All language subtitles for The.Karate.Kid.Part.III.1989.ALL.BluRay

Tidak ada rasa takut di dojo ini, bukan?

Tidak, Sensei!

Tidak ada rasa sakit di dojo ini, bukan?

Tidak, Sensei!

Tidak ada kekalahan di dojo ini, bukan?

Tidak, Sensei!

Tidak ada rasa takut di dojo ini, bukan?

Tidak, Sensei!

Tidak ada rasa sakit di dojo ini, bukan?

Tidak, Sensei!

Tidak ada kekalahan di dojo ini, bukan?

Tidak, Sensei!

Bersiaplah!

THE KARATE KID

Kita tak dilatih untuk belas kasihan.
Itu hanya untuk yang lemah.

Di sini, di jalanan, di kompetisi,

jika ada yang melawanmu, ia musuhmu.

Musuh tidak boleh diberi ampun.

Ada masalah apa, Tn. Lawrence?

Murid-murid, kita kedatangan tamu.

Kudengar kau menyerang
salah satu muridku semalam.

Sepertinya faktanya salah.

Suruh muridmu ke matras,
atau kau dan aku punya masalah besar.

Dojo-mu mendapat terlalu banyak
keuntungan.

Sebutkan tempatnya.

Turnamen.

Gerakan bagus!

Waktu habis.

Pergi ke Sensei-mu. Balik badan. Berlutut.

Hei, Johnny, kau lembek sekali!

Sapu kakinya.

Kau punya masalah dengan itu?

Tidak, Sensei!

Tidak ada ampun.

Peringatan untuk kontak ilegal
pada lutut.

- Johnny, selesaikan!
- Siap.

Jangan beri ampun! Angkat tinjumu, Johnny!

Habisi dia!

Juaranya!

- Siapa pecundangnya sekarang?
- Kau sungguh gila.

Bagaimana rasanya menjadi juara kedua?

- Ayolah, ia tak bisa bernapas.
- Urus saja masalahmu sendiri.

- Kau bisa membunuhnya.
- Sensei, kumohon.

Kau menyakitinya.
Ia menyesal. Ia benar-benar menyesal.

Lepaskan dia.

Enyahlah, Pecundang, atau kau berikutnya.

Pengampunan hanya untuk yang lemah.

Kita tidak dilatih
untuk mengenal belas kasihan.

Jika ada yang melawanmu, ia musuhmu.

Musuh tidak boleh diberi ampun.

Ayo, Daniel-san. Saatnya pulang.

Kau bisa saja membunuhnya, bukan?

Mengapa tak kau lakukan?

Karena, Daniel-san, untuk orang
tanpa rasa maaf di hatinya,

hidup itu adalah hukuman yang lebih buruk
dari kematian.

KAPTEN JOHN KREESE, TENTARA AS
1970-'72 JUARA KARATE

Sensei Kreese, ini Pat Johnson

dari Turnamen All-Valley
menghubungi lagi.

Kami turut prihatin
kau kehilangan murid-muridmu.

Kurasa Cobra Kai takkan ikut
turnamen tahun ini.

Seperti yang kau tahu, kami melakukan
permintaan pembayaran,

tapi, karena tak ada respons darimu,
kami tak punya pilihan

selain mengeluarkan Cobra Kai
dari keanggotaan kami.

Jika ada pertanyaan, hubungi aku.
Semoga harimu menyenangkan.

Tuan Kreese, ini Pacific Bell.

Ini panggilan terakhir
menyangkut tagihanmu,

jika kau tak segera membayar...

Tuan Kreese, selamat pagi.

Ini sebuah kejutan. Mau minum kopi?

- Di mana bosmu?
- Ia di atas.

Terima kasih.

Ayo!

Tendangan putaranmu terputus-putus.

Johnny!

Ini benar-benar kejutan.

Ya!

Ada apa ini? Kau pindah ke sini?

Ini "Aku menyerah".
Aku datang untuk berpamitan.

- Ini kunci dojo-nya.
- Apa?

Aku akan membayar sewanya
setelah aku mampu.

Persetan dengan sewanya. Kau pikir
kubeli tempat itu untuk sewa? Itu untukmu.

- Tuan Silver?
- Apa?

Kesepakatan plutonium.

Johnny, setiap bisnis
pasti ada naik turunnya.

Sepuluh tahun lalu,
nuklir dianggap sebagai limbah.

Kau bisa buang di mana saja.
Kini semua menjadi detektif.

Beruntung jika aku bisa berbisnis
sekali setahun tanpa didakwa.

- Terima kasih.
- Ayo. Kita cari udara segar.

Sudah sembilan bulan
sejak terakhir aku memiliki murid.

Hei, kau tak mendengarkanku.

Ayo, sadarlah.

Aku tak bisa.

Aku pailit dan tak bisa ke mana-mana.

Kau salah.

Kau akan ke Tahiti. Sekarang.

Baiklah, aku sudah cukup mendengarnya.
Aku sudah memutuskan.

Keparat ini. Siapa namanya? Miyagi.
Juga anak berandalan itu.

Aku akan membalas mereka
atas perbuatannya.

Mereka membuatmu menderita,
jadi, aku akan membuat mereka menderita.

Saat mereka sudah cukup menderita,
aku mulai membuat mereka sakit.

Dengar, Terry,
kau tak perlu melakukan itu.

Tak perlu?
Aku ingin. Ini belum selesai.

Kita Cobra Kai.

Ayo, katakan. Cobra Kai...

Katakan! Cobra Kai...

Tak pernah mati.

Sudah pasti. Aku berutang kepadamu.

- Kau tak berutang apa pun kepadaku.
- Omong kosong. Tak berutang?

Bagaimana dengan Vietnam?
Berapa kali kau menyelamatkanku?

Entahlah.

Aku tak menghitung.

Pergilah dari sini.

Semoga perjalananmu menyenangkan, Kapten.

Zona putih hanya untuk memuat

dan menurunkan penumpang saja.

Kabut!

Rasanya seperti rumah, ya, Tn. Miyagi?

Daniel-san,
mengapa ibu tak di sini untuk menemuimu?

- Kau memberitahukan nomor penerbanganmu?
- Aku memberitahukan penerbangannya.

Aku hanya salah memberitahukan hari.
Kubilang kita datang besok.

- Ia suka kejutan.
- Semoga saja begitu.

Kita gunakan taksi ke apartemen.

Saatnya Miyagi kembali bekerja.

Saluran 106, Los Angeles.
Besarkan suaranya!

Apa yang kalian lakukan
di taksiku?

Kami baru datang dari bandara.

- Kukira itu taksi yang kupesan.
- Apa yang terjadi di sini?

Kelihatannya seperti apa? Kemajuan.

Aku ada pesan untukmu dari ibumu.

Bukankah sudah kubilang
orang itu akan menjual tempat ini?

Bukankah sudah kubilang
kau akan segera kehilangan pekerjaan?

- Kau tak mau dengar.
- Apa pesannya?

- Pesan apa?
- Pesan dari ibuku.

Ia bilang telepon dia
dari rumah Paman Louie.

Jangan khawatir, Ny. LaRusso.

Tidak, kamar Daniel-san sudah selesai.

Aku akan menjaganya.

Kau jaga Paman Louie saja.

Mungkin aku di sini beberapa bulan.

Pria usia 70 tahun terkena emfisema
bukanlah lelucon.

Kau yakin tak keberatan
ia tinggal bersamamu?

Tidak, aku tak keberatan.
Dengan senang hati.

Tn. Miyagi, terima kasih.

Sama-sama. Sampai jumpa.

Kemari, Daniel-san.

Ibumu baik.

Ya?
Kau yakin tak butuh aku di sana?

Tidak. Kau tinggal dengan Tn. Miyagi
dan mulai kuliah.

Aku tak percaya ini, anak kuliah.

Kapan pendaftarannya?

Selasa ini.
Kelasnya dimulai Kamis.

Kapan Kumiko datang?

Ia... Ia tak datang.

Ia mendapat pekerjaan bagus
di perusahaan tari di Tokyo.

Kurasa ia tak bisa menolaknya.

Sayang.

- Kau kecewa, ya?
- Ya.

Ya, tapi itulah kehidupan, kurasa.

Aku bisa bertahan.

Kau bisa lebih dari sekedar bertahan.

Aku pergi dulu, ya?

Dengar. Paman Louie titip salam,
dan aku mencintaimu.

Baiklah, salam untuk Paman Louie.
Aku juga mencintaimu. Dah.

Maple kecilnya masih di sana.
Aku akan ambilkan.

Tidak, aku saja.

Tuan Miyagi, kau baik-baik saja?

Hanya mengingat-ingat.

Pasti ada banyak kenangan di sini
untukmu, ya?

Jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang?

Entah.

Kau pernah berpikir
untuk membuka toko bonsai?

Ya, Daniel-san.

Di mimpiku.

Masa pensiunku.

Ya, lalu ini kau sebut apa?

Kusebut saatnya pergi.

Kau tahu, aku memikirkan
tentang ide membuka toko bonsai.

Kau sudah punya stoknya.
Seberapa sulit kira-kira?

Tak terlalu sulit, Daniel-san,

jika Miyagi punya uang untuk sewa,
deposit.

Renovasi.

Tapi, sejak kami membangun rumah
untuk Yukiei di Okinawa,

persediaan uang kami amat terbatas.

Persediaan?

Kita punya persediaan.

Terima kasih, Daniel-san,
tapi, bukan itu uangnya.

Kelihatannya seperti uang.

Baunya seperti uang. Lumayan, bukan?

- Cium baunya.
- Baunya seperti kuliah.

Aku tahu, Tn. Miyagi,
tapi, aku punya ide hebat.

Daniel-san... Tak perlu ide.

Diskusi selesai.

Ya, bagaimana dengan mimpimu?

Tuan Miyagi, jangan tersinggung
jika kau ketinggalan kereta kali ini,

mungkin takkan ada kereta lagi
dalam waktu yang lama.

Kalau begitu, Miyagi naik bus saja.

INVESTASI PERUMAHAN KOMERSIL

Balas dendam? Tentu saja kau mau balas.
Siapa yang tidak? Aku akan dapatkan.

Hari kau turun dari pesawat itu?
Kau adalah pengurus dojo terbesar

di kota ini.

Apa maksudmu?
Apa yang kau bicarakan?

Aku membeli 20 lokasi hari ini.
Milikmu 100 persen.

Kau kembali, Kawan.
Lebih besar dan lebih hebat.

Kau baik sekali. Itu hebat.

Bagaimana dengan dua orang berengsek itu?

Dua orang berengsek itu akan mendapatkan
100 persen waktuku mulai sekarang.

Jadi, bersabarlah.
Aku akan mengurusnya.

Jika aku sudah selesai dengan bocah itu,
ia akan memohon agar aku menjadi gurunya.

Kau tahu apa yang akan ia pelajari
dariku?

Rasa sakit di seluruh tubuhnya

dan rasa sakit di pikirannya.

Lalu ini yang paling penting.
Ia akan berterimakasih kepadaku.

Bagaimana dengan pria tua itu?

Aku akan menyakitinya melalui anak itu.

Saat anak itu masuk ke arena
untuk mempertahankan gelarnya,

aku akan membuatnya berpikir
ia tak terkalahkan.

Lalu ia akan mengetahui
apa arti dari rasa sakit dan takut.

Di depan ribuan orang.

Kau tahu dari mana ia mau bertanding?

Ia akan bertanding. Jangan khawatir.
Kau bersenang-senang saja.

Tolong cubit Mimona dan temannya
dariku.

Kau tahu dari mana soal Mimona?

Aku tahu.

Ada lagi yang kau inginkan?

Ya.

Buat buku-buku jarinya berdarah.

Hei. Hei, aku suka itu!

Aku suka itu, Johnny!
Aku akan gunakan itu!

Aku akan bekerja sepenuhnya
untuk urusan ini sekarang.

Bagus sekali, Pak.

Tidak, ini terlalu bagus.
Aku harus terlihat miskin.

Ini tak buruk. Rapikan kerahnya.
Buat aku terlihat rendah hati.

- Tentang panggilan Borneo, Pak?
- Itu yang terakhir.

Untuk beberapa minggu ke depan,
urusanku hanyalah balas dendam.

Semua siap, Pak.

Baiklah.
Coba lihat apa yang kau punya untukku.

Menggemaskan, tapi salah.

Tak punya karakter.

Sebuah truk.

Ya.

- Ya, aku suka. Pastikan menyala.
- Ya, Pak.

- Di mana majalah yang kupesan?
- Di sini, Pak.

- Semoga malammu menyenangkan, Pak.
- Terima kasih, Margaret.

"Bocah Karate Tangguh."

"Mike Barnes."

Sempurna.

Tuan Miyagi, aku sudah pulang.

Daniel-san, kau datang
di waktu yang tepat.

Hei, bagaimana memancingnya?

Kita akan segera tahu.

Bagaimana hari pertama di kampus?

Kampus?

Kampus.

Kampus itu...

Kau tahu seperti apa kampus, Tn. Miyagi.

Aku tidak pergi ke sana hari ini.

- Apa?
- Tuan Miyagi,

semoga semua impianmu menjadi nyata.

- Apa ini?
- Hanya ada satu cara untuk tahu.

Baiklah, akan kukatakan.
Itu diploma kuliahku.

- Apa?
- Aku hanya bergurau.

Daniel-san, kau punya selera humor.

Sewa.

Untuk toko bonsai barumu.
Selamat.

- Uang keamanan sebulan, sewa dua bulan?
- Ya.

Dengan sisa uang yang pas
untuk renovasi.

Daniel-san, terima kasih banyak, tapi...
Aku tak bisa menerimanya.

Tapi, itu impianmu, Tn. Miyagi.
Mengapa tidak?

Karena uang ini
bukan untuk impian Miyagi.

Ini untuk kuliah.

Ya, aku tahu.
Dengarkan aku sebentar.

Aku tahu diriku.
Aku tak bisa terus kursus.

Aku bisa bosan.
Jika itu terjadi, lupakan saja.

Kau mengerti? Selamat tinggal kampus.

Aku bersekolah sejak usia lima tahun.
Aku butuh istirahat.

- Entahlah.
- Ya, aku tahu.

- Kemarilah, ikut aku sebentar.
- Ke mana?

- Ikut aku.
- Bagaimana dengan ikannya?

Ikannya akan baik-baik saja.
Ia takkan ke mana-mana, sudah mati.

Inilah momennya!

Kau kini menyeberang
ke sisi trek yang benar.

Apa itu?

Peluang yang ada.
Di depan. Tepat di sana.

Ini impianmu yang menjadi nyata,
ada banyak parkir gratis.

- Di sini, Tn. Miyagi.
- Di tempat ini?

Tempat ini, pastinya.
Tunggu sampai kau mendekat.

Jadi, ini kesempatan seumur hidup, 'kan?

Aku tahu,
kau mencemaskan area ini.

Tapi, tuan tanahnya bilang
lingkungan ini akan ramai.

Aku juga percaya kepadanya.
Kita ada di lantai dasar.

Lihat ada apa,
toko keramik di seberang jalan.

Mungkin kita bisa membuat kesepakatan.
Membuat pot untuk bonsai.

Tunggu sampai kau tiba di dalam.
Ini hebat sekali.

Ini pasti hebat sekali!

Hei, masuklah. Masuklah.

Tn. Miyagi,

selamat datang di impianmu.

Jangan kecewa dengan ini.
Penampilan bisa menipu.

Kita harus memikirkan potensinya.
Potensinya, ya?

Kau lihat semua barang ini?
Semua di sini?

Ini milikmu. Semuanya.

Semua milikmu. Kau bisa menggunakannya.
Ini kayu bagus.

Ini bahan bagus.
Kita bisa membuat rak.

Lalu di belakang sini,
ini pasti tempat yang bagus,

di atas sini,
bisa untuk memamerkan bonsai.

Semua pohon pinus itu?
Kita bisa buat beberapa tingkat.

Kemungkinannya tak terbatas.
Tak terbatas. Ini, pegang sewanya.

Di sini. Kupikir, ini bisa menjadi
tempat bekerja yang bagus.

Lalu di sini kita bisa membuat
rumah sakit bonsai.

Jika pohonnya sakit.
Kita merawatnya.

Aku pun bekerja tanpa upah.

Aku terpikir sebuah nama.

Bagaimana dengan ini,
"Pohon Kecil Tuan Miyagi".

Sederhana, lugas, mudah diingat.

Memang belum terlihat,
tapi, tempat ini tambang emas.

Aku tahu kau pasti bisa, Tn. Miyagi.
Jika ada yang bisa, kaulah orangnya.

Apa? Apa yang kulakukan?
Apakah aku melupakan sesuatu?

Apa yang kulewatkan?

Namamu di sewanya, di sebelah namaku.

Rekan.

Rekan? Rekan!

Ya! Tn. Miyagi,
ini pasti akan hebat sekali!

Sama-sama.

Apa?

Jangan bohong kepadaku.

Apa maksudmu,
kau tak bisa membuangnya di Borneo?

Memangnya orang Borneo tahu
apa itu limbah klorida?

Lakukan saja.

Lakukan!

Hubungi aku bila sudah dibuang.
Sampai mana kita, Margaret?

"Kesimpulannya,
aku menolak penawaran finalmu."

"Jika kau lanjutkan, aku akan tuntut
perusahaanmu dengan sesuai."

Salam untuk Lorna dan anak-anak.
Salam hormat.

Ya.

Bagus. Suruh ia masuk. Apa lagi?

Dewan Juri.
Apa yang akan kau lakukan terhadap mereka?

Sogok mereka, seperti biasa.

Tuan Silver!

Tenanglah, Margaret.

- Siapa jaksa di kasus ini?
- Tuan Cole.

Bagus. Undang Willie makan malam
hari Selasa.

Pastikan kita menyajikan kesukaannya,
salmon.

- Baiklah.
- Tuan Silver?

Kau pasti Mike Barnes.
Selamat datang di LA.

Terima kasih sudah mengundangku,
Tn. Silver.

Milos, panggil yang lain.

Tempat ini intens.

Anggap saja rumah.

Terima kasih.

Snake, Dennis,

Mike Barnes.

Dennis akan mengurus latihanmu.
Snake mengurus yang lainnya.

Jika kau mau menjadi jahat,
Snake adalah orang yang tepat. Benar?

Kau tahu itu.

Kau akan mendapat uang mingguan
dan mobil. Ada pertanyaan?

Di telepon, kau bilang jika aku datang
dan mengalahkan

LaRusso di turnamen,

kau akan berikan 25 persen
kepemilikan di dojo-mu?

Menurutku itu lebih dari dermawan.

Tapi, aku memikirkannya.

Agar aku bisa mengerahkan yang terbaik,
itu yang ingin kulakukan,

sepertinya aku butuh 50 persen.

Lima puluh persen.

Entah apakah aku mampu
lebih dari 35.

Aku mengerti.

Sebaiknya aku pergi dulu.

- Senang bisa bertemu semua.
- Hei.

Apakah kau bertarung
sekeras kau bernegosiasi?

Lebih keras.

Kau mendapatkan 50 persenmu.

Apakah bisa secara tertulis?

Siang hari ini.

Tuan Silver, kau baru saja mendapatkan
seorang juara.

Kau ingat itu.

- Snake, antar ia ke kamarnya.
- Ya, Pak. Mike.

Sampai jumpa, Mike.

Milos, jubah biru bergarisku.

- Jadi, apa pendapatmu?
- Ia menjengkelkan.

Ya, ia sempurna.

Daniel-san, bagus sekali.

Ini akan menghasilkan bonsai istimewa.

Kau melihat bonsai di sini?

- Di mana?
- Di dalam.

Di dalam?

Halo. Apakah ada bonsai di sini?

Bukan "di dalam" seperti itu.

Di dalam dirimu.
Sama seperti asal ilmu karatemu.

Tapi, ilmu karateku datang darimu.

Hanya akar karate
yang berasal dari Miyagi.

Seperti bonsai,
memilih sendiri arah tumbuhnya.

Karena akarnya kuat.

Kau pilih cara sendiri untuk karate,
alasannya sama.

Ya, tapi aku melakukan caramu.

Suatu hari kau akan lakukan caramu.

Ingat saat kau bilang bahwa bonsai
bebas tumbuh sesuai keinginannya?

Tak semua bonsai bebas memilih.

Kita menyuruh bonsai tumbuh
dengan gunting dan kawat.

Tapi, Daniel-san,
bonsai kita bukan bonsai sejati.

Bonsai sejati tumbuh liar. Amat jarang.

- Kau pernah melihatnya?
- Ya. Okinawa.

Bagaimana dengan di sini?

Aku hanya tahu satu.

Apa yang ia lakukan? Berimigrasi?

Ya, dengan Miyagi.

Satu-satunya yang Miyagi bawa
dari Okinawa.

Di mana pohonnya sekarang?

Di sana. Kuali Iblis.

Kuali Iblis?

Tak bisa melihat bonsai dari sini.

Tempatnya bagus. Sangat aman.

Tak ada yang bisa menganggu.

Mengapa kau taruh di tempat
yang sulit dijangkau?

Bonsai asli bernilai ribuan dolar.

Ayo. Saatnya belajar
kata istimewa keluarga Miyagi.

Sekarang kau siap.

Seperti semua bonsai ditemukan di pohon,
semua karate ditemukan di kata ini.

Ayo. Kita lakukan kata bersama-sama.

Hei, Tn. Miyagi.

Aku membawa pohon ini,
yang sedang kau kerjakan.

Kupikir kau mau mencobanya lagi.

Terima kasih.

Mungkin perubahan pemandangan
bisa mengeluarkan isinya.

- Sebaiknya kutaruh di mana?
- Di sini saja.

Bagus sekali, Daniel-san.

Kau bekerja keras.
Tempat ini lebih besar dari dugaanku.

- Itu arangmu.
- Terima kasih.

Sempurna.

Dengar, kuharap kau tak keberatan, tapi...

Aku membuka surat itu.

Surat yang datang hari ini
dari Turnamen All-Valley.

Ada peraturan baru tahun ini.

- Kau mau membacanya?
- Tidak.

Tak apa-apa, karena aku ingat.

Katanya, sesuai peraturan baru,

juara bertahan hanya perlu bertarung
di pertandingan final.

Bagus, bukan? Hanya satu pertarungan.
Aku hanya perlu bertarung sekali.

Lebih baik dari yang harus kulalui
tahun lalu.

Benar, dan kau tahu,
hadapi saja, ini tahun berbeda.

Satu tahun kemudian.
Aku lebih berpengalaman.

Jadi, menurutku kita harus
mempertimbangkannya dengan serius.

- Benar?
- Salah.

Salah?

Sebaiknya pertimbangkan
membeli pot untuk bonsai.

Aku tak mengerti masalahnya.
Apa masalahmu dengan ini?

Daniel-san, jika karate digunakan
untuk membela kehormatan dan hidup,

maka karate ada artinya.

Jika karate digunakan
untuk mendapatkan piala plastik logam,

maka karate tak ada artinya.

Mengerti?

Seandainya aku mengerti.

Carilah pot bonsai bagus
di seberang jalan.

Ini bolpoinmu.

Sebelum aku lupa.

Jika kau punya waktu...

Siapa tahu kau berubah pikiran,
ini formulirnya.

Tak perlu buru-buru.
Di bagian bawah disebutkan

kita punya waktu dua minggu
sebelum dikembalikan. Jadi...

Maaf jika aku membuatnya
seperti harus dikumpulkan hari ini.

Kita punya waktu.

Halo.

Hai, bisa matikan itu?

- Tentu.
- Terima kasih.

Sebentar. Aku hampir selesai.

Tak apa-apa. Santai saja.

- Keren juga.
- Terima kasih.

Jadi, apa yang bisa kubantu?

Sebenarnya, aku datang...
Aku hendak membeli beberapa pot.

Ya? Ukuran apa?

- Ini sepertinya cukup. Seperti ini.
- Ya?

Untuk pohon bonsai.
Kami membuka toko di seberang jalan.

Ya? Hebat.
Selamat datang di lingkungan ini.

Terima kasih.

Aku suka sekali bonsai.

Mereka benar-benar sempurna.

Bila pohon-pohon kami sudah datang,
kau bisa mampir ke toko kami.

Temui rekanku juga.

Aku bahkan belum mengenalmu.

Maafkan aku. Aku...

- Daniel LaRusso.
- Jessica Andrews.

Hai. Apakah itu kau yang...

Ya. Itu aku.

Apa yang terjadi dengan pria
yang kehilangan kepalanya?

Elizabeth Anne Rooney
terjadi kepadanya.

Si pengkhianat.

Jadi, ya, potnya?

Kau tahu apa yang bisa kita lakukan?

- Maksudku, jika kau bisa.
- Ya?

Bisakah kau taruh bonsainya
di sisi pot?

Itu seperti ciri khas kami.

Maksudmu agak timbul?

Benar, ke samping.
Aku akan gambarkan untukmu.

- Itu bagus sekali.
- Hei, Jessica, ayo!

Aku harus mengurus orang ini.

Baiklah, aku mengerti. Terima kasih.
Sampai jumpa.

- Kapan?
- Kapan? Aku tak tahu.

- Kau sibuk malam ini?
- Tidak.

Kalau begitu, aku akan...

menemuimu malam ini.

- Sekitar pukul tujuh?
- Boleh, pukul tujuh.

Aku tinggal di atas,
jadi, kau bisa lewat samping, ya?

Baiklah.
Sampai jumpa di samping pukul tujuh.

- Baiklah. Dah.
- Dah.

Hei, kau menemukannya, ya?

Berkat kau.

Berkat aku? Aku tak melakukan apa pun.

Kelihatannya bagus.

Kau menemukan sesuatu?

Ya, sebenarnya begitu.

Aku menemukan teman kencan.

Kau tak menyuruhku ke sana
hanya untuk mencari pot, bukan?

Ya, aku sudah menduganya.

Kau sudah menandatanganinya?

Kau tak menandatanganinya.

Dengar, Tn. Miyagi,
aku paham perasaanmu soal ini.

Sungguh,
tapi, kau harus mengerti perasaanku.

Ini hal terbesar yang pernah
kulakukan di hidupku.

Aku bangga dengan gelar ini.
Mengapa tak boleh kupertahankan?

Daniel-san,
jawabannya bukan ada pada Miyagi.

Seperti bonsai yang hidup di dalam pohon,

jawabannya ada di dalam dirimu.

Yang ada di dalam diriku saat ini
hanyalah kebingungan.

Aku punya kesempatan
untuk menjadi juara lagi.

Aku hanya perlu menandatanganinya.

Atau korek api.

Korek api?

Maka kau akan melihat kebingunganmu
menghilang bersama asap.

"Bruyeres Diserang oleh 442"

Oleh 442?

Sempurna.

"Pembukaan
Pohon Kecil Tuan Miyagi"

Apa yang kau lakukan di sini?

- Aku melupakan sesuatu.
- Apa?

Untuk toko. Membawa keberuntungan.

Semoga bisa mendatangkan pelanggan baik.

- Daniel-san terlihat tampan.
- Ya. Terima kasih bajunya.

Aku menyukainya.

Apa yang kau lakukan?

Aku memikirkan perkataanmu.

Lalu aku memutuskan
untuk menerima nasihatmu.

Aku akan biarkan kebingunganku
menjadi asap.

Aku takkan ikut turnamen.

Aku ingin karateku dan karatemu
berarti sesuatu.

Keputusan bagus, Daniel-san.

Dengan begitu, tak ada lagi memar.
Menghemat tak membeli perban.

Yang benar saja?
Mereka tak menyentuhku tahun lalu.

Hanya siku, dan sedikit di kaki.

Juga tendangan lutut ke selangkangan.

Itu amat... Ya, itu menarik.

Sampai jumpa, Tn. Miyagi.

- Hai.
- Hai!

Jadi, kau siap pergi?

Pertama, aku harus beri tahu ini.

Jadi, aku punya sesuatu...

Setelah kau mendengar ini,
kau mungkin akan berubah pikiran.

Apa yang kau punya? Pohon ek beracun?

Pacar.

Ia ada di foto tanpa kepala itu.

- Maksudmu, Elizabeth Ann Rooney...
- Ya.

Kami berdua agak bodoh soal itu,
tapi, kami membicarakannya di telepon

dan kami akan mengusahakannya lagi
saat aku pulang.

Pulang ke mana?

Columbus, Ohio.

Ya, aku akan pulang
setelah Thanksgiving.

Aku tak mau kau berharap
terlalu jauh.

Maksudku, aku seperti mendekatimu.

Jangan khawatir. Ini menyegarkan.
Kita bersantai saja.

Baiklah, kedengarannya bagus.

Hanya saja, aku sudah di sini
selama dua bulan

dan tak melakukan apa-apa,
aku tak bertemu banyak teman.

- Kalau begitu, kenalkan teman pertamamu.
- Baiklah.

- Bukan main.
- Apa?

- Tunggu sampai ia mendengar ini.
- Siapa?

Tuan Miyagi. Ia rekanku.

- Ia tinggal di seberang jalan.
- Ya. Mengapa tidak?

Kau akan segera bertemu pria hebat.

Ia lucu dan cerdas.

Jika kau ada masalah, ia punya jawabannya.

Ia tak seperti kebanyakan orang.

Yang terpenting adalah
kebetulan ia teman baikku.

- Mengapa kau memanggilnya "Tuan"?
- Karena... Hei, Tn. Miyagi.

Kenalkan Jessica Andrews dari Columbus,
Ohio, dan seberang jalan.

Ini Tn. Miyagi
dari Okinawa dan Reseda.

- Hai.
- Apa kabar?

Jessica akan membuatkan pot untuk kita.

- Bagus sekali.
- Selamat datang di lingkungan ini.

- Terima kasih banyak.
- Bagaimana keadaannya? Baik?

Aku tak menyangka pensiun
ternyata perlu banyak kerja keras.

- Kau mau lihat bagian dalam toko?
- Ya, tentu.

Rekanku akan mengantarmu berkeliling.
Jangan lupa dikunci, Daniel-san.

- Tak akan.
- Selamat malam. Senang bertemu denganmu.

Selamat malam. Senang bertemu denganmu.

- Sampai jumpa, Tn. Miyagi.
- Sampai jumpa.

- Mengerti mengapa kupanggil "Tuan"?
- Ya. Ia baik.

Ya, ia yang terbaik. Ayo, masuk.

- Apa ini?
- Itu? Itu milik Tn. Miyagi.

Ia membawanya untuk keberuntungan.

Apa pendapatmu? Pasti hebat sekali.

Ya, pasti.

Butuh sedikit usaha, kau tahu...

Di mana kau berkenalan dengannya?

Aku kenal dengannya saat pindah ke sini.
Ia mulai mengajariku karate dan...

- Karate?
- Ya.

- Kau bisa karate?
- Ya, aku bisa.

Ia tak terlihat seperti guru karate.

Ia juga tak bersikap seperti guru karate.

Biasanya ia mengajariku hal-hal
yang tak kumengerti.

Apa maksudmu?

Seperti vas yang kau buat pagi ini.

Ia bisa membuat pelajaran karate dari itu.

- Yang benar saja?
- Aku tak bergurau.

Tunjukkan caramu membuatnya.

Naik, lalu turun.

Baiklah, sekarang, kau lakukan itu.

- Kau lihat? Seperti itu.
- Benar.

Sekarang turun. Lalu ulang lagi.

Ke atas. Aku maling.
Aku hendak menyergapmu.

- Sekarang, pegang belakang kepalaku.
- Ya. Baiklah.

- Tarik dan angkat lututmu.
- Astaga.

Masih ada tempat untuk satu orang lagi?

Apa yang kau lakukan? Kami tutup.

Pintunya terbuka.

- Maksudku tokonya, Kawan.
- Aku tak ke sini untuk membeli.

Aku ke sini hendak bicara denganmu.

Kami dengar kau tak ikut
turnamen All-Valley tahun ini.

Apakah itu benar, Daniel?

Kau dengar dari mana?

Kubilang, apakah itu benar?

Ya, itu benar. Memangnya kenapa?

- Kami ingin kau mempertimbangkan ulang.
- Itu alasanmu datang kemari?

Ya, benar. Aku butuh gelarmu.

Jadi, ikut saja turnamennya
dan raih gelarmu.

Mungkin kau tak mendengarku.
Aku butuh gelarmu.

Jika kau tak ikut, itu akan memengaruhi
masa depan finansialku.

Aku takkan membiarkan itu terjadi.

Aku tak perlu membuktikan apa pun.

Aku ada. Aku harus menghasilkan uang.
Berikan formulirnya kepadaku.

Kubilang, lupakan saja.

Tandatangani!

- Kau saja yang tandatangani.
- Ayo, sekarang!

Ayo, sekarang! Cepat!

Biarkan LaRusso memikirkannya semalam.

Ayo, Mike.

Ya, kau pikirkan malam ini.

Lalu kau,

kau bisa memimpikan aku.

Dasar memuakkan.

Memuakkan?

Memuakkan? Manis sekali.
Ibumu mengajarkan itu?

Ayo, Mike.

Maafkan dia.

Biasanya ia amat lembut.
Entahlah. Sampai jumpa.

Kau kenal orang-orang berengsek itu?

Tidak. Sebaiknya tetap begitu.

Permisi.

Tuan Miyagi?

Namaku Terry Silver.

Guruku adalah Kim San Jang
dari Korea Selatan.

Guruku menyampaikan salam hormatnya.

John Kreese dari Dojo Cobra Kai
adalah murid nomor satu kami.

Kabarnya sampai di Korea
sekitar dua bulan lalu

mengenai apa yang terjadi tahun lalu
di turnamen.

Guruku meminta maaf atas aksi
tak menyenangkan John Kreese.

Permintaan maaf diterima.

Aku diminta ke sini untuk membantu
mengembalikan keseimbangan John.

Semoga kau berhasil.

Sayangnya, aku terlambat tiba.

Aku mengubur John minggu lalu.

Ia meninggal? Apa yang terjadi?

Dokternya bilang akibat serangan jantung,
tapi, aku lebih mengenal John.

Karate adalah hidupnya.

Setelah ia kehilangan semua muridnya,
hatinya hancur.

John dulu adalah pahlawan.
Ia tak selalu seperti yang kau lihat.

Ia menyelamatkan hidupku di Vietnam.

Perang bisa berakibat buruk
bagi seseorang.

Kau harus ada di sana
agar bisa mengerti maksudku.

Aku pernah.

Aku tahu.

Pasukan 442?

Ya ampun.

Banyak medali kehormatan
berasal dari pasukan 442

dibanding semua medali
dari Perang Dunia II.

Pasti kau pernah mengalaminya.

Apakah ini muridmu?

- Sang juara?
- Ya.

Kami juga meminta maaf kepadamu.

John bersumpah untuk meminta maaf sendiri.

Ia berencana...

Maaf mengganggu latihanmu.

Tuan Silver...

Aku turut berduka
mendengar kematian temanmu.

Ya, aku juga.

Terima kasih.

Sayang sekali.

Sayang sekali, Daniel-san.

Ayo, kita teruskan kata.

- Halo.
- Hai.

- Sudah makan?
- Belum.

Seharusnya aku makan malam
dengan Bibi Pat.

Ia pemilik toko.

Ia harus melakukan sesuatu

sehingga aku terjebak
dengan makaroni dan keju.

Makaroni dan keju?

Aku memakan makaroni dan keju sejak kecil.

Aku tak pernah menolak
makaroni dan keju.

- Ayo, silakan duduk.
- Terima kasih.

Biasanya aku makan banyak sekali.

Aku mau kau mencoba ini.
Lalu beri tanggapan jujur.

Di skala satu sampai 10,
aku beri nilai

sebelas.

Mari makan. Aku kelaparan.

Semoga kau suka.

Aku tak yakin apakah ini sesuai
dengan yang kau inginkan, tapi...

- Hasilnya bagus sekali.
- Ya?

Lihat pohonnya.
Kau membuatnya dengan benar.

- Bagus.
- Tunggu sampai Tn. Miyagi melihatnya.

Menurutmu ia suka?

Suka? Ia pasti suka sekali!

Ini. Aku punya sesuatu untukmu.

Untukku? Apa?

Apa ini?

Downstairs? Apa itu?

Itu klub dansa. Ya, tempatnya bagus.
Ada pertunjukan musiknya.

Ini untuk malam sebelum kau pulang.

Kupikir ini bisa menjadi
hadiah perpisahan yang seru.

- Daniel, kau manis sekali.
- Ya, begitulah...

Ayolah, ini sudah tak lucu lagi.
Nyalakan lampunya.

Hei, Danny. Semoga kau punya kabar baik
untuk temanku, Mike.

Kuharap juga begitu, Daniel.

Sudah kubilang. Aku tak bisa membantu.
Lupakan saja.

Kau mau ke mana?

Maksudmu, kau belum menandatangani
formulirnya?

Aku tak mau menandatanganinya.
Aku takkan bertanding.

Suruh teman-temanmu pergi dari sini.

Hei, Dennis.

Ia belum menandatanganinya.

Hei, ayolah, kalian!

Ini mulai kelewatan.

Kau tak mengerti juga?
Aku tak mau menandatangani formulirnya.

- Tentu saja begitu.
- Tidak, aku takkan ke sana.

Kau membuang waktu,
jadi, pergilah.

- Kau saja yang pergi.
- Habisi dia!

Congkel matanya!

Ayolah, berengsek.

Coba lihat kemampuanmu.

Tendangan bagus. Lumayan.

Lebih baik. Baik. Tapi, kurang baik.

Ayo, bangun!

Mengapa kau keras kepala sekali?

Jangan lakukan itu.

Aku mulai kehilangan kesabaran, LaRusso.
Tandatangani

dan selesaikan saja.

Hentikan!

Aku akan menghajarmu!

Enyahlah dari sini!

Simpan saja untuk turnamen.

- Habisi dia.
- Ayo pergi dari sini.

Ayolah, Pak Tua.

Mike, ayo!

Ayo, pergi!

Aku akan kembali, LaRusso.
Aku akan menghajarmu, kau dengar?

Tamat riwayatmu!

Kau tak bisa melindunginya selamanya,
kepala Buddha.

Jadi, Daniel-san,
saatnya mengantar Jessica pulang?

Ya. Jessica, kau tak apa-apa?

Ya, aku hanya ingin berbaring.

Aku tak percaya kau menyanyi.

Lupakan saja.

Anggap saja kau beruntung, Daniel-san.

Beruntung? Mana mungkin merasa beruntung?

Beruntung karena pohon bonsainya
tak di toko.

- Aman di rumah.
- Itu membuat kita sungguh beruntung.

Aku tak pernah merasa begitu beruntung.

Daniel-san,
kita bisa bangun kembali tokonya.

Tapi, tak bisa mengganti stok.

Ya, tapi...

Kita jual beberapa pohon,
perbaiki layar shoji, lalu mulai lagi.

Semua pasti baik-baik saja.

Bagaimana jika mereka kembali lagi?
Apa yang akan kita lakukan?

Jika mereka kembali,
apa yang akan kita lakukan?

Beri tahu aku.
Apa yang kita lakukan jika mereka kembali?

- Kau tahu, kau...
- Nyanyikan lagu gembira.

Di mana pohonnya?
Di mana kau taruh pohonnya?

Mereka mencurinya!

Mereka mencurinya! Aku tak percaya ini!
Mereka mencuri pohonnya!

Apakah mereka tak mengerti?
Aku tak mau menandatanganinya.

Apa yang harus kita lakukan?
Bagaimana kita...

- Kau hendak ke mana?
- Mengambil pancingan.

Apa?

Kadang aku tak memahamimu.

Toko hancur, kita dirampok,
dan kau hendak memancing?

Kita bangkrut dan kau mau memancing.

Kau melupakannya begitu saja?
Ini tak mengganggumu?

Kadang lebih baik diganggu saat kenyang
dibanding saat perut kosong.

Bagus. Hebat. Pemikiran hebat.

Itu membuatku lebih baik.
Kau memancing saja.

Aku akan melakukan sesuatu soal ini.
Aku akan ke polisi dan melaporkannya.

Tunjukkan formulirnya
agar polisi bisa menangkap mereka.

Ini tahun '80-an.
Kau harus melakukan sesuatu, Tn. Miyagi.

Kau tak boleh pasif begitu.

Harus ada yang melakukan sesuatu
terhadap mereka.

Aku membawa formulir turnamennya
ke kantor polisi.

Tapi, saat aku masuk,
mereka mulai menertawaiku.

Akhirnya, sersan berkata,
"Kami akan meninjaunya."

Jadi, kita lihat saja.

Sebaiknya kau tanya Tn. Miyagi
sebelum mengambil pohon ini.

Ia takkan menyembunyikannya entah di mana

jika ia mau orang menemukannya.

Aku tak punya pilihan.

Jika Tn. Miyagi tak menjual pohon itu,
ia akan kehilangan bisnisnya.

Ia bangkrut. Jaminan Sosialnya
bahkan tak bisa membiayai perahunya.

Pohon itu bagai uang di bank.

Bagus. Sekarang kita merampok bank.

Jadi, menurutmu, berapa harganya?

Aku sudah periksa. Ternyata bonsai asli
harganya mulai 10.000 dolar.

- Yang benar saja! Kau serius?
- Karena itulah pohon ini penting bagiku.

Satu pohon ini saja bisa membiayai
Tn. Miyagi seumur hidup.

Setidaknya,
itu yang bisa kulakukan untuknya.

Jauh sekali ke bawah sana.

Tahu apa yang kupikirkan?

- Apa?
- Menurutku

saat pasang datang,
air laut akan memenuhi dasarnya.

Ya, Tn. Miyagi tahu benar
cara memilih tempatnya.

Ya, sungguh.

Bagaimana cara menemukan pohon kecil
Tn. Miyagi di antara semua ini?

Ia bilang, ia menaruhnya
di pertengahan tebing tercuram

agar bisa mendapat sinar matahari
pertama.

Semoga berhasil. Kita takkan menemukannya.

Tunggu! Pasti yang itu!
Itu dia! Aku menemukannya!

- Kau yakin?
- Ya!

Cantik sekali! Seperti yang ada
di belakang gi milikku.

- Coba kulihat.
- Tunggu.

Kau lihat tebing
tempat matahari mengenai...

Ya! Itu dia!
Seperti yang ada di pot buatanku.

- Tapi, bagaimana cara kita turun?
- Biar aku saja. Aku akan ajarkan.

Ayo, kita harus ambil talinya.

Kau yakin kau paham semuanya?

Ya, aku mengerti.
Kumasukkan ke sini,

kupegang yang atas,
lalu berdoa kepada Tuhan.

Baiklah.

- Kau yakin mau melakukan ini?
- Aku mau melakukan ini?

- Aku harus melakukannya.
- Kau bisa. Kau akan baik-baik saja.

Ingat, tali ini adalah temanmu
dan semua akan baik-baik saja.

Teman?
Tali ini lebih dari temanku.

Aku mencintai tali ini.
Tali ini dan aku punya hubungan khusus.

Benar, Tali? Hanya kau dan aku, Tali.

Tunggu.

Sandarkan badanmu.
Kau bisa. Jangan khawatir.

Duduk saja. Condong ke belakang. Kau bisa.

Baiklah. Ini cukup menyenangkan.

Aku datang. Bisa? Teruskan.

Ini tak terlalu sulit.

- Kau guru yang baik.
- Terima kasih.

Daniel, awas!
Kau tak apa-apa? Aku datang.

- Daniel, kau tak apa-apa?
- Aku tak apa-apa.

Bertahanlah. Jangan bergerak. Aku datang.

Bertahanlah. Aku memegangmu.

Taruh kedua tanganmu di tali.

Jejakkan kakimu ke batu dan dorong.

Benar. Dorong.

Dorong. Seperti itu. Aku memegangmu.

Baiklah, ikuti talimu.
Pindahkan tanganmu ke rem.

Ke rem. Di sini. Baiklah.

Kau tak apa-apa? Maafkan aku soal batunya.

Aku tak apa-apa. Jangan khawatir.

Ternyata lebih curam
dari kelihatannya, ya?

Kau pernah melakukan ini, 'kan?

Ya, tapi, tak setinggi ini.

- Hebat!
- Mungkin sebaiknya kita kembali.

Tidak, aku harus teruskan.
Aku tak punya pilihan.

Baiklah, tapi, hati-hati.
Perhatikan kakimu. Seperti itu.

Baiklah. Kau membuatku takut.

Aku membuatmu takut?
Kau bisa mati melakukan ini.

Berpikirlah positif.

- Bagaimana cara kita naik?
- Jangan cemaskan itu.

Benar.
Sudah terlalu banyak yang kucemaskan.

- Apa?
- Di mana pohonnya?

- Ada di antara dua tali. Kau lihat?
- Ya.

- Ya, ya.
- Ayo.

- Pohonnya cantik sekali!
- Cantik, ya?

Tuan Miyagi

pasti terlihat seperti Spider-Man
saat turun ke sini.

Ya, sungguh.

Ingat saat kusuruh kau mengunci?
Ambil talinya, lingkarkan di bokongmu.

Lalu kau ikat melingkari kakimu.
Mengerti?

- Aku mengerti.
- Seperti itu. Kau bisa.

Sekarang kau bisa gunakan kedua tanganmu.

Jadi, ia benar-benar menanamnya di sini?

Pohon ini? Ia membawanya dari Okinawa.

Bagaimana jika ia menyuruh
mengembalikannya?

Aku serius. Bagaimana jika begitu?

Ia takkan menyuruhku mengembalikannya.
Percayalah, aku mengenalnya.

Toko bonsai itu adalah impiannya.
Ia takkan menyuruhku mengembalikannya.

Sebaiknya kita tak melakukan ini.

Aku melihat wajahnya
saat ia kehilangan pekerjaan.

Percayalah, aku tahu apa yang kulakukan.

Tapi, bagaimana dengan pohonnya?
Bukankah bisa mati?

Pohonnya pasti baik-baik saja.

Yang penting
akarnya dibungkus dengan baik.

Tuan Miyagi mengajarkan semuanya
tentang pohon ini.

- Kau mau aku memegangnya?
- Aku bisa.

Aku hanya butuh kantong
untuk memasukkan akarnya.

- Bertahanlah! Pegang talinya!
- Bantu aku naik!

Pegang talinya! Kau baik-baik saja?

Aku memegangnya!

Pohonnya tercebur!

Aku harus mengambilnya!

Aku harus pergi! Pohonnya bisa hanyut!

Cepat! Ayo!

Awas! Aku harus mengambilnya.
Pohonnya bisa hanyut!

Akarnya! Cepat!

Ambil botol minumnya, cepat!

Kita harus mencuci akarnya!
Air garam bisa membunuhnya.

- Apakah pohonnya baik-baik saja?
- Entahlah. Hanya Tn. Miyagi yang tahu.

- Cepat!
- Aku pegang botol minumnya. Sudah siap.

Ayo!

Kita harus pergi dari sini.
Pasang mulai datang!

Cuci akarnya. Hati-hati.
Baiklah, biar kupegang.

- Sudah terendam. Bagaimana?
- Bagus. Taruh di sini.

Teman Kecil, aku akan segera
membawamu pulang.

Bagus, tak masalah.

Maaf, seharusnya kuikat lebih kuat.

Bukan salahmu.
Merupakan gagasanku untuk...

Talinya!

LaRusso! Apa kabar?

Perhatikan, Danny!
Ada sesuatu yang kau lupa.

Bagaimana mereka bisa ada di sini?

Ini sudah tak lucu lagi!

- Aku tahu!
- Turunkan talinya!

Tandatangani formulirnya dulu.

Persetan denganmu!

Sepertinya kau terbalik, Kawan.

Bukan aku yang bermasalah.

Sepertinya pasang akan tiba

dalam 12 menit.

Semoga kau membawa perahu karet.

Bagaimana cara kita pergi tanpa tali?

Tanpa tali, kita bisa mati.

Kita mati. Orang ini mati! Mati kau!

Mati kau! Kau mau aku menandatanganinya?
Baiklah, akan kutandatangani.

Kita ke arena dan lihat
siapa yang tertawa nanti, ya!

Kita lihat siapa yang tersenyum nanti.
Kau akan mati!

Aku benci orang ini. Sudah kutandatangani!

Aku sudah tandatangani! Kau mau ini?
Usahakan! Tarik kami ke atas!

Baiklah. Kami akan turunkan talinya!

Lepaskan mereka.

Aku tak pernah belajar!

Aku tak pernah belajar! Seharusnya
kutandatangani sejak awal saja!

Seharusnya kutandatangani
dan selesaikan semua.

Kau tak tahu ini akan terjadi.

Seharusnya aku tahu orang ini!
Seharusnya aku tahu ia seperti apa!

Seharusnya kutandatangani saja

dan selesaikan semua.

Kita takkan terjebak di bawah sini.
Pohonnya pasti aman.

Aku bodoh sekali!
Keluarkan kami dari sini!

Ayo, tarik!

Baiklah, kau kupegang.

- Ayo.
- Kau pecundang yang berat, Daniel.

Jangan berhenti! Terus tarik.

- Apa yang kau lakukan? Tarik kami!
- Terus tarik kami!

Ambil formulirnya.

Kau akan mendapatkannya
saat aku tiba di atas.

Begitukah?

Kau tak apa-apa?

Baiklah! Ini.

- Cepat, ambil.
- Ini, ambil.

Coba periksa.

Baik-baik saja.

Jangan berpikir untuk mundur,
karena aku akan marah sekali

dan semua ini akan terasa seperti
kenangan indah dibanding yang berikutnya.

Juga yang akan kami lakukan terhadapnya.

Kini kau bicara!

Hei, ayo!

Apa, Tarzan?

Tarik kami!

Apa yang kau berikan kepadaku?

Aku sudah berikan formulirnya!

Taruhannya naik.
Berikan pohonnya.

- Daniel, jangan!
- Diam!

Baiklah!

Pegang kami. Jangan lepaskan.

Ini. Tolong berhati-hatilah.

Tolong, berhati-hatilah!

- Apa yang akan kau lakukan?
- Aku akan menanamnya di bawah sana!

Tidak, jangan! Kumohon!

Baiklah! Cukup! Berikan kepadaku.

Kau mau ini?

Ya, jangan lempar pohonnya.
Berhati-hatilah, kumohon.

Hei, Daniel, buat permintaan.

Daniel-san.

Batangnya patah. Kau lihat?

Aku... Aku taruh akarnya di gambut.

Tapi, terkena air garam

dan aku mencucinya.

Kau bisa menyelamatkannya?

Aku tak bermaksud seperti ini.
Maafkan aku.

Kupikir kita bisa menjualnya
agar tak perlu menutup toko.

Aku tak ingin karena kesalahanku,
impianmu tak terwujud.

Siapa pun yang membelinya pasti bisa
merawatnya lebih baik dari ia sendiri.

Selotip. Yang lebar.

Bodoh sekali! Mana mungkin ada orang
bisa merawatnya lebih baik dari caramu?

- Aku tak bermaksud seperti ini.
- Pegang.

Aku menyesal. Maafkan aku.

Miyagi memaafkanmu.

Benarkah? Aku bodoh sekali.
Apakah pohonnya baik-baik saja?

Tergantung. Jika akarnya kuat,
pohonnya akan selamat.

Kau mau bonsai-bonsai ini ditaruh di mana?

Di rak sebelah sana. Terima kasih.

- Pohon-pohon?
- Gambut.

Apa yang kau lakukan? Membelinya?

Dengan apa?

Menjual truk.

Kau menjual trukmu?

Mengapa kau tak bilang
kau mau melakukan itu?

Saat bangun pagi ini, kau sudah tak ada.

Sial! Mengapa aku bodoh sekali?

Jangan khawatir, Daniel-san.
Semua akan baik-baik saja.

Semua baik-baik saja sekarang.

Tuan Miyagi, aku menandatangani
formulir pertarungan di turnamen.

Mengapa?

Mengapa? Aku tak tahu mengapa!

Karena aku bukan kau.
Karena aku tak selalu punya jawaban.

Mereka menarik talinya dan aku harus
membuat keputusan dengan seketika.

Jadi, aku memutuskan, dan salah.
Apa yang bisa kulakukan?

Mengerti.

Benarkah?

Dengar, aku harus jujur kepadamu.

Aku tak bisa melawan orang ini
kecuali kau melatihku.

Mengerti.

Kalau begitu, kau akan melatihku, 'kan?

Daniel-san, Miyagi selalu melatihmu.

Tapi, untuk turnamen, tak bisa.

Tak bisa? Apa maksudmu "tak bisa"?

Tuan Miyagi, mengapa tidak?

Aku tahu bagian terburuknya.

Saat ia bilang ia tak bisa melatihku
untuk turnamen itu.

- Aku tahu Aku pasti mati.
- Sayang sekali.

Bagus. Ambilkan aku air.
Aku kehausan sekali.

- Kau tak bisa menelannya.
- Tak akan.

Kau tak boleh berhenti terus.
Kau harus pulihkan staminamu.

Mengapa? Agar orang berengsek itu
bisa menghajarku?

Kau harus lebih percaya diri.

Ingat, kaulah juaranya!

Aku ingin melupakannya.

Hei.

Hei.

- Jessica, ini...
- Hai.

- Maaf, siapa namamu?
- Terry Silver.

Ini Jessica Andrews.

Hai, kau berlatih untuk Olimpiade?

Tidak, hanya untuk turnamen.

Yang kau menangkan tahun lalu?
Apa namanya?

Turnamen All-Valley.

Bagus untukmu.
Juara harus mempertahankan gelarnya.

John Kreese memberitahuku
kau amat berani.

- Kau tahu cara melakukan sapu depan?
- Tidak juga...

Belajarlah. Kebanyakan peserta turnamen
payah menghadapi sapu depan.

Kau bisa kalahkan mereka dengan mudah.
Tanya Tn. Miyagi. Ia akan tunjukkan.

Kali ini aku berlatih sendirian.

Sayang sekali.

Aku punya buku tentang teknik sapuan.
Aku akan antarkan, ya?

Baiklah, senang bertemu denganmu, Jessica.

- Jaga juara kita.
- Pasti.

- Truk yang bagus.
- Dah.

Tawaran buku itu baik sekali, ya?

Ayo. Kau siap? Ayo!

Ya! Ayo! Kau melambat lagi. Cepat!

- Kau harus membentuk otot.
- Astaga.

- Pergilah! Sudah aku tanda tangan.
- Mengapa kau menelepon polisi?

- Mengapa kau mencuri pohonnya?
- Kau tak punya bukti.

Siapa yang meninggalkan formulirnya?
Peri Gigi?

Terserahlah.

Kau tak punya apa-apa yang tak bisa
kulawan. Karatemu payah sekali.

Biarkan ia berdiri, Berengsek!

- Kau ibunya?
- Mungkin.

Berdiri. Berdiri!

Kau lihat ini?

Singkirkan tanganmu!

Jika aku melihatmu di jalanan
yang sama dengan anak ini,

aku takkan berbaik hati
dengan kesehatanmu. Kau mengerti?

- Kau mengerti?
- Ya!

Baiklah. Pergilah dari sini!

Siapa dia?

Orang gila yang menginginkan gelarku.

Aku berharap kau membunuhnya.

Bukan itu inti dari karate.
Tapi, untuk pertahanan.

Ya, aku tahu. Kau benar.
Ini bukumu.

- Aku membawanya untukmu.
- Ya, benar. Terima kasih.

Banyak yang bisa kau pelajari
dari sebuah buku.

Benar sekali.

Berdirilah.

Biar kutunjukkan beberapa gerakan.
Membantumu menghadapinya.

Kuda-kuda yang kuat.

Mundurkan kakimu sedikit.
Baiklah, sapu kakiku.

Maksudmu, seperti itu?

Aku tak terbuat dari kaca.
Lakukan dengan benar.

Lebih baik. Sekarang, lebih tinggi
dan di akhir, putar pinggulmu.

Angkat terus tanganmu.

Kau tak apa-apa?

Maafkan aku.

Bagus sekali. Itu gerakan kuat.

Semua membutuhkan guru.

Aku membuka Dojo Cobra Kai lagi.
Saatnya memperbaiki keadaan.

Kapan pun kau ingin berlatih,
aku ada untukmu.

Tak ada syarat apa-apa.

Terima kasih. Aku menghargainya, tapi...

Dengar, terima kasih sudah membantuku.

Dengan senang hati.

- Sampai jumpa.
- Ya, sampai jumpa.

Terima kasih sekali lagi.

- Hei, Jessica.
- Hei, Daniel.

Hei, Tn. Miyagi.

Dengar, aku butuh bantuanmu.

Daniel-san, dengar.

Jessica membuatnya. Bagus. Kau suka?

- Aku bekerja semalaman membuatnya.
- Aku melihatnya waktu itu.

Bagus sekali. Aku perlu bantuanmu.

Aku hanya ingin bertanya.
Apakah kau tahu cara melakukan penyapuan?

- Tentu saja.
- Kau bisa tunjukkan caranya?

Aku tak memintamu melatihku.
Hanya satu ini saja.

Aku akan menghargainya jika kau mau
memberikan satu hal ini. Itu saja.

Kumohon, kau harus melakukannya.

- Jadilah teman yang baik.
- Tunggu di sini. Aku segera kembali.

- Kau mau ke mana?
- Tunggu saja di sini.

Bagus. Tn. Miyagi akan mengajarkan
cara melakukan sapu depan.

Aku baru tahu bahwa orang-orang
yang bertarung di turnamen ini,

mereka tak bisa melawan sapu depan.

Jika aku bisa menguasainya...

Daniel-san, kau pegang seperti ini.

- Pertama...
- Ini bukan lelucon, 'kan?

Jika kau tak mau tunjukkan,
tak usah tunjukkan!

Jangan perolok aku!

Aku menyesal sudah bertanya.

Jangan khawatir, itu takkan terjadi lagi.

- Hei!
- Hai. Itu bagus sekali.

Apa yang kau lakukan?
Itu caraku agar tak berkarat.

- Aku memikirkan tawaranmu, dan...
- Lalu?

Jika tak terlalu merepotkan,
aku ingin kau melatihku.

Maksudku, hanya untuk jangka pendek.

Kau serius? Dengan senang hati.

Bagaimana tanggapan Tn. Miyagi soal ini?

Tuan Miyagi, dia...

Ia tak perlu tahu jika...

Tapi, ia tahu kau bertanding?

Ya. Ia tahu. Ia tak setuju.

Semua punya hak atas pendapatnya.

Aku takkan mengatakan apa pun.

Terima kasih.

Jadi, kapan kau bisa mulai?

Terserah kau.
Kapan pun kau merasa nyaman.

Aku punya gi di lemari.
Seperti muat untukmu.

Bagaimana jika kita lakukan sekarang?

Sekarang?

Satu lagi.

Bagus. Ambil napas.
Ayo, ke sini.

Kau lebih baik dari yang kukira.

Kau siap melaju, Tn. LaRusso.

Kau siap melaju.

Ada tiga hal yang membentuk seorang juara.

Ada tiga hal.
Keinginan, pengabdian, dan disiplin.

Aku tak bisa memberikan dua pertama.
Yang terakhir bisa.

Tapi, kau harus mau menerimanya.

Bisakah kau, Tn. LaRusso?

Tentu.

Respons yang benar adalah, "Ya, Pak."

- Benar. Ya, Pak. Maafkan aku.
- Tak apa-apa. Berdiri tegak.

Selama bertahun-tahun, aku mengembangkan
sistem pelatihan yang intens dan singkat,

untuk situasi seperti ini.

Ada dua bagian dan tiga aturan.

- Aku menyebutnya "Quick Silver".
- Itu bagus.

Kau suka itu?

Peraturan pertama, jika tak bisa berdiri,
maka tak bisa bertarung.

Ulangi.

Jika tak bisa berdiri,
maka tak bisa bertarung.

Dengan yakin, Tn. LaRusso!

Jika tak bisa berdiri,
kau tak bisa bertarung.

Bagus.

Baiklah. Bayangkan
kedua tongkat ini adalah kaki.

Sapu mereka.

Apa yang kau...

Itu terlalu rendah.

Jika lebih tinggi, sama saja
dengan menendang lutut, bukan?

Kau mau mengajari atau diajari?

Kita bukan menyapu lantai. Lebih keras!

Ayo, atur pinggulmu!

- Di situlah kekuatannya.
- Baiklah.

Seperti itu. Lebih kuat.

Lebih kuat!

"Aduh" bukan kata yang bisa diterima
di dojo ini, Tn. LaRusso.

Apakah ini tak terlalu ekstrem, Pak?
Yang benar saja.

Situasi ekstrem membutuhkan
tindakan ekstrem.

Kau bisa kembali lagi besok.
Kita mulai lagi.

Kau sudah bagus untuk hari pertama.

Terima kasih.

Hei, aku menghargai bantuanmu.

- Sekali lagi, terima kasih.
- Sama-sama.

- Siapa itu?
- Miyagi.

Hei, Tn. Miyagi.
Mengapa kau tak masuk?

Aku sedang melakukan sit up.

Tak mudah saat berlatih sendirian.

Daniel-san,
apa yang terjadi dengan kakimu?

Kaki yang mana?

Lihat itu!

Entahlah.
Mungkin aku menendang saat tidur.

Aku tak ingat. Aku hanya...

Apa itu?

Kau rendam kakimu. Besok pasti membaik.

Mengapa? Kau punya kaki baru untukku?

Tidak, tapi juga baik. Bedak kaki baru.

Baunya seperti bedak kaki lama.
Apa isinya?

Sebaiknya kau tak usah tahu.

Sudah. Kemarikan kakimu.

Panas.

Bagus.

Mungkin besok kau ingat
apa yang terjadi dengan kakimu, ya?

- Kau beri tahu Miyagi.
- Besok?

Tidak, Tn. Miyagi. Aku banyak pekerjaan.
Besok aku sibuk.

Besok itu...

Besok adalah hari yang buruk.

Pagi harinya aku harus...
Lalu sore harinya,

aku harus bertemu teman
yang sudah lama tak kujumpai

sejak kita kembali

dari Okinawa.

Apa yang kulakukan?

Semoga kebingunganmu berakhir, Daniel-san.

Hati Miyagi hampa tanpamu.

Memar di kakimu sudah hilang.

Bagus sekali. Kau cepat pulih.

Ayo.

Itu gerakan bagus.
Tuan Miyagi mengajarkanmu itu?

- Tidak.
- Kurasa tidak.

Apa yang terakhir diajarkan
Tn. Miyagi kepadamu?

- Kami belajar kata.
- Kata?

Kata bagus untuk berolahraga.
Takkan bisa memenangkan turnamen.

Kemarilah. Pegang kantongnya.

Peraturan nomor dua
dari metode Quick Silver.

Jika tak bisa bernapas,
maka tak bisa bertarung.

Bayangkan ini musuhnya.

Ini rusuknya.
Di belakangnya ada paru-parunya.

- Kau mengerti?
- Ya.

Bagus. Kau coba.

- Tunggu sebentar. Lakukan di sini.
- Di mana?

Di sini. Rusuknya. Serang dia.

Mengapa aku harus melakukannya
pada benda ini?

Karena ini bagian dari latihan.

Karena aku mengajarimu teknik
yang kau tak kuasai.

Teknik yang kau butuhkan
untuk memenangkan turnamen.

Kau pikir kau bisa bergantung
pada metode bangaumu itu?

Aku berhasil waktu terakhir kali.

Lihatlah kenyataannya, Tn. LaRusso!

Terakhir kau tak melawan ini!

Kau tak mengerti, ya?

Kau mau dikalahkan
karena sedikit rasa sakit, silakan.

Tak bisa. Aku membuat orang payah
menjadi juara, bukan kebalikannya.

Astaga! Aku membuang waktu.

- Ya?
- Miyagi.

Sial! Bisakah kau kembali nanti?

Mengapa kau melakukan ini kepada dirimu?

Melakukan apa?

Yang kau lakukan.

Karena, Tn. Miyagi,

situasi ekstrem membutuhkan
tindakan ekstrem, mengerti?

Daniel-san,
itu tak terdengar sepertimu.

Ini aku yang bicara. Mengerti?

Maaf jika kau tak suka,
tapi, aku punya masalah.

Jika kau tak mau menjadi solusinya,

jangan memarahiku, ya?
Kau mengerti?

Mengapa kau membuang waktu dengan kata?

Bukankah sudah kubilang
tak ada gunanya di turnamen?

- Ya, Pak!
- Ya, Pak! Kau benar. Maafkan aku.

Baiklah.

Kemarilah.

Mari pelajari sesuatu
yang bisa menghancurkan!

Peraturan ketiga, jika tak bisa
melihat, maka tak bisa bertarung.

Jika kau menyerang hidungnya,
ia akan buta akibat air matanya.

Tercekik darahnya sendiri.
Beginilah cara kerjanya.

Tunggu hingga ia menyerang,
dan bila ia sudah dekat...

Tapi, itu kontak wajah.
Aku bisa didiskualifikasi.

Ia yang mengenai tinjumu.
Bukan salahmu, 'kan?

Ia tak bisa melanjutkan.
Artinya kau menang!

- Kau suka itu, Tn. LaRusso?
- Ya, aku suka itu.

Bagus. Cobalah.

Cobalah pada temanmu ini.

Pukulan atas.

Bayangkan.

Ini bukan tongkat dan pipa lagi!

Ini adalah mesin tarung
yang hidup dan bernapas

yang ingin melepaskan kepalamu
dari sisa tubuhmu!

Itu darah. Lalu kenapa?

Anggap saja itu darahnya.
Ia ingin menghabisimu,

mempermalukanmu,
menginjakmu ke tanah!

Apa yang hendak kau lakukan?

- Habisi dia!
- Kalau begitu, lakukan!

- Ya, kau berhasil!
- Aku berhasil!

Kau menghabisinya!

- Kau siap!
- Aku siap!

Astaga! Ya!

- Guru baru apa?
- Orang yang melatihku.

Kau pernah bertemu. Ingat saat kita joging
dan ia berhenti dengan mobil?

Ya, aku tahu siapa maksudmu.

Ia membuatku melakukan hal-hal
yang tak pernah kupikirkan.

- Itu yang kau bilang tentang Tn. Miyagi.
- Tapi, orang ini berbeda.

- Berbeda bagaimana?
- Akan kutunjukkan kapan-kapan.

Ayo, kita berpesta!

Apa yang kau lihat? Mengapa
kau memandang orang lain seperti itu?

Aku tak seperti itu. Aku berani?
Bagaimana denganmu?

Kau dan teman-temanmu!
Menyingkirlah, Bocah Putih!

Jika aku tak segera minum,
aku bisa mati.

- Ya, aku benar-benar haus.
- Hei, Danny. Hai.

- Tuan Silver, sedang apa di sini?
- Kau bilang kau ada di sini, ingat?

- Tunggu, Gadis Seksi.
- Siapa temanmu?

- Aku memerhatikanmu, kau seksi.
- Ia bersamaku.

- Kata siapa?
- Kataku.

Hei, Payah. Aku mengantarnya pulang.

Apa yang kau lakukan?
Ada apa denganmu?

Apakah kau sudah gila?

Danny, ayolah.

Kita harus pergi dari sini. Ayo.

- Pergilah. Apa yang terjadi?
- Ia mematahkan hidungku.

- Benar sekali.
- Ke mana pria yang membawa uangku?

Menyingkirlah!

Ayo!

Ya ampun, itu bagus sekali!
Kau bahkan tak berpikir.

Sesuatu menghalangimu...
Kemudian ia jatuh.

- Aku harus kembali ke dalam.
- Apa?

- Aku harus memeriksanya.
- Danny, kemari.

Teknik dan naluri pembunuh.
Kau memilikinya sekarang.

- Aku harus pergi dari sini.
- Kau mau ke mana? Apa yang terjadi?

Kau melakukan hal yang benar.
Kau tak punya pilihan.

Siapa itu?

Ini aku. Daniel.

Apa yang kau inginkan?

- Bisakah aku bicara denganmu?
- Aku sibuk.

Beri aku waktu sebentar. Kumohon.

Dengar, aku...

Aku ingin minta maaf atas perbuatanku
malam ini. Seharusnya tak terjadi.

Jangan bilang begitu kepada orang
yang hidungnya kau buat patah.

Pasti. Aku hanya tak ingin kau pergi,
berpikir itu salahku.

Bukan kau? Lalu siapa?
Conan Si Manusia Barbar?

Aku berusaha menjadi seseorang
yang bukan diriku, dan itu tak berhasil.

Aku merasa kehilangan kendali
atas segalanya.

Satu-satunya yang kuperhatikan
adalah kau tak bisa mengendalikan amarah.

Juga pertemanan denganmu
dan kepercayaan Tn. Miyagi.

Aku kehilangan semuanya.

Aku tak tahu harus apa. Aku mengacaukan
segalanya dengan Tn. Miyagi.

Aku tahu ia menjauhiku,
dan aku tak bisa menyalahkannya.

Aku tak tahu harus berbuat apa.

Ayolah.

Tak ada yang menjauhimu.

Hanya karena aku marah,
tak berarti aku bukan temanmu lagi.

Tuan Miyagi menyayangimu.
Ia yakin kepadamu. Ia bilang itu kepadaku.

Coba lihat seberapa yakinnya ia kepadaku
saat dengan soal malam ini.

Sebaiknya ia dengar darimu langsung.

Sudah terlambat. Aku mengacaukannya.

Kau akan mengacaukannya
jika tak melakukan apa-apa sekarang.

Ya, aku tahu. Kau benar.
Mudah mengatakannya.

Hanya saja,
aku tak tahu apakah bisa menghadapinya.

Kau akan baik-baik saja.

Kau hanya perlu melakukannya.

Entah apakah aku bisa.

Entah apakah aku bisa.

Dengar.

Aku akan merindukanmu.

Kirim kartu Natal kepadaku, ya?

Pasti. Dah.

Dah.

Terima kasih.

Kapan saja.

Tidak. Aku menghabiskan 20 menit
memberi tahu perawat aku tak tahu namanya!

Aku orang yang mematahkan hidungnya.
Aku perlu bicara dengannya.

Aku perlu meminta maaf kepadanya.
Aku mau bilang aku yang akan bayar.

Tolong, biarkan aku bicara dengannya.

Tidak, aku tak bisa menunggu besok.
Aku harus bicara sekarang, sial!

Baiklah, dengar, maafkan aku.
Aku tak bermaksud kasar.

Halo? Halo, Nona?

Sial!

Tuan Miyagi, lihat ini.
Lihat kausku.

Aku terkena darah seorang pria malang.

Semua yang kau ajarkan kepadaku,
aku melakukan kebalikannya. Semuanya.

Tak mungkin lebih parah lagi.
Aku salah melakukan semuanya.

Aku merasa seperti pohonmu
yang kubuat rusak.

Aku merasa seperti itu.
Aku merasa hancur.

Ayo. Miyagi ingin tunjukkan sesuatu.

Aku merasa dunia seperti runtuh.

Ini salahku. Aku yang menyebabkannya.

Semua bisa sembuh, Daniel-san.
Hanya butuh waktu.

Bersabarlah.

Maafkan aku, Tn. Miyagi.
Pada awalnya,

aku tak pernah bermaksud
berakhir seperti ini.

Kadang saat melakukan perjalanan,
lebih baik tahu tujuannya.

Jika tidak, sebaiknya tetap di rumah.

Hei, sudah ada kuncupnya.

Lihat itu. Ia akan pulih, ya?

Pulih karena akarnya kuat.

Seperti kau, Daniel-san.

Di dalam, kau memiliki akar yang kuat.

Tak perlu apa pun kecuali yang ada
di dalam dirimu untuk tumbuh.

Mengerti?

Ya, aku mengerti.

Kau benar. Kau benar! Aku harus pergi.

Aku akan segera kembali.
Sebentar saja.

Kau mau ke mana?

Ingat orang itu, Terry Silver?
Ia membantuku berlatih.

Maksudnya baik, tapi,
aku mau bilang bahwa ini berakhir.

Tak bisa menunggu besok?

Aku akan merasa lebih baik
jika menyelesaikannya sekarang.

Kau mau dibantu Miyagi?

Tidak, Tn. Miyagi. Aku yang memulainya,
aku akan menyelesaikannya sendiri.

Aku akan segera kembali.

Halo?

Tuan Silver?

Halo?

Halo?

Tuan Silver?

Hei.

- Hai.
- Kau datang juga.

- Kau dari mana saja?
- Aku harus memikirkan beberapa hal.

Lalu...

Lalu?

Aku memutuskan
untuk tak mempertahankan gelar.

Aku benar-benar menghargai
semua yang kau lakukan untukku.

Kau hebat sekali.

Tapi, saat aku memukul orang itu,
itu bukan diriku.

Aku ingin datang kemari
dan mengatakannya secara langsung

karena setelah semuanya,
setidaknya aku berutang itu kepadamu.

Kau berutang lebih dari itu, Danny.

Maaf. Kupikir latihannya gratis, tapi...

Tak ada yang gratis.

Kau akan mempertahankannya.
Kau akan naik ke arena.

Maaf, Tn. Silver. Kau tak bisa
memaksaku melakukan hal yang tak kumau.

Danny, Danny, Danny!

Sejak pertama kau bertemu denganku,

aku sudah membuatmu melakukan
hal-hal yang tak mau kau lakukan.

Apa maksudmu?

- Apa maksudku?
- Ya. Apa?

Mari tunjukkan kepadanya apa maksudku.

Aku yang ia maksud, bodoh.

Kami punya agenda di sini.
Sederhana sekali.

- Kalian sudah gila!
- Antara bertarung satu kali dalam sehari

atau bertarung setiap hari
seumur hidupmu.

- Apa pilihanmu?
- Aku takkan ada di sana.

Lupakan saja.

Mari tunjukkan Tn. Kreese bagaimana
ia akan mendapatkan usahanya kembali.

Kau tak bisa membuatku bertarung.

Tak perlu. Berdiri saja di sana
dan biarkan ia menghajarmu.

- Lakukan jurus bangaumu, Danny!
- Kau yang mengakibatkan ini.

Kau mau lihat lebih banyak?

- Aku mau melihat lebih banyak.
- Bawa ia kembali ke sini.

Kau lihat wajahnya?

Lihat jejaknya?
Sepertinya ia mengompol.

Lihat siapa yang datang.

Pahlawan perang hebat.

Apa yang kau tunggu?

Saatnya berpesta.

Kami teman lama.

Ayo, Pria Kecil.

Coba lihat seberapa hebat dirimu.

Kau pikir ini sudah selesai?

Aku akan membuka Dojo Cobra Kai
di seluruh kota ini.

Bahkan aku akan mengajar gratis!

Mulai sekarang,
saat orang bilang "karate",

yang mereka maksud
adalah karate Cobra Kai.

Karate John Kreese.

- Kau bahkan takkan diingat.
- Ia akan diingat. Kau tidak.

Sekarang kau mau melatihku?

Sekarang Miyagi akan melatihmu.

Ayo. Kita membuang waktu di sini.

Di sini. Kita tanam pohonnya di sini.

- Kau ambil pohonnya.
- Semua siap.

- Hati-hati.
- Aku bisa.

Senang bisa pulang, Teman Lama?
Pastinya begitu, ya?

Mari lepas kantong plastik ini.

Kembalikan ke asalmu.

Seperti itu.

Tempat yang bagus dan nyaman, ya?
Rasanya enak?

Tempat yang bagus, Daniel-san.

Ya. Aku mendapatkan yang kau butuhkan.
Minuman dingin yang enak.

Biarkan akarmu menyerapnya, ya?

Daniel-san, bonsai ini punya akar kuat.

Sama sepertimu.

Pohon ini akan memilih
bagaimana tumbuhnya.

Kau juga harus memilih arahmu.

Miyagi amat yakin kepadamu.

Mengerti?

Ayo, Daniel-san.

Sampai jumpa, Teman Lama.

Poin, Barnes!

Skornya dua-kosong.

Siap? Mulai.

- Kau mengajarkan itu kepadanya?
- Tidak, itu hasil latihannya sendiri.

Peringatan, tendangan ke selangkangan.
Sekali lagi, kau kehilangan poin.

Bertarung. Siap? Mulai.

- Tiga poin untuk Barnes.
- Danny akan dibunuh.

Aman. Menghadap aku.

Beri hormat.

Bersalaman.

Kau berikutnya, LaRusso.
Aku akan menghajarmu.

Kami menunggu penantang
mengambil napas.

- Kaos! Belilah kaos Cobra Kai!
- Terima kasih kepada penyokong

untuk sumbangan rumah permanen
Kejuaraan All-Valley.

Hadirin sekalian,

pimpinan Industri Dyna-Tox,

Tn. Terry Silver!

Terima kasih, John.
Terima kasih banyak.

Aku selalu hidup dengan aturan,
"Yang kau dapat, kau berikan."

Selama 20 tahun terakhir,
aku mendapatkannya dari karate.

Aku mendapatkan disiplin,

kesehatan,

rasa percaya diri,

kedamaian dalam diri.

Semua yang membentuk diriku sekarang.

Hari ini,

saatnya aku mengembalikannya.

Merupakan kehormatan bagiku
mengumumkan bahwa aku berekan dengan

ahli karate terhebat yang pernah kukenal,

Sensei John Kreese.

Bersama-sama...

Bersama-sama kami akan membuka
jaringan Dojo Cobra Kai,

tempat anak muda bisa datang
dan belajar nilai-nilai yang kupelajari.

Kejujuran,

kasih sayang,

dan sportivitas.

Terima kasih sudah datang.
Selamat menikmati pertandingan finalnya.

Terima kasih, Tn. Silver.

Terima kasih atas kontribusimu
yang dermawan.

Ingat rencana permainannya.
Pertama, menangkan poin,

lalu kalah satu poin.

Jaga agar skornya kosong-kosong.

Hancurkan dia
selama tiga menit penuh.

Lalu saat sistem gugur,
kau dapatkan poin, kita menang.

Aku ingin ia merasakan kesakitan.
Pertama, ia menderita.

Kemudian, ia semakin menderita.

Mewakili Cobra Kai,
Sang Penantang,

Mike Barnes!

Di sudut ini,

seseorang yang tak perlu diperkenalkan,

juara bertahan dari Dojo Miyagi Do,

Daniel LaRusso!

Pertandingan ini...

Pertandingan ini
dibatasi selama tiga menit.

Petarung pertama yang mendapat tiga poin

akan diberi gelar juara All-Valley
di bawah 18 tahun untuk tahun ini!

- Para petarung ke posisi.
- Habisi dia! Lawan dia!

Ingat, aturan baru untuk tahun ini
menyatakan

jika tak ada pemenang
di akhir tiga menit,

pertandingan akan diubah
menjadi sistem gugur.

Saat ini berakhir,
ibunya pun takkan mengenalinya.

Kontak ringan dibolehkan pada tubuh,
dan harus ringan, Tn. Barnes.

Tak boleh ada kontak wajah.

Jika terjadi pelanggaran,
maka akan diberi poin penalti.

Di garis kalian.

Menghadap kemari. Beri hormat.

Saling berhadapan. Beri hormat.

Kubilang, beri hormat.

Posisi bertarung. Siap? Mulai.

Lepaskan!

Keluar arena. Tak ada poin.

Mulai!

Poin, Barnes! Skor satu-kosong.

Lihatlah dia! Bukankah itu sempurna?

Satu poin, Barnes, untuk tinjunya.
Posisi bertarung.

Mulai!

Danny, bagaimana permata keluargamu?

Keluar dari matras, sekarang!

Lakukan lagi, Barnes,

dan kau akan didiskualifikasi.

Tendangan ilegal di selangkangan itu
membuat Barnes kehilangan poinnya.

Skornya kini kosong-kosong.

Tendangan ke selangkangan. Poin penalti.

Skor kosong-kosong.

Kau kotor!
Ia akan menghajarmu karena kau kotor!

Mulai!

Seperti itu, Mike!

Barnes mendapatkan poin.

- Pukulan balik.
- Ayo, Daniel!

Ayo, LaRusso.

Poin, Barnes. Skor satu-kosong.

Siap?

Kau bisa, Mike!

Mulai!

Lepaskan! Di garismu.

Di garismu. Cukup, Barnes.

Satu pelanggaran lagi,
kau didiskualifikasi.

Pukulan ilegal itu
menyebabkan Barnes berkurang satu poin.

Skornya kosong-kosong lagi.

Kau tak apa-apa, LaRusso?

Kontak wajah disengaja. Poin penalti.

Sempurna.

Posisi bertarung. Siap?

Mulai!

Kini rasa sakit sebenarnya dimulai, Danny.

Di garismu.

Itu peringatan karena keluar arena.

Ayo, Barnes!

Posisi bertarung.

Siap? Mulai!

Lepaskan!

Di garismu.

Ia akan bangun.

Ia terlalu bodoh jika tidak.

LaRusso, di garismu.

Tak ada poin untuk tendangan belakang.

Tak ada poin yang didapat.

Ini bagus sekali. Bagus sekali!

Posisi bertarung. Siap? Mulai!

Lepaskan!

Ada apa, Sayang?
Kau sulit bernapas?

Aku suka saat ia memukulnya.

Di garismu.

Ini lebih seru dari yang kukira.

Tak ada teknik bersih di pukulan tadi.

Tak ada poin yang didapat.

Skor tetap kosong-kosong.

Waktu tersisa 10 detik lagi.

- Posisi bertarung.
- Kau harus membalikkannya!

Siap? Mulai!

Lepaskan!

Akan ada waktu istirahat satu menit.

Lalu pertandingan
dilanjutkan sistem gugur.

Daniel-san. Daniel-san?

Tuan Miyagi, sudah berakhir. Lupakan saja.

Aku takut. Ayo, pergi dari sini.
Aku mau pulang.

Tak boleh begitu!
Tak apa-apa jika kalah dari lawan.

Jangan kalah karena takut!

Aku takut kepadanya.
Aku harus bagaimana?

Lawan!

Tetaplah fokus.

Karate terbaikmu masih ada di dirimu.

Kini saatnya dikeluarkan.

- Ini akhir dari waktu istirahat.
- Para petarung, ke garis kalian.

Ayo, bangun! Ke garismu, LaRusso!

Kau tak ada gunanya!
Guru payahmu itu bukan apa-apa! Bangun!

Kau bukan juara! Bangun!

Kau payah, LaRusso. Guru karatemu pun
payah sekali. Kau dengar aku?

Payah! Kau hanya lelucon.
Guru karatemu itu lelucon.

Gurumu tak berguna!
Ia bukan apa-apa, kau bukan apa-apa!

Aku memilikimu, LaRusso!

Di mana guru Jepang-mu itu?
Ia guru palsu.

Ia penipu!
Ia tak mengajarkanmu apa pun!

Karatemu payah!

Bangun!

Ayo, Mike!
Ini yang sudah kita tunggu-tunggu!

Garis.

Posisi bertarung. Siap.

Mulai!

Mike, habisi dia!

Habisi dia!

- Habisi dia!
- Ambil poinnya!

Pukul dia, Mike! Ia berhalusinasi!

Juara!

Juaranya

dan yang pertama memenangkan

selama dua tahun berturut-turut!

Juara Utama, Daniel LaRusso!

Tuan Miyagi! Lupakan itu!

Juaranya!

Kita berhasil!

TAMAT

Diterjemah oleh Libby Davitri