All language subtitles for Love Like the Galaxy a.k.a Asmara Laksana Galaksi Ep. 54

=Asmara Laksana Galaksi=

=Episode 54=

Teringat saat itu,

aku dan permaisuri membuat
permen karamel di sini.

Setelah Kaisar tahu,

dia memberimu penghargaan.

Saat itu hatiku tidak senang.

Aku bilang pada permaisuri,

semenjak aku bersamamu,

semua orang melihatku
sebagai calon istrimu.

Tidak pernah melihatku sebagai
Cheng Shaoshang.

Permaisuri bilang,

sifatku terlalu egois,
hanya memedulikan hidup dan matiku

serta kemuliaanku.

Dia memintaku berubah,

dan memintaku

mempelajari cara lain.

Aku dulu membencimu
karena meninggalkanku.

Benci karena kau keras kepala.

Benci karena kau lebih memilih
lompat dari tebing daripada bersamaku.

Benci karena aku tulus padamu,

tapi kau malah membohongiku.

Setelah lima tahun,

aku melepaskan semua ini
dengan bersusah payah.

Aku sungguh tidak bisa

bersikap tulus

dan memberikan kepercayaan lagi.

Shaoshang.

Maaf.

Apa pun keputusan yang kau buat,

aku akan menghormatimu.

Beberapa tahun di barat laut,

aku setiap hari hidup dalam penyesalan.

Aku memahamimu.

Aku sangat memahami

kau takut ditinggalkan.

Namun, aku tetap memilih
cara paling menyakitkan untuk melukaimu.

Dalam 20 tahun di hidupku,

aku hidup dalam kebencian.

Sisa hidupku,

malah hidup dalam penyesalan.

Jika bisa,

aku ingin mengeluarkan hatiku untukmu.

Namun, aku tahu,

aku sudah tidak punya hak.

Aku pernah bilang pada permaisuri,

jika suami adalah matahari
yang menyinari,

maka perempuan bisa menjadi bintang.

Matahari, bulan dan galaksi,

tidak ada perbedaan tinggi atau rendah.

Hanya dengan hidup bersama,

baru bisa sukses di dunia ini.

Aku akan hidup dengan baik.

Setelah mengantar mahkota permaisuri
ke kampung halamannya,

aku juga akan melihat
kebesaran dunia ini.

Menjelajahi gunung dan sungai,
mengenal semua hal.

Kau juga akan hidup dengan baik.

Benar, 'kan?

Setelah mengurus pemeriksaan lahan,

aku akan kembali ke barat laut

untuk menjaga perbatasan.

Selamanya menjaga manusia
di galaksi ini.

Aku akan menghormati diriku sendiri.

Aku juga akan melewati hari dengan baik.

Permaisuri paling menyukai pemandangan
indah musim gugur.

Nona jangan memikirkannya lagi.

Permaisuri Xuan sudah
meninggal seminggu.

Jika kau masih sedih karenanya,
dia akan mengkhawatirkanmu di surga.

Aku hanya asal bicara.

Selama ini,

bagaimana mungkin aku tidak tahu
kondisi tubuh permaisuri?

Penyakitnya sudah parah.

Cepat atau lambat
hari ini akan datang.

Namun, bagusnya

dia pergi dengan tenang.

Tidak ada penderitaan.

Dengan begitu,

hatiku juga bisa tenang sedikit.

Niaoniao.

Niaoniao.

Ibu membuat manisan kue
yang paling kau suka.

Ayo cepat ikut ibu masuk kediaman
untuk mencobanya.

Ayo.

Mari.

Cobalah.

Bagaimana?

Sudahlah.

Aku tahu aku tidak pandai membuat ini.

Lihatlah, Istriku,
kau marah pada dirimu lagi.

Niaoniao belum bilang ini
enak atau tidak.

Niaoniao anak baik.

Niaoniao anak yang baik.

Ini Ibu buat sendiri
di dapur sebelum fajar.

Kau makanlah, cobalah lagi.

Istriku, kau marahi saja dia.

Kau begitu lembut juga menakutkan.

Jenderal, kau bicara omong kosong lagi.

Aku bersedia bersandiwara seumur hidup,

asalkan Niaoniao bahagia.

Dulu selama 15 tahun,
kami tidak di rumah.

Mau bersandiwara pun tidak bisa.

Lima tahun setelahnya,
Niaoniao pergi ke istana.

Tidak ada kesempatan bersandiwara juga.

Niaoniao.

Biarkan Ibu bersandiwara.

Jika suatu hari Ibu
tidak bisa bersandiwara lagi,

kau jangan menertawakanku.

Niaoniao.

Ibu salah.

Aku juga pertama kali

menjadi seorang ibu.

Aku tidak tahu bedanya
mendidik anak perempuan

dengan memimpin pasukan.

Mendidik anak laki-laki juga berbeda.

Ibu juga mau berubah.

Namun, kau tumbuh terlalu cepat.

Tidak membiarkanku berpikir
bagaimana cara merubahnya.

Ibu bersalah.

Niaoniao.

Jika kau memberiku satu kesempatan lagi,
Ibu pasti tidak akan meninggalkanmu.

Meski harus mengambil risiko,
aku juga akan membawamu di sisiku.

Kita satu keluarga hidup
dan mati bersama.

Benar yang ibumu bilang.

Jika bisa kembali ke saat itu,

aku akan melawan nenekmu
dan si Marga Ge,

tetap membawa kalian di sisiku.

Jenderal.

Apakah kau sungguh
berani melawan ibu mertua?

Sungguh.

Kalau begitu, berikan camilan ini
pada ibu mertua.

Sekaligus beri tahu ibu mertua,
kau akan segera berangkat

menenangkan pemeriksaan lahan
di Yuzhou yang sedang kacau.

Kau lihatlah apakah ibu mertua
akan melawanmu?

Untuk apa kau membahas ini?

Bagaimana jika dia
tidak mengizinkanku pergi?

Dalam hidupku hanya dua orang
yang membuatku sakit kepala.

Tidak.

Tiga orang.

Ibu,

Niaoniao

dan Istriku.

Ayah.

Siapa yang paling parah?

Tentu saja

Istriku.

Camilan ini akan kuberikan pada nenek.

Mohon empat Bodhisatva memberkati.

Berkati.

A-Zhi punya berkah dan kesehatan.

Bencana berubah menjadi keberuntungan.

Tahun itu aku melahirkan A-Zhi,

waktunya bagus.

Hari itu, awan di langit

seperti naga dan harimau.

Benar.

Tuan Besar Ji dari
hakim naik pangkat jadi prefek.

Mungkin belum dua hari,

sudah kembali ke ibu kota
dan menjadi menteri.

A-Zhi beruntung.

Itu berarti aku melahirkannya
di waktu yang benar.

Saat itu peramal bilang, A-Zhi...

Nyonya Besar.

Jangan membahas orang itu lagi.

Dia asal meramal,
memaksa Nona Keempat Cheng tinggal.

Hingga membuat Nona Keempat Cheng
berpisah dengan orang lain.

Makanya menderita bertahun-tahun.

Apakah selera makan nenek
bagus belakangan ini?

Nona di istana lima tahun.
Akhirnya sekarang kembali ke kediaman.

Meski nyonya besar tidak mengatakan,
tapi hatinya senang.

Saat itu, aku kehilangan akal.

Setelah mendengar saran si Marga Ge,

aku setiap hari
memaksa putra pertamaku dan istrinya.

Makanya Niaoniao terlantarkan.

Jika masa dikembalikan sekali lagi,

aku pasti memperlakukan
Niaoniao dengan baik.

Memperlakukan dengan baik.

Dia adalah cucuku.

Kelak, terserah

Niaoniao mau menikah dengan siapa pun.

Tidak menikah juga tidak masalah.

Aku sudah berpesan pada putra pertamaku,

setelah aku meninggal,

semua hartaku diberikan pada Niaoniao.

Meskipun dia tidak menikah,

setidaknya ada sandaran.

Sudah Nyonya.

Sudah.

Sudah.

Aku bersalah pada anak itu.

Lian Fang.

Apakah kau masih ingat

tahun itu di kediaman perdesaan
saat aku sakit parah?

Saat itu, jika bukan kau
yang menjagaku dengan baik,

mungkin makamku sekarang
sudah penuh rumput.

Nona bernasib bagus.

Bencana tentu akan
menjadi keberuntungan.

Aku mana berani mengakui ini jasaku?

Saat itu aku tidak tahu wajah dan sifat
orang tua dan saudaraku.

Orang di sisiku yang bisa kupercaya
hanya kau.

Semua sudah berlalu.

Sekarang tuan dan nyonya,
lalu tuan-tuan muda,

semua menyayangi Nona.

Beberapa tahun ini seperti mimpi.

Dalam bulan ini, aku selalu berpikir,

apakah aku akan tiba-tiba bangun,

lalu menyadari ini adalah mimpi.

Nona mungkin terlalu lelah.

Jika tidur terlalu lama,
kadang manusia bisa kebingungan.

Sebenarnya aku juga mau
berdamai dengan nenek.

Namun, aku sungguh tidak bisa
dekat dengannya.

Mungkin aku masih membencinya

karena membuatku berpisah
lama dengan orang tua.

Mungkin membencinya

karena membuatku dalam 15 tahun
tidak pernah merasakan kasih sayang.

Tidak tahu rasanya dicintai.

Namun, saat keluarga Cheng
dalam bahaya,

dia tetap berjuang dengan berani.

Pelan-pelan menjadi keluarga denganku.

Namun, aku sungguh tidak tahu harus
bagaimana menghadapinya.

Nona menerima banyak kejahatan,
tentu sulit menerima, ini wajar.

Dulu ibuku bilang,
aku selalu bersikap keras.

Aku tidak setuju.

Sekarang aku sudah tahu.

Nyonya, dia dari awal...

Lian Fang. Kau tidak perlu bilang lagi.

Aku mengerti isi hati ibu.

Mulai sekarang,

aku tidak akan mempermasalahkan ini.

Tidak akan memikirkan
siapa yang membenciku

dan tidak menyukaiku.

Sebaliknya, aku harus memikirkan
siapa yang menyukaiku

dan memperlakukanku dengan baik.

Karena hanya dengan memikirkan
orang ini,

aku baru punya motivasi untuk hidup.

Manusia

harus sering memikirkan hal baik.

Sisa hidup masih panjang.

Dengan begitu,
baru bisa hidup dengan baik.

Besok aku akan berangkat.

Hari ini sengaja mencarimu
untuk pamit.

Aku juga mau bertemu Kaisar
untuk berpamitan padanya.

Dua tahun lalu,
demi membantu saudara angkatnya,

ayahku terjebak dalam penaklukkan
Jenderal Weng.

Dia harus dihukum.

Demi menolong ayahku,
Huo Buyi memimpin pasukan untuk membantu

dan hampir menghilangkan nyawa.

Kaisar bermurah hati,

menurunkan jabatan ayahku

dan pulang ke Jiaodong bersama ibuku
untuk menerima hukuman.

Sedangkan aku

juga meminta Kaisar bertugas di luar,

untuk melaksanakan pemeriksaan lahan.

Apakah Walikota Yuan
dan Nyonya Yuan baik-baik saja?

Mereka lebih baik dari sebelumnya.

Ayahku merasa bersalah
dengan leluhur Yuan.

Tidak sampai beberapa hari,
tubuhnya memburuk.

Jadi, ibuku yang menjaganya.

Mereka pulang ke kampung bersama,

bisa dibilang juga
hasil baik dari karma mereka.

Hanya saja,

sebelum mereka pergi,

mereka masih mengkhawatirkan
pernikahan kita.

Maaf, Yuan Shanjian.

Aku pada akhirnya

tidak bisa memberikan yang kau mau.

Aku sudah menduganya.

Kau tidak perlu khawatir.

Kelak, aku akan
menjadi adipati dari Tiga Adipati.

Cucu dan penerusku
juga akan menjadi adipati.

Keluarga Yuan akan
terus menjadi pejabat.

Sangat disayangkan,
kau tidak bisa menjadi

Nyonya Adipati ini.

Ada orang yang lebih cocok

menjadi Nyonya Adipati ini.

Shaoshang.

Sebenarnya aku dari awal sudah tahu.

aku pasti kalah dalam permainan ini.

Sekarang sudah kalah sungguhan.

Aku juga tidak menyesal.

Hanya saja,

meskipun aku kalah,
Huo Buyi juga tidak menang.

Benar, 'kan?

Selama ini,

aku terus menunggu kedatanganmu.

Kali ini, aku ingin melihat kau pergi dulu.

Jangan kembali.

Jika tidak, aku takut aku menyesal
menyerahkanmu padanya.

Nona, apa kabarmu?

Aku tahu isi hatimu.

Namun, aku tidak bisa memberikan
yang kau mau.

Sudah dipikirkan dengan jelas?

Sudah.

Kau mengorbankan nyawamu demi ayahku,

jika aku melawanmu lagi,
aku sungguh tidak tahu diri.

Sekarang Kaisar mau memeriksa lahan
di setiap kabupaten.

Aku sudah mengajukan diri
untuk memeriksa setiap prefektur

dan mengawasi lahan.

Semoga bisa pulang ke ibu kota
dengan prestasi.

Bagaimana denganmu?

Aku juga karena pemeriksaan lahan.

Kaisar memerintahkan

mendirikan barak perdana menteri
di Yuzhou.

Aku khawatir ada penjahat Kaisar Li
yang belum dibunuh.

Aku mau ke sana
membantu putra mahkota.

Jika tidak salah ingat,
harusnya Jenderal Cheng yang pergi, 'kan?

Kau memang menantu yang baik.

Menggantikan mertuamu berperang.

Aku hanya tidak mengerti,

kau menggantikan Cheng Song membunuh
penjahat di daerah Shu

karena dia kakak Shaoshang.

Kau menggantikan Jenderal Cheng
mengantar putra mahkota memeriksa lahan

karena dia ayah Shaoshang.

Secara teori, ini sudah seharusnya.

Namun, mengapa kau mau
membantu keluarga Yuan?

Bagaimanapun juga,
aku tidak bisa melepaskan Shaoshang.

Kita adalah musuh cinta.

Karena aku

adalah orang luar yang paling
memedulikanmu di ibu kota ini.

Ini adalah perkataan jujur.

Baik itu masa lalu atau masa depan,

jika kau tidak baik-baik saja,
Shaoshang tidak akan tenang.

Seperti dia merekomendasikan Lou Yao.

Aku tidak akan marah karena ini.

Karena dia adalah

orang yang berkata dingin,
tapi berhati tulus.

Asalkan orang yang dia
pedulikan baik-baik saja,

dia baru bisa tenang.

Jadi, aku hanya bisa melindungi kalian,

dia baru bisa

menemukan kesejahteraan dirinya.

Aku selalu merasa
terlalu mencintai bukan hal baik.

Cinta yang dalam
membuat ayahku depresi,

membuat ibuku menderita seumur hidup,

membuatku kehilangan perlindungan
orang tua sejak kecil,

lalu hidup sendirian.

Sedangkan, kau lebih mencintainya,

lebih bodoh dariku,
jadi kau lebih pantas dicintai olehnya.

Aku, Yuan Shanjian,

juga berharap orang
yang paling terakhir menemaninya

adalah orang yang terbaik.

Di sini hanya belasan mil
dari kabupaten Hua.

Apakah kau mau melihat Lou Yao?

A-Yao berhati luas,
juga mementingkan rakyat.

Dia sebagai penjabat daerah,

pasti memimpin kabupaten Hua
dengan baik.

Dia sangat baik dengan He Zhaojun.

Lebih baik aku tidak mengganggu.

Berhenti.

Nona Cheng,
di depan ada nona yang mau bertemu.

Nona Cheng, lama tidak bertemu.

Lou Li.

Kakakku mendengar kau
melewati tempat ini,

jadi menyuruhku mengajakmu
makan ke kabupaten Hua.

Terima kasih undangannya.

Aku mau mengantar mahkota permaisuri
ke kampung halamannya.

Aku tidak bisa pergi.

Kakak memintaku datang

karena ingin mengundang teman lama
melihat kabupaten Hua yang sekarang.

Dia mau memberitahumu,

kabupaten Hua tidak hancur
seperti dulu lagi.

Sekarang rakyat hidup bahagia,
tidak perlu menderita karena perpisahan.

Jika bukan karena kakak ipar
mau melahirkan

dan tidak bisa ditinggalkan,
dia pasti akan datang mengundangmu.

Nona Cheng.

Apakah kau sungguh tidak mau pergi?

Pergilah.

Baiklah.
Aku ikut kau pergi.

Kak Zhaojun akan segera melahirkan.

Kalian membawa peninggalan
mendiang berkunjung, takutnya...

Kakak, kalian tunggu di sini.

Setelah makan malam,
aku akan segera kembali.

Baik.

Aku ikut kau pergi.

(Kantor Hakim Kabupaten Hua)

Nona Lou.

Pakaianmu ini...

Beberapa hari lalu,
orang tuaku meninggal di kampung.

Sekarang aku masih di masa berkabung.
Mohon Nona Cheng memaklumi.

Nona Cheng, silakan.

Pengawal di kota ini

terlihat lebih sedikit dari dulu.

Kaisar mau memeriksa lahan di Yuzhou.

Orang jahat di sekitar kampung
sedang beraksi.

Yuan Shanjian sedang
menyelidiki di sekeliling.

Kakak sepupuku juga mengutus
banyak pengawal untuk membantu.

Jadi, di kantor hakim
tidak ada banyak pengawal.

Ada apa?

Nona Cheng sudah terbiasa
dikawal banyak orang,

jadi kau tidak terbiasa
jika tidak ada yang melayani?

Keluarlah!

Katakan.

Siapa yang mengutus kalian kemari?

Di mulutnya ada pil beracun,
sudah tewas.

Ikut aku mencari.

Baik.

Ikut aku.

- Baik.
- Baik.

Tidak disangka Shaoshang
bisa tiba-tiba berkunjung.

Maaf jika pelayannya kurang.

Aku bertemu Nona Cheng di jalan.

Aku pikir Kakak dan Kakak Ipar
sudah lama tidak bertemunya,

jadi mengundangnya untuk bertamu.

Kakak.

Kakak Ipar Zhaojun.
Kalian tidak akan kesal, 'kan?

Bagaimana mungkin?

Shaoshang.

A-Li beberapa tahun ini
ada masalah di keluarga.

Ucapannya jangan kau masukkan ke hati.

Selama di jalan, aku melihat
kabupaten Hua dipimpin sangat baik

oleh A-Yao dan Kak Zhaojun.

Jalanan ini jauh lebih meriah dari dulu.

Banyak cara membangun rumah
yang aku pelajari darimu.

Shaoshang, maaf.

Saat itu aku tidak seharusnya marah padamu
karena kakakku bunuh diri.

Hanya saja saat itu,

keberadaan kakak ipar tidak diketahui.

Aku sangat khawatir, makanya...

Aku teringat betapa terhormatnya
keluarga Lou dulu.

Sekarang malah jatuh sampai begini.

Namun, ada orang yang memanfaatkan
keluarga Lou

untuk masa depan indahnya.

Lou Li,
keluarga Lou bisa sampai hari ini,

itu karena kakak pertama
melakukan kesalahan dulu.

Tidak bisa menyalahkan orang lain.

Makanlah.

Tempat ini untuk siapa?

Itu untuk...

Nona Cheng.

Susu mentega ini langka di kabupaten Hua.

Kau harus mencobanya.

Terima kasih.

Kakak Ipar.

Zhaojun, ada apa denganmu?

A-Yao, perutku sakit.
Mungkin mau melahirkan.

Bukankah tabib bilang
sebulan lagi baru melahirkan?

Bagaimana bisa begini?

Tabib wanita yang mengerti kebidanan
di kabupaten Hua hanya Bibi Chen.

Namun, aku dengar,

dia pergi mengunjungi kerabat
bersama suaminya di kabupaten Qing.

Hari ini tidak di kabupaten Hua.

Aku akan segera mencarinya.

Zhaojun, kau bertahanlah. A-Li,
kuserahkan masalah di sini pada kalian.

Tenang saja, kau pergilah.

Tunggu aku, aku akan segera kembali.

Pelayan.

Papah kakak ipar ke kuil,
di sana lebih luas.

Nona Cheng, kau juga wanita.
Bantulah juga.

Aku tahu kau tidak akur
dengan Kak Zhaojun dulu.

Namun, karena hubunganmu dengan kakak,

kau bantulah dia.

Tidak bisa.

Tentu.

Lapor.

Tuan Muda.

Kami sudah mencari.

Di saluran terdekat

ditemukan belasan mayat.

Mereka ada yang memakai baju pasukan
kabupaten Hua.

Juga ada...

Dari penampilannya, seperti pasukan dari
kediaman Wakil Menteri Yuan.

Pasukan Berzirah Hitam,
dengarkan perintah.

- Hadir.
- Hadir.

Cepat ikut aku ke kabupaten Hua.

- Baik.
- Baik.

(Kuil)

Masuklah.

Ayo, hati-hati.

(Ingin Mengejar Tingkat Orang Berbakat)

Mengapa di kantor hakim bisa ada kuil?

Siapa yang berlatih diri di sini?

Kalian keluar dulu.

Tutup pintunya.

Baik.

Cheng Shaoshang!

♪Suar merobohkan embun beku dan salju♪

♪Menutupi penyakit lama dengan ringan♪

♪Kau membelakangi cahaya,
ada Bima Sakti di matamu♪

♪Aku menyenandungkan sebuah lagu,
matahari dan bulan menjawabku♪

♪Kilau yang menembus alis♪

♪padam oleh debu dan menyala kembali♪

♪Ngarai, Gunung Kunlun dan sisi lain,
bergemetar untuk siapa?♪

♪Laut bangun, berapa banyak
prasasti seperti gunung?♪

♪Ada kritik di bawah lampu koridor♪

♪pintu sempit juga
tidak bisa menutup hati♪

♪Hidup, penderitaan dan kesulitan♪

♪dijadikan pembicaraan,
ajaran untuk masa depan♪

♪Kau dan aku akan bersama♪

♪di lautan bintang,
menyinari hal yang biasa♪

♪dengan ketulusan♪