All language subtitles for Hacksaw.Ridge.2016.REMASTERED.720p.BluRa

SEBUAH KISAH NYATA

Tidakkah kau dengar?
Tuhan ialah Allah kekal,

pencipta bumi dari ujung ke ujung.

Dia tidak menjadi lelah atau lesu,

tidak terduga pengertian-Nya.

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah
dan menambah semangat yang tiada berdaya.

Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu,
dan teruna-teruna jatuh tersandung.

Tetapi mereka yang menanti-nantikan Tuhan
mendapat kekuatan baru.

Mereka seumpama rajawali
yang terbang dengan sayapnya.

Mereka berlari dan tidak menjadi lesu.

Mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Desmond, bertahanlah!

Bertahanlah, Desmond!

Kami akan mengeluarkanmu dari sini!

PEGUNUNGAN BLUE RIDGE, VIRGINIA

ENAM BELAS TAHUN SEBELUMNYA

Desmond.

Desmond.

- Apa?
- Tunggu.

Kejarlah.

Tunggu, ada yang ingin kukatakan.

Apa, Hal?

- Balapan ke puncak.
- Hei! Penipu!

- Sampai jumpa, Lambat.
- Hei!

- Mau bantuan?
- Aku bisa.

- Duduklah! Jangan!
- Berhenti!

Kau berhenti!

Astaga.

Menjauhlah dari tebing itu,
Anak-anak Bodoh!

Leher kalian nanti patah!

Mereka anak-anak Doss.
Gila seperti ayah mereka.

Mereka menggali
di simpang jalan Jackson dan Main...

Menaruhnya di trotoar...

Kalian tak akan mengenalinya sekarang.

Ingat, aku ragu
mereka akan mengenali kalian.

Mereka tidak mengenalku saat aku lewat.

Seolah-olah aku mati bersama kalian.

Seolah-olah kita tak pernah ada.

Hanya itu yang kupunya
untuk kalian hari ini.

Halangi dia
dengan tangan kananmu, Desmond.

Hentikan! Apa kalian mendengarku?

- Kenapa mereka berkelahi? Tom!
- Kapan mereka butuh alasan?

Kenapa dihentikan?
Tak usah kucambuk keduanya.

Kalau begini, kucambuk saja pemenangnya.

Tom! Tidak!

Astaga.

Tom! Bangun, kau bisa dengar aku?

- Apa yang kau lakukan?
- Dia tak bisa mendengarku!

- Aku saja.
- Aku akan ambil es.

Pindahkan keranjangnya.

Baik.

Apa dia bernapas?

Hal? Hal, kau bisa mendengarku?

Hal, kau bisa mendengarku?

Hal...

Ayolah.

- Bola matanya melebar.
- Hal...

DOA BAPA KAMI

Kau pikir apa yang kau lakukan?

Aku harus memukulmu sekarang,
kau tahu aturannya.

Kau dengar aku, Desmond?

PERINTAH KEENAM
JANGAN MEMBUNUH

- Desmond!
- Tom, hentikan.

Apa itu akan mendidik anak ini?
Dia sudah cukup kejam.

Baiklah, kau banjiri dia
dengan kasih sayang.

Beri tahu dia,
dunia tempat yang lembut dan ramah.

Hal akan baik-baik saja.

Hei.

- Aku bisa membunuhnya.
- Ya, benar.

Pembunuhan adalah dosa terburuk.

Merenggut nyawa seseorang

adalah dosa paling mengerikan
di mata Tuhan.

Tiada yang begitu menyakiti hati-Nya.

Kau tak mengerti bahasa Inggris?
Apa aku harus memberitahumu lagi?

- Menyingkir, atau akan kuhajar kau!
- Ada apa? Kau tak apa-apa, Bertha?

- Kau urus urusanmu sendiri!
- Tidurlah, Tom.

Aku benci dia.

Mama?

Kenapa dia sangat membenci kita?

Dia tidak membenci kita.

Dia terkadang membenci dirinya sendiri.

Ayahmu malam ini...
Itu bukan dia yang sebenarnya.

Andai kau mengenalnya
sebelum perang seperti aku.

LIMA BELAS TAHUN KEMUDIAN

- Bagaimana, Desmond?
- Seperti bidadari surgawi, Bu.

Kau tahu berbohong itu dosa,
apalagi di tempat ini.

Aku tak bilang
mereka malaikat yang bernyanyi.

Ada apa di luar sana?

Angkat!

Tarik dia. Terpalnya saja.

- Akan kutelepon ambulans.
- Tak ada waktu. Mobil Joshua.

- Cepat!
- Baik.

RUMAH SAKIT LYNCHBURG

Kau akan baik-baik saja sekarang.
Kau di tangan yang tepat.

Ada apa ini? Arteri terputus. Jahitan.

- Ya, Dokter.
- Tekan.

- Kau memasang tourniquet ini?
- Ya.

Bagus. Kau sudah menyelamatkan nyawanya.

Kau bersama kami? Kau akan baik-baik saja.

- Siapa namamu, Nak?
- Gilbert.

- Operasi?
- Ya, operasi.

Tetap bersama kami, kau tak apa.

Kau merasakan sakit?

Tetaplah bersama kami, ya?

Tes fisik tentara di sana.
Di sini donor darah.

Kau tak apa-apa?

Ini bukan darahku.

Aku tak apa-apa.

Terima kasih sudah bertanya.

Kau butuh apa?

Sabukku.

Aku meminjamkannya
kepada anak yang kecelakaan.

Celanaku bisa melorot tanpa itu.

Aku tidak menyimpan sabukmu.

Aku tahu. Sabuknya masih dipakai anak itu.

Baiklah.

Aku hanya bertugas mengambil darah.

Akan kudonorkan darahku.

Baik, pergi ke ruangan itu
dan tunggu dengan yang lain.

Akan kupanggil kau.

Ruangan itu.

Kau pernah mendonorkan darah, Pak...

Doss.

Tapi aku dipanggil Desmond.
Ini kali pertama.

BURUNG-BURUNG LANGKA AMERIKA UTARA

Aku selalu bercita-cita
menjadi dokter, tapi

aku tak bisa melanjutkan sekolah.

Mungkin akan agak pusing
setelah ini selesai.

- Ada yang menjemputmu?
- Tidak. Pulang berjalan kaki saja.

- Kau tinggal di mana?
- Fort Hill, Bu.

- Itu jauh.
- Tidak.

Cuma delapan atau sembilan kilometer,

tapi aku memotong jalan ke hutan.
Sebelas kilometer jaraknya!

- Kau pasti amat menyukai hutan.
- Ya, Bu. Tentu.

Baik, tekan di bagian ini.

- Kau baik-baik saja?
- Ya.

Dah.

Mau ke mana kau
terlihat rapi dan tampan begitu?

Bertemu seseorang.
Seorang perawat di rumah sakit.

- Dorothy Schutte. Aku akan menikahinya.
- Apa dia tahu itu?

- Belum. Dia akan segera tahu.
- Kau pernah bicara dengan wanita?

- Maksudku, yang bukan keluarga.
- Aku bicara dengannya.

Kalau begitu, peluk kakakmu.

- Kemarilah.
- Jauhkan tangan berminyakmu dariku.

Doakan aku, Bu.

Semoga beruntung.

RUMAH SAKIT LYNCHBURG

Selanjutnya.

Ambil kursi.

- Kau pernah donor darah?
- Ya, Bu. Pernah.

- Kau si Pria Sabuk.
- Desmond, ya, Bu.

Kami tak bisa mengambil darahmu
dua hari berturut-turut.

- Bagus. Aku mau mengambilnya kembali.
- Apa?

Darahku. Aku butuh itu.

- Kami tak bisa mengembalikannya.
- Harus kau kembalikan.

Sejak kau menusukkan jarum itu,
jantungku berdebar kencang.

Tiap kali aku memikirkanmu,
detaknya masih kencang.

Aku belum pernah dengar itu.
Lumayan norak.

Benarkah?

Sayang sekali,
aku sudah berlatih semalaman.

Tidak bagus?

Aku tak bilang begitu.

Apa perbedaan antara arteri dan vena?

- Apa yang kau bicarakan?
- Kecelakaan anak itu.

Arteri menyemburkan darah.

Kalau vena?

Berdarah.

Kurasa kau harus melatih
obrolan kencanmu sebelum pergi.

Ya, mungkin.

Akan kuberi kau buku jika tertarik.

Tentang berkencan?

Tentang darah.

Pertanyaan medis lainnya mungkin?

Tidak. Menurutku, kau wanita tercantik
yang pernah kulihat.

Itu karena aku duduk di tempat gelap.

Tidak.

Kau sungguh cantik.

Menyingkir!

Kau harus perhatikan arah jalanmu.

Maaf. Kukira kau tak keberatan.

Kau tak bertanya.

- Kupikir kau mungkin menyukainya.
- Mungkin, jika kau bertanya.

Kau ikut?

Perhatikan arah jalanmu!

Kenapa tak beri tahu kami?

Kalian akan membujukku.
Aku tahu yang kulakukan benar.

- Bagaimana dengan perintah-Nya?
- Bukan membunuh dalam perang.

Itu melindungi.
Banyak pemuda ikut berperang.

- Ya.
- Ada perang dan mereka butuh pasukan.

Bekerja di pabrik
takkan menyelamatkan negara.

Terlihat seperti bintang film.

Putra kita.

Seragam yang bagus, topi bagus.

Mengingatkanku
pada penampilan seragam Artie Giddens

saat kami pergi ke Prancis.

- Ingat dia, Bertha? Kenapa?
- Jangan.

Aku hanya bilang betapa rapinya Artie
dengan seragamnya.

Kalian para gadis pasti berpikir begitu.

Dia membuat mereka mengerumuninya.
Dia bangga sekali.

Kuharap saat Hal tertembak,
peluru hanya menembus bagian depannya.

Seperti luka tembakan sederhana,
tidak berantakan.

Artie tertembak di punggung, mengeluarkan
sebagian besar isi perutnya di depan,

jeroan berhamburan.

Merusak seluruh seragamnya.

Untungnya dia tewas,

jadi, dia tak pernah tahu
betapa jelek seragamnya.

Enyah dari hadapanku.

Makhluk apa kau, suku kambing gunung?

Apa kau akan membantuku,
atau meninggalkanku terdampar?

Aku akan membantumu, tapi ada bayarannya.

Apa?

Ciuman.

- Itu murni pemerasan.
- Ya, Bu. Memang.

Namun, itu masih syaratku.

Itu kesepakatannya,
dan akan kupastikan kau menepatinya.

Tunggu sebentar.

Kau tak akan menamparku?

Jika aku jatuh, akan kubawa kau.

Cium aku dan cari tahu.

BUKU PANDUAN ANATOMI PRAKTIS

Apa?

Aku harus mendaftar.

Aku tak bisa tinggal
selagi mereka berjuang untukku.

- Ya, kau bisa.
- Harus. Aku ingin menjadi tenaga medis.

Aku mau menyelamatkan orang,
bukan membunuh mereka.

Aku harus bekerja. Aku akan terlambat.

Dorothy, Sayang. Dorothy!

Kau akan memintaku menikahimu atau tidak?

- Entahlah. Kau masih mau bersamaku?
- Aku takkan tahu, kau belum bertanya.

Aku bertanya kepadamu,

dengan sepenuh hati.

Mau menikah denganku?

Kalau begitu, ya. Ya, aku mau.

- Kapan?
- Segera setelah cuti pertamamu.

- Namun, aku masih benci kau sekarang.
- Ya.

- Baiklah.
- Baik.

Baik. Aku mencintaimu.

- Ibu menyuruh menemuimu di sini.
- Ya.

Mereka bertiga adalah sahabatku.

Aku besar bersama mereka.

Kami kena masalah, mengejar gadis,

dan mendaftar bersama.

Kini teman-temanku di sana,

tertutup tanah, rumput,
dan dimakan cacing.

Aku tak mau menziarahi
anak-anakku di sini.

Ayah, aku sudah mendaftarkan diri.

Tak bisa kulakukan sebaliknya.

- Orang lain melakukan...
- Kau bukan orang lain!

Mereka bertindak tanpa berpikir!

Sebagaimana kami dahulu yang bodoh.

Para prajurit itu masih hidup
karena tahu cara bertahan! Kau tidak!

Kau harus memikirkan
dan mendoakan segalanya!

Lihat dirimu, kau bertindak gegabah.

- Kau takkan selamat jika kau pergi.
- Aku tak bisa hidup jika tak pergi.

Aku akan jadi tenaga medis.

Itu caraku mengabdi.

Itu dia, pikirkan semuanya.

Kau pikir perang ini
akan cocok denganmu, pemikiranmu?

Aku yakin itu tak akan sulit.

Itu tak akan sulit, itu tak mungkin.

Keyakinan apa pun
yang ada di benak gilamu sekarang,

itu takkan pernah terjadi.
Tidak seperti itu.

Lalu jika kebetulan kau selamat,

kau takkan bersyukur kepada Tuhan.

- Siap?
- Siap.

Kalian harus bertugas. Semua, bergegaslah.

Paman Sam mendukung kalian.
Berpamitanlah kepada Ibu.

Ayo!

Nona-nona, menjauhlah dari bus.

- Aku hampir lupa. Ini.
- Apa aku perlu linggis?

ALKITAB

Aku ingin kau memilikinya. Ini punyaku.

Simpan di sini,

di mana aku berada.

- Dah.
- Dah.

Aku mencintaimu.

ALKITAB

KEMBALILAH KEPADAKU, DESMOND DOSS.
AKU MENCINTAIMU.

Hei, jangan menjelekkan pacarku.

- Apa artinya itu?
- Hei.

Hei. Maaf, Kawan.

Artinya kau orangnya.

- Aku tak percaya...
- Tidak, ini hanya benjolan.

Haruskah kutatap kekuranganmu
saat berjalan ke ranjangku?

Tatap dengan iri, Temanku.

Kau tak apa-apa? Kau tampak bingung.

Ada yang kosong di sini.

Pilihan bijak. Ada pemandangan
pegunungan hingga danau.

Randall Fuller.

Desmond Doss.

Panggil dia "Teach".
Tak ada yang paham ucapannya.

Yang ada di sini tak bisa baca.

Buah zakar itu
punya pria bernama "Hollywood".

Itu tampak seperti
kepunyaan pria berbadan lebih kecil.

Kau tahu buah zakar.

Hei, aku baru dapat sepatu ini.

Grease Nolan, dari Red Hook.
Dari mana asalmu?

- Virginia.
- Orang udik?

Kau menikahi sepupu pertamamu?

Aku hanya bercanda.

Smitty sedang menghajar Kirzinski.

- Seolah-olah kau lebih baik.
- Tak mau mempermalukanmu.

Wal Kirzinski, senang bertemu.

Hei, Kurus Kering, siapa namamu tadi?

Desmond Doss.

Itu Tex Lewis.
Yang menanggap dirinya koboi.

Lalu Vito Rinnelli.
Perawakannya kecil, tapi dia tangguh.

- Hei.
- Apa kabar?

- Desmond.
- Ya.

- Pria tampan ini adalah Lucky Ford.
- Hei.

Walker dan Pinnick di sana,

- menganggap diri mereka pemain licik.
- Diam.

Kecuali kau mau mendukung kami.

Kitab kuno yang bagus, 'kan?

- Ya, Pak.
- Kurasa Lucky punya buku bagus.

- Benar, Lucky?
- Ini bacaan bagus.

Perhatian!

Berbaris! Cepat! Ayo! Cepat!

Kau terlihat aneh,
jika tak keberatan aku bilang begitu.

- Nama?
- Andy Walker.

Berapa lama kau mati?

- Pak?
- Aku bukan "Pak"!

Aku Sersan Howell atau Sersan.

Panggilan "Pak" untuk orang tak berguna.

- Namamu "Ghoul", ya?
- Walker, Sersan!

- Kini namamu Ghoul.
- Ya, Sersan!

Ada yang aneh
dengan penampilanmu, Prajurit.

Entah bagian mana.

Apa rambutmu?

Apa kerutan di celanamu?

Ada sangkur di kakiku, Sersan.

Tentu saja, itu dia. Sangkur.

- Nama, Prajurit?
- Smitty Ryker.

Bukan, namamu Prajurit Tolol.
Kau tahu alasannya?

- Ada sangkur di kakiku.
- Siapa penancapnya?

Ini kecelakaan saat Stretch.

Aku senang kau tak sengaja menancapkannya.

Siapa yang melempar sangkurnya?

Aku, Sersan. Prajurit Kirzinski.

Kau mirip suku Indian.
Kau berasal dari suku apa, Nak?

- Bukan, aku orang Polandia.
- Salah.

Kau keturunan suku Cherokee atau Shawnee.

- Bukan.
- Apa kau membantahku,

- Pembakar Gerobak sialan?
- Tidak, Sersan!

- Biar kudengar seruan perang Indian-mu!
- Aku tidak...

Lebih keras! Biar kudengar itu!

Apa roh hewanmu ular garter?

- Tidak, Sersan!
- Tupai?

- Tidak, Sersan!
- Apa kau rusa menari?

- Tidak!
- Apa kau membantahku, Prajurit?

- Tidak, Sersan!
- Bagus.

Maka akan kusebut kau "Kepala Suku",
sebagai penghormatan besar pada bangsamu.

Terima kasih, Sersan!

Kau menyeringai padaku
atau kau memang begitu?

- Tidak, Sersan.
- Nama?

Desmond Doss.

Aku pernah lihat batang jagung
dengan fisik yang lebih baik.

Membuatku ingin menjewer telinga.

- Bisa mengangkat bobotmu?
- Ya, Sersan!

Seharusnya mudah bagimu.

- Kopral.
- Sersan.

Jauhkan dia dari angin kencang.

Ya, Sersan.

Prajurit Tolol.

- Ya, Sersan.
- Angkat kakimu.

Lebih tinggi!

Semuanya keluar. Sekarang!

Cepat!

- Kubilang cepat.
- Hanya mau memakai seragamku.

- Apa aku menyuruhnya?
- Tidak ingat, Sersan.

Siapa pun yang bangga
dengan keadaan telanjangnya

akan menikmati ramainya alam bebas.

Sekarang, bawa keluar kemaluanmu,
Prajurit Kemaluan!

Cepat!

Dasar bajingan ekshibisionis.

Akan kuajari kalian
cara mengikat simpul tiang,

agar kalian bisa menurunkan
bokong kalian dari ketinggian,

jadi, aku bisa menendangnya!

Buat lingkaran.

Ini lubang kelinci.

Kelinci keluar dari lubangnya,
berlari di sekitar pohon,

kembali ke lubang.

Baiklah, ayo!

Bagus sekali, Tex. Terus berjuang, Teach.

- Pernah mengikat kambing, Hollywood?
- Tidak, Sersan.

Pernah menatap mata kambing?

- Tidak, Sersan.
- Bagus, itu tak wajar.

Kau tahu jika tak bernapas, kau akan mati.

Bagus, Prajurit Tolol.

Selamat, Greaseball, kau baru saja
jatuh setinggi 15 meter dan lehermu patah!

Brilian, Prajurit Vito Rinnelli.

Kau mencekik diri sendiri, Bodoh!
Kau penggemar Benito?

- Tidak, Sersan.
- Lebih tinggi.

Jika kau orang Amerika, kau lebih tinggi.

Apa ini, Doss,
satu simpul untuk tiap payudara?

Kau mengikat simpul tiang, Nak,
bukan membuat bra.

- Apa yang lucu, Kopral?
- Tak tahu, Sersan.

Ayo! Ayo, Nona-nona,
bersemangatlah! Cepat!

Aku ingin melihat semangat kalian.
Sedikit gesit!

Tunjukkan kekuatan kalian!
Lari dengan serius! Turun! Lebih cepat!

Ayo, saatnya mandi, Semuanya!
Saatnya mandi!

Cepat!

Aku ingin melihat kalian berusaha.
Ayo! Nikmatilah!

Jangan lupa orang di belakang kalian.
Ayo. Cepat!

Pasti kau menikmati ini,
Dasar Bugil Bejat.

Ayo! Berusahalah! Cepat!

Ayo! Apa yang kita tunggu?
Ayo! Bergeraklah!

Ke dinding kayu itu!
Jangan kena subannya! Panjat!

- Panjat!
- Astaga, kau tak apa-apa?

- Ya, aku baik-baik saja.
- Cepat!

- Semuanya, cepat!
- Ayo, cepat!

Ada apa denganmu?
Tak ada yang menyuruh istirahat!

Bergeraklah ke garis finis! Cepat!

Berusahalah!

Bergeraklah melewati garis itu!

Kerja bagus, Dos!

Ini hadiah dari pemerintah AS
untuk kalian masing-masing.

Senapan standar AS, kaliber .30, M1,

senapan runduk semi-otomatis
dengan magasin internal

yang dirancang untuk mendatangkan
kematian dan kehancuran bagi musuh.

Ini akan menjadi kekasih,
istri, atau selirmu.

Mungkin hanya benda ini
yang akan kalian cintai dalam hidup.

Semuanya, ayo bersiap. Ambil senjata.

Jangan arahkan senapan ke depan.
Aku tak mau tertembak hari ini.

Tak peduli betapa kalian tertarik.

Letakkan senjata di samping.

Perhatikan.

Masalah, Prajurit Batang Jagung?

Ukurannya tak sesuai,
atau warnanya yang jadi masalah?

Bukan, Sersan.

Aku diberi tahu tak perlu membawa senjata.

Ulangi? Majulah, Prajurit.
Tidak kedengaran jelas.

Maafkan aku, Sersan.

Aku tak bisa menyentuh senapan.

- Apa masalahnya?
- Bukan masalah, hanya kesalahan, Pak.

- Aku memberi tahu tentara saat bergabung.
- Itu mustahil.

Tahu kenapa mustahil, Prajurit?

- Tidak, Pak.
- Tentara AS tak membuat kesalahan.

Jadi, jika ada masalah,
pasti kaulah masalahnya.

Aku seharusnya tak dikirim
ke kompi senapan.

Dia pengelak wamil, Pak.

KAPTEN J. GLOVER

Kau seorang pengelak wamil,
dan kau bergabung dengan tentara?

Bukan, Pak, aku kooperator wamil.

- Kau macam-macam denganku, Doss?
- Tidak, Pak. Aku mengajukan diri.

Aku tak masalah mengenakan seragam,

hormat kepada bendera,
dan melakukan tugasku.

Kecuali memegang senjata
dan merenggut nyawa manusia.

Kau tak membunuh? Itu saja.

Ya, Pak. Itu saja.

Kau tahu, banyak pembunuhan terjadi
dalam perang?

- Ya, Pak.
- Begitulah sifat dasar perang.

- Ya, Pak.
- Baiklah.

Ada persyaratan lain dari tentara AS?

Ada lagi yang bisa kami lakukan
agar kau nyaman?

Dia tak mau bekerja pada hari Sabtu, Pak.

Sabtu... Aku penganut
Masehi Advent Hari Ketujuh.

Hari Sabtu adalah hari Sabat-ku,
jadi, aku tak boleh bekerja.

Kurasa itu bukan masalah.
Bagaimana, Sersan?

Kami akan minta musuh untuk tak menyerang
karena Prajurit Doss sedang berdoa.

Baiklah. Sekarang sudah jelas.

Biar kuberi tahu persyaratanku.

Ini tak serumit persyaratanmu.
Ini sangat sederhana.

Selama kau di kompi ini,
di bawah komandoku,

kau harus patuh perintahku. Titik.

Jika tak bisa kau lakukan di sini,
aku tak memercayaimu dalam pertempuran.

Aku mengenakan Pasal 8 kepadamu,
diberhentikan karena gangguan jiwa.

Bubar!

Semuanya!

Perkenalkan Prajurit Desmond Doss.

Rupanya, Prajurit Doss
tidak percaya pada kekerasan.

Dia tak melakukan kekerasan.

Dia bahkan tak berkenan menyentuh senjata.

Begini, Prajurit Doss
adalah seorang pengelak wamil.

Aku minta kalian, jangan mengharapkan dia
menyelamatkan kalian di medan pertempuran,

karena dia pasti akan sibuk bergumul
dengan hati nuraninya untuk membantu.

- Sersan, itu tidak benar.
- Prajurit, diam di tempat.

Sebagian dari kalian
mungkin telah merasakan ini.

Inilah yang kita perjuangkan.

Untuk membela hak-hak kita,
dan melindungi wanita dan anak-anak kita.

Meski keyakinan Prajurit Doss

bisa menyebabkan wanita
dan anak-anak mati.

Kuharap semua anggota di kompi ini

memberi Prajurit Doss rasa hormat
yang seharusnya dia terima

akan singkatnya waktu dia bersama kita.

- Apa perkataanku jelas?
- Ya, Sersan!

Kau pegang apa, Dessie?

- Kau tahu apa itu.
- Tampaknya agak kecil.

- Separuh Alkitab bagi separuh pria.
- Smitty, kembalikan Alkitabnya.

Aku tak bicara padamu.

Kenapa tak mau bertempur?
Kau pikir kau lebih baik dari kami?

- Tidak.
- Bagaimana kalau kau diserang?

Anggap, begitu.

Alkitab bilang
berikan pipi yang lain, 'kan?

Kurasa ini bukan masalah agama, Semuanya.

Kurasa ini sikap pengecut, jelas sekali.

Benar begitu, Dos?
Kau memang pengecut, bukan?

Ayo, pukullah.

Aku akan memberimu
kesempatan gratis. Di sana.

Pukul aku, Doss. Silakan.

- Hajar dia.
- Silakan.

Tidak mau?

Dasar pengecut.

Tunggu. Apa ini?

- Berikan.
- Gadis yang cantik.

- Bagus.
- Sebarkan.

Ini tipe gadis
yang pantas mendapatkan pria sejati.

- Kembalikan itu.
- Tolong.

- Tolong.
- "Tolong kembalikan, Smitty."

Tolong kembalikan, Smitty.

Kau mendengar suara-suara, Desmond?

Tidak, Pak.

Namun, aku paham
Tuhan berbicara kepadamu. Apa itu benar?

Pak, aku bukan orang gila.

Apa kau merasa kebanyakan orang
menganggapmu begitu?

- Orang gila?
- Aku berbeda. Aku tahu itu, tetapi...

Aku takkan pura-pura
jadi orang lain. Aku adalah diriku.

Terdengar kesepian. Kau kesepian?

- Jadi, kau tak mendengar suara.
- Tidak, Pak.

Aku berdoa kepada Tuhan
dan kupikir Dia mendengarku,

tapi itu bukan percakapan,

seperti yang kita pura-pura lakukan.

- Pura-pura?
- Ya, Pak.

Kau ingin memberiku Pasal 8,
mengeluarkanku dari tentara,

tetapi aku tidak gila.

Aku hanya meyakini yang kuyakini.

Yah, aku berusaha memahami, mengerti?

Apa Tuhan yang menyuruhmu
untuk tak memegang senjata?

Tuhan berkata jangan membunuh.
Itu salah satu perintah terpenting-Nya.

Kebanyakan orang mengartikannya,
"jangan melakukan pembunuhan".

Perang adalah situasi yang berbeda.

Yesus berkata, "Aku memberikan
perintah baru kepada kau,

supaya kau saling mengasihi,
sama seperti Aku mengasihi kau."

Ini Setan yang kita lawan.

Sebagai orang Kristen yang baik,
kau bisa melihatnya.

Aku bisa, dan itulah alasanku bergabung.

Tapi maaf, aku takkan memikul senjata.

Paham keagamaannya memang unik,

tapi itu bukan alasan
untuk memberi pemecatan Pasal 8.

Bagaimana aku bisa
mendisiplinkan pria seperti itu?

Entahlah. Namun,
dia pengelak wamil yang sah.

Dia harus diizinkan bekerja
sebagai tenaga medis,

jika memenuhi syarat
di semua bidang pelatihannya.

Mungkin kita bisa membantu
memercayai gagasannya.

Batasi tugas dia hanya di barak dan dapur.

Jika dia melontarkan firman Tuhan padamu,
marahi saja dia. Aku ingin dia pergi.

JANGAN PAKAI SEPATU DI KAMAR MANDI

Doss, ranjangmu kotor. Ini kadang babi!

- Ada yang lucu?
- Tidak, Sersan!

- Ada yang kau pikirkan?
- Tidak, Sersan!

Yang kalian tidak sadari adalah

sebuah kesatuan tidak lebih baik
daripada anggota terlemahnya!

Untuk membantu kalian mempelajari itu,
tak akan ada libur akhir pekan.

Kalian akan bertugas di dapur!

Sekarang, semuanya bersiap
untuk mendaki sejauh 32 km. Ayo!

Ayo!

Tegakkan kepala kalian.

Jangan mulai mengasihani diri sendiri.

Membuatku muak
melihat kalian mengasihani diri sendiri.

Kalian tak kenal apa itu lelah.

Kita teruskan sampai kusuruh berhenti.

Hei, hentikan! Aku berusaha tidur.

- Lepaskan aku!
- Baik. Baiklah.

Kenapa kau masih di sini?

Diam di tempat.

Di mana Doss?

- Ini buruk bagi siapa pun.
- Tentu bukan untuk itu aku bergabung.

Ini bukan soal tujuanmu bergabung.

Ini soal kehidupan tiap orang di sini.

Dan hidupmu juga.

Saatnya berhenti.

Selesaikan berpakaian
dan akan kuantar kau.

Tak apa-apa, Doss.

Tak perlu malu dalam hal ini.

Ayo.

Aku dapat tambahan tugas jaga hari ini
dan tugas di dapur pagi ini, jadi...

Tidak bisa.

Baiklah, Doss.

Prajurit Doss, kau bisa mengidentifikasi
orang yang memukulimu?

Tidak, Sersan.

Maksudmu, kau tak tahu
siapa yang menyerangmu?

Aku tak pernah bilang aku diserang.

Apa maksudmu? Kau dapat luka memar
di separuh tubuh saat tidur?

Aku bermimpi berkelahi.

Baiklah.

- Jika mau bercinta, pakailah pengaman.
- Selanjutnya!

- Jangan sampai ada yang kencing nanah.
- Tak mau krim untuk kopimu, Sersan?

Bagaimana kalau minum sekarang?

- Kau bicara berdasarkan pengalaman?
- Tanyakan ibumu soal itu.

Siap!

Istirahat di tempat.

Prajurit Doss, sayangnya
aku tak bisa mengizinkan izinmu.

Ini cuti bagi anggota
yang lulus pelatihan dasar.

Dengan hormat, Pak, aku sudah lulus.

Aku mengajukan cuti ini tiga pekan lalu.
Aku akan menikah sore ini.

Tertulis kau tak lulus latihan senapan.

Aku tak diwajibkan memikul senapan.
Kolonel Stelzer, dia...

Ketetapan Kolonel Stelzer adalah,

"Doss harus diizinkan bekerja
sebagai tenaga medis,

jika dia lulus di semua bidang pelatihan."

Dan kau belum lulus
dalam latihan senapan, Prajurit.

Cukup jelas.

Tunjukkan kau tahu cara memegang senapan
dan akan kutandatangani cutimu.

- Kopral Cannon.
- Pak!

Berikan Prajurit Doss senjatamu.

- Aku tak mau menyentuh senapan, Pak.
- Aku tak memintamu, Prajurit!

Itu perintah langsung dari Komandan Kompi.

Demi Tuhan, Doss,
hentikan omong kosong ini dan berhenti.

Menolak, dan aku tak punya jalan lain
selain mengadilimu,

kau pun akan menghabiskan masa perang
di penjara militer.

Aku tak bisa.

Berapa lama lagi
kau mau menunggu, Dorothy?

Kurasa ini sudah cukup lama.

Aku turut bersedih.
Terkadang pria hanya merasa takut.

Beberapa pria mungkin begitu.
Tidak dengan Desmond-ku.

Kau mungkin berpikir aku bajingan sejati

yang hanya peduli peraturan,
bukan anak buahnya.

Bolehkah?

Aku percaya kitab ini seperti yang lain.

Aku pun bergumul dengan hati nuraniku,

tapi apa tindakanmu saat semua
yang kau hargai di dunia ini diserang?

Aku tidak tahu, Pak.

Aku tak punya jawaban
atas pertanyaan sebesar itu,

tapi aku pun merasa martabatku diserang,

dan aku tak tahu kenapa.

Aku tak peduli dengan prinsipmu
karena tentara Jepang pun begitu.

Jika salah satunya menyerangmu
dan prajurit yang terluka, apa tindakanmu?

Memukulnya dengan Alkitabmu?

Aku siap berkorban nyawa demi rekanku.

Kau tak memenangkan perang
dengan berkorban nyawa.

Aku di sini karena tak mau melihatmu
membusuk di sel penjara.

Mengaku bersalah,
minta belas kasihan pengadilan.

Mungkin mereka akan membebaskanmu.

Biarkan para pemberani
pergi memenangkan perang ini.

Jika aku tak bisa meyakinkanmu,
mungkin dia bisa.

Aku dilarang meneleponmu.

Aku tahu itu bukan salahmu.

Mereka melakukan apa padamu?

Tak apa-apa. Aku hanya bertinju
dengan dinding lalu kalah.

Mereka bilang kau bisa dipenjara, Desmond.

Di Leavenworth. Pasti ada cara lain.

Entah bagaimana caranya.

Kulakukan segalanya kecuali satu hal ini.

Aku diperlakukan bak penjahat
karena tak mau membunuh.

Kau sudah mencoba.
Tak ada yang bisa bilang tidak.

Mau menyelamatkan siapa di penjara?

- Mungkin tak ada.
- Maka ambil senjatanya. Lambaikan itu.

Tak perlu memakainya,
jadikan itu jalan tengah.

- Aku tak bisa.
- Bisa. Itu keangkuhan.

Keangkuhan dan ketegaran.
Bedakan kehendakmu dengan kehendak-Nya.

Apa aku angkuh?

Mungkin aku memang angkuh.

Tapi entah bagaimana aku akan hidup
jika mengingkari keyakinanku.

Bagaimana kau bisa hidup denganku.

Aku takkan pernah menjadi pria
yang kuinginkan di matamu.

Aku jatuh cinta kepadamu
karena kau tak seperti orang lain

dan tak berusaha menjadi begitu.

Jangan berpikir untuk sesaat pun
bahwa kau akan mengecewakanku.

Aku akan mencintaimu apa pun yang terjadi.

Entah apa yang akan dia lakukan.
Bagaimanapun, dia kalah.

Mereka ingin dia mengaku bersalah,
tapi dia akan diberhentikan.

Kalau dia melawan,
dia pasti akan dipenjara.

Bagaimanapun, mereka menyebutnya pengecut
dan dia tak bisa menerima itu.

Terima kasih, Dorothy.

Jika kau bisa bicara dengannya, katakan
kami menyayangi dan berdoa untuknya.

- Kami berdoa untuk kalian berdua.
- Akan kusampaikan. Dah.

Bisakah kau tinggalkan aku sendiri?

Bisakah kau pergi saja?

Tom, kau sudah gila.

Tentu saja aku gila!
Menurutmu, aku ini apa?

Aku sudah gila. Tinggalkan ruangan ini!

- Astaga! Letakkan itu!
- Menjauh dariku, Wanita!

Biar aku saja, Pak.

Bisa kubantu?

Aku ingin bicara
dengan Brigadir Jenderal Musgrove.

Tak bisa tanpa janji temu.
Itu sangat mustahil.

Andai kau mau memberitahunya,
Kopral Thomas Doss mau berbicara.

Dia sedang ada rapat penting.

Aku bertarung bersamanya
di Belleau Wood, Prancis. Dia kaptenku.

Kumohon, Bu, ini sangat penting.

Terima kasih, Bu.

- Ada seorang pria di luar sana, Tom Doss.
- Doss?

Selesai dengan cepat. Kau akan pulang
dengan selamat, seolah tak ada apa-apa.

Aku mencintaimu.

Ini adalah sidang Prajurit Doss.

Tuduhannya melanggar perintah langsung
dari komandannya.

Bagaimana kata terdakwa?

Prajurit Doss ingin mengajukan
pembelaan "tidak bersalah".

Begitukah, Prajurit? Kukira kau ingin
mengajukan permohonan tawar-menawar.

- Aku berubah pikiran.
- Begitu saja?

Kau ingin melanjutkan
ke Pengadilan Militer?

- Ya, Pak.
- Kalau begitu, risiko tanggung sendiri.

Lanjutkan.

Yang Mulia, Prajurit Doss
menunjukkan moralitasnya kepada kami

seperti lencana kehormatan.

Dia memamerkan penghinaannya
dengan melanggar perintah komandannya.

Saat taruna kita
mengorbankan nyawa mereka...

- Kau tak apa-apa?
- Ya.

- Apa mereka masih berunding?
- Ya.

Bawa ini ke dalam sana.

Aku tak bisa. Hanya personel militer.

- Suruh salah satunya mengantar ini.
- Mereka tak mau membantu.

Ada satu pertanyaan yang perlu diajukan
oleh pengadilan militer kepada terdakwa.

Apa kau menyangkal
melanggar perintah Kolonel Sangston?

Benar begitu, Prajurit?

- Tidak, Pak.
- Lantas, kenapa menentangnya?

Kenapa penting bagimu,
mengingat penolakanmu pada senjata,

untuk bertugas di unit pertempuran?

Karena saat Jepang menyerang Pearl Harbor,
aku merasa terhina.

Semua yang kukenal
bersemangat masuk tentara, termasuk aku.

Ada dua pria di kota asalku
yang dinyatakan tidak sehat secara fisik.

Mereka bunuh diri
karena tak bisa mengabdi.

Aku bekerja di industri pertahanan.
Aku bisa saja menunda, tapi itu tak benar.

Tidak benar kalau pria lain
harus berjuang dan mati,

sedangkan aku hanya duduk di rumah
dengan aman. Aku harus mengabdi.

Aku punya tenaga dan semangat
untuk menjadi tenaga medis.

Berada di tengah prajurit lainnya.
Bahayanya sama, hanya...

Saat orang lain merenggut nyawa,
aku akan menyelamatkannya.

Dengan dunia yang sedang dalam kehancuran,

tampaknya bukan hal yang buruk
untuk ingin menyatukannya sedikit.

- Maaf, tak ada yang boleh...
- Putraku adalah terdakwa.

- Tapi tak ada yang boleh...
- Ada informasi penting.

Meski pendapat itu patut dipuji,
fakta tampaknya tak bisa disangkal, jadi...

Ada apa di luar sana?

Lepaskan dia.

- Itu seragam Perang Dunia I.
- Benar.

Pak, aku harus menunjukkan ini.

Dengan hormat,
kau bukan anggota militer lagi.

- Kau tak boleh menghadiri sidang ini.
- Apa memang begitu cara kerjanya, Pak?

Kau berjuang demi negaramu,
kehilangan banyak hal yang kau sayangi,

kemudian kau selesai?

Seragam dilupakan, kau tak punya suara.

- Kau bertugas di Lys?
- Benar. Juga di Belleau Wood.

- Dianugerahi dua tanda jasa.
- Benar.

- Kurasa kau adalah ayah Prajurit.
- Benar, Pak. Thomas Doss.

Sebagai mantan tentara,
kau tahu ada hukum...

Aku tahu hukumnya
dan putraku dilindungi oleh itu.

Hukum itu ada dalam konstitusi kita,
dan aku percaya itu, seperti dia.

Itu menjadi alasanku
untuk berjuang melindunginya.

Kupikir itulah yang kulakukan.

Sebab jika bukan karena itu,
entah apa yang kulakukan di sana, Pak.

Terima kasih, Kopral Doss.

Biar kuambil suratnya.

Kau harus pergi.

"Hak-hak terdakwa sebagai pengelak wamil
dilindungi oleh Kongres,

dan dia tak boleh dipaksa
untuk melepaskan hak itu.

Termasuk, dalam hal ini, penolakannya
atas perintah memikul senjata."

Tertanda, Brigadir Jenderal Musgrove,
Panglima Angkatan Perang, Washington, D.C.

Kolonel?

- Aku mencabut tuduhannya, Pak.
- Maka kasus ini ditutup.

Prajurit Doss, kau boleh memasuki
medan pertempuran

tanpa senjata untuk melindungi dirimu.

Kau boleh melanjutkan tugas dan mulai
berlatih sebagai tenaga medis pertempuran.

- Di mana dia?
- Pergi. Aku memintanya tinggal.

- Sudah kubilang kau mau...
- Tidak, aku mengerti.

- Saat kau pulang, katakan aku sayang dia.
- Baik.

Sebaiknya kau pulang kepadaku.

OKINAWA, MEI 1945

Paman Sam orangnya lembut

Dia damai seperti anak-anak

Tapi jangan buat dia...

- Sial, hentikan!
- Hollywood, diamlah.

- Ayo, diamlah.
- Tutup mulutmu, Bung.

- Demi Tuhan, akan kutembak kau.
- Maukah kau tutup mulutmu?

- Simpan nyanyiannya untuk nanti.
- Perusak kesenangan di sini.

- Beri jalan.
- Aman! Menyingkir!

Kompi 96... Atau yang tersisa dari mereka.

Ini orang-orang yang kita gantikan.

- Tampak aman.
- Aman.

- Sangat aman.
- Baik.

Semua aman, Sersan!

Kapten Glover.

Letnan Manville dari kompi 96.
Kami ditugaskan denganmu, Pak.

Baik.

- Beri mereka makanan.
- Ya, Pak.

- Ini Sersan Howell.
- Senang bertemu, Pak. Duduklah.

Siapa Doss?

Di sebelah sana.

Kau Doss?

Irv Schecter.

Hanya kau, aku, dan Page di sini,

tenaga medis yang tersisa di area ini.

Kurasa kita akan bekerja sama.

- Kau baru kembali dari garis depan?
- Seperti apa di sana?

Kubilang, seperti apa?

Seperti Hacksaw.

Kami mendaki enam kali.
Enam kali mereka mengusir kami.

Kali terakhir
tak ada yang tersisa dari kompi 96.

Mereka binatang.

Binatang busuk.

Tentara Jepang tak peduli hidup atau mati.

Mereka ingin mati.
Mereka terus menyerangmu.

Dan mereka tak akan menyerah.

- Tak akan pernah.
- Ini. Hei, Kawan.

Tentara Jepang
sengaja mengincar yang terluka.

Lepas semua atribut palang merahmu.

Mereka mengutamakan menembak tenaga medis.

Warna putih menjadi sasaran.

Ini, aku membawakanmu helm baru.

Satu ukuran untuk semua.

Itu sasaran kita. Hacksaw Ridge.

Kita kuasai,
mungkin kita merenggut Okinawa.

Kita merenggut Okinawa,
kita menaklukkan Jepang.

Rehat sejenak. Rekan AL kita
akan melemahkan mereka.

Tak ada yang bisa selamat dari itu.

Namun, mereka bisa.

Letnan, bunker ini ada di sini,
di sini, dan di sini, apa itu akurat?

Ya, ada tiga...

Ya, Pak, mungkin agak lebih jauh
ke belakang, tapi semuanya...

Semuanya berbeda di atas sana.

Semua aman, Kapten.

Semuanya, berangkat.

- Ini darah.
- Benar.

Kita bukan di Kansas lagi, Dorothy.

Terus mendaki.

Ini, ayo.

Mau lewat, beri jalan. Menyingkir.

Brown? Berikan ini pada Jessop.

Kopral!

Serangan!

Tiarap!

Tiarap!

Di mana mereka?
Aku tak bisa melihat apa pun.

- Membingungkanku, Kawan.
- Di mana...

Tolong, Medis!

Kami di sini!

Letakkan tanganmu di sini.
Letakkan tanganmu di sana, Jack. Ayo.

Ayo, kami akan melindungimu.
Ikut denganku, Jack.

Terus maju! Bergerak!

- Aku tak bisa melihat apa pun.
- Apa yang itu?

Entahlah. Tembak saja!

Baiklah, ayo.

Vito! Kemarilah.

Sial!

- Medis! Vito tertembak!
- Aku datang! Baik, aku di sini.

Menyingkir!

- Kau terluka?
- Aku baik-baik saja.

Ayo, aku menolongmu, Ralph.
Tarik napas saja.

Tarik napas saja, Ralph. Tak apa-apa.

Tarik napas saja, Ralph.

Aku menolongmu. Ayo.

Hei! Beri dia morfin dan pergilah.

Dia tak akan selamat.

Kumohon, Doss, jangan.
Jangan tinggalkan aku.

Jangan tinggalkan aku. Astaga,
jangan tinggalkan aku. Aku punya anak!

Kumohon, jangan. Jangan tinggalkan aku.

Aku takkan ke mana-mana.
Akan kuantar kau pulang.

Aku menolongmu, Ralph. Baik?
Akan kuantar kau pulang.

Ini dia morfinnya!

Ini akan beraksi cepat.
Kami akan memindahkanmu.

Tandu!

- Terus bergerak.
- Aku terluka.

Tak ada yang salah denganmu.

Sial! Bertahanlah, Nak.

Bergerak! Berdiam diri
menjadikanmu mudah diserang.

- Bergerak. Ayo!
- Orang ini prioritas!

- Kami memegangnya.
- Di sini. Tenanglah.

Prioritas? Pernah dengar istilah triase?

- Dia akan mati sebelum turun.
- Kau tak tahu itu!

Turunkan dia. Paham?

- Baiklah.
- Baik.

- Ayo!
- Baiklah.

Tak apa-apa. Akan kami antar kau pulang.

Medis! Tolong!

Jika kita tak bisa melihat mereka,
mereka juga tak bisa melihat kita.

Tolong!

Aku menolongmu, Frank. Lukamu di mana?

- Kurasa mereka bisa melihat kita, Bodoh.
- Doss, ayo!

Ayo. Bantu aku.

- Tiarap, Pak.
- Di sana! Bungkernya!

Aku melihatnya.
Sebaiknya tetap tiarap, Pak.

- Aku melihatnya, di depan.
- Ya, aku melihatnya juga!

Maju. Serang dengan seluruh kemampuanmu.

Akan kuutus tim gempur
untuk mengapit mereka.

Tekan terus lukanya,
kau akan membaik. Baik?

Biar aku saja, Doss. Aku saja.

Ini dia.

- Duduklah di sini.
- Hei.

- Kau baik-baik saja?
- Baik.

Dan, tembak!

Tiarap!

Berengsek!

- Kau, pakai itu.
- Ya, Pak!

Habisi mereka.

- Ayo.
- Tembak!

Lempar!

Lindungi!

Ayo! Ayo, Ghoul!
Masuk ke lubang. Diam di sana!

Ayo, Smitty, kami akan melindungimu! Maju!

Lindungi.

Satchel!

- Ghoul?
- Aman!

Ayo, lemparkan. Lemparkan, Ghoul.

Lindungi!

Berengsek.

Lindungi dia.

Medis! Tolong aku!

Ayo!

Tolong! Medis!

Aku di sini. Letakkan tanganmu di atasnya!

Ayo!

Ayo!

Ghoul.

- Kau baik-baik saja. Tertembak di mana?
- Entahlah.

Ada benjolan di kepala, tak apa.
Siapa namamu?

- Andy.
- Andy apa?

Andy Walker.

- Juga dikenal sebagai?
- Ghoul.

Ghoul. Kau baik-baik saja.

Kerja bagus, Semua. Kerja bagus.

Gali untuk malam.

Kita pertahankan tempat ini,
bereskan sisa punggung bukit besok.

Baiklah. Cari lubang aman yang bagus
di dalam atau dekat bunker.

Gantian berjaga tiap dua jam.

Kita tak tahu yang ada
di luar sana. Hati-hati.

- Tembak yang tak bisa bahasa Inggris.
- Grease juga?

Terutama dia. Aku tak peduli
jika kalian mau buang air,

tidak aman pergi sendirian.

Ke sebelah sini sekarang!

Mau ke mana, Doss?

- Masih banyak yang terluka di sana.
- Akan kutemani dia.

Jangan ceroboh. Tetap waspada.

Ayo cari tempat.

Rinnelli dan Henry tewas seketika
pada 15 menit awal.

Seketika.

Peterson, Popeye. Standford dan Murphy.

Page dan Unger.

Ralston.

Dalam damai, anak menguburkan ayahnya,
dalam perang, ayah menguburkan anaknya.

Kau mau berhenti mengatakan bualan itu?

Itu tak membantu.

Ya, kau benar. Tidak di sini.

Hei, berikan itu.

Hei, ada luka di perut.

- Dia butuh plasma.
- Baik.

Tinggalkan dia bersama kami.

Kau baik-baik saja sekarang.
Mereka merawatmu.

- Mau mencari lubang dan menggali?
- Terdengar bagus.

Pakai helmmu.

Kau tak akan memakannya?

Aku tak makan daging. Silakan.

Tentu saja tidak.

Dia wanita yang cantik.

Kau tahu kau tak cocok dengannya, 'kan?

Ya, aku tahu.

- Jangan katakan itu kepadanya.
- Dia akan lebih bahagia bersamaku.

Ya, sampai dia mengenalmu.

- Terkadang aku berengsek.
- Terkadang?

Ya, baiklah.

Tentara Jepang licik.

Aku akan jaga pertama, ya? Kau bisa tidur.

Mimpi yang buruk.

Aku bermimpi ditikam.
Aku tak bisa berbuat apa-apa.

Senapannya di sana.

Tak akan menggigit.

Ya, tentu.

- Lihat sekelilingmu.
- Setelah apa yang kita alami,

- orang waras pasti menginginkan senjata.
- Aku tak pernah mengaku waras.

Ayahku seorang pemabuk.

Dia melawan itu selama bertahun-tahun,
tapi itu menguasainya. Membuatnya jahat.

Setidaknya kau kenal dia. Ayahku bisa saja
salah satu dari sepuluh pria.

- Ibumu membesarkanmu?
- Aku kenal dia,

tapi dia memberikanku ke panti asuhan
saat aku lima tahun.

Tak pernah melihatnya lagi.

Aku belajar membenci dengan cepat,

menilai orang dengan cepat,
dan aku salah tentangmu.

Ayahku memukuliku dan kakakku
karena matahari terbit

dan mencambuk kami
karena matahari terbenam.

Aku bisa terima itu...

Tapi saat dia menyakiti ibu kami...

Menjauh dariku, Wanita!

Cukup. Tidak lagi! Kau dengar aku?

- Tarik pelatuknya.
- Hentikan itu! Hentikan!

Tapi kau tak membunuhnya?

Dalam hatiku, aku membunuhnya.

Itu sebabnya aku berjanji kepada Tuhan,
takkan pernah menyentuh pistol lagi.

Takkan kuberikan punyaku, karena kau gila.

Berengsek...

Berengsek.

Bergerak! Kemarilah.

Ayo!

Mundur! Ayo!

Mereka datang dari bawah tanah.

Baker Six meminta bantuan segera.
Sasaran ada di yoke-tare-lima-satu-lima.

Aku tahu itu posisi kami!
Kami takkan ada di sini lebih lama lagi!

- Aku meminta serangan artileri.
- Mundur! Cepat!

Mundur! Semuanya, mundur!

Hei, Kawan. Aku di sini. Di sini.

Lindungi aku.

Ayo!

Pergi dari sini, Nak!

Kemarilah, Nak.

Kau tahu harus bagaimana. Terus tekan ini.

Tidak! Tak perlu plasma.
Berikan kepadanya. Di sana!

Aku akan baik-baik saja. Pergi.

- Grease! Bawa Irv kembali.
- Baik.

Baik. Sampai jumpa.

Ayo.

Kita harus bergerak sekarang. Ayo.

Ayo!

Ganti!

- Sebaiknya kau pergi dari sini!
- Bergerak!

- Aku takut.
- Ini akan mengurangi rasa sakitnya.

Tidak, jangan. Jangan lakukan itu. Ayo!

Smitty, tetap bersamaku.
Ayo. Kita harus pergi.

- Bantu aku menurunkannya.
- Ya.

- Ayo, cepat!
- Tak bisa dibantu. Dia sudah tiada.

- Tidak.
- Ayo! Kita harus pergi dari sini!

Ayo pergi!

Ayo, kita pergi.

Ayo. Semuanya. Turun dari punggung bukit!

Apa yang Kau inginkan dariku?

Aku tidak mengerti.

Aku tak bisa mendengar-Mu.

Medis, tolong aku!

Tolong aku!

Tolong aku, Tuhan.

Baiklah.

- Tenang. Kau di tangan yang tepat.
- Tenang saja. Tenang.

Enam... Delapan...

- Empat belas.
- Amankan mereka.

Ya, Pak.

- Prajurit Ford, berapa orang?
- Hanya 32 yang turun, Pak.

- Astaga.
- Ayo!

- Ayo bawa mereka.
- Ya, Pak.

Harry. Ini Desmond. Kita akan mengobatimu.

Kau harus terus bernapas.

- Kolonel ingin menemuimu.
- Aku butuh jipmu.

Kalian tetap di sini,
awasi tentara Jepang.

- Namun...
- Tetap di sini!

- Ya, Pak!
- Ya, Pak!

Tolong. Tolong aku.

Awas. Aku menolongmu.

Taruh tanganmu di sini. Terus tekan.

- Aku akan kembali. Baik?
- Baik.

- Pelan-pelan, Kawan.
- Ini dia.

Baiklah, ayo. Pada hitungan ketiga.
Satu, dua, tiga.

Tolong, medis sebelah sini!

Tak apa-apa, tenanglah.

Kita ada di tebing, Eric.
Kau diam saja, ya?

Kau baik-baik saja, Eric.

Berengsek, ini akan berhasil.

Satu simpul untuk tiap kaki, Eric.
Kita akan mengikatmu dan menurunkanmu.

Aku memegangmu.

Aku memegangmu sekarang.
Kau harus percaya kepadaku.

Kau harus percaya aku.

- Tentara Jepang!
- Tunggu! Itu anggota kita! Tunggu!

Ayo!

Ayo! Aku memegangmu.

Aku memegangmu. Ayo! Aku memegangmu!

Kau baik-baik saja.

Hank, satu lagi.

Batalkan serangan artileri di Hacksaw.

- Masih ada 100 orang di sana.
- Suruh mereka membatalkan artileri.

Duduk, Jack. Akan kuambilkan minuman.

Kita kehilangan persembunyian.

Mereka datang, kita harus bergerak. Ayo.

Akhirnya.

Mereka terus berdatangan.

- Angkat.
- Baik.

Doss.

Tolong... Tolong aku.

Kau harus percaya aku.

Tarik napas.

Ayo, Kawan. Ayo pergi.

Kau tak tahu pasukanmu hidup atau mati.

Kau butuh bala bantuan,
atau kau akan membunuh sisanya.

- Berikan aku bala bantuan.
- Aku tak punya pasukan baru, paham?

Tiga batalion dihabisi hari ini.
Butuh berhari-hari mendatangkan pasukan.

Aku butuh mereka secepatnya.

Tak apa-apa.

Tidak apa-apa.

Semua baik-baik saja.

Morfin. Ini bagus.

Pinnick. Ini Doss.

Ini Doss. Diamlah. Aku menolongmu.

- Kau tertembak?
- Ya. Aku tak bisa melihat.

Diam. Diamlah saja.

Jangan bergerak. Aku memegangmu.
Pegang erat-erat.

Itu dia. Coba sekarang.

Kukira aku buta!

Jangan berisik. Kau bisa berjalan?

- Entahlah.
- Kita harus pergi dari sini. Ayo.

Bagus. Baik, kami menangkapmu.

Hei, Ted. Ini aku. Ini Desmond.

Aku akan mengobatimu.

Kau siap pergi dari sini? Tentu.

Kumohon, Tuhan,
bantu aku menolong satu orang lagi.

Bantu aku menolong satu orang lagi.

Kumohon, bantu aku
menolong satu orang lagi.

Satu orang lagi.
Bantu aku menolong satu orang lagi.

Satu orang lagi.
Bantu aku menolong satu orang lagi.

Satu orang lagi.

Beri jalan.

- Dari mana mereka datang?
- Hacksaw.

- Kukira mereka mundur.
- Tak semuanya.

Ada orang gila yang menyeret
orang terluka dari atas.

Bahkan menurunkan beberapa tentara Jepang.
Mereka tewas. Kembali kepadamu langsung.

- Tenang.
- Semua siap, jalan.

- Ayo pergi.
- Ke mana?

Ada yang datang.

Masuklah. Ada tentara Jepang.

Berengsek. Prajurit Batang Jagung.

Kau memang penuh kejutan.

- Mau morfin?
- Ya. Itu atau peluru.

Baiklah.

Ini. Itu dia.

Baiklah, coba kulihat.

Bagaimana ini? Baik, tidak parah.

Coba kulihat.
Lebih parah dari yang terlihat.

Para gadis masih mau menciummu.

Sersan, kau tak keberatan
tunggu di sini sebentar?

- Ya, baik. Pergi dari sini.
- Aku akan kembali.

Kau siap? Ayo. Kau dan aku. Ayo.

Kapten. Ada yang harus kau lihat.

Pasukan kita turun semalaman.
Hollywood ada di sini.

Tak kusangka akan melihatnya.
Dia ada di sini.

- Apa-apaan ini?
- Apa kabar, Pak?

- Hei, Kapten.
- Kapten.

- Senang melihatmu, Nak.
- Kapten Glover, Pak.

- Bagaimana kau bisa turun?
- Doss.

- Howell masih di sana.
- Apa Howell dan Doss melakukan ini?

Kebanyakan hanya Doss.

- Hanya Doss?
- Ya.

Ya, Doss si pengecut.

- Kau sulit disingkirkan.
- Berikan ini.

Sudah terlambat
untuk latihan sasaran, bukan?

- Naikilah.
- Kau bercanda.

Tidak, aku akan menyeretmu.

Ayo lakukan.

- Siap.
- Ya.

Ayo pergi.

Musuh datang!

Ayo.

- Angkat tangan.
- Kau bercanda, Batang Jagung.

"Kau mengikat simpul tiang,
bukan membuat bra."

Ayolah.

Siap? Bergulinglah.

- Turunkan aku!
- Ya, Sersan.

- Sersan Howell.
- Doss masih di sana.

- Apa-apaan?
- Tentara Jepang mengejarnya.

- Kami memegangnya.
- Bagus.

Tak apa, kami memegangnya.

- Tak apa-apa, Doss.
- Ayo, Doss.

Kau aman.

- Baiklah.
- Ayo, Doss.

Desmond, tak apa-apa.

- Tak apa-apa.
- Desmond.

Tenanglah. Ini, ayo.

Kau terluka?

Tidak.

Ayo bawa prajurit ini
ke tenda rumah sakit.

- Ayo, tenanglah.
- Tenang.

Beri ruang.

Kita butuh orang
untuk membersihkan tempat ini.

- Di mana Irv?
- Irv?

- Schecter, tenaga medis?
- Ya.

Dia tak selamat.
Dia tewas karena renjatan. Tak ada plasma.

Turut berduka.

Yang kulihat hanyalah anak kurus.
Aku tak tahu siapa kau.

Perbuatanmu melebihi yang bisa dilakukan
siapa pun dalam mengabdi negara.

Dan aku tak pernah teramat salah
menilai orang selama ini.

Kuharap suatu hari kau bisa memaafkanku.

Kita harus kembali ke atas besok.

Aku sadar besok adalah hari Sabat-mu.

Kebanyakan prajurit di sini
tak berkeyakinan sama denganmu.

Namun, mereka sangat yakin
kepada besarnya keyakinanmu.

Yang kau lakukan di sana adalah keajaiban,
dan mereka ingin sedikit merasakannya.

Mereka tak mau pergi ke sana tanpamu.

Kau seharusnya memulai serangan itu
sepuluh menit yang lalu!

- Kami sedang menunggu.
- Menunggu apa?

Prajurit Doss selesai mendoakan kami.

Prajurit Doss mendoakan kalian?
Siapa Prajurit Doss itu?

Ayo bekerja.

- Tiarap. Tiarap!
- Tiarap!

Tiarap. Sekarang!

Berbaringlah. Aku punya morfin.

Ayo, kita bawa mereka pergi dari sini.

Alkitabku...

Berhenti!

- Alkitabku.
- Baik.

Kau akan pulang, Desmond.
Kita sudah merebut Hacksaw.

- Tunggu!
- Desmond!

Desmond.

DESMOND DOSS MENYELAMATKAN 75 PRAJURIT
YANG TERLUKA DI HACKSAW RIDGE.

DIA PENGELAK WAMIL PERTAMA
YANG MENERIMA MEDALI KEHORMATAN,

PENGHARGAAN TERTINGGI AMERIKA
ATAS KEBERANIAN DALAM PEPERANGAN.

DESMOND DAN DOROTHY MENIKAH
HINGGA DOROTHY MENINGGAL PADA TAHUN 1991.

MESKI BERGELAR PAHLAWAN,
DIA TETAP RENDAH HATI,

MEMBERIKAN SEGALA PUJIAN PADA TUHAN.

Aku berdoa sepanjang waktu.

Aku terus berdoa, "Tuhan, tolong bantu aku
menolong satu orang lagi."

Saat berhasil, aku bilang, "Tuhan,
bantu aku menolong satu orang lagi."

DIA HANYA BERKATA, "PAHLAWAN SEJATI
ADALAH MEREKA YANG DIMAKAMKAN DI SANA."

Siapa pun salah
jika berusaha menodai keyakinan seseorang.

Aku tak peduli
apakah itu tentara atau siapa pun.

Ketika kau memiliki keyakinan,
itu bukan lelucon.

Itulah dirimu.

Meski kuperintahkan banyak hal
agar dia membawa senapan,

dia tak pernah berada di sisiku
karena dia tak mau membawanya.

Namun lama-kelamaan,

aku mendapati dia salah satu
orang paling berani yang masih ada.

Kemudian yang paling ironis adalah
dia justru menyelamatkanku.

Darah mengalir
ke wajah dan mata orang itu.

Dia berbaring di sana,
mengerang dan memanggil tenaga medis.

Aku menuangkan air dari pelples,
mengambil perban,

dan aku membasuh wajahnya.

Saat darah itu tercuci dari matanya,
matanya terbuka.

Astaga, dia langsung tersenyum.

Dia berkata, "Kukira aku buta."

Jika aku tak dapat apa pun lagi
dari perang,

senyuman yang dia berikan kepadaku

adalah balasan yang memuaskan.

DESMOND DOSS MENINGGAL PADA USIA 87 TAHUN
PADA BULAN MARET TAHUN 2006.

Terjemahan subtitle oleh
Suci Munggarani Puteri