saya takut salah bicara, ya. [terkekeh]

Paling bertemu
untuk membahas tentang kasus,

kau harus konsisten cara bicaranya,
harus bicara yang benar, tak usah takut.

Saat pertama kali saya bertemu
Pak Edi Darmawan Salihin, beliau...

[bergumam]

Seorang ayah
yang sangat hancur sekali hatinya.

Saya bisa melihat dan...

[bergumam] Beliau sangat sedih
dan marah sekali.

[Rangga] Siapa yang bisa menerima
jika anaknya mengalami hal itu.

Dari perspektif Pak Darmawan itu,

Jessica harus ditangkap.

[Edi] Ya, saya investigasi sendiri
karena saya kesal, 'kan.

Pada saat itu, saya sudah tahu
dia yang membunuh,

bagaimana saya tidak nekat?

Saya nekatlah!

[bahasa Inggris] Jika saya
tak berjuang demi putri saya,

saya bukan ayah yang baik.

[musik selesai]

MENGENANG NY. WAYAN MIRNA S.

[musik piano lembut]

[keresek kantong plastik]

Mir. Papa datang, Mir.

[mengesah]

Papa... [berdeham]

[sebagian bahasa Inggris]
...mengalami kehilangan yang luar biasa.

[berdeham, lalu mengesah]

[terisak dan mendengus]

Ingat tidak, Mir, saat sidang?

Untung, Papa membela Mirna.

Sendiri, tanpa pengacara.

Jadi, dengan kekuatan Papa, kuasa Papa,

semuanya Papa keluarkan, Papa lawan.

Pokoknya, Papa harus mati-matian
melawan Otto waktu itu.

Dia pakai uang.

Ya, Papa pakai juga, tapi tidak banyak.
Dia habis lebih banyak.

Ya, maafkan papa.
Kesalahan-kesalahan Papa.

Memang Papa nakal juga...

Suka berganti-ganti perempuan. Salah Papa.

Sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin

berlangsung
di pengadilan negeri Jakarta Pusat,

dengan terdakwa, Jessica Kumala Wongso.

[Otto] Ternyata banyak sekali kejanggalan

di dalam persidangan itu.

[Djaja] Sebelum saya bersaksi,

itu beredar foto mukanya Mirna
setelah meninggal

yang mukanya biru.

Orang yang meninggal
karena sianida, HBO2-nya tinggi, Pak.

HBO2-nya tinggi, artinya
dia sebenarnya tidak biru, tapi merah.

Nah, begitu saya bicara
orang keracunan sianida mukanya merah,

beredar foto yang sama
dengan muka sudah menjadi merah.

Ya, warna merah ceri
yang dicari itu ternyata ditemukan.

Ini di Dharmais. Sebelum dimandikan,

ternyata warna merah cerinya keluar.

Saya dokter pertama yang melihat mayatnya,
dua jam setelah dia meninggal.

Saya lihat matanya... Itu mukanya biru.

[hakim] Ini kemerah-merahan.

- Kita tak bisa andalkan gambar itu, Pak.
- Ada di meja saya, itu persoalannya.

[riuh tawa hadirin]

Ya.

Saya bilang, kalau foto itu gampang,
tinggal diatur-atur warnanya saja, 'kan?

Bisa diubah jadi merah dari biru.

Jadinya lucu, bukan?

Apa?

Setelah saya bersaksi,
tidak lama di belakang ada keributan.

Di belakang ribut semua.

Ada polisi ribut-ribut begitu.
Saya tidak tahu ada apa.

Tapi belakangan saya baru tahu

bahwa ada orang yang mengamuk
di belakang setelah kesaksian saya.

[tim hukum] Tadi pagi,

bapaknya Mirna datang
memberikan gambar itu

di atas meja hakim,
termasuk mejanya jaksa.

Itu alat bukti yang tidak sah.

[pria 8] Bawa pistol bapaknya itu.

Selesai persidangan,

dia menunjukkan pistol.

Dia mau menakut-nakuti.

Seolah-olah dia itu bisa

membunuh saya
kalau saya macam-macam suatu saat.

[musik dramatis mengalun]

Saya kenal Jessica sejak kecil.

Tidak pernah berkelahi
dan berbuat onar di sekolah.

Anak yang normal-normal saja.

Saat itu sidangnya dari pagi
sampai pukul 02.00 malam.

Waktunya makan, kami tidak makan.

Dikejar-kejar wartawan TV.

Saya tidak pulang sampai berbulan-bulan.

Jadi, hidup saya seperti gelandangan.

Ya, saya sangat menderita,
akhirnya saya sakit ini.

Ya.

Apakah dia menaruh racun
di kopi itu? Ada tidak?

Saya tidak menyesal
menangani kasus Jessica.

Saya berpikir,
saya harus optimis untuk menang.

Masih mengenai kasus kopi bersianida
yang telah memasuki persidangan ke-20.

[riuh para hadirin]

Ruang sidang Jessica Kumala Wongso
ketika itu adalah seperti...

Stadion sepakbola.

- [sorakan hadirin]
- Bohong! Pembohong!

Jadi, masing-masing
punya pendukung yang berat.

Ada yang dukung Mirna,
ada yang dukung Jessica.

Kalau umpamanya jaksa bertanya
membuat mereka senang,

mereka tepuk tangan.

[jaksa] Coba dipertegas.

- Nah, ini.
- [ahli] Ya, seperti itu.

[tepuk tangan dan sorakan hadirin]

Kalau saya bertanya,
mereka senang, mereka tepuk tangan.

- Saya tak bisa lihat.
- [ahli] Itu terlihat.

- Yang mana?
- [sorakan hadirin]

Kepiawaian seorang Otto Hasibuan

untuk menggeser opini publik
itu luar biasa.

Pendukung Jessica menjadi banyak sekali.

Mereka sangat percaya,
menuliskan di media sosial mereka.

Mereka sangat percaya
bahwa Jessica tidak bersalah.

NASRI: AKU MULAI MERAGUKAN SEMUA BUKTI

MENEGAKKAN HUKUM DEMI KEADILAN!
#BEBASKANJESSICA #OPTIMISUNTUKBEBAS

MAHM18: #JESSICAHARUSDIBEBASKAN

Kalau ditanya menurut saya
bersalah atau tidak,

bukti-buktinya, 'kan, masih rancu.

Hal yang tidak mungkin.
1.000% tidak mungkin.

- [bebek meleter]
- [musik dramatis berlanjut]

[Otto] Saya merasa berhasil

mempengaruhi pikiran media
dan masyarakat pada waktu itu.

Sebenarnya menurut saya,
tidak ada alasan ini tidak menang.

99% itu harus menang.

- [musik selesai]
- [Otto berseru]

[pewara berita 4] Sidang kasus
kopi bersianida berlangsung panas.

Suasana di ruang sidang sangat gaduh.

Adu argumen antara jaksa penuntut umum
dengan pengacara pun tak terelakkan lagi.

[hakim] Semua tenang.

Anda jangan protes kepada saya,
melalui majelis hakim.

[hakim] Semuanya diam!

Mungkin intensitasnya juga lebih berat.

Itu menjadi suatu resiko
dan tantangan bagi kami.

[Wahyu] Kami letih dan lesu.

Sidang sampai malam.

Kami sudah berganti-gantian tidur.

Ada yang sudah tidur,
ada yang masih bekerja.

Kami berkumpul
di rumah Sandhy waktu itu, ya?

[Sandhy] Semakin
kami tangani hari demi hari,

semakin juga rumit penanganannya

- [jaksa] Keberatan, Yang Mulia.
- Bahwa tanggal... Tunggu dahulu.

Keberatan Yang Mulia, jangan menyimpulkan!

[hadirin bersorak]

Bagi saya, hari yang berkesan

mungkin pada saat saya
beradu argumen dengan penasehat hukum.

Sudah Pak, sekarang begini...

Bapak bawa data tidak,
yang Bapak analisa itu?

- Tidak.
- Tidak bawa data?

- Anda ingat tidak apa yang Anda analisa?
- Ada di situ.

Saya tidak bertanya kepada pengacara.

Setiap pertanyaan saya
selalu diinterupsi oleh penasehat hukum.

Akhirnya terlepaslah suatu bentakan.

- Tolong hargai saya.
- Jangan bentak saksi saya.

Hormati saksi saya!

Saya menghargai Anda,
Anda menghargai saya.

[Wahyu] Itu pasti ada suatu perdebatan.

Jadi, kita dikasih ring,
ibaratnya ring tinju itu,

ini kalian berkelahilah di sini
sesuai aturan.

Kami meyakini penasehat hukum
ingin mendiskreditkan dan... [bergumam]

...menyerang integritas
dari ahli-ahli dan alat-alat bukti kami.

Kami pun melakukan hal yang sama
dan itu sah secara hukum.

Ibaratnya, bercanda ini,

jika ada yang mau menjampi-jampi saya,
saya sudah ada penangkalnya.

Ibaratnya begitu.

Yang kami undang ini, Yang Mulia,
adalah Pak Beng Beng Ong dari Australia.

Dia adalah ahli patologi forensik.

Satu momen yang tidak terlupakan
di dalam praktik itu

ketika Beng Beng Ong
diperlakukan dengan sangat tidak adil.

[Djaja] Professor Ong Beng Beng
memberikan kesaksian,

dia bilang, "Bukan kasus".

[bahasa Inggris]
Saya takkan menduga itu sianida.

Saya akan mempertimbangkan
penyebab lain, termasuk penyakit alami.

Dia menyampaikan bahwa

sebenarnya apa yang dilakukan
oleh ahli di Indonesia itu keliru.

Kami langsung melakukan riset,

apa benar yang disampaikan oleh ahli itu?

Kemudian bagaimana cara melawannya?

Apakah ahli itu sah hadir di persidangan?

Kapan ahli datang ke Indonesia?

- [Otto] Itu tak berkaitan.
- [Beng Beng Ong] Pertanyaan tak perlu.

Apakah mendapatkan bayaran untuk itu?

Keberatan, Yang Mulia,
itu sangat tidak etis.

Sampai akhirnya,
kami pun melakukan pelintiran cerita.

Dalam rangka profesi dan menerima bayaran,

Anda di sini diwajibkan, untuk pasal 102,
menggunakan visa tinggal terbatas.

Kami laporkan ahli itu
karena pelanggaran imigrasi.

[reporter 7] Beng Beng Ong harus
dideportasi dan dicekal masuk ke Indonesia

selama enam bulan.

[Otto] Pihak kejaksaan di situ
tidak profesional.

Dari sudut pandang keadilan dan kebenaran
itu tidak patut, menurut saya.

Jadi, bagaimana kita
memancing musuh supaya emosi.

Terkadang kami lakukan juga.

Ketika seseorang emosi itu,

dia tidak akan bisa berpikir
secara logis lagi.

Itulah strategi semua.

- [bunyi ketukan mikrofon]
- Terima kasih, Majelis.

[mendengus]

Nah, sejak itu saya sudah melihat
ini sudah tidak mungkin kita menang

karena ada sesuatu
yang tidak beres di sini.

Jadi, di situlah saya menyadari

ini tidak mungkin menang.

[musik selesai]

[musik mencurigakan mengalun]

Tingkat bersalah
di Indonesia itu tinggi sekali.

Karena apa? Polisi punya kuasa
yang begitu besar.

Jaksa punya kuasa yang begitu besar,

itu tidak seimbang
dengan kewenangan dari advokat.

Kuasa jaksa dan polisi
yang begitu besar ini

memposisikan hakim
tidak lagi menjadi wasit.

Jadi, hakim tak lagi di tengah.

- [kursi berdecit]
- [kamera menjepret]

Apakah kemudian ada bukti
yang menunjukkan bahwa terjadi pembunuhan

yang dilakukan secara langsung
oleh Jessica Wongso?

Jawabannya tidak ada.

Di mana bukti keterlibatannya Jessica?

Di mana buktinya?

Hanya dugaan-dugaan. Hanya tafsir-tafsir.

Ini kan aneh bin ajaib.

Dikatakan, ini tidak ada bukti langsung,
kok, kuasa hukumnya kalah?

Karena kuasa hukum

tidak bisa menyampaikan bukti maupun ahli

yang bisa meyakinkan hakim
bahwa kliennya ini bukan pembunuh.

[sebagian bahasa Inggris] Itu saja
sebenarnya persoalannya. Sangat sederhana.

Kemudian, didukung juga keterangan
dari ahli psikologi dan ahli psikiatri

bahwa Jessica memiliki
karakter psikologis eksplosif-kompulsif.

[wartawan 5, bahasa Inggris]
Bisa jelaskan sianida di minuman itu?

- Tidak, entahlah.
- Apa kau memasukannya?

Tentu saja tidak. [tertawa]

[Edi] Tertanam di dalam diri dia
itu ada suatu keanehan

yang dia bisa lakukan dengan tenang.

Itu disebutnya adalah psikopat narsistik.

Dia adalah psikopat yang gila.

Nah, satu lagi narsistik,

menurut ahli forensik di bidang ini.

Sakit hati, ya, dendam, membuat dia sunyi.

Ingin diperhatikan, narsisnya keluar

seperti anak kecil.

"Tolong perhatikan saya."

Cukup dengan melihat
fisiognomi raut muka, dan sebagainya itu,

ini orang tipe pendendam.

[hakim] Baik. Saudara katakan juga
terdakwa itu cepat merespon

dan sangat intens melibatkan emosi.

Itu apa juga maksudnya itu?

- Ya, itu dari bentuk di sini.
- Oh, itu.

PSIKOLOG FORENSIK

Ada ahli yang coba memberikan label

bahwa terdakwa ini memang orang jahat,
memang kriminal sejati.

Dengan cara apa?
Dengan melihat bentuk hidung,

dengan melihat tarikan bibir.

Yang menurut saya
itu merupakan teori usang.

[wanita 6, bahasa Inggris]
Lihat hidungnya,

panjang di bawah dan agak miring.

Dia akan jadi ibu rumah tangga yang baik,

menjaga semuanya
dengan baik dan tetap teratur.

Kita semua adalah pembaca karakter,

dan kurasa kita selalu dipandu oleh mata.

[Ronny] Matanya sama sekali tak berbinar.

Bukan mata berbinar
seperti Julia Roberts, misalnya.

Mata berbinar
dan mata tidak berbinar, itu ada artinya.

[wanita 6, bahasa Inggris]
Kita tak percaya orang bermata licik.

Mata yang berkedip dan tak stabil
menunjukkan kegelisahan,

mudah tersinggung,
dan sering kali tak bisa diandalkan.

Jangan percaya orang itu terlalu jauh.

Yang dilakukan jaksa adalah

bukan membuktikan Jessica
melakukan perbuatan membunuh.

Tapi yang berusaha dilakukan jaksa
adalah meyakinkan hakim

bahwa Jessica mungkin membunuh.

Dasar teori saudara
mengatakan ini semua tadi itu apa?

Dari studi empiris,

studi bintang film
di Amerika, dan sebagainya.

Baik, menarik pendapat
dan penjelasan ahli!

[musik selesai]

[reporter 8] Ini adalah suasana

dari ruangan sidang
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Tempat sidang lanjutan

dari kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin...

Ketika saya seperti masyarakat awam
yang takut berada duduk bersama

dengan orang yang diduga
membunuh seseorang

dengan menggunakan sianida.

Tapi ada satu momen,

saya mendapatkan sebuah kertas kecil

diserahkan oleh pengacaranya Jessica.

Ternyata itu adalah
sebuah tulisan tangan dari Jessica.

[sebagian bahasa Inggris]
Dia hanya menulis, "Aku suka bajumu."

[terbata-bata] Jessica
memperhatikan baju saya?

[terkekeh] Wow!

Saya menulis kembali,

"Omong-omong, kita seumuran."

Saya bilang,
"Kita sama-sama berbintang Libra.

Kita hanya berbeda tiga hari,
sama-sama kita punya shio naga."

Dan saya kembalikan kepada Jessica.

[menghela napas] Dan saya
punya kesempatan untuk berbincang setelah...

pada saat jeda sidang, saya katakan,

"Jessica, boleh saya wawancara?"

[musik misterius mengalun]

Akhirnya dia mau terbuka dan bicara.

Tapi kemudian saya perhatikan...

[berdecak]

[menghela napas] Saya melihat
orang yang sangat manja.

Terkadang makan harus disuapi oleh ibunya.

Di saat psikolog menggambarkan
dia orang yang terstruktur,

bisa menyusun rencana sedemikian rapi,

itu sebuah hal yang sangat kontradiktif.

Yang digambarkan itu bukan sosok Jessica.

[musik selesai]

Psikolog dari Universitas Indonesia,

Dewi Taviana Warida,

dihadirkan dalam sidang terdakwa,
Jessica Kumala Wongso.

Pada saat sidang hari itu,

saya merasakan
yang namanya jadi aktor terkenal

seperti bintang begitu.

Begitu saya hadir, ada lampu kilat...
[meniru jepretan kamera]

...segala macam pada saya.

Sudah seperti apa begitu, jadi...

Saya agak kaget juga.

[bergumam] Media terlalu
membesar-besarkannya.

Ketika menyiarkan tentang
persidangan kasus kopi sianida ini,

televisi berita secara peringkat
bisa mengalahkan sinetron.

Unsur dramatik itulah
yang menarik masyarakat.

Narasi yang hitam putih.

Seolah-olah si korban, almarhum Mirna ini,

orang yang tak berdosa.

Lalu, si Jessica
adalah sejahat-jahatnya orang.

Makanya ini kasus jadi meledak
karena orang melihat Mirna itu cantik,

"Kok, dibunuh orang?" Orang ingin tahu.

Jessica mukanya agak aneh.

[bahasa Inggris] Wajah aneh.

[musik misterius]

Kalau dari saya sendiri,

kalau dilihat dari karakter
dan muka Jessica,

kayaknya dia bisa menyimpan
atau menyembunyikan sesuatu.

[pria 9] Dendam.

Kalau dari tatapan matanya,
seperti orang sakit jiwa.

Dari sudut pandangan ilmu, ya,

kalau misalnya
ada orang yang dikira jahat,

kebetulan misalnya,
orangnya tidak cantik, tidak ganteng,

dianggap perilakunya negatif,
akhirnya semua jadi negatif.

KEADILAN UNTUK MIRNA

Masyarakat sudah menganggap
yang jelek itu salah

dan yang cantik harus diselamatkan.

Kemudian menjadi seperti
kisah telenovela sebetulnya begitu.

[musik dramatis]

- Kau pelakor!
- [air menyembur]

[wanita 7] Bagaimana Anda
menyatukan negara ini?

Negara yang begitu besar.

Terdiri dari 17,000 ribu pulau,

700 bahasa, 300 kelompok etnis.

Televisi.

Pemimpin bangsa ini pada saat itu

mempunyai rencana yang begitu besar.

Televisi akan menjadi perekat semuanya,

dan TV pun kemudian menjadi marak.

Sekitar tahun 1990an,

Jakarta melahirkan sejarah baru.

Kelahiran sinetron.

- [musik dramatis makin intens]
- [efek suara dramatis]

Yang membuat kita ketagihan adalah
kehidupan kota Jakarta yang kaya raya,

tidak sopan...

dan egois.

Saya menyatakan
saya tak menjawab pertanyaan.

[Marcella] Barangkali ini yang menyebabkan

kasus ini menjadi salah satu
kasus terbesar di Indonesia.

[bahasa Inggris] Selamat datang

di Sinetron Sianida.

[musik selesai]

[bunyi klakson]

Bapak Edi biasanya
minum anggur merah dari mana?

- Cockburn, Graham, seperti itulah.
- Cockburn, baiklah. Siap.

Yang ringanlah.

[bergemercik]

[produser, bahasa Inggris] Jadi, jaksa
banyak bicara di ruang sidang soal Jessica

dan apa yang terjadi padanya di Australia.

Seberapa pentingkah informasi itu?

[Edi] Begini, ya. Informasi
dari Australia itu sangat penting.

Kasus meninggalnya, Wayan Mirna Salihin,
dengan terdakwa, Jessica Kumala Wongso,

menghadirkan saksi polisi dari Australia.

Disebutkan di antaranya ada 14 kasus

yang melibatkan nama Jessica Kumala Wongso

di kepolisian Australia.

[Edi] Ya, itu, 'kan,
petugas polisi, John Torres, bilang,

dia pernah mau bunuh diri.

MENGANCAM BUNUH DIRI

INF TELAH MENERIMA PESAN

YANG MENYATAKAN DIA AKAN BUNUH DIRI

Terus dia tabrak itu
rumah jompo sampai hancur.

JESSICA SUDAH LAMA MENDERITA GANGGUAN JIWA

[Edi] Bahkan kepala bagiannya saja
mau dia bunuh.

[bahasa Inggris] Katanya,
"Sialan kau, akan kubunuh kau!"

Saat itu terdakwa pernah mengatakan,

"Seandainya saya ingin membunuh orang,
maka saya tahu pasti caranya.

Saya bisa mendapatkan pistol
dan saya tahu dosis yang tepat."

SEHUBUNGAN DENGAN JESSICA
MENYAKITI SESEORANG...

KOMENTAR JESSICA BERSIFAT TAK LANGSUNG
DAN TAK MEWAKILI KESELURUHAN MAKNA

[Timothy] Tersangka, Jessica Wongso,
menjalani pemeriksaan kejiwaan

di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Dalam barang bukti yang disita,
ditemukan obat antidepresan

yang biasa digunakan untuk pasien
yang menderita gangguan jiwa.

Publik menduga atau kita tahu,
hanya orang kelainan jiwa

yang bisa melakukan
hal sekeji itu di tempat umum.

ORANG GILA. KAU TAK SEDIH
SETELAH BUNUH ORANG? NIKMATI PENJARA

Kritik terbesar saya
adalah kita terlalu gampang

bahkan cenderung semena-mena

untuk memotret
kondisi psikologis seseorang

sebagai dasar bagi kita
untuk menghakimi dia.

Itu Jessica menabrak, ya.

Jessica katanya berseteru
dengan bosnya, ya

Itu persoalan lain, 'kan.

Saya ekstrim saya menjawabnya,

yang bilang psikopat itu dan sebagainya

itu bisa-bisanya mereka saja.

[musik misterius mengalun]

TANPA KEMAMPUAN
UNTUK MEWAWANCARAI JESSICA

TIM PRODUKSI HARUS MENGANDALKAN
BUKU HARIAN JESSICA

[Jessica] Jadi, mari bahas sedikit
saat aku berada di Australia.

Tempat itu berarti bagiku

karena sebagian besar kenanganku,

yang sangat manis
dan yang sangat pahit terjadi di sana.

Yang bisa kukatakan hanyalah
aku hilang arah, tak dewasa,

dan memprioritaskan hal-hal salah.

Segala macam perkataan mereka
tentang aku berujung kepada satu hal,

aku menyakiti diri sendiri.

Kenapa aku harus terbang
melintasi lautan untuk menyakiti temanku

yang tak ada kaitannya
dengan apa pun dalam hidupku,

pada siang bolong, di tempat umum?

[musik menegangkan mengalun]

[Otto] Kira-kira seminggu
sebelum sidang terakhir, dia bertanya,

"Bagaimana saya, Om?
Saya bisa bebas tidak?"

Saya tidak tega juga harus bicara apa.

[mendesah]

[deru mesin motor]

KEADILAN UNTUK MIRNA

Setelah berlangsung selama empat bulan,
sidang kasus pembunuhan

Wayan Mirna Salihin
akan memasuki babak akhir.

[riuh wartawan]

Majelis Hakim akan menjatuhkan vonis
terhadap terdakwa, Jessica Kumala Wongso.

Otto sudah tahu itu.
Sudah banting-banting begini.

Dia tahu sudah akan kalah.

[sorakan hadirin]

[musik berlanjut]

Satu. Menyatakan terdakwa, Jessica Kumala,

alias Jessica Kumala Wongso, alias Jess,

telah terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan
tindak pidana pembunuh berencana.

Dua. Menjatuhkan pidana
terhadap terdakwa tersebut

dengan pidana penjara selama 20 tahun.

Demikian putusan Majelis.

[tepuk tangan hadirin]

[bahasa Inggris] Ini sidang
terpanjang, paling eksplosif,

dan paling bersejarah yang pernah ada.

Membunuh tanpa bukti, 20 tahun penjara.

[sebagian bahasa Inggris]
Saya yakinkan jaksa dan hakim.

Akhirnya begitulah, berakhir bahagia.

[bahasa Inggris] Saya menang.

Terima kasih, Yang Mulia.
Saya tidak terima atas keputusan ini.

Karena menurut saya
ini sangat tidak adil dan sangat berpihak.

Terus terang saja,
saya sebenarnya terguncang di situ,

tapi saya harus menahan perasaan saya.

Oleh karena putusan hakim ini
sangat tidak adil dan berpihak,

dan sangat-sangat tidak berdasarkan hukum,

- [hadirin bersorak]
- [seseorang mendesis]

dan kami melihat
ada "lonceng kematian keadilan"

di pengadilan ini,

maka dengan ini secara tegas
kami menyatakan banding.

[hadirin bersorak]

[riuh hadirin]

Tapi ketika diputus
oleh hakim dia bersalah...

[hadirin dan wartawan meneriaki Jessica]

...tidak begitu muncul tangisnya dia.

Tapi setelah di belakang,
setelah semua selesai,

di bawa ke belakang.
Nah, di situ, dia menangis meledak,

yang orang tidak tahu.

Ya, perjalanan saya, ya,
kita mengarungi bahtera hidup saja.

Kita lihat nanti ke depannya seperti apa.

Kami sempat datang ke rutan.

Dia tidak mau keluar.

Dia berteriak, "Tidak mau, tidak mau!"

Gila, 'kan?

Kalau dia benar,
teriak, dong, kepada saya,

"Hei, Pak Edi, saya tidak membunuh Mirna.

Pak Edi jangan begitu.
Bagaimana ini, kita cari ini."

Dia tidak mau. Bukan tidak boleh.

[bahasa Inggris] Dia malu.

Sebab saat dia keluar dari penjara,

semua orang akan memberinya label.

Pembunuh. Pembunuh berdarah dingin.

[musik selesai]

[musik intens mengalun]

[Jessica di telepon] Nyaris mustahil
untuk bisa memfilmkan aku.

Kurasa itu takkan terjadi.

[produser] Jujur, kami agak marah.

Sebab mereka mengizinkan orang

untuk mewawancarai teroris,
perampok bank, pembunuh.

Ini sungguh membingungkan.
Memang aku siapa?

Aku bahkan bukan tokoh publik
atau semacamnya.

Ya, kami tentunya ingin terus berusaha
mengoordinasikan ini

- [deru mesin]
- [gedebuk]

[musik lembut]

Merestorasi mobil tua seperti ini,
saya sangat suka sekali.

Memang bawaan dari kecil.

Nah, cerita mobil ini.

Dalam perjalanan persidangan,
kawan saya pun menonton.

Dia bilang, "Saya taruhan
bahwa Jessica akan bebas.

Taruhannya mobil ini."

Dalam putusan itu,
ternyata Jessica tidak bebas.

Beberapa hari kemudian, dia bilang,

"Bro, Ini kunci mobil, bawa pulang."

Saya bilang, "Kau gila?
Ini benaran buat saya?"

"Saya kalah taruhan!" Dia bilang begitu.

Sekarang pertanyaannya,
kenapa Jessica tidak bisa diwawancara?

Saya juga bertanya, kenapa?

Dia bukan seorang teroris.
Bahkan teroris bisa diwawancarai.

[musik dramatis]

Imam Samudra,
pada saat dia belum dieksekusi,

dia bisa diwawancarai.

Bang Otto juga kaget,
"Kenapa tidak boleh Jessica diwawancarai?"

[bruk]

[Otto] Kasihan sekali Jessica.

Sebenarnya, ya, sedih juga.

Setelah di pengadilan
merasa diperlakukan tidak adil,

dan sekarang, kok, begini juga.

Begitu sampai di sana,
Jessica serahkan ini...

[musik selesai]

...buku hariannya.

[musik sendu mengalun]

[Jessica] Saatnya membahas hari

saat kami seharusnya
bertemu untuk mengopi.

Mereka merasa curiga karena aku memesan
sebelum teman-temanku datang.

Aku tak menyangka
mereka akan tiba 40 menit kemudian.

Mereka juga merasa curiga
saat aku memindahkan kantong kertas.

Aku hanya bosan.

- [pintu terbuka dan berdecit]
- Rekaman aku masuk dan keluar kafe

diputar berulang-ulang.

Rekaman polisi masuk dan keluar kafe

dengan barang bukti dikatakan
telah dihapus secara permanen.

Apakah kini giliranku untuk curiga?

Aku sadar situasinya
telah menjadi tak terkendali

saat kami melihat berita di TV.

Media mulai mengintai rumah kami.

Kami harus sembunyi-sembunyi
untuk masuk ke rumah kami sendiri.

Beberapa hari kemudian, aku ditangkap.

KASUSNYA MENJADI MAKIN MENARIK

Aku menghabiskan malam
berbaring di lantai yang keras dan dingin

sambil menatap ruang kosong.

Satu hal yang pasti,

dunia telah runtuh menimpaku.

[musik selesai]

[produser, bahasa Inggris] Apa ada
hal lain yang ingin Anda katakan?

Apa ada hal lain
yang menurut Anda tak kami tanyakan

atau Anda ingin katakan?

[musik sendu mengalun]

[Otto] Apakah ada
yang menjebak Jessica atau tidak,

saya ingin mengatakan,
saya bisa berpikir begitu.

Dari prosedur pemeriksaan barang bukti,

dan pembuktian-pembuktian
yang dilakukan di persidangan,

itu menurut saya
sudah sangat tidak masuk akal.

Ya, dan setiap saya melakukan terobosan
untuk bisa membuktikan sebaliknya,

saya selalu dipotong oleh mereka.

Sehingga, ada apa sebenarnya?

Ada suatu pihak tertentu
yang menginginkan dia ini harus dihukum.

Saya bisa sebenarnya
menceritakan lebih dalam,

tapi tidak semua bisa diceritakan, 'kan?

[terbahak-bahak]

Tidak semua bisa diceritakan.

Karena sesuatu hal yang saya ketahui,
'kan, harus saya buktikan, ya?

Dan kebetulan alat buktinya kurang,
tapi saya tahu itu terjadi.

[musik selesai]

[musik dramatis mengalun]

[Reza] Sampai sekarang,
hanya pada kasus inilah,

ada pihak tertentu
yang sampai kemudian menelpon saya

dan meminta saya untuk berhenti bicara.

Ada pihak tertentu
yang memasukkan uang ke dalam tas saya,

maka saya menafsirkan
bahwa uang jajan itu adalah sebuah cara

agar saya tidak banyak bicara
dalam kasus ini.

Kalau saya ini,
yang notabene adalah orang biasa,

yang tak punya sangkut paut
dengan kasus ini,

kenapa orang itu mau kasih saya uang?

Saya khawatir bahwa
kepada otoritas penegakan hukum,

justru pihak ini
secara tak bertanggung jawab

juga memberi uang

dalam jumlah lebih besar.

Saya khawatir begitu.

[Erasmus] Ini akan
terdengar kontroversial,

tapi menurut saya,

dan menurut penelitian
yang dilakukan oleh ICJR,

bisa jadi Jessica dinyatakan bersalah

karena harus ada orang yang bersalah
dari kematian seseorang.

Jadi, dalam konteks itu,

polisi, jaksa, tak bisa menemukan
siapa tersangka lainnya.

Polisi, 'kan, sudah malu

karena kasusnya dibesarkan.

Sampai sekarang ada semacam hukum karma.

Polisi yang karirnya macet.
Bermacam-macam.

Bukan masalah benar atau salah,

tapi yang terpenting
cara sistem peradilan pidana Indonesia

menunjukkan bahwa
ai membuktikan seseorang bersalah

dengan keraguan yang masih tersisa.

Kalau kasus Jessica
Anda kategorikan sebagai lumayan,

maka saya akan membiarkan imajinasi Anda

untuk membayangkan bagaimana
kasus-kasus lain di Indonesia dilakukan.

Kalau ini dilakukan oleh orang biasa,

saya bisa pastikan,
Anda akan dihukum mati.

[bahasa Inggris] Di Indonesia,
tak ada uang, tak ada keadilan.

Tak ada uang, tak ada keadilan!

[Erasmus] Sistem peradilan pidana
perlu direformasi, supaya apa?

Supaya cita-cita reformasi kita,

cita-cita kemerdekaan
bahwa seluruh rakyat Indonesia

bisa mendapatkan akses
terhadap keadilan itu bisa tercapai.

Kita perlu mereformasi
sistem peradilan pidana.

Karena apa?
Karena semua orang bisa terkena.

Semua orang bisa menjadi
korban selanjutnya.

Itu dari saya.

- [ucapan tak jelas produser 3]
- [tepuk tangan kru]

[bahasa Inggris] Terima kasih!

[musik misterius mengalun]

JESSICA TELAH MENJALANI KURANG
DARI SEPARUH MASA HUKUMAN 20 TAHUNNYA

DIA TELAH MENGGUNAKAN SEMUA OPSI BANDING

[Jessica] Saat aku bertemu orang baru,

aku selalu berpikir
apakah mereka menganggap

aku seorang pembunuh.

Sejujurnya aku bertanya-tanya

apakah mereka percaya

aku membunuh Mirna

atau tidak.

[musik selesai]

[musik penutup]

[bahasa Inggris] Namaku Mikael Jasin.

Aku juara barista Indonesia

dan finalis juara barista dunia
pada tahun 2019.

[air bergemercik]

Intinya, ini sebenarnya
kisah yang sederhana.

Dua teman pergi mengopi.
Namun, salah satunya berakhir tewas.

Ini mungkin mengejutkan,

tapi ini bukan kali pertama,
kopi membunuh orang Indonesia.

Sebenarnya ada sejarah hitam tentang kopi.

Jadi, bibit kopi pertama kali
datang ke Indonesia melalui Belanda.

Mereka menyelundupkannya dari Yaman

karena mereka mencium peluang besar
untuk menghasilkan uang.

Pemilik perkebunan Belanda semakin kaya,

sementara petani Indonesia
kekeringan melakukan kerja keras.

Biar kukatakan dalam perkataan
salah satu pegawai negeri pada waktu itu,

Eduard Douwes,
dalam novelnya, Max Havelaar,

"Orang asing datang dari Barat

yang menjadikan diri mereka
penguasa tanah airnya,

memaksanya menanam kopi
dengan upah yang menyedihkan."

Tentu, kini keadaan telah berubah.

Namun ingat, tiap kali kau minum ini,

sebagai orang Indonesia,

kau pantas mendapatkannya.

[musik selesai]