All language subtitles for dear.future.chldren.(2021.480p.webrip.x264

Pemerintah Cile
mulai menghadapi tekanan ekstrem,

sementara aksi protes jalanan
yang rusuh tidak kunjung mereda.

Para pemrotes bentrok dengan polisi
di banyak tempat di ibu kota Santiago.

Protes itu melebar menjadi
gerakan massa melawan ketimpangan.

Kekerasan polisi terhadap
para pemrotes begitu parah

sehingga PBB
menyatakan keprihatinan.

Kalau kau berbohong
kepada kaum muda,

kau akan mendapat jawaban kami
di jalanan.

Kami sudah sangat lelah,

tapi bukan lelah karena turun ke jalan
untuk protes,

kami lelah dibohongi terus.

Kaum muda mengambil sikap

ketika mereka berbaris
memprotes perubahan iklim.

Aku merasa perlu melakukan ini

karena jarang-jarang di Uganda
orang seusiaku

memperjuangkan tuntutan mereka.

Aksi di Hong Kong dilawan dengan
polisi antihuru-hara dan gas air mata.

Para pemrotes mendemo pemerintah
di pusat-pusat perbelanjaan,

menyerukan reformasi demokratis dan
menuntut otonomi kota dipertahankan.

Saya pikir saya takkan bisa kembali
ke hidup saya yang lama.

Sejak ini dimulai,
kami mengemban tanggang jawab,

jadi kami tidak bisa kembali.

Churro tradisional!
Masih panas!

Ini aneh, sebab aku sebenarnya
merasakan ikatan dengan kota asalku,

dan Santiago memang kota asalku.

Tapi sekadar membayangkan kelak
membesarkan anak-anakku di sini

rasanya aneh,

sebab aku tidak mau
anak-anakku terpapar

oleh begitu banyaknya masalah
yang ada di sini sekarang.

Aku ingin peluang mereka
lebih banyak dibandingkan aku.

Halo! Apa kabar?

Baik, dan kau sendiri?
- Baik, karena kau temanku.

Dan karena aku mau beli minuman.
- Oke.

Partai-partai sosialis
sudah berkumpul di lapangan, ya?

Ya, di sana, di dekat rumahku!

Kalian, anak muda,
yang harus...

Kalian anak muda yang harus melihat
apa yang sebenarnya terjadi,

karena masanya orang-orang tua
sudah berlalu sekarang.

Benar, orang-orang tua takkan berubah.
- Tidak, tidak akan.

Tidak akan, itu benar.

Jadi, begitulah...

Ya, begitulah. Terima kasih!

Sampai ketemu!
- Hati-hati!

Sampai ketemu!
- Kalian yang harus ubah dunia!

Ya, dunia!

Betul sekali!
Sampai ketemu!

Aku suka daerah tempat tinggalku
sebab aku bisa lihat

banyak budaya berbeda,

orang Venezuela,
Kolombia,

dan aku sangat suka itu.

Waktu aku masih sekolah,
aku tidak pernah ketemu orang tuaku,

sebab mereka selalu sibuk bekerja.

Jadi aku dibesarkan oleh nenekku,
yang juga masih bekerja,

walaupun umurnya sudah 70 tahun,

sebab uang pensiun di sini
begitu rendah

dan biaya hidup begitu tinggi

sehingga kami tidak bisa hidup
kalau tidak bekerja.

Cile dianggap salah satu
negara terkaya di Amerika Latin.

Tapi kami, kelas pekerja,
tidak mendapat apa-apa.

Kami satu-satunya negara di dunia
tempat air diswastakan.

Pendidikan diswastakan,
layanan kesehatan diswastakan,

dan sistem pensiun pun
cenderung menguntungkan kaum berada.

Kami menghadapi ketimpangan besar.

Gaji minta ampun rendahnya,
uang pensiun minta ampun rendahnya,

tapi biaya hidup
terus bertambah tinggi.

Tapi masalah terbesar
adalah konstitusi kami,

yang merupakan alasan utama
di balik layanan kesehatan yang payah,

uang pensiun yang memalukan, dan
ketimpangan yang besar di masyarakat.

Konstitusi kami
disusun di bawah Pinochet,

seorang diktator yang sangat brutal.

Kami bertanya sendiri,
bagaimana mungkin itu masih berlaku?

Semua grafiti ini menceritakan kisah

dan menunjukkan hal-hal nyata,

yang memang terjadi,
yang tidak bisa kami lupakan.

Foto ini sangat bermakna

karena...

inilah awal mula semuanya.

Di mana semuanya mulai bergulir,

seperti ini, dengan membuat kegaduhan,

dan para perempuan ini melakukannya
dengan panci,

sendok kayu,

ini sangat bermakna bagi kami,

sungguh.

Saya masih ingat sekali hari itu,

yaitu Jumat, 18 Oktober.

Pemerintah menaikkan lagi
harga tiket metro

sehingga kaum buruh dan orang miskin
harus membayar lebih banyak

untuk hidup sehari-hari mereka.

Setelah ketimpangan puluhan tahun,
itu sudah batasnya.

Orang-orang naik pitam

dan menyuruh semua orang
tidak membayar tiket.

Saya ingat saya lagi naik bus.

Saya melihat keadaan di jalanan
dan saya pikir, wah,

ini ada sesuatu yang berbeda.

Saya ingat bahwa saya
sudah di dekat rumah

dan di satu jalan ada begitu banyak
orang yang melakukan ini.

Dan sekarang rakyat
bangkit dan berjuang

dengan suara membahana,
berseru: "maju!"

Rakyat yang bersatu
takkan pernah kalah,

rakyat yang bersatu...

Dan semua teman-teman dan saya,

kami menyadari bahwa
ini baru awalnya.

Joshua, bagi sedikit.

Ayolah, Joshua.

Bukan, aku minta dibagi oleh Joshua.
Lihat, aku dapat dari Joshua.

Berada di tengah keluarga
memberiku harapan,

terutama di saat-saat
aku sedang murung.

Mereka memberiku motivasi,
karena aku tidak mau mereka

mengalami apa yang kualami
waktu aku tumbuh besar.

Jadi, mereka membuatku termotivasi.

Satu dua tiga dan lompat!

Satu dua tiga dan lompat!

Jangan injak batu itu!

Satu dua tiga dan lompat!

Aku tumbuh besar di distrik Wakiso

di kota kecil bernama Kyengera.

Sebagian besar masa kanak-kanak
kuhabiskan bersama ayahku.

Aku jarang bersama ibuku
waktu aku masih kecil.

Hilda anak yang sangat bersemangat,

yang mengerjakan semuanya serba cepat.

Dia selalu minta oleh-oleh

kalau saya pergi bekerja.

Permen atau sebangsanya.

Dia senang sekali jajanan manis.

Setiap kali saya pergi,
dia bilang:

"Mami,
minta uang permen."

Akhirnya dia dipanggil "Sweetie".

Orang tuaku punya kebun

tempat kami beternak sapi
dan hewan lain

seperti kambing, babi, ayam,

kebunnya luas sekali,

dan waktu itu
mereka masih petani...

Tapi akibat dampak
perubahan iklim,

tanaman mereka menjadi kering
karena tidak ada hujan.

Kadang-kadang ada hujan deras

yang menghanyutkan semua tanaman.

Suhu yang semakin naik membuat
sungai dan sumur mengering,

padahal itu sumber air
untuk ternak kami.

Orang tuaku
terpaksa menjual seluruh tanah kami

supaya punya uang
agar kami bisa makan,

bisa bertahan,
bisa melunasi segala biaya.

Keadaan semakin buruk
dari tahun ke tahun.

Ratusan orang tewas akibat banjir.

Terlalu banyak keluarga
kehilangan rumah mereka,

termasuk keluargaku.

Aku ingat suatu ketika
aku tidak bisa sekolah,

karena orang tuaku kehabisan uang

dan aku terpaksa diam di rumah
selama empat bulan.

Situasinya buruk sekali
dan sejak itu

kupikir aku bisa berbuat sesuatu
untuk mengubah seluruh situasi ini.

Waktu itu aku belum tahu

bahwa efek-efek yang kami hadapi
disebabkan oleh perubahan iklim.

Masa lalu Uganda itu gemilang.

Mereka yang ada di sana dulu
bisa menyebutnya mutiara Afrika,

tapi aku rasa
kalau mereka kembali sekarang,

mereka tidak lagi
bisa menyebutnya begitu.

Radio 98.0 UBC - Inspirasi Uganda.

Sore yang indah
di studio sini

dan hari yang baik
untuk membahas beragam isu

yang memengaruhi kaum muda di Uganda.
Di sini, di program "Muda dan Cerdas".

Saya Laureen
dan hari ini

studio kita kedatangan tim
dari Fridays for Future Uganda.

Halo, selamat datang.
- Terima kasih.

Dingin sekali!

Nama saya Nakaybuye Hilda Flavia,
saya aktivis iklim

dan saya mahasiswa
di Kampala International University.

Usia saya 22 tahun

dan saya sedang kuliah S1

di bidang manajemen pengadaan
dan rantai pasokan.

Jadi, kenapa iklim?

Kita bisa saja menyoroti hal lain,

misalnya, soal anak perempuan,

atau soal pelecehan seksual.

Kenapa iklim?

Saya memilih iklim karena

itu sesuatu yang berdampak
terhadap kita semua.

Kalau kita membahas soal
anak perempuan atau pelecehan

kita membahas satu gender saja

padahal di dunia ada dua gender.

Jadi, perubahan iklim
berdampak terhadap kita semua,

tidak peduli umur,
tidak peduli besar-kecil,

tidak peduli gender,
tidak peduli status.

Ini sesuatu yang berkaitan
dengan kita semua.

Saya mau bertanya:

Kenapa anak muda perlu tahu
tentang Fridays for Change?

Bagaimana mereka bisa diyakinkan?

Pesan saya kepada anak muda...

Saya akan mulai dengan pertanyaan:

Kepada semua anak muda
yang sedang mendengarkan saya,

saya mau mengajukan
satu pertanyaan saja untuk kalian.

Untuk apa kalian belajar
sedangkan masa depan tidak jelas?

Kami belum berhasil mencapai

apa pun.

Belum satu pun
dari kelima tuntutan kami terpenuhi.

Warga Hong Kong tambah minyak!
- Tambah minyak!

Bebaskan Hong Kong!

Revolusi zaman kita!
- Bebaskan Hong Kong!

Revolusi zaman kita!
- Bebaskan Hong Kong!

Aku lahir dan besar di Hong Kong

dan dari dulu
tinggal di sisi Kowloon.

Aku merasa betul-betul di rumah
di kota asalku ini.

Aku merasa punya ikatan
dengan Hong Kong,

karena aku tinggal di sini
sepanjang hidupku.

Semua temanku ada di sini

dan orang tuaku
semuanya di Hong Kong.

Jadi,

sebenarnya aku
tidak punya tempat lain

yang bisa kusebut rumah.

Ada banyak orang
yang berdiri di belakang.

Saya mau tanya...

Apakah kita orang Hong Kong
bersatu dalam demo ini?

Ya!

Hati saya pedih
setiap kali saya memikirkan ini...

Saya sampai tidak bisa tidur.

Kenapa anak-anak muda ini
menyambut peluru untuk kita?

Banyak yang tanya, kenapa saya
menjadi relawan tim medis.

Saya bilang, saya berutang budi
kepada anak muda sekarang.

Lima tahun lalu,
apa hasil Gerakan Payung?

Tidak ada sama sekali.

Sejak 1997, kita saksikan
masyarakat dirusak pelan-pelan.

Apakah kita bertindak?
Tidak, kita diam saja.

Sebagai orang dewasa,
saya menyesal dan malu.

Tanyalah hati nurani kalian!
Apakah kalian tidak malu?

Melihat anak remaja dipukuli...
bagaimana perasaan kalian?

Kalian sedih?

Ya!

Mereka membela kita.

Kalau ketemu, katakan 'terima kasih',
atau peluk atau salami mereka.

Tindakan seperti itu
pasti dihargai.

Terima kasih!

Warga Hong Kong!
- Tambah minyak!

Warga Hong Kong!
- Tambah minyak!

Saat melihat para aktivis
di sekelilingku,

aku menyadari
masih ada harapan di kota ini,

karena yang utama di sebuah kota
adalah ruang dan manusia.

Tanpa kedua elemen ini
takkan ada kota.

Orang-orang tetap kompak
sampai sekarang, tiga bulan kemudian.

Tidak terpikir olehku untuk pindah

dari Hong Kong,
atau pergi ke tempat lain,

karena aku merasakan ikatan
antara diriku dan Hong Kong.

Sukses memang penting
dalam sebuah protes dan gerakan,

tapi kupikir cinta dan kepedulian
terhadap kota asal kita

jauh lebih penting
daripada sukses.

Sekarang warga Hong Kong
yang akan mengelola Hong Kong.

Itulah janjinya

dan itulah
takdir yang tidak tergoyahkan.

Bertahun-tahun lalu,
kota asalku Hong Kong

dikembalikan oleh Inggris
kepada Cina, di tahun 1997,

dengan janji
satu negara, dua sistem.

Kami semua dibesarkan
dengan nilai-nilai demokratis,

dengan kebebasan berbicara
dengan kebebasan pers,

tapi belakangan ini,

Cina berusaha sekuat tenaga
untuk menjadikan Hong Kong

seperti kota Cina lainnya.

"ANGKUTAN UMUM
MENGKHIANATI WARGA HONG KONG"

Kediktatoran
dengan propaganda sendiri

dan tembok api besar
seperti di Cina

sama sekali tidak sesuai
dengan nilai-nilai kami.

Jadi, inilah
hal terpenting bagi kami,

karena kami tidak ingin kediktatoran.

Bagaimana pun,
itu yang dijanjikan kepada kami.

Mereka mungkin pikir

bahwa kami bagian dari mereka,
bahwa mereka memiliki kami,

tapi saya bukan dari Cina,

saya orang Hong Kong.

Mundur!

Mundur!

Saya mulai ikut protes
tanggal 9 Juni,

karena tanggal 12 Juni adalah hari
di mana kepala eksekutif kami,

Carrie Lam, akan mengajukan rancangan
undang-undang ekstradisi ke Cina,

yang sesungguhnya mengurangi
kebebasan kami di Hong Kong.

"Tarik RUU"

"CARRIE LAM MUNDUR"

Apakah Anda selaku pemimpin Hong Kong
mempunyai otonomi

untuk memutuskan penarikan rancangan
undang-undang itu. Ya atau tidak?

Ataukah ini sesuatu yang
juga harus disetujui oleh Beijing?

Pertanyaan ini sudah pernah dijawab
pada kesempatan lain.

Anda berulang kali
berkelit dari pertanyaan itu.

Pertama-tama,
seperti yang kita semua dengar

dari juru bicara
Kantor Urusan Hong Kong dan Makau,

pemerintah pusat tetap berkeyakinan

bahwa saya sebagai pemerintah
SAR Hong Kong,

bersama pihak kepolisian,

bahwa kami tetap mampu
mengatasi krisis ini.

Ini jawaban untuk pertanyaan pertama.
- Apakah Anda memiliki otonomi...

untuk menarik RUU ekstradisi?
- Hal kedua yang mau saya angkat ...

Bisa tolong jawab pertanyaan ini?
- ... terkait dengan

berbagai tuntutan yang kita dengar.

Kami mempertimbangkan semua faktor

dan mendapatkan tanggapan
yang telah kami uji coba berkali-kali

selama dua bulan terakhir.

Terima kasih banyak.
- Apakah Anda memiliki otonomi

untuk menarik RUU ekstradisi?

Pertanyaan Anda sudah dijawab.

Anda belum menjawab pertanyaan itu,
Anda hanya berkelit.

Ribuan orang di pusat kota Hong Kong
baru saja mengakhiri rapat akbar

untuk menentang rencana undang-undang
yang kontroversial.

Amandemen itu memungkinkan Beijing
melarikan warga Hong Kong ke Cina

atas segala tuduhan kejahatan,
termasuk yang mungkin dibuat-buat.

Para pengecam khawatir
bahwa RUU itu akan memudahkan

kontrol Beijing
atas wilayah tersebut.

Anda menyaksikan siaran langsung
dari Hong Kong.

Mereka berdemonstrasi
menentang rancangan undang-undang

yang mengizinkan ekstradisi
ke Cina daratan.

Kita ketahui bahwa
aksi kekerasan pecah sore tadi,

ketika terjadi bentrokan
antara polisi dan para demonstran.

Aku melihat orang terluka

atau ditangkap dan ditahan.

Ini selalu mengingatkanku
untuk lebih berhati-hati dan waspada.

Aku sendiri
memang khawatir ditahan,

tapi bukan dalam arti
"oh, aku harus masuk penjara

selama bertahun-tahun
dan aku kehilangan kebebasanku."

Ini bukan soal itu,

tapi sekarang terutama soal
bagaimana polisi akan menggebuki kita

selama 48 jam
masa penahanan legal.

Itulah bagian yang
sangat menakutkan bagiku.

Aku akan selalu dihantui
mimpi buruk tentang militer,

dan polisi dan sebagainya.

Sudah agak lama
mereka tidak muncul dalam mimpiku,

tapi tempo hari
aku sempat bermimpi aneh,

hampir seperti apokalips zombi,

tapi pada akhirnya ada militer.

Rasanya, aku akan pilih zombi...

Kalau aku ke suatu tempat
dan di sana ada militer,

aku akan bilang, aku pilih zombi
daripada militer.

Aku ngeri, karena lariku pelan.

Kalau sampai harus lari, aku takkan
sanggup, soalnya aku lamban.

Rakyat, rakyat...

Rakyat, di mana kalian?

Kami turun ke jalan,
demi martabat kami!

Kurasa kaum muda dan kelas pekerja
tidak bisa diabaikan begitu saja.

Suatu saat ini akan berbalik.

Abaikan kelas pekerja,

dan seluruh kota
akan turun ke jalan.

Tanggal 25 Oktober 2019,

ada protes besar di Santiago,

dengan 1,2 juta orang.

Kami menuntut reformasi sosial
dan masyarakat yang lebih adil.

Kami mengira suara kami akan didengar.

Alih-alih melakukan sesuatu

yang akan memperbaiki
situasi kelas pekerja,

presiden miliarder kami

mengumumkan Cile sedang berperang,

pada dasarnya
melawan warganya sendiri.

Kita sedang berperang!

Melawan musuh yang ganas
dan keras hati,

yang tidak menghormati
apa pun dan siapa pun,

yang tega melakukan kekerasan
dan kejahatan tanpa batas,

meskipun itu berarti
orang akan kehilangan nyawa,

yang siap
membakar rumah sakit kita,

stasiun metro
dan toko swalayan kita,

dengan satu-satunya tujuan
menciptakan kerusakan sebesar mungkin

untuk semua orang Cile.

Mereka berperang melawan
semua orang Cile berhati mulia,

yang ingin hidup demokratis,
bebas dan damai.

Kami semua takut,

kami semua takut bahwa polisi
akan menangkap kami suatu hari,

dan khususnya aku, aku sangat takut
mereka tahu namaku,

alamatku, dan siapa keluarga
dan teman-temanku.

Jadi penting sekali
untuk menjaga kerahasiaannya.

Sebagian besar temanku
dan beberapa anggota keluargaku

tidak tahu peranku
di garis depan,

dan kukira lebih baik
mereka tidak tahu...

Tapi aku tetap merasa
bahwa aku membohongi mereka.

Misalnya saja, di daftar kontak
di ponselku aku memberi tanda khusus

untuk semua orang
yang tahu aku di garis depan.

Dulu, waktu aku kuliah di UK,

teman-temanku memaksaku
menonton banyak film James Bond,

jadi kutambahkan J.B.
di depan nama semua orang

yang tahu aku di garis depan.

Aku juga punya kalender Google
untuk mengatur hidup keduaku,

jadi aku terbantu untuk mengingat

semua kebohonganku
agar tidak membuat kesalahan.

Menjalani kehidupan ganda ini
benar-benar melelahkan.

Aku tidak mau berbohong terus
kepada teman-temanku,

tapi aku tidak punya pilihan,

dan aku tidak mau
terus begini untuk selamanya.

Ada banyak plastik

dan polietilena,

ini seperti aliran sungai plastik.

Aku sedih melihat bahwa apa yang
kita sebut keindahan atau alam

ternyata

merupakan sesuatu yang buruk,
yang akan membunuh kita sebentar lagi.

Tapi ada orang yang tidak peduli.

Kami datang sebagai warga
untuk membersihkannya

dan tetap saja

ada orang yang membuang plastik,
bahkan waktu kami sedang memungutnya.

Sudah pernah melihat hal seperti ini?

Tidak di Uganda.

Tidak di Uganda?

Sekarang ada di sini,
di pekarangan belakangmu.

Dulu ini sungai
yang sangat bagus,

dan kalau kau bicara
dengan mantan tetangga di sini,

kami biasa kemari dan berenang.

Anak-anak kecil
biasa kemari dan berenang.

Waktu kami berenang di sekolah,
di tepi sungai

kami nyanyikan lagu-lagu budaya
untuk sungai ini,

sungai kami yang indah.

Dan aku masih ingat lagu itu
dan aku suka sekali.

Tapi waktu kami tumbuh besar...

Ada hal-hal yang diterima orang apa adanya,
jadi seperti tidak perlu kita pikirkan?

Pelan tapi pasti
sungai ini mulai lenyap.

Sebagian besar waktuku
dalam gerakan ini terpakai

untuk membangun kesadaran iklim
secara besar-besaran

karena perubahan iklim
tidak diajarkan di sekolah

sehingga orang tidak paham

ketika kami pertama mengajak mereka
bicara tentang perubahan iklim.

Jadi perlu ada diskusi berulang kali
agar mereka paham.

Terutama orang-orang tua
merasa telah menjalani hidup mereka

dan selebihnya itu tugas kami,
generasi berikutnya.

Aku juga pindah dari kelas
tempat saya belajar,

dan aku sempat berbicara
dengan profesorku,

dan waktu kusinggung
soal perubahan iklim

dia bersikap sangat negatif

dan menjawab
bahwa perubahan iklim itu tidak ada.

Dia bilang, perubahan iklim itu
rencana Tuhan

dan tidak ada
yang bisa kulakukan.

Ini soal lingkungan hidup.

Dengarkan perempuan muda ini!

Kalau kalian bandingkan
apa yang dia lakukan

dan apa yang kalian lakukan,

ada perbedaan besar.

Dia juga menyayangi masyarakat.

Perempuan muda ini datang untuk
bersihkan Sungai Mpanga untuk kalian.

Bagaimana perasaan kalian? Enak?

Tidak ada ruginya kalian bersihkan
tempat kalian berada.

Saya minta kalian berbuat
yang terbaik untuk lingkungan hidup.

Kalau kalian melestarikan sungai ini,

anak cucu kalian tetap akan
menemukannya di sini di masa depan.

Sadrach!

Kau tahu di bawah rumput ini

ada plastik?

Setiap kali kami angkat sesuatu,
di bawahnya botol bekas melulu.

Ada ribuan.

Ketakutanku yang terbesar

adalah kalau pemerintah,

dan organisasi korporat
dan perorangan tidak bertindak

untuk mencari solusi
untuk krisis iklim ini,

aku khawatir masa depan yang
kuusahakan sekarang takkan pernah ada,

karena tidak ada yang bergerak.

Dengan bicara positif,

kukira bahwa setiap kali,

walaupun kami lemah
dan berada di pihak yang kalah,

itu kesempatan agar lain kali
kami tampil lebih baik;

agar kami belajar
apa yang harus kami perbaiki,

atau apa yang lain kali harus
dimanfaatkan dengan lebih baik,

peralatan seperti apa
yang harus kami siapkan.

Menurutku, hal terburuk
kalau kita di pihak yang kalah

adalah setiap kali
kita di garis depan,

kita melihat orang ditangkap,

lalu malamnya kita pulang
dan bertanya "kenapa bukan aku?",

atau "kenapa aku tidak melawan polisi

sehingga bisa menyelamatkan
orang itu dari tangan polisi?"

Itu bagian yang terberat.

Di hadapan polisi,
kita menjadi takut,

tapi kita juga harus
membuat keputusan,

"oh, aku bisa coba
selamatkan orang itu.

Aku bisa coba tidak lari

dan meraih tangan orang itu,
lalu lari bersama

dan mungkin mencegah dia ditangkap."

Tidak ada benar atau salah,

sebab secara naluri
kita melindungi diri sendiri,

tapi kita juga merasa bersalah

kalau tahu ada peluang 1% saja
untuk menyelamatkan seseorang,

walaupun kita tidak kenal
orang itu.

Yang kusuka tentang Hong Kong
dan protes di sini

adalah bahwa banyak anak muda
begitu inovatif

dan mereka gunakan kebisaan mereka
untuk mendukung protes

dan memperbaiki situasi
untuk orang-orang di sini.

Sepanjang protes,
semua orang bilang "jadilah air".

Sebagai pembuat peta, aku tidak bisa
menyuruh orang ke tempat tertentu,

tapi aku bisa menandai
tempat yang aman didatangi

dan aku rasa itu yang terpenting
untuk semua sekarang,

terutama karena mungkin ada warga
yang terjebak di tempat konflik,

karena kita tidak bisa tahu
di mana konflik akan pecah.

Kami berharap peta ini
bisa memberi informasi

untuk orang yang ingin tetap aman.

Suatu hari semua pemrotes

digiring ke
New Town Plaza in Sha Tin.

Mereka diarahkan ke stasiun MTR,
ke dalam mal oleh polisi.

Intinya, semua pemrotes
dikumpulkan di Sha Tin,

lalu disergap dan dipukuli.

Kami heran,
kenapa ini bisa terjadi?

Kenapa mereka terperangkap?

Termasuk orang yang mau lari,
yang mau menghindari konflik.

Jadi kami putuskan membuat peta,
agar semua bisa melihat posisi polisi,

posisi para pemrotes,

untuk memastikan
ada jalur untuk lari.

Peta dimutakhirkan terus menerus

jadi orang bisa tahu
di mana ada polisi,

di mana banyak pemrotes,
di mana jalan ditutup,

bahkan seperti apa
situasi angkutan umum.

Informasi ini berguna
untuk masyarakat umum,

tapi juga berguna
untuk mereka yang di garis depan,

untuk tahu jalur untuk lari,

untuk tahu posisi polisi,

mana tempat yang tidak aman,
mana yang perlu dihindari.

Kami juga dapat umpan balik
dari tim-tim pertolongan pertama.

Mereka berterima kasih bahwa kami
mencantumkan posisi para pemrotes,

juga karena kami mengindikasikan
jumlah pemrotes di berbagai tempat

sehingga mereka tahu di mana harus
mendirikan pos pertolongan pertama,

pos pasokan, pos istirahat,
dan sebagainya.

Bir dingin!

Tetap tenang!
Lindungi diri kalian!

Apa?

Lindungi diri kalian!
Aku bawa helm.

Ada teman kerja yang bertanya:

"Kau tidak takut di garis depan?"

Aku langsung jawab, tidak,

aku suka berada di sana,

sebab kita mengubah ketakutan
jadi sesuatu yang berbeda.

Itu ada lagi!

Polisi di tempat demo
seharusnya melindungi kami,

tapi mereka malah sebaliknya.

Mereka kerahkan segenap kekuatan
terhadap kami.

Mereka main tembak wajah.

Mereka semprotkan air
dengan meriam air ini

tanpa memedulikan kami.

Mereka masa bodoh orang terluka
karena air mereka yang beracun.

Mereka masa bodoh
ada yang terlindas truk mereka.

Mereka lemparkan granat gas
yang membuat mata pedih,

semuanya pedih.

Mereka kelihatan baik-baik,
seperti tanpa dosa.

Ini yang terjadi di Cile!

Persetan kau, Piñera!
Pakai otak!

Aku tidak pernah melihat
orang tewas di Plaza de la Dignidad,

tapi aku tidak jauh
waktu Abel Acuña meninggal.

Beri tempat!

Dia tidak bisa nafas!

Dia tidak bisa nafas,
Bangsat!

Stop lempar gas air mata,
Bangsat!

Bangsat!

Ambulans datang!

Ambulans!

Taruh dia di tandu!

Keparat kau!

Ada yang sekarat di sini,
Bangsat!

Ayo, jalan! Jalan!

Bangsat!

Jahanam!

Persetan kalian!

Kusumpahi kalian biar mampus!

Mampus kalian!

Hari Senin, kejaksaan
akan menerima laporan medis

tentang penyebab kematian Abel Acuña.

Korban ke-22 sejak
gelombang protes dimulai,

yang tewas setelah menderita
gagal nafas di Lapangan Italia.

Seorang petugas medis terluka
terkena peluru...

Ini semakin buruk.

Tim medis mengeluh
tidak bisa menjalankan tugas

dan ada juga anggota tim medis
yang terdampak langsung

oleh tindakan polisi!
Ini sangat serius!

Kami pikir situasi ini
tidak boleh terjadi lagi!

Masuklah!
- Terima kasih. Boleh?

Permisi.

Halo. Permisi.

Saya mau tunjukkan foto dia
selagi kecil.

Bapak punya foto dia waktu kecil?

Waktu dia masih bocah...

Ini pasti acara tarian di sekolah.

Ini waktu dia masih kecil,

di sini dia sudah lebih besar.
Ah, ini dia.

Ini putra Bapak yang satu lagi?
- Ya, Elías.

Di sini dia sudah remaja?
- Ya, kira-kira 13, 14 tahun...

Kami selalu mengambil foto dia.

Tolong oper rotinya.

Oh, tidak usah,
saya minum teh saja.

Jangan, makanlah roti sepotong.
- Baiklah, terima kasih.

Itu trik kaum perempuan.
- Apa itu?

Semua perempuan.
- Bilang tidak?

Ya. "Silakan dimakan."

"Tidak usah, tapi kalau dipaksa..."
- Oh begitu, baiklah.

Dan nantinya...
- Benar, nantinya saya pasti lapar.

Terima kasih.

Kemarin saya melihat video
di ponsel seseorang,

dan saya lihat bagaimana polisi
secara ilegal membawa dua anak

yang sejak itu mendekam di penjara
selama dua bulan.

Mereka dituduh bawa bom molotov,
dibilang bertudung...

Dan dalam video terlihat 2 anak
yang tidak bertudung.

Ransel mereka digeledah,
dan tidak ditemukan apa-apa.

Mereka dituduh bawa bom molotov,
memakai tudung, merusak, dsb.

Mereka dua bulan di penjara
karena ikut dalam protes.

Masalahnya,
kita serba tidak terlindung,

dan makin hari makin menjadi.

Waktu kami menyadari
apa yang terjadi,

semuanya baru mulai.

Tapi bukannya bertambah baik...

Malah semakin buruk.
- Malah semakin buruk.

Dan kehilangan ini takkan berkurang,
tapi akan ada selamanya.

Itulah. Saya tidak tahu...

Saya benar-benar malu,

tapi saya tidak bisa bayangkan
bagaimana rasanya...

sungguh...

Waktu itu Jumat ketiga,
dia tidak pergi setiap hari,

dia pergi pada Jumat ketiga,

dengan dua koleganya.

Dan saya berkata:
"Jangan, kau tidak boleh pergi!"

"Mami," katanya,
"aku hanya sebentar saja".

Dia keluar kantor pukul 6.30 sore
dan tiba pukul 7.

Dia mau pulang pukul 8
sebelum keadaan memburuk.

Ya, setelah gelap
polisi menggila.

Lalu saya telepon dia:
"Pulanglah, Abel."

"Ya, Mami, aku pulang sekarang."

Ini keterlaluan.

Yang paling memilukan

adalah bahwa dokter
di rumah sakit Posta Central bilang

andai ambulansnya dibiarkan lewat,
dia takkan meninggal.

Ambulans yang dikirim itu

adalah yang paling canggih,
dengan peralatan terbaik...

Kita bisa lihat video
ambulansnya di sana...

Semua peralatannya basah,
jadi tidak berfungsi.

Dia tidak bisa ditangani
dalam kondisi seperti itu.

Saya diberi tahu dokter
bahwa seharusnya dia tidak meninggal.

Dokter itu bilang:
"Dengan ambulans yang kami kirim,

seharusnya dia tidak meninggal."

Ada banyak anggota
tim medis yang membantu,

dan mereka pun ditembaki.

Ya, mereka juga ditembaki.

Kita begitu tidak berdaya
sampai bertanya... bagaimana mungkin?

Ya.

Itu sebabnya, kalau saya di sana,

orang tua saya pasti khawatir,

tapi saya di sana juga untuk mereka,
seumur hidup mereka susah...

Setiap keluarga Cile
ada di perahu yang sama.

Asal tahu, waktu dia dibunuh,
separuh hidup saya ikut mati.

Saya bisa bayangkan.

Separuh lagi untuk putra saya
satu lagi, kalau tidak, entahlah...

Saya bisa bayangkan,
kepedihannya tidak ada habisnya.

Ibu saya juga bilang begitu,
jadi saya bisa bayangkan, karena...

Hati saya remuk melihat foto itu.

Dia kelihatan begitu tampan.

Banyak dari mereka
mempertaruhkan nyawa

untuk mendukung protes.

Melihat semua orang yang tewas ini
membuat saya sangat sedih.

Soalnya tidak ada
pertanggungjawaban sama sekali.

Tidak ada yang mengambil
tanggung jawab atas kematian mereka.

Tidak ada keadilan,

jadi saya semakin geram.

Saya sungguh tidak mau
jadi wajah berikut di dinding ini.

Bebaskan Hong Kong!
- Revolusi zaman kita!

Bebaskan Hong Kong!
- Revolusi zaman kita!

Lima tuntutan!
- Tidak kurang satu pun!

Lima tuntutan!
- Tidak kurang satu pun!

Menurutku, di garis depan
kita harus berpikiran jernih,

kita harus tenang,

tapi sekaligus tetap waspada.

Kita harus menilai keadaan
dengan mata sendiri,

bukan sekadar percaya
omongan orang di sekitar kita.

Juga, kita harus
siap ditangkap sewaktu-waktu,

atau siap terluka.

Di luar protes ini

ada banyak kejadian yang kualami
selama tiga bulan terakhir.

Aku punya pacar yang sangat kusukai.
Kami putus.

Kukira kalau protes ini
tidak pernah terjadi,

atau kalau aku tidak menganggapnya
sebagai tanggung jawabku,

kami pasti masih bersama.

Sebenarnya lebih menyedihkan kalau
perjuangan kita akhirnya sia-sia.

Aku selalu bilang,

kalau kita ikut protes,
ikut dalam sebuah gerakan

atau dalam situasi sekarang,

hubungan pribadi seperti
sebaiknya ditinggalkan saja,

biar kita bisa fokus
ke masyarakat,

yang lebih penting
dari apa pun.

Aku tidak pernah menangis

waktu protes,
aku tidak pernah menangis di lapangan.

Kadang aku menangis setelah pulang,
setelah melihat berita sedih,

tapi pada hari aku digebuki,

waktu aku sempat merasa
akan ditangkap,

ada sekitar tiga puluh detik
sampai satu menit

di mana aku merasa
tidak sanggup lagi.

Yang terpikir olehku hanya

"Kemungkinan ini terakhir kali

aku memprotes dengan bebas."

Aku tambah percaya diri
untuk mendesak

karena banyak sekali orang
berkata bahwa aku mengilhami mereka

dan ini membuatku terus mendesak,

sebab aku takut gagal.

Aku takut kalau aku berhenti,

aku tidak berhasil melakukan apa-apa.

Aku bisa saja berhenti
seperti orang-orang lain.

Tapi berhubung
aku sudah kepalang maju,

aku harus cukup kuat
untuk maju sampai tuntas.

Kadang aku bertanya sendiri

apakah aku orang yang tepat
untuk memimpin gerakan ini,

dan kadang aku merasa

seharusnya mungkin orang lain
yang melakukan yang kulakukan ini,

karena aku terpaksa mengubah hidupku

demi kerjaku sebagai aktivis.

Aku juga kehilangan beberapa kawan

karena waktuku terbatas
untuk menemani mereka.

Aku merasa kurang
ada waktu orang tuaku

dan aku berharap
bisa lebih sering bersama mereka,

tapi...

acara di luar negeri selalu
menimbulkan konflik batin.

Tadi pagi kuterima undangan

ke sebuah konferensi iklim dunia
di Kopenhagen.

Itu dahsyat untukku.

Aku belum sadar betul,

tapi aku rasa itu bisa
benar-benar mengubah hidupku.

Menjadi aktivis itu
menuntut komitmen

dan pengorbanan,

tapi aku masih bimbang
apakah akan ada hasilnya.

Apakah orang benar-benar
akan mendengarkanku.

Tapi undangan ini juga memicu
konflik besar dalam diriku.

Aku tidak biasa
bepergian ke luar negeri

dan aku takkan bertemu keluargaku
untuk waktu yang sangat lama.

Itu tidak mudah untukku.

Saya kaget dia mampu melakukan
hal seperti tanpa bantuan,

seakan-akan sekarang dia yang
mengajari saya bagaimana seharusnya.

Saya sangat bangga Hilda
aktif dalam kegiatan seperti itu,

yang bisa bermanfaat
untuk seluruh negeri.

Yang kaulakukan itu bagus.

Tapi yang kutakutkan adalah...

Bahwa kita akan dibunuh?

Bahwa kita akan dibunuh.

Aku juga khawatir

tentang orang-orang
yang mengundangmu keluar negeri.

Khawatir aku hilang.

Aku tidak kenal
orang-orang yang mengundangmu.

Aku heran,
bagaimana mereka bisa tahu tentangmu?

Berada di garis depan
membawa banyak risiko.

Banyak orang kehilangan mata
akibat tindakan polisi.

Polisi menembakkan peluru karet
langsung ke wajah mereka.

Aku selalu berharap
ini tidak terjadi denganku.

Ini catatan khusus
tentang protes kami,

yaitu bahwa ke-400 orang itu
kehilangan mata

di Dignidad sini,
di Plaza de la Dignidad.

Tempat ini berlumuran darah
dan juga membagi Santiago.

Ini adalah perbatasan antara
Santiago yang kaya dan yang miskin,

dan kupikir ini simbol
perpecahan di negeri kami.

Peluru karet masih bersarang
di mata perempuan ini,

dan fotonya sangat membekas sekali.

Kelihatan jelas dia kehilangan mata.

Apa yang paling kutakutkan soal protes
bisa dilihat di sini.

Lebih dari 400 orang
terkena peluru karet di wajah

dan kehilangan sebelah mata.

Kami selalu berkata, "Di sini martabatmu
harus ditukar dengan satu matamu."

Kau sempat kenal Abel?

Tidak, tapi aku datang
ke pemakamannya.

Acaranya formal,
sangat suram.

Kusembunyikan air mataku.
Belum pernah aku melihat...

Pada hari Jumat ketika Abel tewas

aku seharusnya ketemu ayahku,

karena ayahku juga selalu di sana.

Semangat protes kudapat dari dia.

Dan kami berencana ketemu.

Aku ingat dia meneleponku satu jam
lebih lama dari seharusnya.

Hari apa itu?
- Hari ketika Abel tewas.

Dan dia bilang "Ayah kena tembak."

Petugas polisi itu
menembak dari jarak begitu dekat

sehingga peluru karetnya
menembus otot pahanya.

Bagaimana dia? Ada infeksi?

Pelurunya bersarang dalam sekali,
seperti bola.

Oh, itu gawat.
Lalu badannya mulai menolak.

Ya. Dia disuruh
tunggu sedikit lagi,

sampai reaksi penolakan makin kuat,
lalu dia bisa dioperasi.

Operasinya akan ditangani

oleh orang-orang dari 'The Chile'
yang melakukan operasi gratis.

Begitu. Dan ini semacam rahasia?
- Agak diam-diam.

Ya, memang begitu...

Memang, di samping harus pergi
ke tempat seperti Lo Prado.

Sistem layanan kesehatan masyarakat
tidak berfungsi seperti seharusnya.

Ada kriminalisasi korban.

Waktu aku tiba di rumah sakit,
aku takkan lupa, perempuan itu bilang:

"Kau kenapa?"

Saya jawab:
"Kena peluru karet polisi."

"Kau yakin?
Bagaimana kau tahu?"

Yang benar sajalah!
Aku butuh pertolongan pertama,

mataku lagi berdarah,
tapi malah diinterogasi.

"Kau kenapa?"

Aku bilang "Apa perlu saksi 7 orang?
Aku punya 8, kalau mau."

Lalu dia terdiam, seperti:
"Oh, oke."

Coba bayangkan!

Ini tabung gas air mata,

yang mereka lempar ke arah kami.

Ini yang biasa mereka pakai.

200 orang pertama yang menjadi buta
terluka karena ini.

Waktu ini terjadi padaku,

dan aku mengalami agresi polisi,
aku sering bertanya sendiri.

Kupikir, mungkin aku yang
kurang hati-hati, tapi bukan itu.

Aku hanya lewat.
Tidak ada protes,

karena lagi Tahun Baru.

Kesalahanku hanya lewat
di depan mereka dengan kameraku.

Kukira mereka takkan berbuat apa-apa.

Aku percaya mereka,
dan sekarang lihat ini...

Ini mengerikan.

KTT Wali Kota Dunia C40
sedang berlangsung di Kopenhagen.

Pembahasan mencakup langkah-langkah
penanggulangan dampak perubahan iklim.

Politisi terkemuka akan bertemu
aktivis muda dari seluruh dunia.

Aku agak bingung harus bilang apa.

Apakah ada
yang ingin kaukatakan?

Misalnya, pengalamanmu di sini
selama KTT,

yang ingin kausampaikan
kepada dunia?

Ya.

Apa yang ingin kausampaikan?

Banyak sekali.

Apa saja yang menurutmu
sangat penting?

Kukira kita sudah bercerita banyak
tentang tuntutan kita

dan kurang banyak
tentang inspirasi kita,

atau tentang realitas
yang ada di komunitas kita.

Ini mungkin cara untuk
menginspirasi agar untuk bertindak,

bukan dengan mendesak mereka
secara langsung,

tapi dengan mengubah
pola pikir mereka.

Itu bagus sekali.

Ini penting, juga untukmu,

apa yang ingin kausampaikan?

Kurasa...

aku, dan kita semua,
sudah terlalu banyak bicara

tentang apa yang terjadi,

dan kukira lebih baik
kita bertindak saja

dan berhenti berbicara,

sebab...

setiap kali sehabis pidato

orang-orang bilang

"Oh, kau menginspirasi kami",

selalu saja inspirasi, inspirasi,

dan rasanya tidak ada yang berubah.

Ya, inspirasi,
dan setelah itu kita pulang

dan di atas tempat tidur
kita tetap ragu-ragu,

dan segala inspirasi itu
kita biarkan saja.

Kurasa hari ini
seharusnya berbeda,

seharusnya aku bicara
tentang aku.

Bendera kita berkibar tertiup angin

Menyanjung kemenangan yang gemilang

Puja-puji untuk tanah air kita

Berbaris
menuju kesejahteraan mulai sekarang

Ode untuk tanah air kita

Berbaris
menuju kesejahteraan mulai sekarang

Cina selamanya!

Kita mulai dengan
berita terkini dari Beijing

di mana parlemen Cina
kabarnya

mengesahkan undang-undang nasional
yang kontroversial untuk Hong Kong.

Para kritikus khawatir Beijing semakin
mengontrol wilayah semi-otonom itu.

Undang-undang keamanan baru
di Hong Kong langsung ditegakkan

dengan rangkaian penangkapan
dan pengerahan polisi besar-besaran.

Ini berdampak bukan kepada
warga Hong Kong saja,

tetapi kepada setiap orang
di seluruh dunia.

Jika Anda mengatakan hal buruk
tentang Cina dan Hong Kong,

dari kacamata
undang-undang keamanan nasional ini,

Anda mungkin melakukan kejahatan.

Oleh banyak warga Hong Kong,
hari ini dianggap hari yang suram.

Undang-Undang keamanan Hong Kong
dirumuskan diam-diam di Cina.

Undang-undang ini
mengharuskan protes diakhiri

dan semua bentuk perlawanan
menjadi ilegal.

Aku tidak pernah keluar,
dan tidak ketemu siapa pun,

karena aku ingin tetap normal

dan tidak mencurigakan.

Aku selalu takut.

Aku takut sekali ada orang

yang mungkin membuntutiku
atau mengawasiku.

Salah satu teman karibku
dijuluki "Air Hitam".

Dia selalu bersamaku
di tempat protes.

Dia sangat berani
dan selalu melindungiku.

Kami makan malam bersama dan membahas
berita dan undang-undang keamanan.

Dia bilang,
dia sangat khawatir,

dan dia kelihatan capek sekali

dan dia bilang
dia tidak bisa tidur.

Keesokan hari dia ditangkap.

Belum pernah aku merasa
begitu tidak berdaya.

Aku terpukul sekali,
terutama karena...

aku tidak bisa ketemu dia lagi.
Aku tidak bisa menyapa dia lagi.

Tidak hari ini, tidak besok,

tidak minggu depan, bulan depan, tapi

selama sepuluh tahun.

Seorang sahabat kirim pesan segera
setelah Beijing mengesahkan UU itu,

dan dia tulis,

"Oke, tamatlah sudah.

Semua yang kita lakukan
sia-sia sekarang".

Dua hari setelah itu

dia bunuh diri.

Aku tidak tahu
apa yang akan terjadi setelah ini.

Mungkin usahaku kurang keras,

atau kami gagal menemukan cara tepat
untuk menyampaikan tuntutan,

tapi aku juga tidak tahu

apakah ada cara lain
untuk menghentikan mereka.

Keyakinanku mengenai apa
yang sedang kami perjuangkan

belum runtuh,

tapi...

kurasa ketakutanku

lebih besar dari keyakinanku sekarang.

Kurasa ketakutan itu senjata
terkuat mereka untuk melawan kami.

Kadang aku pikir
apakah lebih baik menyerah saja?

Aku berjuang begitu lama
dan mengerahkan segalanya,

kadang aku bertanya sendiri,

apakah lebih baik
menerima saja kediktatoran itu?

Mungkin aku takkan takut lagi.

Mungkin aku bisa tidur lagi,

kalau aku tidak peduli lagi
tentang kotaku.

Hai polisi,
hidupmu kacau

membantai orang itu yang kau mau

si miskin kaubunuh dengan keji

si kaya selalu kaulindungi

Ayo semua!

Nanti kan terbukti

pelurumu berbalik ke diri

Nanti kan terbukti

pelurumu berbalik ke diri

Nanti kan terbukti

pelurumu berbalik ke diri

Yang paling penting
mungkin yang ini.

Aku bikin bersamaan dengan ayahku.

Dia ditato di dadanya,

dan kurasa ini melambangkan

seluruh hubungan kami.

Perasaan kami masih sama.

"Bersatu Kita Teguh,
Bercerai Kita Runtuh"

Aku sangat berterima kasih
kepada ayahku

karena aku bisa kuliah

dan menjalani hidup
seperti sekarang.

Sekadar membayangkan
kehilangan dia

adalah momen terburuk
dalam hidupku.

Dia yang membuatku jadi
perempuan seperti ini hari ini.

Aku semalaman
menyiapkan pidatoku

dan sekarang aku tidak sabar
menyampaikannya kepada orang-orang.

Aku agak waswas
bagaimana penerimaan orang nanti,

setelah aku selesai,

tapi aku juga berharap
mereka akan bergerak

dan wawasan mereka
akan terbuka untuk bertindak.

Terima kasih.

Saya Hilda

dan saya pendiri
Fridays for Future di Uganda.

Saya berhalangan kuliah sekarang,

sama seperti saya berhalangan
selama enam minggu terakhir

untuk membangun kesadaran iklim.

Ini tidak aneh sebab
saya pernah 3 bulan tidak sekolah

karena dampak perubahan iklim

yang menimpa keluarga saya
dan komunitas saya,

dan ayah saya tidak mampu
membayar uang sekolah.

Saya termasuk korban
krisis iklim ini

dan saya tidak malu mengatakannya.

Setelah desa saya terdampak parah
oleh perubahan iklim,

oleh hujan deras,
angin kencang

yang menghanyutkan tanaman kami
dan meninggalkan tanah tandus,

oleh kekeringan berkepanjangan
yang membuat sungai berhenti mengalir,

orang tua saya terpaksa menjual tanah
dan ternak kami demi menyambung hidup,

dan setelah uang itu habis,

kami menghadapi situasi
hidup atau mati.

Saya beruntung masih hidup

dan saya akan...

Lanjutkanlah.

Saya beruntung masih hidup

dan saya tidak akan
menyia-nyiakan kesempatan ini,

karena setiap hari
ada orang yang meninggal.

Saya bertekad melindungi satu-satunya
tempat yang saya sebut Bumi

dan saya berdampingan
dengan sesama aktivis muda

di seluruh dunia
untuk melindungi masa depan kami.

Melalui perjuangan
dan pengorbanan tanpa akhir,

kami terus mendesak maju
karena ini masa depan kami.

Kami adalah generasi
orang-orang yang takut,

tapi sangat ambisius,

sangat kompak, sangat gigih,
dan sangat jago bertindak.

Tempat tidur Anda mungkin nyaman
sekarang, tapi tidak lama lagi.

Segera Anda akan merasakan panas
seperti yang kami rasakan sehari-hari.

Tapi yakinlah bahwa anak-anak muda
dari belahan dunia lain

berjuang demi
masa depan yang aman untuk Anda,

dan untuk kita semua,
dan mereka takkan menyerah.

Mari kita pulang dari KTT ini
dengan beraksi.

Terima kasih.

Hilda.
Kau membuatku menangis.

Kau membuatku menangis.

Aku malu.

Aku malu bahwa kami tidak mampu

menghadapi mereka
yang merundung kami.

Tidak ada pengaruhnya
apakah kita cerdas dan inovatif,

sering turun ke jalan,

menyampaikan tuntutan kami
kepada dunia,

sekarang, pada akhirnya,
kami tetap sendiri.

Semua yang kami lakukan
sia-sia belaka.

Aku belajar bahwa aktivisme
memengaruhi setiap bagian hidupku.

Ada malam-malam tanpa tidur,
banyak pengorbanan dan pergulatan,

karena hanya segelintir orang
yang mau mendengarkan,

dan sungguh berat
untuk tidak menyerah.

Tahun-tahun terakhir
telah mengubah hidupku.

Aku belum tahu
apakah ada gunanya,

tapi aku akan kerahkan segala daya
agar ada gunanya.

Kenangan akan semua pertempuran,
mereka yang terluka,

pengorbanan orang-orang,

itu memberiku semangat.

Ada bara di dalam diriku.

Aku akan melakukan apa pun
untuk masa depan lebih baik.

Ini utangku kepada ayahku,

ini utangku kepada anak-anakku kelak.

Kami sudah begitu sering kalah,

kali ini kami tidak boleh kalah lagi.

Kami tidak mempertaruhkan masa depan
dengan memprotes di jalan.

Tidak turun ke jalan
dan tidak mengangkat suara,

itulah yang lebih membahayakan
masa depan kami.

Generasi kamilah
yang bisa mengubah jalannya sejarah.