All language subtitles for Bharat Ane Nenu (2018) Telugu WEB-DL Subtitles Indonesia

..:: Terjemahan dan Lirik oleh ::..
..:: I N D O F I L E M 2 1 ::..

UNIVERSITAS OXFORD

SARJANA BAHASA IBERIA
KAJIAN HISPANIK

UNIVERSITAS OXFORD
BHARATH RAM, FAKULTAS GREEN

SARJANA PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA

IJAZAH ILMU BOGA

- Hai.
- Hai, Bharath.

Mereka memanggilku?

Mohon tunggu.

Ada yang istimewa dengan pemuda ini.

Ini bukan gelar pertamanya.

Ini gelar yang kelima, jika tidak salah.

Bharath, bisa kau ceritakan
apa yang membuatmu terus belajar?

Setiap aku mempelajari hal baru,

sesuatu selalu menghantuiku.

Bahwa masih banyak yang belum aku tahu.

Jadi, apa selanjutnya?

Entahlah.

Inilah gelombang keberkahan

Nikmati pestanya!

Hai semuanya, bergabunglah!

Hai semuanya, bergembiralah!

Lemme lemme go lemme go lemme go
Izinkan, izinkan, izinkanlah aku

Lemme lemme learn something interesting On the go
Izinkanlah aku belajar setiap waktu

Universe ane Encyclopedia lo lo
Dalam ensiklopedia bernama alam semesta

Telusukunna koddi untayi inka yennenno
Banyak yang bisa dipelajari dan digali

Art of Living ante Art of Learning ante
Seni kehidupan adalah seni belajar

Naku thelisindhi o kontha Theliyandhi inkenthi
Sedikit yang aku tahu Banyak yang harus aku tahu

I don’t know
Aku tidak tahu!

I don’t know know know know know Know know know know know know
Aku tidak tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu

I don’t know know know know know Know know know know know know yenno
Aku tidak tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu

Yenduko mari maatikokasari Chengumandhi chepa neetininchi yegiri
Kenapa ikan kerap melompat keluar dari air?

Kotthagaalilo kotthasangathedo Nerchukovadanikemo
Untuk mempelajari sesuatu yang baru di udara segar

I don’t know... ah
Aku tidak tahu... ah

I don’t know... ah
Aku tidak tahu... ah

Enni sarlu cheppina Good Morning Thaggade mari aa sun shining
Mengapa banyaknya "selamat pagi" Tak mengurangi sinar matahari?

Kottha matter yedho Bhoomi nunchi roju nechukunna velugemo
Mungkin karena mendapat perhatian Dari Bumi

I don’t know... ah
Aku tidak tahu... ah

I don’t know... ah
Aku tidak tahu... ah

Only one thing I know
Satu hal yang aku tahu

There’s so much to know
Banyak yang harus aku tahu

Wanna grow antu start ayye journey ki Steering ye I don’t know
Kemudi perjalanan menuju perkembangan adalah "aku tidak tahu"

I don’t know know know know know Know know know know know know
Aku tidak tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu

I don’t know know know know know Know know know know know know yenno
Aku tidak tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu

Kanti mundharunna adhbuthaalu yenno aatilona unna mystery lu yenno
Ada banyak keajaiban di depan mata Lebih banyak misteri di dalamnya

Intha kaalam chusi choodakunna Yenni vadilesano
Berapa banyak yang tersisa setelah acuh selama ini

I don’t know yeah I don’t know oh yeah
Aku tidak tahu, ya! Aku tidak tahu, ya!

Question ai ee nimishamlo Telusukunta teliyanivennoo
Aku akan banyak bertanya mulai sekarang
Dan mempelajari hal tak terpecahkan

Nannu chere maru nimisham Naakinkem nerputhundho
Lihat apa yang terjadi Tepat saat aku dekati

I don’t know
Aku tidak tahu

I don’t know
Aku tidak tahu

Hola!

On a birds eye view Life ye learning avenue
Di mata seekor burung Hidup adalah sumber pengetahuan

Every day edho nerpinche Refreshing anthem ye I don’t know
Setiap hari mengajarkan sesuatu Sungguh akhir yang menyegarkan Aku tidak tahu

I don’t know know know know know Know know know know know know
Aku tidak tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu

I don’t know know know know know Know know know know know know yenno
Aku tidak tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu

I don’t know know know know know Know know know know know know
Aku tidak tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu

I don’t know know know know know Know know know know know know yenno
Aku tidak tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu, tahu

Paman?

Aku mendapat kabar sore ini.

Ayahmu masuk rumah sakit dua hari lalu.

Baru saja, dia terserang stroke.

Dia telah pergi, Bharath.

Sejak kecil, aku tinggal di Hyderabad
dengan orangtuaku.

Ibu, aku pulang.

Bharath?

- Ganti baju. Ibu akan menyiapkan makanan.
- Baik, Bu.

Bharath.

Kau makan es krim lagi?

Benar, kan?

Aku lihat Subhash makan,
jadi aku ikut makan, Bu.

Dokter sudah menyuruhmu
berhenti makan es krim.

Kau tidak boleh makan es krim.

Berjanjilah kau tidak memakannya lagi.

"Singa kehilangan mangsa
karena kebodohannya.

Kecerdasan lebih baik dari kekuatan."

Sudah larut, lekas tidur.

Ibu, kapan Ayah pulang?

Ayah pergi untuk bekerja.
Dia akan pulang besok.

Tapi, dia akan pergi lagi, bukan?

Begitulah, Sayang. Sudah tugasnya.

Lekaslah tidur.

Raghava.

Kita berangkat pagi buta.

- Aku datang.
- Baik?

- Baik.
- Sampai jumpa.

Ayah dan temannya sibuk
membangun partai politik baru.

Aku tidak punya waktu bermain
dengan Bharath.

Aku akan merawatnya.

Tapi, siapa yang merawatmu?

Kau minum obat tepat waktu?

Ibu!

- Maaf, Bu!
- Kenapa?

Karena aku makan es krim lagi.

Jangan minta maaf karena makan es krim.

Minta maaf karena melanggar janji.

Kau tahu apa yang salah?

Janji melambangkan kepercayaan.

Kita bergantung padanya.

Kau lihat matahari terbenam?

Matahari telah berjanji
untuk terbit kembali.

Dia tetap terbit setiap hari
tanpa melanggar janji.

Bayangkan jika dia melanggar janjinya
dan tidak terbit.

Semuanya menjadi gelap, Bharath.

Ada cahaya indah dalam setiap insan.

Agar tetap bercahaya,
kita tidak boleh melanggar janji.

Ibu?

Ibu?

Ibu?

Ibu, bangun.

Ibu!

Ibu, bangun!

Hai, Bharath.

Hai, Paman.

Raghava.

Pemilihan sebentar lagi.

Kita harus menentukan kandidat
untuk maju di Rayalaseema.

Kapan kau kembali?

Bagaimana mungkin
aku meninggalkan putraku, Varada?

Demi kebaikannya

kau harus menikah lagi.

Apa katamu?

Kau mungkin tidak butuh istri,

tapi dia butuh ibu.

Ini saat dia paling membutuhkan
seorang ibu.

Dia tidak akan bahagia jika kau muram.

Kau juga tidak bisa memenuhi
aspirasi politikmu.

Aku berangkat, Bu.

Baiklah.

Sayang, kenapa kau menangis?

Anakku sayang.

Aku mendapat kasih sayang ibu tiriku,

tapi tidak mudah.

Aku lebih banyak berada
di rumah temanku Subhash.

Mereka berdua tertidur.
Aku antar Bharath besok pagi.

Aku dan Pramila mendapat pekerjaan baru
di rumah sakit di London.

Aku senang mendengarnya.

- Kami berangkat ke London pekan depan.
- Baiklah.

Bharath dan Subhash sahabat dekat.

Mereka senang bermain bersama.

Bharath ingin ikut dan belajar di sana.

- Ke London?
- Ya.

Dia hanya anak kecil
yang kehilangan sahabatnya.

Jangan dianggap serius.

Raghava, dia sungguh ingin ikut.

Di tempat baru dan pekerjaan baru
kami pasti kesulitan.

Mereka bisa saling menemani.

Bharath?

Kau ingin pergi ke London?

Kau bisa hidup tanpa kami di sana?

Ya, Ayah. Aku bisa.

Aku dan Subhash sekolah bersama.

Bharath.

Ayahmu mengidap penyakit asma.

Saat cuaca dingin,
dia kesulitan bernapas dan harus dirawat.

Kami pikir dia akan membaik.

Tapi mendadak,

dia meninggal kemarin pagi.

Kami seharusnya menunggumu
untuk memulai upacara.

Namun, mendengar kabar tewasnya
pemimpin mereka,

massa dan anggota partai
tidak bisa dicegah.

Semakin lama keadaan semakin
tidak terkendali.

Pilihan yang ada hanyalah mempercepat
upacara pemakaman.

Siapa yang melakukan upacara?

Adikmu.

Hai, Siddharth.

Aku Bharath.

Aku adalah kakakmu.

Aku telat datang.

Aku senang ada di sana

untuk memimpin pemakaman Ayah.

Terima kasih telah melakukannya.

Mempertimbangkan peta politik baru
negara ini,

persaingan posisi perdana menteri

menjadi topik hangat
dalam acara debat kali ini.

Selamat malam.

Siapa menurutmu yang pantas
menjadi perdana menteri?

Siapa lagi kalau bukan Tuan Varadaraju?

Dia pendiri Partai Navodaya
bersama Tn. Raghavaram.

Dia juga politikus senior negara ini.

Tapi, dia tak pernah tertarik
pada kursi PM.

Maka istri Raghavaram
bisa jadi perdana menteri.

Bharath, makanlah buahnya.

Partai tidak akan mempermasalahkannya.

Manju.

Sejak aku tiba,

aku tak dengar Siddharth bicara.

Dia tidak mau bicara dengan siapa pun.

Bahkan dengan Ibu dan Ayah.

Dokter bilang tak ada apa-apa
tak perlu khawatir.

Entah kenapa dia tidak mau.

Tapi, kini dia dalam perawatan.

Berikan kuncinya. Aku mau pergi.

Biar aku antar, Pak. Ke mana?

Tak perlu. Hanya mencari udara segar.

Silakan, Pak.

Aku kembali dalam satu jam.

Kau pergi belanja?

Tunggulah. Aku jemput.

Hei! Kau mau mati?

Tunggu.

- Tunggu.
- Hei!

- Itu berbahaya! Tidak lihat tandanya?
- Urus saja masalahmu!

Hei, awas!

Semua orang ingin tahu
siapa perdana menteri selanjutnya.

Kau dan Tuan Raghava
bagai mata dan telinga partai.

Kami senang
jika kau menjadi perdana menteri.

Tapi, ada rumor beredar
kau tidak tertarik pada posisi itu.

Jika benar begitu,

para pekerja partai, anggota dewan,
dan rakyat di wilayahku berkeras

agar aku menjadi perdana menteri.

Aku naik pangkat berkat bantuanmu,

dan aku kembali bergantung
pada bantuan dan dukunganmu.

Jika kau memilih orang lain,
aku akan mematuhi keputusanmu.

Keputusan sepenuhnya di tanganmu.

Aku permisi, Pak.

Aku dulu hanya ketua serikat buruh kecil.

Mendiang PM dan kau yang membawaku
ke ranah politik

dan menjadikanku menteri.

Pak, kami semua berharap
kau menjadi perdana menteri.

Tapi, rumor yang beredar
kau tidak tertarik.

Pak, jika kau tidak ingin
menjadi perdana menteri,

aku ingin mengajukan diriku
untuk posisi tersebut.

Anggota dewan daerah, pendukung,
anggota partai, dan keluargaku

berharap kau menjadikanku perdana menteri.

Ini putra sulung Raghava.

Beliau pemimpin partai oposisi,
Sripathi Rao dan putranya.

Aku berencana menemuimu sore ini.

Aku berangkat besok pagi ke London.

Aku membatalkan tiketmu.

Sementara tetaplah di sini, Bharath.

Kau harus jadi perdana menteri.

Apa maksudmu?

Aku menjadi perdana menteri?

- Begitu pergi, aku mungkin tak kembali.
- Tidak ada pilihan.

Setelah ayahmu meninggal

kekacauan meningkat di dalam partai.

Demi stabilitas partai,
aku tidak punya solusi yang lebih baik.

Ini tidak ada hubungannya denganku.

- Tempatku bukan di sini.
- Kau putra Raghava.

Jangan lupakan itu.

Sudah menjadi hak dan kewajibanmu
menduduki posisi itu.

Aku suka hal seperti itu.

Dan kau yang paling pantas.
Kenapa bukan kau saja?

Organisasi adalah tanggung jawabku.

Rakyat menyarankannya, tapi tidak mungkin.

Semenjak partai berkuasa,

kami sepakat ayahmu menjadi
perdana menteri dan aku mengurus partai.

Begitu seharusnya.

Menangani kesejahteraan partai
adalah tanggung jawabku.

Dalam situasi politik sekarang ini,

salah memilih perdana menteri
dapat memecah belah partai.

Demi keberlangsungan partai,
kau harus menjadi perdana menteri.

Aku baru 10 hari di sini.

Aku tidak tahu siapa atau apa pun di sini.

Ada permulaan untuk segalanya.

Aku pasti akan membantumu.

Dengar, Bharath.

Perjalanan politik dimulai dari mimpi

untuk melayani rakyat dan negara.

Ayahmu pergi
tepat di tengah perjalanan ini.

Dia jauh lebih sibuk mengurus rakyat

dibanding dirimu, putranya.

Dia tidak merasa bersalah,
karena ini untuk rakyatnya, negaranya.

Kau harus memahaminya.

Kerja keras 25 tahun.

Kita tidak boleh merusaknya
dengan membuat keputusan keliru.

Cobalah mengerti.

Sebagai anak,

kau bisa mewujudkan mimpi ayahmu.

Pikirkan malam ini. Tolonglah.

Saya...

Saya, Bharath,

bersumpah akan sepenuhnya taat dan setia

kepada konstitusi India berdasarkan
peraturan yang berlaku,

bahwa akan melindungi kedaulatan
dan integritas bangsa.

Sebagai Perdana Menteri Andhra Pradesh,

saya akan memenuhi kewajiban
dengan penuh dedikasi dan kesadaran,

kesadaran dalam menjalankan tugas

tanpa rasa takut atau berpihak,
godaan atau niat buruk.

Saya akan mematuhi konstitusi dan hukum
guna melindungi rakyat dan keadilan.

Saya bersumpah atas nama Tuhan.

KEBENARAN SELALU MENANG

Pak, tanda tangan di sini.

Bharath, putra mantan Perdana Menteri
Raghavaram,

ditunjuk jadi PM Andhra Pradesh yang baru.

Dia mengambil sumpah jabatan
di Raj Bhavan.

Tanpa pengalaman politik,

bagaimana caranya menangani
politik negara?

Sejumlah pemimpin politik
dan masyarakat ragu

atas masa depan bangsa.

Selamat pagi, Pak. Namaku Bhaskar, SP.

Sekretaris pribadi, Pak.

- Oh, hai.
- Pak.

Duduklah.

Aku juga bekerja untuk ayahmu, Pak.

- Apa itu surat kabar?
- Ya, Pak.

Aku tidak fasih bahasa Telugu.
Bisa kau bacakan?

- Tentu, Pak.
- Cukup kepala beritanya.

Baik, Pak.

"Perdana Menteri Termuda
dalam Sejarah Negara.

Pewaris baru politik negara, Bharath,
bersumpah sebagai perdana menteri.

Sadar..." Jangan ini.

Kenapa?

Koran Shubodayam, Pak.
Beritanya tidak masuk akal.

Bacakan.

Baik, Pak.

SHUBODAYAM

"Akankah Dia Patuh dengan Kesadaran?"

Lanjutkan. Baca hingga selesai.

Baik, Pak.

"Kemarin, Tn. Bharath mengambil
sumpah jabatan,

di hadapan para tokoh politik
di Raj Bhavan.

Tidak mampu mengucap
kata "kesadaran" dengan jelas

menjadi pusat perhatian.

Tidak mampu mengucap bukan masalah.

Tapi 'Apa dia bisa sadar?'

menjadi pertanyaan besar di media sosial
belakangan ini..."

Cukup.

Apa kata tadi, Bhaskar?

"Kesadaran."

Selamat pagi, Pak.
Namaku Mukthar, kepala ajudan.

- Halo, Mukthar.
- Pak. Silakan, Pak.

Kenapa jalanan kosong?
Apa ada penutupan lalu lintas?

- Sebenarnya...
- Jalan ditutup demi kenyamanan Anda.

- Kenapa?
- Jika kita kena macet, kita bisa telat.

Sulit menangani macet dan masyarakat.

Kau bekerja untuk rakyat, Pak.

Mereka harus rela mengalah
agar tugas selesai tepat waktu.

Selamat pagi, Pak.

BHARATH RAM
PERDANA MENTERI

Pagi, Pak.

Selamat datang. Namaku Shrivastav,
kepala sekretariat.

- Silakan.
- Terima kasih, Pak.

Ini tim pribadimu, Pak.

Mereka bertugas membantumu
terkait isu di semua kementerian.

Terima kasih, bapak-bapak.

Kalian tahu aku terpilih
secara tak terduga.

Sejujurnya, aku tidak tahu apa pun
tentang negara atau tugas ini.

Ya, benar. Memang sangat disayangkan.

Kalian harus membantu dan membimbingku.

Tapi percayalah, aku cepat belajar.

Aku belajar sangat cepat.

Sebisa mungkin, aku akan coba
menjadi sempurna dan membanggakan.

Kami akan membantu, Pak. Sebaik mungkin.

Kami akan menggelar
konferensi pers pertama besok pagi.

Kami akan menjelaskan semua isu penting.

Sebelumnya, aku ingin tahu
masalah lalu lintas.

- Baik, Pak.
- Bisa atur rapat dengan petugas terkait?

Tentu, Pak. Bagaimana
kalau besok pagi, Pak?

Apa bisa sekarang?

- Pak?
- Sekarang.

Tentu, Pak.

Arun Kumar, Komisi Lalu Lintas.

- Halo, Pak.
- Dan ini timnya.

- Silakan duduk.
- Baik.

Kalian tahu kacaunya kondisi lalu lintas
di negara kita.

Buruk sekali.

- Boleh kubilang bencana?
- Ya, Pak.

Kenapa?

Ini negara dengan populasi terpadat, Pak.

Sulit menangani populasi sebesar ini.

Itulah kenapa kita membutuhkan
banyak rencana dan kedisiplinan.

Mohon maaf,

tapi hewan hidup lebih teratur
di dalam hutan.

Mereka berkendara di trotoar.

Kami akan lakukan yang terbaik, Pak.

Sungguh?

- Ya, Pak.
- Bagaimana?

Kami akan lebih sering berpatroli
dan terapkan jalur satu arah.

Kami akan menambahkan rambu lalu lintas.

Dan menambah iklan lalu lintas
untuk meningkatkan kesadaran.

Bagaimana dengan tilang?

- Pak?
- Tilang.

Berapa besaran denda?

Jika berkendara tanpa SIM, 500 rupee, Pak.
Untuk roda dua, tiga dan empat.

Jadikan 10 ribu rupee.

Pak?

Sepuluh ribu.

- Melanggar rambu-rambu, seribu, Pak.
- Jadikan 20 ribu rupee.

Memakai ponsel saat berkendara,
seribu, Pak.

Jadikan 25 ribu rupee? Ya, 25 ribu.

Melanggar batas kecepatan,
seribu rupee, Pak.

Tiga puluh ribu.

Kirimkan daftar dendanya
dan kami akan mengeluarkan...

Apa sebutannya?

Peraturan Pemerintah.

Ya, mengajukan PP.

Pak, mari pikirkan lagi
dan diskusikan dengan pihak lainnya.

Kau telah melakukannya bertahun-tahun.
Kau melihat perubahan?

Ada baiknya dipikirkan lagi, Pak.
Rakyat pasti ketakutan, Pak.

Aku tidak melihat ketakutan itu
pada rakyat kita, Tn. Shrivastav.

Tidak ada.

Kita hidup bermasyarakat.

Setiap orang harus takut
dan bertanggung jawab.

- Berhenti. Apa ini?
- Aku sedang buru-buru. Tolong, Pak.

Kami kenakan denda 20 ribu rupee. Bayar.

Dua puluh ribu? Itu gajiku sebulan, Pak.

- Halo.
- Sebentar.

Berhenti. Bayar denda 25 ribu rupee.

Kenapa 25 ribu rupee?

Berhenti. Turun.

- Kalian salah jalur.
- Kami terlambat, Pak. Itu kantor kami.

- Sungguh? Bayar 30 ribu dan pergilah.
- Tiga puluh ribu?

Warga Andhra Pradesh dihimbau
menaati peraturan berkendara.

Jika kau tidak punya SIM,
atau melanggar rambu-rambu,

atau berada di jalur yang salah...

Tidak hanya membayar denda
dalam jumlah besar,

kau harus membayar lebih,
seperti gaji satu bulan penuh!

Kami harus di jalur satu arah
bahkan saat macet.

Kenapa dendanya 20 ribu rupee?
Apa rencana Perdana Menteri?

Dia bertindak tepat.

Jika tidak besar,
masyarakat terus melanggar.

Aku takut mengendarai motor.

Ayahnya membelikannya motor.
Dia melewati jalur satu arah.

Motornya dijual ayahnya
untuk membayar denda

dan tidak akan beli motor lagi.

Lebih baik menggunakan transportasi umum.
Aman tanpa denda.

Pak, kepala teknisi ingin bertemu
untuk membahas pekerjaan yang tertunda.

Hei, Bharath. Mari.

- Selamat pagi, Pak.
- Duduklah.

Ambilkan piring untuknya.

Aku sudah sarapan.

Bagaimana hari pertamamu?

Ini baru hari pertama.

Semua anggota timku lebih senior
dalam usia.

Aku lebih nyaman dengan rekan
yang lebih muda.

Ini pekerjaan baru.
Para senior berpengalaman.

Mereka berguna untukmu.

Maksudku, dengan mereka aku bisa...

Semua keputusan,
telah aku pikirkan, Bharath.

Kau akan segera menyukai mereka.

Bharath, aku dengar
tentang biaya tilang baru.

Seharusnya kau konsultasi padaku.

Aku pikir itu hal yang tepat.

Bagus.

- Dengar.
- Pak.

Kabari aku reaksi masyarakat
dari semua distrik.

Tentu, Pak

Perintahkan Menteri Dalam Negeri
menemuiku.

- Baik, Pak.
- Ya.

Bharath, nanti sebelum membuat keputusan,

konsultasikan dulu padaku
dan para menteri.

Bagaimana reaksi masyarakat
pada biaya tilang, Bhaskar?

Mereka terkejut, Pak.

Temanku bayar tilang 20 ribu rupee
karena menerobos lampu lalin.

Dia pinjam uangku untuk bayar tilang.

Beri tahu dia
agar tidak menerobos lampu lalin.

Berapa kali kau bisa meminjamkan uang?

Pak, Pak, Pak!

Bapak Perdana Menteri, Pak!

Kau tahu reaksi masyarakat
pada biaya tilang yang sembarangan?

Kenapa kau tega kepada rakyat?
Tolong jelaskan, Pak.

Memang tidak dipertimbangkan dahulu?

- Berikan pernyataan, Pak.
- Pak Perdana Menteri.

Dia yang menulis tentang acara pelantikan.
Subbarao dari Shubodayam. Mari masuk, Pak.

Kenapa kau sungguh tega
kepada rakyat, Pak?

Kau mungkin tidak peduli rakyat.
Berikan pernyataan, Pak.

- Bapak Perdana Menteri!
- Pak!

- Kemari, Pak!
- Pak!

Apa tujuanmu menaikkan biaya tilang?

Semoga kau sadar kesulitan rakyat
dalam membayar biaya tilang.

10, 20, 30 ribu rupee.
Kenapa sangat besar?

Bagaimana rakyat biasa membayarnya?

Apa kau diskusikan terlebih dulu,
atau putuskan sendiri?

Kenapa tega sekali, Pak?

Dengan penuh kesadaran.

- Bhaskar?
- Ya, Pak?

Seperti apa penampilannya hari ini?

Gadis di halte bus.
Baju apa yang dia pakai?

Bagaimana aku tahu, Pak?

Tebak, Bhaskar. Kau tidak akan
dipecat karena salah menjawab.

Hari ini hari baik, Pak.
Sravana Sukravaram.

Istriku memakai kain sari tradisional.

Jika gadis ini punya kepercayaan
yang sama,

dia pasti juga memakai kain sari, Pak

- Hei!
- Pak.

Ya!

Aku bilang dia harus seperti
Perdana Menteri Bharath.

Dia sangat tampan.

Aku tidak bisa berpaling
saat melihatnya di TV.

Pasti menyenangkan jika ada seseorang
seperti dia di rumah

Kau tidak mengerti.

Kau berlebihan, Varsha.

- Apa yang berlebihan?
- Terima kasih.

Apa salahnya mengharapkan
sosok sepertinya?

Dia lajang. Apa dia sedang mencari istri?

Hanya Tuhan yang tahu jodohnya.

Jika ada kesempatan, kau berminat?

Mau atau tidak?

Sejujurnya, aku mau saja.

Kalau kau? Kalau dapat, apa kau lepaskan?

Tidak mungkin kita dapat kesempatan itu.
Makan saja.

Jika ada kesempatan, ya atau tidak?

Biar aku saja.

Halo.

Halo, bisa bicara dengan Vasumathi?

- Ini dengan siapa?
- Namaku Bharath

Bharath siapa?
Apa Bharath, Perdana Menteri?

Aku memang Perdana Menteri Bharath.
Bagaimana kau tahu?

Ini siapa?

Kau menelepon setelah menguping kami, ya?

Aku Perdana Menteri Bharath.

Jangan iseng! Aku pukul wajahmu.
Tutup teleponnya!

- Siapa tadi?
- Orang iseng. Dia mengaku PM Bharath.

Aku rasa itu Seenu. Dia telah
mengikuti Vassu beberapa hari ini.

- Dia menelepon setelah menguping kita.
- Mungkin.

Biar aku angkat.

- Halo.
- Aku Bharath.

Yang tadi telepon.
Bisa bicara dengan Vasumathi?

Hei, Seenu! Aku tahu kau bersembunyi
dan iseng menelepon.

Jika bertemu...

Apa maksudmu? Aku memang perdana menteri.

Kenapa mereka menanggapiku
dengan kasar, Bhaskar?

Jika kau bilang, "Aku perdana menteri,"
tidak ada yang percaya, Pak.

Sekali lagi.

Halo, siapa ini?

Aku Perdana Menteri Bharath.
Bisa bicara dengan Vasumathi?

Aku Vassu.

Hai!

Dengar, tuan, kami hanya iseng
membicarakan Perdana Menteri.

Kau berbuat iseng setelah menguping kami?

Aku akan bilang ayahku
jika kau menelepon lagi.

Halo. Aku mengerti.

Kau tak akan percaya aku Perdana Menteri.
Itu salahku.

Kau punya buku telepon di rumah?

Cari nomor Sekretariat Andhra Pradesh
dan telepon nomor dewan kami.

Saat operator menjawab, beri tahu namamu.

Ada apa?

Dia bilang dia Perdana Menteri Bharath,

dan kita bisa membuktikannya.

Dia sudah melewati batas.

Mari cari tahu saja dengan menelepon.

Ke Sekretariat?

Ini dia.

040...

- 233...
- Apa harus?

- Ayolah.
- Lakukan!

4340.

- Halo?
- Halo, Bu. Namaku Vasumathi.

Halo, Bu. Mohon ditunggu.
Aku hubungkan ke Perdana Menteri.

Ini kantor Perdana Menteri!

Halo? Vasumathi?

Hai, Pak.

Maaf telah membuatmu bingung
karena menelepon langsung.

Aku melihatmu setiap pagi di halte bus,
saat menuju Sekretariat.

Kau terlihat berbeda. Maksudku menarik.

Aku hanya ingin menyapa.
Sebenarnya, aku ingin bertemu langsung.

Kau mau minum kopi?

Apa?

Besok?

Aku harus kuliah.

Aku juga harus kerja. Bagaimana
kalau pukul 07:30 pagi? Setuju?

Aku yang pilih tempatnya. Setuju?

Ada apa?

Dia mengajakku minum kopi besok pagi.

Dia akan memilih tempatnya.

Minum kopi dengan PM Bharath?

Kita harus ikut. Boleh, kan?

- Vassu.
- Ayah.

- Hai, Paman.
- Hai, Ayah.

- Halo, sayang.
- Kami pulang dulu, Vassu.

- Sampai jumpa.
- Sampai jumpa.

- Pukul tujuh pagi.
- Baik.

Di mana sebaiknya, Bhaskar?

Dia sudah datang.

Mohon maaf.

Beliau mengundang kami.

- Bharath.
- Hai, Pak. Vasumathi.

Aku tahu. Dan kau?

- Varsha.
- Vaishali.

- Sailaja.
- Hai. Silakan.

Terima kasih, Pak.

Mau pesan apa?

Kopi.

Bhaskar bilang idli sangat enak.
Aku pesan idli.

Aku juga, Pak.

Aku sedang diet sejak kemarin
karena aku mau dijodohkan. Aku pesan jus.

Duduklah, Bhaskar.

Biar aku pesankan, Pak.

Apa kegiatanmu?

Aku sedang menyelesaikan gelar magister.

Selanjutnya?

Belum ada rencana.

Santai saja, seperti sedang di halte bus.

Senang melihatmu seperti itu di keramaian.

Terlihat alami.

Mengetahui kau mengawasi kami setiap hari
sungguh mengejutkan.

Tak bisa dipercaya.

Bukan kalian. Dia hanya melihat Vasumathi.

Kami tidak menyangka
Anda sangat tampan, Pak!

Bersikap tegas terhadap aturan lalu lintas
dan tilang itu baik.

Namun, jalannya juga perlu diperbaiki.

Bisakah jalan diperbaiki
dengan denda yang terkumpul?

Ide bagus!

Sudah dibahas, Pak.

Idli-nya sangat enak, Bhaskar.

Baik, Pak.

Apa yang berbeda antara kehidupan di sini
dan di luar negeri, Pak?

Banyak.

Dua dunia yang berbeda.

- Kau tinggal sendiri di sana?
- Ya.

Kekasih?

Tidak.

Setelah aturan lalu lintas,
apa rencanamu, Pak?

Entahlah.

Pak, waktunya pergi.

Waktunya menghadiri sidang.

Waktu begitu cepat berlalu.
Terima kasih telah datang.

Mari bertemu lagi.

Kami bebas, Pak. Kapan kita bertemu?

Kau juga bebas, Pak. Aku akan cek jadwal
dan memberi tahumu.

- Sudah kau bayar, Bhaskar?
- Sudah, Pak.

- Sampai jumpa.
- Sampai jumpa.

Permisi, Bu.

Kau beruntung, Vassu!

Sebelum mulai,

Mari kita sambut Perdana Menteri Bharath,

yang hadir untuk pertama kalinya,

dan atas nama dewan majelis
kami ucapkan selamat.

Terima kasih, Yang Mulia.

Rekan-rekan dan anggota dewan
yang terhormat, terima kasih.

Ketua Fraksi Oposisi, Tuan Sripathi Rao.

Yang Mulia.

Saya meragukan pemerintahan ini
dan Perdana Menteri ingat

bahwa ini negara demokrasi.

Dia membuatnya seperti monarki,

karena dia mewarisi posisi ayahnya.

Pemerintah yang seharusnya
melindungi rakyat,

pemerintah yang seharusnya
mengatasi keluhan publik,

justru menyiksa rakyat dengan denda.

Jika melanggar rambu-rambu,
kau didenda 10 ribu.

Jika melewati batas kecepatan,
maka 20 ribu.

Dan 25 ribu rupee untuk kasus lainnya.

Apa ini, Yang Mulia?

Kalian ingin merampok dan membunuh rakyat?

Sangat disayangkan mendengar
kau dan partaimu

bicara tentang menjarah dan menimbun.

Kalian menjarah semua orang,

dari para sopir hingga petani pasar.

Yang kalian sisakan hanyalah kaleng
untuk mengemis.

- Itulah kredibilitasmu!
- Hentikan!

Yang Mulia, dia menyinggung saya.

Dia menuduhku memeras sopir dan petani.

Tuan Mallesh, tolong duduk.

Biarkan dia bicara.

Kalau begitu, kami memilih walk out!

Lakukan saja!

- Lakukan!
- Ini waktunya mabuk, jadi dia walk out.

Harap tenang.

- Pak, jaga ucapanmu!
- Harap tenang. Duduk!

Yang Mulia, sesungguhnya
apa gunanya walk out?

- Saya tidak paham.
- Harap tenang!

Berhenti protes!

- Kami tidak seperti kalian!
- Harap tetap tenang!

Kami bermoral. Seharusnya kau malu
dengan ucapanmu.

- Tuan Rambau, harap duduk.
- Duduk. Sudah cukup.

Apa kami harus mendengarkan
cerita konyolmu?

Sebagai wakil rakyat,
kami hadir untuk mempertanyakan!

Kau hadir bukan untuk itu.

Kau datang untuk memamerkan
sari dan perhiasan mahal.

Semua telah melihatnya. Duduk.

Apa urusanmu dengan sari dan perhiasanku?

- Jaga ucapan dan harga dirimu.
- Jaga harga dirimu.

Kau harus memperbaiki cara bicaramu.

Semuanya, harap duduk.

Semuanya, harap duduk.

Tuan Sripathi Rao, silakan dilanjutkan.

Yang Mulia, saya kenal
seorang insinyur perangkat lunak .

Setiap pagi dia mengantar anaknya
ke sekolah dan pergi bekerja.

Dia tidak boleh terlambat.

Agar tepat waktu,

dia mengambil jalan pintas,
berkendara di jalur yang salah.

Polisi menangkapnya
dan mendendanya 25 ribu rupee.

Pertanyaan kami pada pemerintah adalah
bagaimana dia bisa menghidupi

keluarganya selama sebulan?

Perdana Menteri silakan menanggapi.

Terima kasih, Yang Mulia.

Saya sudah mendengar semua
yang Ketua Oposisi katakan.

Tepuk tangan!

Mohon tunggu.

Terkait perubahan biaya tilang
dan masalah yang dihadapi rakyat,

dia telah menjelaskannya.

Ada solusi sederhana untuk ini,
Yang Mulia.

Tidak ada yang perlu membayar denda.

Jika mereka patuh pada aturan lalu lintas,

tidak ada yang perlu membayar denda.

Mereka bisa menikmati gaji dengan tenang.

Kalian boleh tepuk tangan.

Anda menyinggung
tentang insinyur perangkat lunak

yang salah jalur dan didenda,

dan bagaimana dia mengatur pengeluarannya.

Apa gunanya gaji bulanan, Pak?

Kita masih bisa hidup senang
dengan berhemat.

Yang perlu dikhawatirkan adalah
bagaimana jika dia tertabrak?

Keluarganya akan hidup sengsara.

Rakyat memilih wakilnya

untuk berbuat baik,
bukan mendukung kekeliruan mereka.

Saat menghadiri pemakaman ayah saya,

saya menjelajahi kota
selama beberapa pekan.

Saya melihat dan merasakan

tidak ada seorang pun
yang merasa bertanggung jawab.

Mungkin ini yang disebut
javaabudharithanam.

Tidak ada rasa tanggung jawab sedikit pun
untuk segala sesuatu.

Saya ingin mengembalikannya, Yang Mulia.

Saya ingin mengembalikannya.

Saya dibesarkan dalam masyarakat berbeda,
Yang Mulia.

Di sana, pemerintah dan masyarakat punya
rasa patuh dan tanggung jawab yang besar.

Mereka bertanggung jawab.
Mereka terpercaya.

Dan mereka hidup dengan nyaman.

Negara kita kurang sadar kebersihan.

Kita bebas melakukan apa pun.
Tidak ada kualitas dalam hal apa pun.

Semua berani melanggar hukum
secara terbuka.

Sangat mengejutkan, Yang Mulia.

Melihat negara dengan populasi
lebih dari satu miliar

memiliki peraturan
dan kedisiplinan yang rendah.

Kita hidup sengsara.

Yang Mulia, dia menghina kita
dengan berkata kita sengsara.

Perdana Menteri telah menghina bangsa ini.

Kami keberatan dengan ucapannya!

Ucapannya harus dihapus
dari catatan, Yang Mulia!

Ini fakta dan harus dicatat, Yang Mulia!

Dalam hidup bermasyarakat,
kita harus memiliki

rasa patuh dan tanggung jawab.

Jika denda bukan solusi,

saya akan tempuh cara lain.

Akan ada arahan dan larangan
untuk semua hal.

Semua harus mematuhinya mulai sekarang.

Jika keputusan keras saya,

membuat susah rakyat biasa,

bagaimana jika kelas menengah ke atas,
pebisnis, pejabat, dokter,

dan pemimpin yang melanggar?

Silakan bayangkan sendiri

bagaimana negara bisa membuat
mereka patuh, Yang Mulia.

Jika keraguan para anggota dewan
sudah terjawab,

saya permisi untuk pergi, Yang Mulia.

Saat saya menerapkan peraturan ketat
untuk memaksakan disiplin,

kau teringat zaman monarki.

Tapi, saya hanya ingat orang tua saya

yang menghukum saya
setiap membuat kesalahan saat kecil.

Virachistha nedey navasakam
Aku akan membangun era baru mulai hari ini

Ninadistha nithyam janahitham
Akan bekerja untuk kesejahteraan orang

Naluperugani sevey abhimatham
Melayani orang tanpa sisi gelap.

Kashtam edaina samatham
Setiap rintangan tak masalah bagiku

Bharat ane nenu haami isthunannu
Aku Bharat, berjanji dan bertanggungjawab

Baadhyunnai untanu
sebagai perwakilan demokrasi

Of the people, for the people, by the people prathinidhiga
dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat prathinidhiga

This is me, this is me, this is me, this is me
Inilah aku, inilah aku, inilah aku, inilah aku

Lalu, rincian anggaran dijelaskan
dalam bahasa mudah dipahami.

Setiap alokasi dana harus transparan.

Saya pastikan setiap sen yang dialokasikan
sampai ke tangan rakyat.

Saya juga peringatkan semua kontraktor,
besar atau kecil,

semua kontrak akan bisa
dilihat untuk umum.

Pemerintah dan publik
berhak tahu setiap rincian.

Paalinche prabhuvunu kaanani
Aku bukan raja yang memerintah

Sevinche bantunu nenani
Tapi seorang prajurit yang mengabdi

Kau tidak bisa mengurus markasmu?

Adhikaaram ardham idi ani Telisela chestha naa pani
Aku akan bekerja untuk membuat orang tahu apa itu otoritas

Transfer kalian telah dipertimbangkan.

Minat, sensibilitas, dan bakat kalian
telah diperhatikan

sebelum pindahkan kalian ke posisi,
tanggung jawab, dan departemen baru.

Aku harap keberanian kalian
menginspirasi yang lain.

Bharat ane nenu haami isthunannu
Aku Bharat dan aku berjanji dan bertanggungjawab

Baadhyunnai untanu
sebagai perwakilan demokrasi

Of the people, for the people, by the people prathinidhiga
dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat prathinidhiga

This is me, this is me, this is me, this is me
Inilah aku, inilah aku, inilah aku, inilah aku

Diduga terlibat dalam sejumlah
korupsi dan penipuan,

putra pengusaha dan ketua oposisi,
Manohar...

Dia dituduh sejumlah LSM
telah menggelapkan

lahan negara seluas 325 hektare
untuk organisasinya.

Ada banyak tuduhan bahwa kau terlibat
dalam beberapa penipuan dan skandal.

Sekarang ada tuduhan baru
kau terlibat penipuan lahan luas.

- Apa tanggapanmu?
- Sudah menjadi tren

memfitnah tokoh politik dan orang kaya.

Tapi menurut rumor, kau memiliki
aset yang tak sesuai...

Isu itu disebarkan oleh partai
dan media yang membenci kami.

Aku beri tahu satu hal.

Saat kau miskin,
mereka menyebutmu bodoh dan malas.

Saat kau kerja keras dan naik kelas,

mereka iri dan memfitnah.

Karena itu aku tidak pernah ambil pusing
terhadap fitnah semacam itu.

Ini kasus besar
yang menarik perhatian publik.

Kau tahu lebih banyak dari aku.

Aku butuh penyelidikan yang adil
dan transparan, Arvind.

Tentu, Pak. Siap!

Pemerintah telah mengalihkan kasus
putra ketua Oposisi, Manohar

ke Badan Reserse Kriminal.

Keputusan ini memicu panasnya
pertikaian politik di masa mendatang.

Meski semua pihak mendukung
keputusan Perdana Menteri Bharath,

pertikaian antara partai politik
dan para pemimpinnya tak terhindarkan.

Guna memantau para pejabat,
pengusaha, dan kontraktor,

Perdana Menteri Bharath yang kerap
membuat keputusan sensasional

kini beralih fokus pada tokoh politik.

- Sekian berita panas hari ini.
- Halo.

Setelah makan malam,
dia mulai sesak napas.

Kami membawanya ke rumah sakit.

Dia harus menerima
ayahnya telah meninggal.

Dia bisa pulang besok pagi.

Biar aku menemani Siddharth malam ini.
Pulanglah.

Bagaimana bisa? Kau sangat sibuk.

Tak apa-apa.

Pulanglah dengan Ibu.

Besok aku akan membawa Siddharth pulang.

Hai.

Ibu dan Manju kelelahan. Mereka tertidur.

Aku juga tidak pernah bermain dengan ayah
waktu kecil.

Dia sibuk bekerja.

Aku merindukannya.

Aku juga selalu marah.

Kini aku dengar semua orang memuji,

bahwa dia orang hebat.

"Ayahmu orang hebat.

Kau beruntung menjadi putranya."

Aku sering marah.

Lalu aku paham
pekerjaannya sangat penting.

Lebih penting
dari pekerjaan ayah-ayah lain.

Pekerjaan yang berat.

Kau tahu apa itu manusia sempurna?

Biar aku luruskan.

Tidak pernah membuat kesalahan,

tidak menyakiti siapa pun,

menyelesaikan tugasnya,

dan membahagiakan
orang-orang di sekitarnya.

Itulah ayah kita.

Yang membanggakan.

Kita juga harus sepertinya.

Kita harus membuatnya bangga.

Sepertinya kita bisa.

Sudah malam.

Tidurlah.

Aku dengar tentang Siddharth.
Apa kabarnya?

Sudah lebih baik.

Dia sudah tidur dan akan pulang besok.

Kenapa kau menjaganya?
Seseorang bisa menggantikan.

Aku ingin menjaganya.

Aku ingat saat kau bermain di lapangan.

Kini aku bangga saat kau dipuji
sebagai perdana menteri.

Bagus.

- Aku pergi.
- Baik, Pak.

- Sampai jumpa.
- Baik.

Bharath?

Aku dengar kau mengajukan mutasi
sejumlah petugas.

Tunda beberapa posisi. Tunggu arahanku.

Aku memberikan mereka posisi baru
setelah banyak evaluasi.

Aku sudah tanda tangan.

Tidak masalah. Tunda beberapa posisi.

Ada beberapa masalah.

Hanya empat posisi, Bharath.

Menteri keuangan, Kapolda Kurnool,
Komisaris, dan Bareskrim.

Kita buat keputusannya
setelah berdiskusi dengan anggota partai.

Bukankah mereka pelayan pemerintah?

Apa hubungan posisi ini dengan partai?

Aku telah memilih posisi ini
untuk mereka yang berjasa.

Mereka akan bertugas mulai besok sore.

Baiklah...

Aku yang membuat keputusan
saat ayahmu masih hidup.

Sebagai partai berkuasa,
kita punya banyak kewajiban.

Aku sudah membuat keputusan.

Aku akan memakai caraku kali ini.

- Setidaknya Bareskrim...
- Apa posisi ini bisa ditawar?

Permintaanmu membuatku curiga.

Kali ini izinkan aku memakai caraku.

Aku banyak pekerjaan.

Sampai jumpa nanti sore.

Istirahatlah.

Jangan pergi.

Siddharth akan segera kembali bicara.

Dokter bilang begitu?

Siddharth yang mengatakannya.

Semua dewan menteri,

para pejabat dan sekretariat,

terima kasih sudah hadir.

Ini rapat kabinet pertamaku.

Aku tahu semua orang di ruangan ini

adalah senior berpengalaman.

Karena itu
aku menyiapkan rapat dengan baik.

Itu bukan masalah, Pak.

Kami telah melewati proses panjang.

Di akhir masa bakti, kau akan mendapatkan
pengalaman berharga.

Terima kasih.

Aku mengumpulkan informasi
setiap departemen.

Dan ada yang perlu aku klarifikasi.

Pertama, Departemen Pendidikan.

Departemen Pendidikan.

Pak.

Setiap tahun, siswa yang masuk
ke sekolah negeri terus menurun.

Setiap tahun, lebih dari 50 ribu siswa
keluar dari sekolah.

Ratusan sekolah ditutup.

Di beberapa sekolah, persentase siswanya

menurun ke satu digit.

Menurut informasi, sekolah-sekolah ini
tidak layak lagi

Lebih baik sekolah-sekolah
tersebut ditutup, Pak.

Maksudku, itu bisa mengurangi
beban pemerintah.

Kenapa bisa begitu?

Jadi, semua orang lebih
memilih sekolah swasta.

Di desa pun, para orangtua
memilih sekolah swasta.

Meninggalkan sekolah negeri yang gratis?

Mereka lebih suka membayar mahal
di sekolah swasta?

Sekolah negeri tidak memberikan
pendidikan bagus, Pak.

- Bukankah kau menteri pendidikan?
- Benar, Pak.

Apa tindakanmu
untuk penurunan standar itu?

Katakan apa yang kita lakukan.

Orang-orang ingin anak-anaknya bergabung
ke sekolah berbahasa Inggris, Pak.

Pemerintah tidak mau mendirikan
sekolah berbahasa Inggris?

Bukankah pemerintah bekerja untuk rakyat?

Bukankah tugas kita
memenuhi kebutuhan mereka?

Kau tahu?

Kita bisa mendirikannya
dengan memungut biaya.

Jika biayanya murah, aku yakin
banyak siswa yang mau masuk.

Akan kami teliti, Pak.

Tahun ajaran ini,

kita mulai dengan dua sekolah
di setiap distrik.

Kita lakukan kampanye kesadaran.

Kita gandakan jumlahnya tahun depan.

Akan kami teliti, Pak.

Tidak ada yang perlu diteliti.

Apa yang perlu diteliti? Lakukan saja.

Sekarang, tentang sekolah swasta.

Beberapa sekolah membebankan
100 ribu rupee untuk kelas lima.

Untuk kelas enam 150 ribu rupee.
Untuk kelas tujuh 200 ribu rupee.

Dan kelas sepuluh 300 ribu.

Entah apa yang mereka ajarkan.

Ada satu sekolah.

Ini rahasia. Rahasia

SMU P.B.

Ada apa?

Semua sekolah itu
milik Menteri Pendidikan, Pak.

Para Bhrahmam. P.B. Sekolah P.B!

Standar akademis di sekolah kami
sangat tinggi, Pak.

Anak-anak anggota partai kita
sekolah di sana

Ada potongan harga untuk orang kita, Pak.

Kau tahu pendidikan sifatnya nirlaba
di negara kita?

Bila pendidikan dijadikan bisnis
dan kau mencari untung darinya

itu adalah pelanggaran hukum.

Apa ungkapannya dalam bahasa Telugu?

"Chatta reetya neram," Pak.

Chatta reetya neram.

Apa itu benar, Pak?

Pendidikan tidak boleh dijadikan bisnis?

Apa ini, Para Bhrahmam?
Aku tidak tahu sama sekali, Pak!

Bahkan setelah mengumpulkan
ratusan ribu uang iuran tiap bulan,

- kau tetap miskin!
- Ya.

Sungguh sebuah pengorbanan besar!

Benar, bukan? Pengorbanan besar!

Aku minta keterangan jelas
semua sekolah swasta.

Tunjuk Badan Regulasi Iuran.
Aku akan mengawasinya langsung.

Baik, Pak.

Karena pendidikan adalah
kebutuhan mendasar.

bukan kelemahan untuk dieksploitasi
sebagai bisnis.

Aku bersumpah

tidak akan pandang bulu.

Perdana Menteri Bharath ikut serta
dalam sidang kabinet pertamanya.

Setelah menguji berbagai sektor,

dia akan mulai dengan
memperbaiki sektor pendidikan.

Dia selidiki sekolah
dan perguruan tinggi swasta,

yang ternyata menjadi beban
bagi kelas menengah.

Dia membangkitkan sekolah dan PT negeri
untuk mengembalikan kejayaan mereka.

Institusi pendidikan
yang memungut biaya tinggi

dianggap menentang peraturan yang berlaku.

Mereka mendapat surat peringatan,

penyegelan, dan terkena tuntutan hukum.

Semua sekolah negeri dibuka kembali
dengan bahasa pengantar bahasa Inggris.

Ayah, apakah perdana menteri orang baik?

Dia mencoba membuat perubahan
dalam masyarakat.

Penampilan bisa menipu.

Politisi tidak bisa dipercaya.

Dia mengambil langkah revolusioner.

Dalam negara yang didominasi masyarakat
kelas menengah dan menengah bawah,

privatisasi pendidikan
bisa merugikan bangsa.

Kami harus menahan lapar dan berhemat
demi pendidikan anak-anak.

Jika sekolah negeri memberikan pendidikan
dengan pengantar bahasa Inggris

hidup kami bisa berubah drastis.

Perdana Menteri membuat keputusan tepat.

Kami harap dia berhasil membasmi
para penjual pendidikan.

Kami dukung sepenuhnya, Pak!

Selamat pagi, Pak.

Aku sudah merekrut tim riset
yang kau inginkan.

- Kau ingin mereka ke sini?
- Biar aku ke sana.

Kembali bekerja.

Sudheer, Kailash, Rohan,
Vasumathi, dan Swapna.

Mereka akan ikut tes CPNS, Pak.

Riset ini juga penting bagi mereka.

- Pak?
- Ya.

Silakan duduk.

Untuk isu-isu penting,

aku ingin data dari berbagai negara
dan provinsi, kebijakan dan metode mereka.

- Pak.
- Mereka punya jaringan internet cepat?

- Ada, Pak.
- Ya.

- Beri mereka akses ke arsip lama juga.
- Baik, Pak.

Mereka punya iPads?

- Akan kusiapkan, Pak.
- Ya.

Arrere idi kalala unnadhe
Oh Tuhan, ini seperti mimpi

Hayyayo kaani jarigina nizamidhe
Ya Tuhan! tapi ini kenyataan!

Naa kathalo athanu
Dia ada dalam kisahku.

idhela nammanu
Apa ini nyata?

Naa jathalo thananu
Saat aku melihatnya

nenela choodano
Bagai belahan jiwa?

Agar tidak ada yang mengenalimu.

Asalemauthundho inka inka artham ayye loppu
Sebelum aku menyadari yang terjadi

Sudi gaalai nannu chuttesindho O andhagaadi kanu chupu
Tatapannya mengguncangku bagai badai

Arere idi kalala unnadhe
Oh Tuhan, ini seperti mimpi

Hayyayo kaani jarigina nizamidhe
Ya Tuhan! tapi ini kenyataan!

- Bisa bicara dengan Vasumathi?
- Kau siapa?

Namaku Bharath, temannya.

Temanmu, Bharath.

Hai, Pak.

Kau akan menikahi pangeran,
dan menjadi ratunya.

Yevvarikuntudhi are endharikuntundhi
Siapa yang paling beruntung?

Hayyayayyo intha adhrushtam naake dhorikindhi
Ya Tuhan! Aku sangat beruntung sekali

Yrnnadu adagandhi yedhuruga vacchindhi
Aku tak pernah mengharapkan semua ini

Ee nizamu nenu raazi padaga samayam paduthundhi
Aku butuh waktu untuk mencerna semua itu

Jagame vingaa
Aku ingin teriak

gonthu penchi cheppukovalanundhi
Dan mengabarkan pada dunia

Kanulu kalalu merisipoye
Berita hebat ini

goppa vaarthe idhi
Cahaya di mata dan mimpiku

Janamantha nannu yuvaraanila Choosey roju mundhundhi
Hari saat aku menjadi ratu tak lama lagi

Arrere idi kalala unnadhe
Oh Tuhan, ini seperti mimpi

Hayyayo kaani jarigina nizamidhe
Ya Tuhan! tapi ini kenyataan!

Ayah, aku akan menambah pusat listrik
berdaya 4.500 MW tahun ini.

Orang Bareskrim ingin bertemu, Pak.

Halo, Pak, Arvind Krishna.

Inspektur Jenderal, Bareskrim.

Kami sudah menyelidiki

kasus penggelapan yang melibatkanmu.

Aku mau menyelidiki kasus ini

dengan lancar dan transparan.

Aku butuh dukunganmu.

Saat dibutuhkan, kau harus penuhi
panggilan polisi.

Tolong imbau pengikutmu
agar tak mengganggu prosesnya.

Ini pemberitahuan.

Dalam masa penyelidikan, kau tak boleh
keluar kota tanpa seizinku.

Dua hari lagi kau akan mendapat
panggilan sidang.

Sampai jumpa.

DEBAT JAM UTAMA

Sudah lama ada beberapa dugaan korupsi

melibatkan putra ketua Oposisi, Manohar.

Apa reaksimu atas penyerahan
kasus ini kepada Bareskrim?

Ini 100 persen aksi balasan pengecut
dari pemerintah

karena kita menentang
semua kebijakan pemerintah.

Mereka membuka kasus ini
tanpa pertimbangan.

Mereka melakukannya
untuk membungkam Oposisi.

Aksi balas dendam, provokatif seperti ini

tidak bagus dalam demokrasi.

Apa pun tujuan pemerintah
membuka kasus ini,

didominasi keinginan
menghancurkan partai Oposisi.

Halo, Pak.

Bagaimana perkembangannya?

Pak?

Investigasi kasus penggelapan aset,
oleh putra ketua partai Oposisi.

Sudah ada perkembangan yang bagus.

Kami juga sudah kumpulkan
bukti penting, Pak.

Baik.

Kami berusaha menang
saat sesi dengar pendapat besok.

Siapa namamu?

- Arvind.
- Arvind Khrisna.

Partai kami sedang berkuasa.

Jika kasus ini menimpa ketua Oposisi,
kami bisa dianggap menghancurkan Oposisi.

Benar begitu?

Mereka akan mendapat simpati publik.
Hentikan dulu.

Pak, kami tidak bisa ditekan pemerintah.

Kami menangani kasus ini
dengan bersih dan transparan.

Kami paham, tapi tidak dengan rakyat.
Tolong hentikan.

Kami harus menjalankan tugas, Pak.

Pelakunya harus dihukum.

Semua jadi sombong dalam tiga bulan ini?

Dahulu bagaimana skandal ditangani?

Bukankah penting memikirkan pro dan kontra

sebelum bertindak?

Aku bertanggung jawab
atas tindakan kalian.

Ada keluarga yang bergantung padamu.

Kau punya dua anak yang sekolah.

Saat kau ada di posisi bahaya,
kau harus takut.

Karena kau akan membusuk di kuburan.
Hentikan.

Kasus putra ketua partai Oposisi, Manohar,

diikuti seluruh rakyat.

Pengadilan tinggi
menyatakan tidak bersalah.

Pengadilan menyatakan bahwa Bareskrim,

yang menangani kasus ini,

tidak mampu memberi bukti nyata.

Saat keluar dari pengadilan,
putra ketua partai Oposisi berucap,

"Keadilan selalu menang
dan jayalah demokrasi."

- Pak, Pak!
- Berikan opininya terkait putusan?

Keadilan selalu menang
dan jayalah demokrasi. Itu saja.

Masih banyak kasus tertunda di pengadilan.

Ini hanya membuang-buang waktu.

Pemerintah salah mengajukan kasus ini
saat mereka tahu tidak akan menang.

Dia selalu berceramah
bahwa seharusnya seperti ini.

Dia mendebat akuntabilitas.
Sekarang, apa sikapnya?

Dia seperti perdana enteri lainnya.m

Beragam keraguan muncul
tentang kemampuan Bareskrim

untuk memberikan bukti nyata
ke pengadilan.

Bodoh bila percaya politikus akan dihukum.

Aku tidak pernah melihatnya sejak kecil.

Ini hanya persaingan partai.

Aktor pun tak mampu menyaingi mereka.

Ayo. Ayo.

Siapa pun yang berkuasa,
mereka tidak menyentuh pemimpin partai.

Mereka adalah tim.

Rakyat dan pengamat politik
mengekspresikan kemarahan pada isu ini.

- Halo.
- Aku membuat acara minum teh sore ini.

Semua tamu penting hadir.

Yang terpenting, kau juga harus hadir.

Jangan ada pekerjaan lain. Aku tunggu.

Datanglah, Bharath. Kami tunggu.

Duduk.

Saat kau bilang orang penting,
aku pikir akan membahas hal penting.

Ternyata untuk ini?

Sejak pelantikanmu,
kita belum melakukan pertemuan.

Semua diundang agar bisa berbicara santai.

Ini bukan pertemuan resmi.

Lupakan semua masalah
dan ungkapkan pikiranmu.

Mau minum apa?

Kopi.

Kau terkenal dalam waktu singkat.

Kami harus bertahun-tahun melakukannya.

Kau sangat beruntung.

Dalam politik, ini bukan pencapaian mudah.

Kau ikut campur dalam urusan rakyat,

pejabat, pengusaha, dan kontraktor.

Bukan masalah.

Tapi, ikut campur urusan pemimpin politik
menjadi masalah.

Menolongmu saat kami berkuasa,
dan berharap pertolonganmu

saat kau berkuasa adalah
perjanjian tak tertulis.

Aku pernah mendengar "kesepakatan luhur".

Tapi, ini pertama kalinya aku mendengar
perjanjian seperti itu.

Kita saling kritik di depan umum.

Kita memperdebatkan setiap masalah
karena itu tugas kita.

Kita saling berteriak, saling menyerang.

Tapi jauh di lubuk hati,
kita semua sama, bukan?

Rakyat jelata di sisi yang satu,
kita di sisi yang lain.

Saat berbuat baik, kita berselisih.

Saat berbuat buruk, kita bersatu.

Kau bilang kita di sisi berbeda
dari rakyat.

Bukankah kita rakyat? Lalu siapa kita?

Mungkin binatang.

Nah, mari bicara dalam damai.

Pasti ada solusi.

Kita harus menjaga kader partai
dan pemilih.

Kita harus menjaga keluarga
dan juga pendukung kita.

Kenapa kontraktor dipermasalahkan?

Jika kita menunjukkan angka anggaran,
kita bisa kacau!

Kita bisa tamat.

Gaji anggota dewan tidak seberapa.

Bebas pajak, tunjangan,
komunikasi, dan rumah.

Apa lagi yang kau butuhkan?

Oh, tidak!
Kita harus hidup hanya dari gaji?

Anggota dewan hanya hidup dari gaji?

Aku mengundurkan diri, Pak!

Ada banyak lembaga sosial
yang membantu rakyat.

Tapi, siapa yang membantu kita?

Jabatan kami tidak seumur hidup.

Selama kami menjabat, kami ambil sedikit
agar tidak bangkrut kemudian.

Selama 50 tahun, aku memperjuangkan
masalah petani.

Aku tak menemukan solusi.

Aku tidak kecewa atau kecil hati.

Jika semua selesai dalam semalam,
bagaimana dengan masa depan kita?

Sejak aku datang, semua orang mencemaskan
nasib kita dan partai kita.

Tidak ada yang mencemaskan rakyat.

Usiamu lebih dari 70 tahun, bukan?

Usiaku 78.

Jika suhu meningkat dua derajat,

kemungkinan kau akan mati karena stroke.

Jadi apa masa depanmu?

Pikirkan masa depan bangsa dan petani.

Kau pikir kami semua bodoh
setelah bertahun-tahun berpolitik??

Meski kau menolak, dia menjadikanmu PM,
tanpa memandang kami.

Ini caramu membalas budi kepadanya?

Aku, Bharath,

Perdana Menteri Andhra Pradesh,
telah bersumpah atas nama Tuhan

untuk menciptakan keadilan bagi semuanya.

Semua yang aku lakukan untuk rakyat.

Janji?

Bertahun-tahun bersama,
kami telah banyak berjanji.

Berjanji banyak hal.
Semuanya omong kosong.

Kalian pikir omong kosong?

Tapi aku yakin janjiku pasti terlaksana.

Lalu, bagaimana dengan janjimu
terkait kasus korupsiku?

Aku berhasil mencuri satu triliun.

Aku membunuh siapa saja yang menghalangi
atau berusaha menyelidikiku.

Kau melimpahkan kasus itu ke Bareskrim.

Semua sudah selesai.
Aku bahagia dan bebas.

Siapa yang bilang?

Jangan percaya siapa pun.

Bharath. Tidak.

Dalam politik, ini biasa terjadi.

Alih-alih berkata
dia selamat dari kasus ini,

justru kau yang selamat.

Perbuatanmu meningkatkan harapan

dan impian rakyat setiap hari.

Setelah beberapa waktu,
mereka akan anggap kau tidak layak.

Lalu apa?

Apa yang terjadi jika kau kalah?

Kepercayaan rakyat akan sirna.

Mereka pikir kau sama saja.

Mereka akan mengutukmu
untuk beberapa waktu, lalu lupa.

Mereka tidak peduli. Kau akan terlupakan.

Berteman dengan siapa saja
dan nikmati kekuasaanmu.

Menyelamatkan orang bodoh
kau anggap prestasi?

Dalam politik, sebelum bertindak,

kau harus melihat sekitarmu.

Jadi, kenapa kau tak lihat ada meja kaca?

Tenang. Dia jatuh karena mabuk.

Bukan masalah. Pergilah.

Saat kau berjanji,
dan menepati kata-katamu,

itu yang disebut pria.

Itu yang dahulu dikatakan ibuku.

Sebutannya pahlawan atau kesatria
dalam bahasa Telugu.

Pahlawan, Pak.

Selain aku, aku ragu ada pahlawan di sini.

Aku akan ubah kalian menjadi pria
yang memegang janjinya.

Aku bersumpah demi Tuhan.

JEDA

Pak, ini laporan anggaran Eropa.

Terkait kasus putra ketua oposisi,

dan cara saluran berita
menyalahkanmu satu pekan ini...

- Kami sangat menyesal, Pak.
- Itu salahku.

Aku harusnya tahu cara kerja
sistem di sini dan lebih waspada.

Bukan masalah.
Selalu ada kesempatan kedua.

Pak, para mahasiswa sudah tiga hari
menunggu di luar.

Sepertinya mereka belum membuat janji.

Mereka menolak pergi sebelum bertemu.

- Halo, Pak.
- Halo, Pak.

Kami dari Rachakonda di Rayalaseema, Pak.

Dunia bergerak maju,
tapi tidak dengan hidup kami.

Ketua partaimu dulu, saudara Damu,
dulunya anggota dewan kami.

Dia tewas sebelum pemilihan.

Mereka lalu mengangkat putranya.

Kami kita kami sudah bebas dari preman,

tapi dia digantikan keluarganya.

Untuk berbagi masalah kami
dengan orang-orang di kota kami,

kami butuh tiga jam
untuk menempuh tiga kilometer, Pak.

Seperti itulah kondisinya.

Walau begitu,

kami berhasil dan berbagi masalah kami,
tetapi sia-sia.

Semua yang berani melawan

tidak pernah pulang.
Mereka pasti menghilang.

Ayah dan kakaknya adalah contohnya.

Mereka tak bisa menahan emosi dan melawan.

Kini mereka sudah empat tahun menghilang.

Keluarga mereka berharap
mereka bisa kembali.

Bagaimana kami harus berkata
bahwa yang mati tak akan kembali?

Tikus-tikus itu mengambil uang dan beras
dari pemerintah yang ditujukan untuk kami.

Kami merasa terkutuk terlahir
dan hidup di kota itu.

Tapi, kau memberi kami harapan.

Kami datang jauh-jauh
untuk membawa masalah kami padamu, Pak.

Aku tidak paham soal partai
dan sistem pemilihan.

Jika kau sungguh peduli,
kenapa tidak mencalonkan diri?

Aku?

Bagaimana caranya mencalonkan diri?

Kau tahu setiap masalah dan semua wargamu.

Siapa lagi kandidat terbaik?

Kau bilang terbiasa hidup sengsara?

Bisakah kau berjuang sedikit lagi
agar hidupmu lebih baik?

Pulang ke desa dan bicara pada warga.

Ajak mereka bergabung denganmu.

Mereka ketakutan, Pak.

Aku siap membantumu.

Ini Rayalaseema, Pak.

Aku PM Rayalaseema
dan Raachakonda termasuk di dalamnya.

Seperti diketahui pada pemilu sela
di wilayah Kurnool,

anak anggota senior Damu, Jagadish

bersaing sebagai wakil partai berkuasa.

Asumsi bahwa partai berkuasa pasti menang
kini diragukan.

Tidak diduga, kandidat bernama Ramana,
bersaing sebagai calon independen.

Perdana Menteri Bharath mendukungnya
alih-alih partai yang berkuasa,

memicu kekacauan politik,
terutama di dalam tubuh partai berkuasa.

Partai mendukung putraku.

Oposisi tidak punya kandidat pantas,

jadi aku yakin kita menang.

Kini perdana menteri mendukung
kandidat independen.

Dia menolak kandidat kita.

Aku tidak paham politik macam apa ini.

Warga desa takut melawan kita.

Dan kini, sosok tidak dikenal

berani bersaing melawan kita.

Rakyat mulai berani melawan kita.

Mari.

Saat ayahmu mencalonkan diri
sebagai wakil desa, usianya 20-an tahun.

Lawannya adalah Guravaiah,
anggota fraksi besar.

Saat dia mengancam ayahmu untuk mundur,
ayahmu menghanguskan 15 mobil mereka.

Dia pun balik mengancam,

akan menghanguskan rumah
dan membakar mereka hidup-hidup.

Lima tahun kemudian,
aku menjadikannya anggota dewan.

Dahulu, saat Rayyapa,
sosok kepala desa yang kuat,

mengancam desa dan pengikut ayahmu,

Dua puluh lima orang Rayappa menghilang.

Kini saat kau menghadapi sosok yang lemah,

kau takut dan membutuhkanku?

Kenapa? Kau menjadi lemah?

Apa kau melunak?

Pastikan kau memilih.

Kau mau melawan kami?

Hei.

Setiap pagi kita bangun ketakutan
dan mencemaskan siapa korban berikutnya.

Tolong lupakanlah.

Itu yang selama ini kita lakukan, Paman.

Dunia bergerak maju.

Di sini kita hanya pasrah

selama bisa makan dan minum.

Kita harus malu.

Jangan harap.

Terpaksa kami bilang
kami tidak tahan lagi.

Dengar, Ramana. Kau berpendidikan.

Alih-alih di sini melawan mereka.

Kenapa tidak mencari kerja di kota?

Aku punya rumah, tanah,
dan ibu yang harus aku jaga.

Bagaimana mungkin aku mencari kerja
di tempat lain?

Kau anak yatim,
kami hanya memberi nasihat.

Terserah kau. Mari pergi.

- Pak.
- Tolong aku, Mukthar.

Siap, Pak.

Kita harus mengirim
10 polisi satuan khusus

ke Raachakonda di Rayalaseema.

Menyamar.

Mereka harus membaur dengan warga.

Dan pastikan calon independen Ramana aman.

Ramana tidak boleh tahu.

Mereka harus menyamar siang dan malam.

dan bunuh siapa pun yang menyerangnya.

Siap.

Lima belas orang kita diserang
orang tak dikenal.

Apa yang terjadi?

Dia hanya anak-anak.

Tidak mungkin dia pelakunya.
Pasti ada yang melindunginya.

Temukan dan habisi mereka.

Hubungi Deputi Inspektur Raachakonda.

Kenapa kita ke sini?
Tidak ada kantor polisi di sini.

Mereka hampir sampai.

Kau berani melawanku dalam pemilihan.

Lihat. Dia berada di Durga Mahal,
berhadapan dengan Damu.

Tapi, tidak ada rasa takut di matanya.

Dari mana nyalimu berasal?

Aku berjanji akan mendukungnya.

Jika aku berjanji, pasti aku tepati.

Bukan masalah datang ke Rayalaseema,

dan datang ke reruntuhan Durga Mahal.

Aku dengar kau membawa musuhmu
ke sini untuk kau bunuh.

Sikap seperti ini ada di era modern?

Kau manusia atau binatang?

Dia melawan putramu dalam pemilu
dan akan menang.

Jangan pernah membawanya ke sini lagi.

Jika ada yang menyentuhnya
atau menyakitinya,

entah sudah berapa tahun
ada film dibuat di Durga Mahal.

Tapi aku akan tunjukkan film laga
yang sebenarnya, Damu.

Aku datang tanpa mengabarkan siapa pun.

Aku harus kembali bekerja.

Kau bisa pergi dari sini
hanya karena kau perdana menteri.

Apa?

Kau beruntung menjadi perdana menteri
dan dilindungi orang-orang ini,

dan pulang dengan selamat,
meski sudah ke Rayalaseema,

yang menjadi sarangku.

Sebelum anak buahku berubah pikiran,
bawa dia pergi.

Aku butuh bantuan lagi, Mukthar.

Baik.

Aku ingin menghajar Damu dan anak buahnya.

Bisa beri waktu 10 menit?

Apa maksudmu, Pak? Kenapa melawan mereka?

Kita harus pergi, Pak.

Pria pintar. Dia tahu kau dalam masalah.

Bapak-bapak, hanya 10 menit.

Jika aku tidak bisa melindungi diri,

bagaimana aku melindungi negara?

- Mukhtar.
- Pak.

Ketika meninggalkan tempat ini,
aku harus yakin

telah mengalahkan mereka.

Jika ada yang menyentuhmu dalam dua detik,

akan kami tembak, Pak.

Aku akan menang tanpa tersentuh.

Bagaimana?

Jika kau pria, kenapa harus bertanya?

Tidak perlu berpikir lama.

Kau membuat kami mempertaruhkan
pekerjaan dan tugas kami, Pak.

Jika terjadi sesuatu padamu,
kami akan langsung menembak, Pak.

Aku yakin tidak akan, Mukhtar.

Janji!

Sepuluh menit ke depan
aku bukan perdana menteri, Damu.

Kau boleh memulai lebih dulu.

Ini tidak lucu.
Kau tidak ingin berpikir ulang?

Kenapa masih bicara
dan tidak menyerang, Damu?

Bagus, Pak.

Ini tidak dihitung sebagai menyentuhku,
bapak-bapak.

Bagus, Pak!

Dia sama tajamnya
dengan pedang di tangannya.

Kau tidak lihat semua ini?

Bawa perdana menteri pergi.

Kami tidak akan mengganggu lagi.

Kami pastikan pemilihan berjalan lancar.

Banyak tokoh yang bertahan
dengan mengancam warga di wilayah ini.

Tidak mungkin aku datangi semua
seperti ini.

Dan membuat mereka melihat
yang aku lakukan padamu, Damu.

Akan lebih baik
jika kau berbagi pengalaman dengan mereka.

Baik, Pak.

Tidak cukup, Damu.

Aku bersumpah demi Tuhan
akan menjelaskan dengan cara

yang mereka pahami, Pak.

- Cukup sekian, Mukhtar.
- Baik.

Pak, kami baru dapat kabar.
Terkait helikopter.

Kondisi cuaca tidak baik.
Tidak mungkin bisa terbang.

Kita harus bermalam di sekitar sini, Pak.

Kau datang mendadak. Kami hanya bisa
menyiapkan ranjang di sekolah ini, Pak.

- Kami sudah berusaha, Pak.
- Tidak.

Bagaimana hubungan polisi
dan politikus mau membaik?

Permisi, Pak. Sejumlah warga
dari desa sebelah ingin bertemu.

Mereka hanya ingin melihatmu.

Ini hal serius.

Kalian harus lapor ke Hyderabad besok.

Salam, Pak!

Kau datang dan bertarung untuk kami,
mempertaruhkan nyawa.

Kami merasa terhubung denganmu,
karena itu kami datang.

Kini ada keadilan di desa ini.

Konon, iblis kerap datang dan membunuh.

Merasa iba, dewa-dewa berdatangan

dan membasmi iblis. Itu legenda di sini.

Kami tak tahu cerita itu benar atau tidak,

tapi kami tahu dewa itu ada di depan kami.

Inilah perayaan yang sesungguhnya, Pak.

Jika mungkin, mari datanglah, Pak.
Kami akan senang.

Mungkin kau tidak siap, karena itu
kami siapkan pakaian untukmu.

Jika suka, mohon pakai dan datanglah.

Musali thatha mudatha mukham
Wajah tua sang kakek

Merisipoyenee
Kini bersinar!

Merisipoyenee
Kini bersinar!

Gudise paaka guddi deepam
Lampu kecil dalam pondok

Merisipoyenee
Kini bersinar!

Merisipoyenee
Kini bersinar!

Rachabanda pakkanunna ramulori
Lonceng dalam kuil Dewa Rama

gullo ganta
dekat balai desa

Ranga ranga sambaranga mogene
Berdentang dalam kemeriahan

Vachaadayyo saami
Tuhan telah tiba

Ningi sukkaltho godugetthindi bhoomi
Bumi telah mengangkat payung Berlapis bintang di langit

Ichaadayyo saami
Tuhan telah memberi

Kottha rekkalni molaketthinche haami
Janji yang membawa harapan baru

Vachaadayyo saami
Tuhan telah tiba

Ningi sukkaltho godugetthindi bhoomi
Bumi telah mengangkat payung Berlapis bintang di langit

Ichaadayyo saami
Tuhan telah memberi

Kottha rekkalni molaketthinche haami
Janji yang membawa harapan baru

Katthi sutthi palugu paara theeyandi
Keluarkan pedang dan palu, pacul dan sekop

Mana kashtam sukkalu Kunkum bottuga pettandi
Memeras keringat sebagai pelepas dahaga

Mana kashtam sukkalu Kunkum bottuga pettandi
Memeras keringat sebagai pelepas dahaga

Annam bette panimutle mana devullu
Alat pertanian ini bagai para dewa

Mari aayudhala poojalu cheddham pattandi
Biarkan kami sembah

Mari aayudhala poojalu cheddham pattandi
Biarkan kami sembah

Ammoru kannu therisina nava raathiri
Saat para dewa membuka mata di Hari Raya

Innalla simma seekati
Masa yang kelam telah sirna

Thellaare samayam kudiri
Dan fajar terbit di saat yang tepat

Vachaadayyo saami
Tuhan telah tiba

Ningi sukkaltho godugetthindi bhoomi
Bumi telah mengangkat payung berlapis bintang di langit

Ichaadayyo saami
Tuhan telah memberi

Kottha rekkalni molaketthinche haami
Janji yang membawa harapan baru

O matti godalu chebuthaayi Seema manushula kashtaalu
Bumi akan bercerita derita warganya

Ye dhaari gathukulu chebuthaayi Palle bathukula chitraalu
Jalan rusak akan bercerita kisah hidup warganya

Pandagosthe prathi okkari manasu
Saat perayaan dimulai

Mari parugayyedi putti
Tidakkah semua hati berlari ke sini

Perigina palle vaipega
Di tempat mereka lahir dan tumbuh

Assalaina panduga yepudante
Ini perayaan sesungguhnya

Aa kanna thalli kanti neeru Thudichina rojegaaa
Saat kami menghapus air mata dari mata ibunda

O naadu kala kala veligina raayalori seemidi
Inilah Rayalaseema yang bersinar bagai bintang

Eenadu velavela bothe
Jika berubah hambar

Praanamantha chinna bothundi
Hidup bagai tanpa arah

Vachaadayyo saami
Tuhan telah tiba

Ningi sukkaltho godugetthindi bhoomi
Bumi telah mengangkat payung berlapis bintang di langit

Ichaadayyo sami
Tuhan telah memberi

Kottha rekkalni molaketthinche haami
Janji yang membawa harapan baru

Ae chethi vrutthulu nooraru Chevagaligina pani vaaru
Kami punya ratusan ahli tenun di sini

Chemata bottu thadilone Thalukkumantadi prathi ooru
Berkat keringat mereka desa ini bersinar

Yenda poddhuki veligipotharu Ee andhagaallu vaana
Para pekerja tampan disinari matahari

Jalluku merisipotharu
Dan bersinar dalam hujan

Evvadi kanna thakkuva puttaru
Apa mereka terlahir berbeda?

Veellandiri laage Baaga bathike hakkulu unnollu
Mereka juga punya hak hidup sejahtera

Palletoollu pattukommalani
Alih-alih hanya bernyanyi

Otti jola paata paadakaa
Desa adalah akarnya

Thalladillu thala raathalaku
Kita harus beri dukungan

Saayamedho cheyalantaa
Untuk mereka yang berjuang

Vachadayyo saami
Tuhan telah tiba

Ningi sukkaltho godugetthindi bhoomi
Bumi telah mengangkat payung berlapis bintang di langit

Ichaadayyo saami
Tuhan telah memberi

Kottha rekkalni molaketthinche haami
Janji yang membawa harapan baru

Dalam pemilu sela di Rayalaseema
yang dinanti seluruh warga,

calon independen, Ramana, menang telak
mengalahkan kandidat dari partai berkuasa

dengan perolehan 35 ribu suara,

dan menciptakan sensasi politik negara.

Aku telah bekerja
untuk banyak perdana menteri.

Aku berpikir tidak penting
siapa yang terpilih.

Tapi ini dia

yang peduli denganmu, aku dan rakyatnya.

Aku pikir dia hanya tokoh politik.

Dialah pemimpin.

Apa kita salah menjadikannya
perdana menteri?

Kita tidak bisa mengaturnya.

Kita tidak tahu dia akan
melakukan perubahan apa nantinya.

Apakah Perdana Menteri Bharath
mengalihkan perhatiannya ke desa? Ya.

Tak tahu kapan dan distrik mana
akan mendadak dikunjungi PM,

semua anggota dewan dan menteri panik.

- Ayo ke Borivali.
- Baik, Pak.

Pertanian dalam keadaan tidak baik, Pak.
Belum ada yang memberikan solusi.

Dunia bergerak maju
di semua bidang dan aspek.

Bahkan di pertanian.

Tapi di sini, tidak ada usaha untuk
mewujudkan ide.

Jika kau hidup dalam ketidakpedulian,

dunia pun merasa kasihan dan
melupakanmu, Tuan.

Aku akan perkenalkan divisi pertanian
pada kantor Panchayat kalian

dan memastikan teknologi terbaru tersedia.

Sulitnya pergi ke klinik
jika kami sakit saat magrib, Pak.

Apa maksudnya "magrib"?

Sore, saat mulai gelap
setelah matahari terbenam.

Dokter dan obat juga tidak ada.

Berapa jauh pusat kesehatan dari sini?

- Pak...
- Tujuh kilometer dari sini, Pak.

Telepon dokter di sana.

Halo, Pak.

Perdana Menteri datang mendadak,
Chidambaram. Ke sini secepatnya.

Dia tidak takut padamu.
Pasti dia akrab denganmu.

Pak?

Apa kau seperti ini dengan semua dokter?

- Pecat dia secepatnya
- Baik, Pak.

Pak?

Halo, Pak. Aku dokter Chidambaram.

Dokter Pusat Kesehatan harus selalu
ada di tempat, bukan?

- Apa yang kau lakukan di Srikakulam?
- Mengurusi pendidikan anakku...

Lalu, nyawa mereka?

Aku rasa praktik medis
di Srikakulam pasti bagus.

Kau tidak harus datang
seminggu sekali, Dok.

Pergi.

Aku akan menunjuk dokter baru
untuk rumah sakit.

Tidak akan ada masalah lagi.
Bahkan saat malam hari, Pak.

Kita masih bisa bertahan walau sulit.

Aku akan mendukungmu.

Baik, Pak.

KANTOR GRAM PANCHAYAT
SAMUDRA PALI

Aku ingin lihat hasil panen.

ANANTHAPURAM

Otak manusia.

Apa yang kau tahu tentang itu?

Otak manusia terdiri atas tiga bagian.
Cerebrum, cerebellum, medulla oblongata.

Di mana kau sekolah?

Aku sekolah di SMP berbahasa Inggris
Zilla Parishad, Akkireddypalli.

Selama beberapa hari,
aku mengunjungi desa di seluruh negeri.

Aku kini tahu masalah yang mereka hadapi.

Intinya, aku paham

setiap desa memiliki masalah berbeda.

Ada yang butuh sekolah, perpustakaan,
dan lainnya butuh jalanan.

Dan satu desa, Yang Mulia,

membutuhkan krematorium,
agar bisa melakukan kremasi.

Satu desa butuh air,
yang lain diserang nyamuk.

Satu desa ingin penggalian sumur.

Setiap desa punya kebutuhan.

Kita tidak bisa memenuhinya
secara bersamaan, Yang Mulia.

Karena,

sulit mewujudkan setiap keinginan
dari 23 ribu desa.

Setelah membahasnya
bersama para ahli keuangan,

aku punya solusi sederhana.

Pemerintah daerah.

Pemerintahan sendiri.

Anggaran negara kini telah lebih
dari 250 triliun.

Jika setiap tahun kita membagi
50 juta rupee untuk setiap desa,

setiap masalah desa bisa teratasi.

Mereka bisa mandiri.

Jika setiap warga duduk

dan membahas masalah bersama,

dan memutuskan bersama,

dana dapat segera cair.

Perdana Menteri, apa maksudnya
mengembalikan uang mereka?

Untuk apa kita di sini memutar otak?

Memberi mereka uang saat pemilu,

dan memberi mereka uang sekarang,
rencana apa ini?

Tuan Sudhakar, matikan kameranya.

Kami menjadi tak bebas menyampaikan
emosi kami.

Pak, hanya kami yang boleh
menyampaikan masalah mereka.

Mereka rakyat dan kami pemimpinnya.

Kau harus ingat itu.

Pedesaan sangat jauh dari sini, Pak.

Terlalu jauh untuk didengar dan dilihat.

Ini tidak adil, Pak.

Jika setiap desa mendapat 50 juta,
bagaimana pemerintahan bisa berjalan, Pak?

Jika kita memberi 50 juta rupee
untuk 23 ribu desa,

totalnya 1 triliun 150 miliar rupee.

Semua masalah terpecahkan.

Masih ada sisa setengah anggaran
dan pemerintah bisa tenang.

Jadi, apa kau mau mengubah
konstitusi dan hukum?

Itu tidak pernah terjadi.

Kau pikir mereka bodoh?

Ide ini tidak akan muncul
jika setiap orang melakukan tugasnya.

Selama 70 tahun,

kondisi desa dan warganya
tidak pernah berubah,

selain berharap pemimpin mereka
memecahkan masalah.

Tidak pernah terjadi, Pak.

Jadi?

Kau ingin menyerahkan uangnya?

Kau adalah pemimpin yang malas,

meminta warga
mengurus diri mereka sendiri.

Pemimpin macam apa kau ini?

Orang bijak berkata,

"Membangun masyarakat tanpa pemimpin
adalah pemimpin sejati."

Aku percaya itu.

Dan akan aku wujudkan.

Yang Mulia, ini sungguh konyol!

Aku sangat menentang proposal ini!

Ini menempatkan negara kita dalam bahaya.
Kami walk out! Ayo. Kita pergi.

Pemimpin macam apa dia?

- Ayo. Kita pergi.
- Ini nasib kita.

Pemerintahannya seperti
pemerintahan orang gila.

- "Pemerintahan sendiri." Mimpi! Ayo.
- Pemimpin macam apa dia?

Dasar orang gila.

Aku akan umumkan anggaran baru pekan ini.

Tidak peduli jika tidak ada yang setuju.

Mulai tahun ini,

kita akan bangun pemerintahan mandiri
di setiap desa!

Bab baru dalam kondisi politik negeri ini

Perdana Menteri dengan tegas
mencairkan dana 50 juta

per tahun untuk setiap desa.

Tahun ini, dari 50 juta yang dibagikan,

kita berhak memakainya
untuk berbagai masalah.

Jika besok kita berkumpul di sekitar kuil

dan memilih masalah yang akan didahulukan,
kita bisa mulai mengerjakannya.

Kita bisa memutuskan ke mana dana ini

akan digunakan tahun ini.

Satu, kita akan benahi jalur
menuju Kothhapadu.

Dua, kita akan siapkan 10 komputer
dan internet untuk perpustakaan.

Apa itu penting?

Tentu. Kita telah memutuskannya.

Terima saja.

Setuju! Setuju!

Pak, aku berkata pada istriku,

"Sayang, mereka membentuk
pemerintahan sendiri di pedesaan.

Jika ada masalah,

dana akan langsung diserahkan,
aku tidak dibutuhkan.

Lalu, apa pekerjaanku?

Aku bisa membantu di rumah
dan berbincang seharian."

Itu yang aku katakan, Pak.

Dahulu, aku berkuasa
membagikan dana rakyat.

Mereka menganggap kami pemimpin hebat.

Jalur penghubung desa terbengkalai

dan berlubang sejak lama.

Telah aku perbaiki.

Rakyat terus membicarakannya.

Kini tak ada masalah. Jika jalan, sekolah,
dan kuil sudah diurus,

mereka akan lupa untuk menghormati kita
dan memperlakukan kita seperti anjing.

Kenapa kini kau kesal
dibandingkan dengan anjing?

Jika kau dulu memakai otakmu dan kompromi,

kita tidak akan begini.

Ini tidak perlu terjadi.

Kau baru sadar setelah ini terjadi.

Kau telat menyadari.

Dia bagai dewa di mata rakyat.

Tidak mudah menurunkannya.

Pak, jika kau juga takut,
bayangkan kondisi kami.

Kenapa takut? Dia juga manusia.

Dia juga bisa salah, bukan?

Cukup satu kesalahan kecil.

Aku membuat keju
dari susu segar di desaku.

Sangat nikmat.

- Aku makan nanti.
- Baik.

Duduk.

Haruskah aku pergi?

Tetaplah di sini.

Baik.

Aku pergi sekarang?

Tetaplah di sini.

Ini waktunya ayahku pulang.
Aku boleh pergi?

Kenapa tidak tinggal?

Selamanya.

Devadaaru silpamlaa Merisi poye priyuraala
Kekasihku yang indah bagai patung cemara

O vasumathi, oo vasumathi
Oh, Vasumathi, Vasumathi

Prema kavithala shalli laa Maaripoya neevalla
Aku berubah bagai pujangga Karena kau seorang

O vasumathi, oo vasumathi
Oh, Vasumathi, Vasumathi

Aiyaarre Anni Vaipula Nannallukunte Neekala
Aku dikepung berbagai cita-cita

Andhala Prema Devila Ayyakadha
Aku menjadi pulau cinta

Cheyyandhukunna Cheyyala Ramante Nuvvu Nannila
Yang kau undang dengan bergandeng tangan

Vandhella Poola Sankelai Vasthapadha
Akan aku terima belenggu cinta selamanya

Dhariki cherave sokula haarmonika
Datanglah, harmoni indahku

Devadaaru silpamlaa Merisi poye priyuraala
Kekasihku yang indah bagai patung cemara

O vasumathi, oo vasumathi
Oh, Vasumathi, Vasumathi

Prema kavithala shalli laa Maaripoya neevalla
Aku berubah bagai pujangga Karena kau seorang

O vasumathi, oo vasumathi
Oh, Vasumathi, Vasumathi

Aa sooreedu thoti manthanaalu cheyyana
Haruskah aku temui sang surya?

Maa thellaadi chandamama manasu maarchana
Berbicara dengan sang bulan

Naa rojukunna ghantalanni maarchanaa neekosam
Dan menambah waktuku untukmu seorang

Oh vimanamantha pallakeeni choodana
Haruskah aku bawakan tandu sebesar pesawat?

Aah grahaalu dhaati neetho journey cheyanaa
Haruskah aku pergi denganmu menjelajahi tata surya?

Rodhaseeni kaastha romantic ga maarchana neekosam
Haruskah aku ubah angkasa hanya untuk menggodamu?

Merupu theegala haaraalanni Sekanu kokati kaanuka cheyna
Haruskah aku susun karangan bunga untuk aku serahkan setiap detik?

Vaana villuni bongaramalle Malichi nee kona veluki thodigenaa
Haruskan aku buat cincin dari pelangi untuk aku pasang di jarimu?

Devadaaru silpamlaa Merisi poye priyuraala
Kekasihku yang indah bagai patung cemara

O vasumathi, oo vasumathi
Oh, Vasumathi, Vasumathi

Ole ole ole vasumathi Vayyaari vasumathi
Ole, ole, ole, Vasumathi Vasumathi bagai mimpi

Ayyayyo adigilope icchinaave anumathi
Astaga! Pasti aku berikan sebelum kau minta

Nuvve naaku veyyi kotla bahumathi
Kau adalah ribuan berkah

Parugu parugu parugu theese Dhariki raave sree mathi
Yang turun untukku, istriku

O prasanthamaina dheevi neeku vethakana
Haruskah aku cari pulau indah

Andhulona chinna poola mokka naatanaa
Dan aku jadikan taman bunga

Dhaanikemo nee peru petti penchanaa prematho
Namamu untuknya dan aku rawat dengan cinta

Nee pedhaala mudhra bomma laaga malachanaa
Haruskah aku jadikan bibirmu

Naa mellona dhaanni locket alle veyyanaa
Kalung yang melingkar di leherku?

Maati maatikadhe mucchataadagaa gundetho
Agar dia terus berbincang dengan hatiku

Prathi oka janamalo mundhe putti Premikudigaa neetho raanaa
Dalam setiap reinkarnasi haruskah aku selalu jadi kekasihmu?

Brahmmagaariki request petti
Haruskah aku memohon Sang Pencipta

Maroka lokam manakai adigainaa
Untuk menciptakan dunia untuk kita?

Devadaaru silpamlaa Merisi poye priyuraala
Kekasihku yang indah bagai patung cemara

O vasumathi, oo vasumathi
Oh, Vasumathi, Vasumathi

Prema kavithala shalli laa Maaripoya neevalla
Aku berubah bagai pujangga karena kau seorang

O vasumathi, oo vasumathi
Oh, Vasumathi, Vasumathi

Ole ole ole vasumathi Vayyaari vasumathi
Ole, ole, ole, Vasumathi Vasumathi bagai mimpi

Ayyayyo adigilope icchinaave anumathi
Astaga! Pasti aku berikan sebelum kau minta

Nuvve naaku veyyi kotla bahumathi
Kau adalah ribuan berkah

Parugu parugu parugu theese Dhariki raave sree mathi
Yang turun untukku, istriku

Pak, aku dengar dari Badan Intelejen.

Perdana Menteri pergi ke mana-mana
dengan seorang wanita.

Aku duga mereka adalah kekasih.

Ayahnya adalah kepala polisi
di Chanda Nagar,

dan dia mahasiswa magister.

Dia bekerja sebagai tenaga riset
di kantor perdana menteri.

Kami akan terus cari tahu
dan mengabarimu, Pak.

ROMANSA DI BERANDA

ROMANSA

SKANDAL UNTUK DIKENANG

PENYALAHGUNAAN FASILITAS

Tokoh penting yang mengubah dunia politik.

Ini adalah foto
Perdana Menteri Bharath kemarin.

Tak ada yang abadi dalam politik.

Rumor beredar dia terlibat skandal
dengan Vasumathi.

Tidak hanya memberi pekerjaan
di Sekretariat,

tapi juga menyalah gunakan wewenang.

Rumor beredar tentang perdana menteri.

Dia adalah putri kepala polisi daerah.

Masyarakat tidak menyangka

perdana menteri terlibat skandal
dengan mahasiswi, Vasumathi.

Dia bahkan memberinya pekerjaan.

Aksinya dalam menyalahgunakan kekuasaan

kini menjadi perdebatan banyak pihak.

Mereka menuntut jawaban.

Dia datang. Ayo, ayo.

- Sebelah sana.
- Pak!

Apa salah gadis itu?

Dia tampan dan perdana menteri.

Jika dia menggodaku, Katyyayini,
aku juga akan tergoda.

Karakter aku berbeda, sayang.

- Tutup mulut besarmu itu.
- Ya. Tunggu. Ya.

Aku banyak melihat yang seperti ini.

Aku pikir kau berpendidikan dan cerdas.

Kau memang perempuan.

Kau tidak tahu apa yang akan terjadi,

jika terlibat dengan orang penting?

Apa? Seharusnya kita hanya berharap

hasil lebih baik
dari pemimpin hebat seperti dia.

Tapi berharap kau bisa bersamanya
adalah kesalahan, sayang.

Kesalahan.

Kita rakyat kelas menengah.
Tidak ada yang tahu tentang kita.

Sekarang, seluruh dunia melihat kita.

Secara buruk.

Dia memungut denda dari kita
karena kita melakukan kesalahan.

Kini apa yang diperbuatnya?

Ayo. Jangan memperburuk.
Ini urusan pribadinya.

Dia bicara soal moral,
tapi ternyata dia penuh nafsu.

Bahkan memadu kasih di kantor.

Siaran berita terbaru.

Bharath mengundurkan diri dari posisinya
atas dasar moral

dan sudah menyerahkan
surat pengunduran diri ke Gubernur.

Gubernur langsung menyetujui
pengunduran dirinya.

Ada kabar, beberapa jam lagi,
pejabat politik senior,

dan pendiri Partai Navodaya,
Tuan Varadarajulu,

akan disumpah menjadi
Perdana Menteri baru.

- Saya...
- Saya, Varadaraju,

"bersumpah sepenuhnya taat dan setia
dengan hukum yang berlaku."

- Pak! Pak!
- Saya akan menjaga kedaulatan India.

Komentar tentang skenario politik.

Kau selalu enggan menjadi perdana menteri.

Mengapa sekarang berubah pikiran?

Kalian semua tahu jawabannya.

Entah ini keputusan baik atau buruk.

Tapi aku selalu merasa ada duri
di posisi perdana menteri.

Aku tak pernah berpikir untuk menerimanya.

Tapi ini harus, untuk kebaikan
negara dan masa depan partai.

Hello.

Aku terus menelepon Vassu,
tapi telepon mereka tidak berfungsi.

Rumahnya digembok.
Aku perlu bicara dengannya.

Keluarga Vassu pergi dari kota mereka.

Dia baru menelepon
dari stasiun kereta, Pak.

Hei, Perdana Menteri Bharath.

- Benar dia?
- Ya.

Mengapa dia di sini?

Vasumathi tidak melakukan kesalahan, Pak.

Mengapa kau pergi jika tidak bersalah?

Tapi akibatnya sangat besar, Pak.

Beruntung, kami hanya meninggalkan kota.

Vasumathi dan aku saling mencintai.

Aku tidak peduli apa kata dunia.

Aku ingin menikahinya dan pergi ke London.

Kami warga biasa, Pak.

Apa kata dunia tentang kami?

Dengan merestui kalian...

Aku tidak ingin rumor itu terbukti, Pak.

Kereta segera berangkat.

Kau harus turun, Pak.

Aku selalu bicara tentang tanggung jawab.

Kau harus tetap tertawa.

Di mana pun, berapa lama pun,
aku akan menunggu.

Aku datang untuk mengambil
dua buku milik Ayah.

Aku akan ke London minggu depan.

Aku hanya ingin kau tahu.

Aku tidak pernah membuatnya malu.

Aku selalu bekerja keras sepertinya,
untuk mewujudkan mimpi.

Kau telah melakukannya jauh lebih baik.

Ayahmu orang yang sangat baik.

Apakah rakyat senang atau tidak dengannya.

Entah sudah cukup atau belum untuk mereka.

Pikiran itu selalu mengganggunya.

Tapi sejak kau datang,

Hanya ada kesenangan yang terasa.

Aku datang untuk menjadi ibu untukmu.

Tapi, aku tahu aku tidak akan bisa
mengisi tempat itu.

Tapi, kau...

Kau ada di sana saat anakku
mengalami penderitaan...

kehilangan ayahnya.

Terima kasih.

Meski kau lebih muda dariku.
Kau selalu menganggap mereka keluarga.

Sekarang, mereka juga menganggapmu
keluarga mereka.

Benar, Pak.

Aku sudah bekerja untuk banyak orang,

tapi aku tidak pernah dekat dengan mereka.

Karena kau, anak kami mendapatkan
pendidikan yang bagus.

Saat mereka dewasa
dan masuk ke peradaban yang lebih baik,

kau harus di sana untuk membangunnya, Pak

BHARATH BERBICARA KE MEDIA
UNTUK PERTAMA KALINYA

SETELAH PENGUNDURAN DIRINYA

Pertemuan ini untuk apa?

Kenapa dia sangkal setelah jelas terbukti?

Dia datang.

Apa komentarmu tentang masalah
dengan Vasumathi?

Dia sering mengunjungimu?

Kau beri dia pekerjaan
agar bisa dekat dengannya?

Tunggu 10 menit, aku akan jawab
pertanyaan kalian.

Diam untuk 10 menit.

Masa jabatanku sebagai Perdana Menteri
adalah delapan bulan 13 hari.

Itu bukan waktu yang singkat.

Jika kau punya kekuasaan
selama delapan bulan.

kau tahu apa yang bisa aku lakukan?

Rakyat kita yang tidak mengikuti
peraturan lalu lintas

atau peraturan lain
dan berada di kehidupan yang kacau

bisa ditertibkan dengan mudah.

Kejayaan lampau dari sekolah negeri
yang siap ditutup

bisa dikembalikan.

Semua kontraktor, pejabat, dan dokter
kurang berkualitas dan tanggung jawab

mudah dikendalikan.

Kelemahan partai yang berkuasa,

pemimpin yang menetapkan hukum
untuk rakyat, bukan untuk mereka,

dan tidak bisa berhenti berbuat curang,
para penjahat ini...

Maaf.

Para penjahat bodoh ini...

Kau tahu cara membuat mereka takut?

Mudah.

Ketika mereka berkuasa,

mereka melupakan rakyat.

Pemimpin yang hidup
dengan mengancam rakyat...

harus diberi pelajaran.

Duka warga desa
yang tidak pernah terdengar

dapat terwujud tanpa timpang tindih.

Kekuatan demokrasi dapat diberikan

dengan mudah.

Aku kerap menanggapi hal-hal asing
dengan berkata, "Aku tidak tahu."

Tapi untuk pertama kali dalam hidupku,
dengan percaya diri aku bilang,

aku tahu!

Jika berkuasa selama delapan bulan
dan 13 hari mampu meraih ini,

bayangkan jika berkuasa
selama lima hingga 10 tahun,

berapa banyak yang bisa dicapai?

Aku tahu ini.

Aku tahu ini tidak berguna bagi kalian.

Yang penting bagi kalian
adalah masalah pribadiku.

Gadis itu bernama Vasumathi.

- Gadis di kantormu...
- Aku belum selesai!

Vasumathi hanya rakyat biasa.

Gadis yang baik.

Seperti putri-putri kalian.

Dia gadis normal yang bermimpi
menikahi pria baik-baik,

agar hidupnya bisa bahagia.

Aku menyukai Vasumathi
sejak pertama berjumpa.

Aku kehilangan ibuku waktu kecil,
dan hidupku terasa kosong.

Ketika Vasumathi hadir,
muncul semacam rasa

bahagia.

Bahkan,

saat dia di dekatku,
aku bekerja semakin giat.

Gadis yang sangat berarti bagiku.

Aku ingin menjaganya, tapi tak bisa.

Karena kalian semua!

Kalian memalukan!

Kalian semua!

Boleh aku tambahkan satu lagi?

Meski tahu aku menyukainya
dan ingin menikahinya,

dia tetap memanggilku bapak!

Walau aku menikahinya,
dia tetap melakukannya.

Itulah caranya menghormati posisiku.

Tapi kalian memanggilnya berbeda, bukan?

Di beranda, apa judulnya? Ya!

"Romansa di Beranda."
Ditulis oleh pria tua.

Entah apa kau punya putri, Pak.

Jika benar,

bisa kau tulis kisah hidupnya
dan suaminya saat di ranjang,

Shubodayam Subbarao?

Kau tulis itu dan cetak
dalam 200 koran berbeda

hanya untuk menaikkan rating.

Ini tentang dua nyawa, Pak.

Jika kau menghidupi keluargamu
dengan menyakiti orang lain,

makanan itu tidak akan menyehatkan.

Kalian habiskan tenaga kalian
untukku dan Vasumathi,

jika kalian fokus pada diri sendiri,

hidup kalian akan jauh lebih baik.

Tapi jika kalian tidak ingin berubah,

pemimpin yang kalian pilih
akan bersama kalian.

Kau bisa hidup dan mati sengsara.

Kini kalian boleh bertanya.

Terima kasih.

- Salam, Pak.
- Hei, Subba Reddy. Apa kabar?

Baik, Pak.

Siapa kalian? Ada apa?

Kami yang memilihmu, Pak.

Benarkah?

Kami yang membuatmu berkuasa,

tapi kami tidak dapat apa pun.

Hanya Bharath yang memberi,
tapi kami tidak berhak memilihnya.

- Kenapa?
- Karena kami yang berhak.

Kami ingin Bharath bukan yang lain.

Tanpa peduli perolehan suara
dan keuntungan,

dia bekerja keras membantu kami.

Ya!

Dia berjuang membangun kehidupan desa
agar setara dengan perkotaan.

Dia tidak korupsi sepertimu.

Kami tidak peduli caranya,

tapi cepat kembali ke Hyderabad
dan jadikan dia perdana menteri lagi.

Jika tidak, kami bersumpah pada leluhur,

kau tidak akan bisa kembali ke sini.

Jadikan Bharath perdana menteri!

Kenapa kalian adakan rapat mendadak?

Ada apa?

Kondisi pemerintahan semakin parah, Pak.

Rakyat ingin memilih perdana menteri
seperti mereka memilih kami.

Ya, Pak.

Jika kami hadir,

mereka akan bertanya
kenapa tidak memilih Bharath.

Apa kursi PM seperti kursi bus
yang bisa diduduki siapa saja?

Inilah yang mereka bicarakan.
Inilah pendapat rakyat, Pak.

Semuanya terlalu takut berkata
seperti itu di depanmu, Pak.

Untuk sementara ini, kau harus turun
dan kembalikan Bharath.

untuk menangani hal ini, Pak.

Meski sulit,

lebih cepat, lebih baik.

- Hai, Arvind.
- Halo, Pak.

Apa kabar? Duduk.

Kau percaya dan memberikan tugas
sangat penting padaku.

Tapi kelemahanku membuatmu rugi.

Kinerjaku yang buruk,
membuatmu kalah, Pak.

Aku ingin bertemu sejak awal,

tapi aku malu menghadapimu.

Keyakinanmu pada kami memotivasi aku
dan timku memulai penyelidikan sendiri.

Kami menemukan
jurnalis investigasi lepas, Mitra,

yang punya banyak informasi
tentang kasus ini.

Kini dia bersembunyi di desa terpencil
dekat Berhampur di Odissa.

Yang mengejutkan,

dia yakin ada sesuatu di balik
kematian ayahmu.

Pak, kau kenal pria ini?

- Rumah yang itu, Pak.
- Rumah itu? Baik.

Pak?

Bagaimana kau tahu aku di sini?

Pak.

Jurnalis investigasi senior

hidup bersembunyi. Kenapa?

Almarhum PM Sri Raghavaram,

ayahku, agaknya menemuimu

beberapa hari sebelum kematiannya
terkait sejumlah isu penting.

Setelah itu, kau menghilang.

Kenapa?

Kami mendengar tuduhan terkait

penggelapan aset oleh putra ketua Oposisi.

Tidak ada yang bertindak sejauh ini,

tidak ada yang menuntut.

Rasa penasaran membuatku
menyelidikinya sendiri.

Dia memiliki rekan
dalam mendapatkan properti ilegal.

Orang itu tidak lain adalah sahabatmu,
Nanajee, alias Tuan Varadarajulu.

Apa maksudmu?

Kau tahu yang kau bicarakan?

Maaf, Pak. Aku juga tidak percaya.

Tapi aku menggali lebih jauh.

Ternyata Nanajee telah terlibat
banyak aksi penggelapan.

Pejabat senior bekerja sama
dengan tokoh Oposisi senior

dan bersatu melakukan kejahatan.

Sulit dipahami, Pak.

Kombinasi unik dan mematikan.

Ini buktinya, Pak.

Kami menunggu tindakanmu, Pak.

Setelah pertemuan itu, dia tewas.

Tiba-tiba, tanpa pemeriksaan,
dan langsung dikremasi,

serba mencurigakan.

Aku bersembunyi
karena tidak aman lagi berada di sana.

Semua informasi dan bukti ada di sini.

Jika mereka bisa ke sini
mereka pasti mengikutimu.

Aku harus segera pergi.

Jika mereka tahu kita bertemu,
hidupmu dalam bahaya.

Hati-hati, Pak. Cepat pergi.

AMBULANS

Kita diikuti, Pak. Kita bisa selamat?
Jumlah mereka sangat banyak.

Lebih baik singkirkan mereka
daripada lari, Mukhtar.

LAYANAN AMBULANS J.P

Tabrak dia!

Pak, aku tidak tahu apa pun.

Biarkan aku pergi, Pak.

Aku akan bawa semua yang selamat
dan pergi dengan ambulans.

Baik, aku izinkan.

Tapi aku tahu kalian semua menanti
di banyak tempat.

Untuk berhenti dan bertarung,

aku ragu ada tempat sebaik ini.

Jadi, beri tahu mereka untuk datang.

Aku hadapi hingga malam,
dan pergi menemui orang yang menyuruhmu.

Kau adalah kehidupan kami.

Tidak akan kami biarkan
mereka menyentuhmu.

Di mana pun mereka...

pasti akan kami buru!

Silakan pergi, Pak.

PARTAI NAVODAYA

Aku tahu kau mengharapkan berita lain.

Kau telah kirim lebih dari 100 orang.

Tapi, ada ribuan orang melawan mereka.

Tanpa ampun sedikit pun untuk anak buahmu.

- Bharath, aku telah...
- Perbuatanmu tak mengejutkan.

Kau mengangkatku dengan motif tersembunyi.

Kau kira bisa mengaturku,

tapi aku membuatmu susah tidur,
mengabaikanmu dalam urusan negara.

Semua ini, semua yang kau lakukan padaku,

pasti ada alasannya.

Aku bisa paham.

Empat puluh lima tahun persahabatan.

Semua percaya Raghavaram dan Varadaraju
adalah satu.

Namun, itu tidak benar.

Mereka berbeda.

Katakan bahwa ikatan ini
pernah tulus dan bukan kebohongan

dan aku akan pergi sekarang juga.

Ayahmu yang menduga ini palsu.

Kami bercita-cita melayani rakyat
sejak kami muda.

Untuk itu, kami perlu berkuasa,
maka kami mendirikan partai.

Tapi, untuk mewujudkannya,
dibutuhkan uang.

Kau mungkin perlu melakukan kejahatan.

Untuk berkuasa, kau harus menghancurkan
satu pihak dan merangkul yang lain.

Tanpa peduli hal ini,
ayahmu mulai curiga padaku.

Dia ingin memenjarakanku.

Tidak boleh terjadi.

Aku sudah berusaha menemuimu
selama 40 hari.

Aku dengar kau menolak.

Empat puluh lima tahun persahabatan.

Apa kau tidak menyesal melawanku?

Seseorang datang
dan bercerita tentang aku,

tapi kau pura-pura tidak tahu.

Lalu, kau berencana menuntut
dan menangkapku.

Aku mungkin bajingan, tapi aku sahabatmu.

Apa kau akan memaafkan kesalahanku?

Politik macam apa ini?

Kau pikir kau berkuasa.

Namun, apa kau tidak tahu
bahwa seluruh hidupmu ada di tanganku?

Aku datang padamu untuk membela diri.

Tapi aku tahu kau tidak akan peduli.

Aku terpaksa melakukan ini.

Aku bertanggung jawab atas kondisi ini.

Aku tidak punya pilihan.

Sudah beberapa hari aku memasukkan
racun ke tubuhmu, bukan obat,

dengan bantuan dokter.

Agar kakimu lumpuh, lalu tangan

dan akhirnya mulutmu.

Hari ini aku tambah dosisnya
untuk membebaskanmu selamanya.

Waktumu habis, Raghava.

Jadilah lebih setia
di kehidupan selanjutnya.

Selamat tinggal.

Dia adalah sahabatku
sebelum menjadi ayahmu dan pemimpin.

Rasa sakit itu tidak tertahankan,
tapi aku tak punya pilihan.

Dengar,

kau mengalami banyak hal melebihi usiamu.

Kau pria cerdas.

Aku harap kau bisa memilih
mana yang baik dan buruk.

Kau bilang untuk berbuat baik,
harus punya kekuasaan.

Tapi kau juga bilang untuk berkuasa,
harus menjadi jahat.

Teori apa ini?

Kau pikir telah berhasil.

Sayangnya, kau bukan apa-apa.

Untuk menutupi kesalahan,
kau buat yang baru.

Untuk menutupnya, kau terus buat
kesalahan lain.

Kau melakukannya
sebelum aku tiba di pemakaman.

Kau buat banyak kesalahan tak termaafkan.

Semua menantimu dengan bukti lengkap.

Bharath!

Aku seperti ayah bagimu.

Jangan kau cemarkan namaku.

Aku akan mengangkatmu lagi!

Aku berhenti berpolitik selamanya.

Biarkan aku pergi.

Kau ingin aku sepertimu?

Hingga kini, kau masih belum mengenalku.

Hal pertama yang aku pikirkan saat itu,

adalah janji dan tanggung jawab.

Dunia harus tahu kebohonganmu.

Aku tahu akan sulit
mengungkap dirimu yang sebenarnya.

Dengan pengalamanmu,
kau bisa putuskan yang terbaik.

Kau harus jadi contoh generasi masa depan.

PARTAI NAVODAYA

Saya, Bharath,

bersumpah akan sepenuhnya taat dan setia

kepada konstitusi India
berdasarkan peraturan yang berlaku,

bahwa akan melindungi kedaulatan

dan integritas India

sebagai Perdana Menteri Andhra Pradesh.

Saya akan bekerja dengan dedikasi

dan kesadaran dalam menjalankan tugas

tanpa rasa takut

atau berpihak,

godaan dan niat buruk.

Saya akan mematuhi konstitusi dan hukum.

Saya bersumpah atas nama Tuhan.

TUJUAN PEMIMPIN SEJATI

ADALAH MEMBENTUK MASYARAKAT TANPA PEMIMPIN

Kau bilang rumor tentang aku dan Vasumathi
tidak boleh menjadi nyata.

Tapi kenyataan jangan dijadikan
kebohongan, Pak.

Kami datang untuk meminta Vasumathi
untuk putra kami.

Dibandingkan aku,
kalian lebih mengenalnya.

Tidak ada yang lebih beruntung
dari Vasumathi.

Perjalanan menuju desamu

adalah perjalanan paling sulit
dalam hidupku.

Setiap detik, aku merindukanmu.

Ini sari favoritku.

Pakailah, dan ayo pergi.

Pak.

Dengan dana bantuan desa
dan tanpa bantuan pemimpin,

atau pejabat, kami telah membuat danau.

Nanti, jika kalian bisa datang melihat,

kami sangat senang, Pak.