All language subtitles for 366.2022.1080p.WEBDL

SITUS SLOT ONLINE TERKECE DI INDONESIA
Dengan bonus yang SUPER KECE
Daftar sekarang di www.recehoki.net

Main bersama RECEH88 & menangkan ratusan juta rupiah!
PLAY. MAXWIN. WITHDRAW. REPEAT.

Aku tidak menyangka akhirnya bisa naik pesawat untuk menemuimu besok!

Entah aku harus menangis atau tertawa.

Apakah ini nyata?

Aku tidak sabar untuk memelukmu, June. Aku mencintaimu.

Sayang, ibuku mau mengantarku ke bandara.

Jadi aku tinggal menunggu di sini.

Yakin kau tidak mau apa-apa dari sini?

Marco mengirimiku daftarnya semalam. Sudah kukemas.

Pokoknya, sampai jumpa besok! Aku mencintaimu!

Sayang, aku sudah JFK!

Aku yakin kau sudah mendarat.

Aku benar-benar bodoh karena tidak sampai di sana lebih dulu.

Aku ingin menjemputmu.

Akan kutinggalkan pesan kembali saat aku sampai Istanbul, oke?

Kau mungkin sudah tidur saat itu.

Aku mencintaimu.

Sayang, aku sudah di Istanbul!

Banyak sekali barang di bandara.

Aku akan membawanya dalam perjalanan pulang, karena kita akan ke Salt Lake.

Bagaimana kabarmu disana?

Aku suka foto matahari terbit yang kau kirim.

Aku tidak sabar menyaksikan matahari terbit bersamamu besok!

Dan memelukmu.

Memegang tanganmu.

Aku sangat bersemangat menemuimu.

Aku mencintaimu, June.

Sayang, aku melihatmu!

Aku hanya ingin meninggalkan barang bawaanku dan segera lari menujumu.

Sayang, aku merindukanmu, sekalipun aku bisa melihatmu.

Aku sangat aneh.

Juga, kau bertambah tinggi?

Tidak! Di sini dingin, kau bawa mantel?

Tentu saja. Aku mencintaimu. Sampai jumpa sebentar lagi, sayang.

Terjemahan oleh zahrahh87
Telegram: @zahrahh87
https://subscene.com/u/1405451

Kat, ada apa membangunkanku?

Berhentilah murung, ikut denganku.

Ayo ambil visa ASmu.

Pemandu wisata, Meme, dia meneleponku pagi-pagi.

Dia memintaku membayar sisa untuk tur Salt Lake

karena Pao hanya membayar uang muka.

Dia mungkin bermaksud membayar sisanya setelah kami mendarat.

Kat, menurutmu di sana dia berencana melamarku?

Itu tidak penting sekarang.

Kau dengar yang aku katakan?

Kenapa kau tidak tinggal di AS saja?

Ya.

Orangtua Pao juga bilang begitu padaku.

Katanya aku bisa tinggal dengan mereka kalau aku mau pergi.

Hanya saja, aku tidak bisa-

aku tidak bisa-

aku tidak bisa menghadapi mereka.

Kau sempat berpamitan?

Ya…

Hari terakhir kami bersama,

kebetulan kami berhenti di toko shawarma.

Pao mengantri. Tidak jauh dari tempat kami, ada sungai

Aku melihat-lihat. Kalau tahu itu akan jadi hari terakhir kami,

Sangat dingin hari itu.

Dia mengenakan syal biru.

Ayo pergi?

June, semua itu bukan salahmu.

Hai…

Masih tidak menyangka aku datang?

Aku di sini.

Aku tahu.

Wajahmu akan kuhafal walau dengan mata tertutup.

Akan kuingat itu saat aku pulang.

Bawa aku bersamamu.

Bagasimu longgar. Aku tidak keberatan.

Ya, aku yakin kau bisa menyesuaikan dirimu dengan mudah.

Menurutmu kapan kita akan bertemu lagi?

Kita baru dua hari di sini. Jangan pikirkan itu dulu.

Kapan? Biar kita bisa merencanakan ke depan dan menabung untuk itu.

Aku masih harus minta cuti, kau juga.

Ayo menikah?

Jadi kau bisa tinggal bersamaku di New York.

Jadi kita tidak perlu berpisah.

Itu alasanmu? Kau ingin menikah supaya aku bisa tinggal di New York?

Bukan.

Itu hanya bonus tambahan.

Tidak, itu lamaran yang tidak serius!

Ayolah.
- Tidak.

Aku serius.

Kau serius melamar?
- Ya.

Nah kan. Aku bisa tahu saat kau berbohong.

Aku tahu kau menggertak. Aku tahu itu.

Aku yang akan melamar.

Tahun 2016. Itu tahun kabisat, aku bisa melamar saat itu.

Hah? Di mana kau akan melakukannya?

Kat mengada-ada?

Tidak!

Lalu apa?

Kau belum menonton film itu?

Katanya seorang wanita bisa melamar pada tahun kabisat.

Bukankah kita sudah menontonnya bersama-sama?

Aku membencimu.
- Jangan pernah berkata begitu.

Lupakan. Saat itulah aku akan melakukannya.

Ayo, makan.

Apa?

Aku lapar. Ayo makan sesuatu.

Kau mau makan?
- Ya.

Kita belum makan malam.
- Kurasa harusnya kau segera tidur.

Ini masih sangat awal!

Baru jam sembilan.

Kita belum makan malam. Hanya minum sedikit.

Ya? Tapi aku mengantuk.

Baik, aku akan ambil sesuatu. Kau mau apa? Akan kubelikan.

Baik, aku saja. Aku yang pergi beli.

Aku saja! Cepat, aku akan keluar.
- Aku hanya akan memesan takeout.

Aku saja.

Caranya? Kau tidak tahu menyetir.

Aku akan berjalan.

Benar-benar sekarang. Itu sangat jauh.

Aku tidak peduli.

Lupakan. Aku saja, tidak apa-apa.

Aku bisa ikut?

Aku saja.

Maukah kau biarkan aku jadi pacarmu sekali saja?

Aku tahu Marco selalu melakukan hal-hal ini untukmu.

Kalau dia bukan pria yang baik, aku akan cemburu.

Kenapa kau akan cemburu?

Aku ikut denganmu.

Tidak, aku saja, oke? Aku akan kembali .

Oke?

Aku mencintaimu.
- Aku mencintaimu. Hati-hati.

Oke.

Pao?

Pao?

Pao?

Pao?

Maaf, kau lihat pria ini?

Tidak.

Hei.

Maaf, entah kau ingat aku tapi

pernahkah kau lihat pria ini?

Aku ada di sini tempo hari.

Tidak? Kau yakin?

Hai. Halo… Maaf.

Entah kau ingat aku. Aku kesini tempo hari.

Kau lihat pria ini?

Tidak.

Kau yakin?
- Ya.

Nn. June, ini adalah pemandu wisatamu untuk nanti.

Ya?

Pesawatnya akan berangkat setengah jam lagi, oke?

Mohon cek kembali email untuk hal-hal yang perlu kau bawa.

Maaf tapi kami tidak tertarik lagi.

Kenapa? Kau berangkat hari ini, kan?

Ya. Terima kasih.

Kurasa kami akan memperpanjang masa tinggal kami sebelum pergi.

Tidak apa-apa kalau aku menelponmu nanti untuk tur?

Mungkin aku dan pacarku bisa bergabung besok.

Oke, sampai nanti.

Terima kasih.

Ini dari Rumah Sakit Hastane.

Dia langsung meninggal.

Seorang anak menyeberang entah darimana.

Tn. Gomez menghindari anak itu.

Dan mobilnya kecelakaan.

Ibunya ingin bicara denganmu.

Untuk mengucapkan terima kasih.

Sayang.

Hai.

Aku sangat minta maaf.

Maafkan aku, June.

Aku mencintaimu.

Aku coba menelepon.

Lebih awal.

Tapi kau tidak menjawab.

Mungkin itu yang terbaik kau tidak menjawab.

June...

Aku sungguh minta maaf.

Oke?

Tolong jangan menangis.

Ya?

Aku tahu bahwa...

Kau bisa melakukan ini.

Aku benar-benar minta maaf.

Ingatlah bahwa...

June...

Aku sangat mencintaimu.

Aku akan selalu berada di sini.

Kau tidak sendiri.

Aku mencintaimu.

June,

kami baru saja meninggalkan pemakaman.

Kami semua menunggumu.

Aku memakai dasi yang kau berikan padanya.

Aku dapat itu di bagasinya.

Kuharap kau datang.

Cuacanya bagus.

Di luar cerah.

Aku merasakan kehadiran Pao.

Sudah jangan menangis lagi.

Dia sudah tenang sekarang, June.

Kawan, June tidak menjawab.

Hanya ingin tahu apa dia baik-baik saja. Bisa tolong periksa dia?

Beritahu dia bahwa aku sungguh minta maaf.

Kalau kau ada es krim, mungkin kita bisa menggunakannya.

Nanti aku bayar.

Terima kasih, kawan.

Hei kawan, apa kabar?

June masih demam.

Aku sudah menyuruhnya ke rumah sakit.

Dia tidak mau pergi karena takut suntik.

Oh iya, terimakasih untuk sup yang kau buatkan untuknya.

Itu sangat membantu. Katanya itu sangat enak.

Terima kasih, aku berhutang banyak padamu. Aku akan membalasnya.

Janji.

Hei, kawan!

Hanya ingin menyampaikan berita bagus. Aku mau kau jadi yang pertama tahu.

Aku dan June akan bertemu!

Akhirnya! Ya!

Kawan, kami belikan kau makanan Turki kesukaanmu!

Tapi June menolak salah satu kotak.
- Tidak.

Ingat kawan, Hati-hati! Sampai nanti!

June...

Maafkan aku.

Apa aku akan kembali baik-baik saja?

Kau sudah makan?

Akan kuajari kau sesuatu tapi kau harus merahasiakannya, ya?

Dalam 365 hari, kau akan baik-baik saja.

365 hari untuk jatuh cinta.

365 hari untuk melupakan.

Kalau tidak berhasil?

Maka ulangi lagi.

Suatu hari nanti.

Selamat pagi.

Marco, terima kasih pastanya!

Marco, terima kasih makanannya.

Meski kau masukkan kismis, aku tidak akan memakannya.

Mungkin lain kali tinggalkan saja.

Terima kasih!

Selamat pagi.

Selamat pagi.

Selamat pagi, June.

Maaf.

Karena mengucapkan selamat pagi?

Sepagi ini, setiap hari?

Ya.

Tidak apa-apa kalau kau terus lakukan ini setiap pagi, June.

Idealnya, tidak sepagi ini

karena kita tidak bangun jam 7 untuk berangkat kerja.

Aku juga ingin mengucapkan selamat padamu karena

sudah setahun!

Selamat sudah setahun mengucapkan selamat pagi.

Baik.

Kau mau berangkat kerja?

Kenapa?

Maksudmu?

Kenapa kau tidak berhenti kalau kau tidak lagi

menabung untuk perjalanan ke luar negeri?

Melainkan kau orang sadis yang masih akan kembali ke sana

untuk peringatan pertama kematian Pao?

Kalau kau lupa, itu juga sudah berakhir.

June, kau tidak suka pekerjaan itu, kan? Maka tinggalkan.

Berhenti dari pekerjaanmu.

Tidak segampang itu.

Dan kau sangat jujur.

Mudah saja.

Kau masih muda. Kenapa tidak cari pekerjaan yang benar-benar kau sukai?

June, sudah empat tahun sejak kau lulus.

Carilah pekerjaan yang nyata.

Dan tolong, belilah bahan makanan sendiri.

Karena aku tidak akan memasak lagi untukmu mulai malam ini.

Dan cobalah terima bahwa kita bukan siapa-siapa untuk mengucapkan "selamat pagi"

jam tujuh lagi.

Bisa kau turunkan itu?

Tidak!

Semua orang di sekelilingmu memberimu ruang.

Lihat apa yang terjadi.

Kau tidak punya teman bicara. Setiap hari kau terus menggangguku.

June, berhentilah dari pekerjaanmu.

Jalani hidupmu.

Ya?

Aku harus pergi bekerja.

June!

Selamat Hari jadi!

Terserah.

Enak?

Mari kucoba!

Tunggu, belum matang.

Akan kusisakan juga untukmu. Jangan rewel.

Janji?

Akan kutunggu.

Kau sedang apa, bos?

Saat ini kau sepertinya tidak akan berangkat kerja besok

dan pelanggan akan memintaku untuk itu.

Aku akan tinggal di sini.

Besok hari apa?
- Kamis.

Aku tidak akan tinggal di sini.

Lihat? Sudah kuduga.

Ini pun bukan untuk menu.

Akan kubawa ini pulang.

Jadi kau harus memasak. Masaklah.

Wah, mau kau bawa itu pulang?

Kau hanya memasak takeout saat kita mau buka?

Wah. Waktu yang tepat, bos Marco!

Untuk apa kau memasak?

Itu untuk siapa?

Untuk seorang gadis, kan?

Dan saat mulai serius, kau akan tinggalkan.

Atau dia jelek?

Mungkin saja makanya kau tidak membawanya kemari.

Kan? Seorang gadis?

Ya? Tidak? Ya? Tidak?

Katamu tidak akan memasakkanku lagi.

Kau harum!

Baru mandi?

Ya.

Mau pergi?

Apa itu?

Bahan makanan. Tidak akan memasakkanmu lagi, kan?

Kau masak sendiri.

Sempurna. Kebetulan aku mau minum.

Ayo minum?

Wah, akhirnya kau setuju kali ini.

Ini pertama kalinya kau kemari?

Katamu kau mau minum.

Waktu kau mabuk, kau bicara dengan Pao.

Aku bisa dengar dari seberang lorong.

Dia mungkin bicara balik. Itu akan jadi perjalanan.

Padahal sudah setahun. Aku sangat berharap dia datang.

Hah?

Lupa, aku ada urusan.

Aku menonton sesuatu. Aku mau pulang.

Ambil ini.

Aku mau pulang.
- Dasar pecundang. Tinggallah.

Lucu! Terima kasih!

Bersulang.

Bersulang.

Kau takut sendirian di sini, kan?

Kenapa, apa Pao muncul?

Kenapa aku harus takut kalau Pao mendatangiku?

Justru aku ingin dia datang.

Astaga.

Kau gila.

Kenapa?

Kau tidak tahan sendirian?

Apa maksudmu?

Aku sedang sendirian, kan?

Tidak!

Malam pertamamu di sini, suara TV-mu sangat keras!

Untuk apa? Menonton kartun.

Lalu bagaimana dengan Pao?

Bagaimana apanya?

Kau bicara dengannya setiap hari.

Apa salahnya?

Kau hanya menunggu dia bangun

kemudian bicara dengannya sampai dia tertidur.

Dan malamnya adalah pagimu.

Malammu, paginya.

Kau hanya bicara lalu apa? Tidak ada apa-apa!

Kau tidak ada waktu untuk tidur.

Tapi kau masih pergi bekerja, kan?

June, kau tidak sendirian.

Saat Pao meninggal, kau mengetuk pintuku

dan mengucapkan selamat pagi setiap hari.

Karena tidak punya siapa-siapa untuk kau ucapkan selamat pagi.

Apa salahku padamu? Kenapa kau lakukan ini padaku?

Aku tidak akan pergi bekerja!

Bukankah kau suruh aku makan tepat waktu? Waktu Manila?

Aku cuma merasa barangkali kau mau makan bersamaku.

Ya, memang aku berkata begitu.

Baik. Tunggu aku di bawah. Aku akan berpakaian.

Tunggu. Aku tidak punya uang. Kita tidak akan keluar. Aku baru saja memasak.

Tidak masalah.

Begini saja?

Pakai baju!

Kau tidak suka?

Apa?

Aku sedang diet.

Dan bukan penggemar berat hotdog.

Kau mau beberapa buah sebagai gantinya?

Baiklah.

Aku buka ini, ya?

Ya.

Ini bersih?

Ya, sudah kubilas.

Terima kasih.

Kau selalu seperti itu.

Kapanpun aku sakit,

Kau dan Pao akan membuat sup untukku.

Saat kami akan bertengkar, kau selalu beli bunga.

Kalau bunga tidak berhasil,

Kau akan bicara denganku hingga kami kembali baik-baik saja.

Kau seperti terapis kami.

Begitulah. Sepertinya aku tidak punya pilihan.

Oh iya, aku sudah bicara dengan Tante Vangie.

Dia tahu kalau kau menyewa di sini.

Setelah kau selesai membayar, katanya dia akan menjadikan kau pemiliknya.

Benarkah?

Ya, katanya kau tidak menjawab teleponnya.

June, bisa kalau kau mau menjualnya kembali padaku.

Atau kau bisa menyewa di sini bersama kami, kalau kau suka.

June!

Apa?

June, ada apa? Berapa kali harus kuberitahu kau? Cukup.

Kita sudah tetapkan jatuh tempo, kan?

364 hari untuk move-on.

Untuk penyembuhan, untuk melupakan.

Dia tidak salah apa-apa, aku tidak harus melupakannya.

Justru salahku dia meninggal.

Jadi apa kau mau menggunakan semua warna kertas tempel?

Mulai lagi 365 hari berharap semua rasa bersalah itu memudar?

Kau tidak mengerti.

Aku kehilangan masa depanku.

Kami punya banyak rencana dan semuanya berantakan.

Kami bahkan belum pernah menonton film di bioskop bersama-sama.

Setiap kali kami ingin menonton sesuatu, itu harus keluaran iTunes.

Saat WiFi kami bermasalah,

dia akan menonton karakter utama sudah menangis di New York

tapi aku akan tetap jadi bagian dari yang mereka debatkan.

Tunggu, kau dan Pao tidak pernah nonton film bersama?

Kenapa, berapa umurmu saat dia ke Amerika?

Aku 18, dia 19.

Jadi saat kau pindah kemari, kalian sudah berpacaran selama tiga tahun?

Empat.

Pada tahun pertama jadian kami, mereka sudah ada di sana.

Itu bukan masalah besar.

Yang itu, sepertinya bagus. Di awan.

Pergilah beli berondong (popcorn). Nanti aku menyusul.

Aku akan mengurus ini.

Rasa apa?

Krim asam. Minta mereka menambahkannya lebih banyak. Lagipula tidak ada yang beli.

Aku juga suka krim asam.
- Jadi kita akan menonton ini?

Kita akan menonton semuanya.

Semua?

Ya. Baiklah!

Kalau kau bersama Pao, dia tidak akan membiarkanmu membayar.

Kau yang traktir?
- Ya!

Oke. Terima kasih!

Jangan terlalu keras.

SITUS SLOT ONLINE TERKECE DI INDONESIA
Dengan bonus yang SUPER KECE
Daftar sekarang di www.recehoki.net

Main bersama RECEH88 & menangkan ratusan juta rupiah!
PLAY. MAXWIN. WITHDRAW. REPEAT.

Aku tidak sadar semua orang sudah pergi.

Kau menikmatinya?

Ya.

Rasanya aku lebih banyak menonton film malam ini dibandingkan dua tahun terakhir.

Dan ini pertama kalinya aku melihat mal benar-benar tutup.

Saat Pao masih di Manila,

kami disuruh pulang sebelum magrib.

Kau mengalami dua hal hari ini.

Ya. Terima kasih!

Tak apa. Sial, aku baru sadar masih banyak hal yang belum kau lakukan.

Paling tidak, kau sudah lakukan itu di Cappadocia.

Apa?

Sudah.

Kau tahu itu.

Tenang. Tidak ada yang mendengar kita.

Memang kenapa kalau seseorang dengar? Berapa usiamu?

26. Berapa tahun kalian bersama?

Sembilan? Delapan?

Terus?

Tidak ada, sekedar bertanya.

Menyebalkan. Kau harusnya paling tidak melakukan itu.

Kau melewatkan banyak hal dalam hidup! Astaga.

Aku merasa sedikit aneh di sana. Aku tidak ingin menyebutkannya tapi

tinggal kita berdua

dan orang-orang pasti bertanya-tanya apa yang kita lakukan.

Maaf. Aku tidak akan pernah melakukan itu.

Tidak pernah?
- Tidak.

Kau bukan tipe petualang, ya?

Kau sia-siakan penampilanmu, kebebasanmu.

Aku dulu mengabaikan itu. Aku paham kenapa kau begitu malu

karena kau sudah punya pacar.

Tapi June, itu sudah setahun! Hiduplah sedikit!

Aku tidak perlu itu. Aku baik-baik saja.

Saat bersama Pao, kau tidak mencoba beberapa hal?

Tentu!

Seperti apa?

Saat kami di Turki, kami makan di tempat yang menjual shawarma.

Itu warung pojok dan aku ingat saat itu sangat dingin.

Antrian panjang, dan Pao mengantri.

Sedang aku hanya melihat-lihat sungai.

Sekembalinya, Pao membawaku ke jembatan.

Kami mengagumi sungai dan dia menciumku.

Wah. Cukup intens. Untung polisi tidak menangkapmu.

Kau menertawakanku tapi itu berbeda.

Dasar menyebalkan.

Dia berusia 19 tahun saat kami terakhir bertemu. Kali berikutnya dia berusia 27 tahun.

Lalu, Tiga hari kemudian, Pao berada di kamar mayat.

Mereka bertanya apa dia punya asuransi untuk mengurus mayatnya.

Setelah itu, aku mencari nomor kedutaan Filipina

untuk meminta tolong.

Padahal kenyataannya, aku hanya ingin kembali ke rumah peristirahatan kami

karena tanganku kedinginan dan aku tidak bawa sarung tangan.

Entah kenapa semesta mengira aku bisa melewati semua itu.

Sementara bagiku, kami harusnya memilih tempat yang kami tinggalkan.

Saat aku berusia 18 dan dia 19.

Rencana terbesar dalam hidup kami saat itu

adalah makan di restoran mewah.

Di sini kalau dia bisa pulang atau di New York kalau aku sempat berkunjung.

Hanya itu. Itu hanya sebatas ide kencan kami yang matang.

Untuk makan di restoran mewah.

Dengan malu-malu dari bandara aku ke pembalseman untuk perilisan berkas.

Secepat itu.

Aku baik-baik saja.

Ayo pergi?
- Aku baik-baik saja! Ayo.

Hei sayang!

Aku baru saja pulang.

Aku ke bioskop malam ini.

Di bioskop sungguhan.

Kurasa kau akan menikmati film animasi yang kami tonton.

Dan trailer yang sangat bagus untuk film Minggu depan.

Sebenarnya, ada satu yang ingin kami tonton.

Tidak apa-apa kalau aku ke bioskop lagi dengan Marco?

Ya, tentu saja. Sampai jumpa sebentar lagi.

Aku mencintaimu.

Terima kasih!

Hai, aku ada reservasi untuk dua orang.

Atas nama?

June Peleya.

Baik, sebelah sini.

Ya.

Terima kasih.

Marco akan melayanimu, Bu.

Baik.
- Selamat menikmati.

Bu, boleh aku sarankan ini?

Yang ini?
- Ya.

Baik. Aku akan pesan dua. Untukku dan temanku.

Tidak, Bu.

Tidak?

Hanya ada satu untuk malam ini.

Ya, baiklah.

Yang ini.

Ya. Yang ini satu dan ini satu.

Pilihan yang bagus.

Jadi dalam pengaturan ini, kita makan malam di New York?

Kau dan Pao?

Aku dan Marco, rekanku.

Oh. Ya.

Baik. Aku hanya akan mengubah karakter.

Kau baru saja merekam ini?

Boleh aku tanyakan sesuatu?
- Ya!

Berapa banyak kencan yang kau miliki?
- Banyak.

Berapa banyak? Katakan saja.

Kenapa kau tanyakan pertanyaan

yang kau tahu jawabannya akan menyakitimu?

Berapa banyak pacar, berapa kali pernah berhubungan seks,

berapa kali kencan pertama...

Kenapa aku harus tersakiti? Kau bukan pacarku.

Jadi berapa banyak?

20?

Ayolah.

Kurang?

Lebih.

30?

Lebih dari tiga puluh?

40?

Mungkin.

Jadi 40?

June, aku 34 tahun. Aku bebas kencan dengan siapa pun setiap malam.

Dan itu bukan masalah bagiku.

Tapi kencan pertama ini, istimewa bagiku.

Aku juga.

Hah?

Hm? Hah?

Bukan apa-apa.

Bukan apa-apa.

Sebentar. Kuambilkan sesuatu.

Apa itu?

Kenapa ada kue? Ini bukan hari ulang tahunku.

Dan ulang tahunmu masih beberapa bulan lagi. Kenapa ada kue?

Itu untukmu.

Untuk apa?

Satu lilin untuk setiap tahun yang harusnya kau rayakan dengan Pao.

Tiuplah.

Terima kasih.

Saat kami ke Turki, kami ke toko Shawarma

dan antriannya sangat panjang

tapi Pao mengantri dan dia bisa beli beberapa.

Saat dia berjalan padaku, aku kedinginan.

Untung dia memakai syal.

Warnanya hitam dan cocok dengan pakaiannya.

Dia meminjamkan itu padaku.

Shawarma rasanya sangat enak.

Tapi ini tampaknya lebih enak!

Mari makan.

Kau pasti mengantuk. Pergilah tidur.

Ya. Kau juga pasti mengantuk.

Tidak juga, Sana pergi, istirahat.

Selamat malam.

Selamat malam. Terima kasih. Makanannya enak.

Terima kasih.

Selamat malam. Ajari aku, ya?

Ajarkan apa?
- Selamat malam!

Ya.

Dah! Terima kasih!

Kat!
- June!

Apa kabar? Kau memasak?

Ya! Aku memasak. Mari sini. Masuklah.

Aku senang kau datang. Terima kasih.

Sinigang. Kesukaanmu!

Kau tahu cara membuat Sinigang?

Mari, duduk. Akan kusajikan untukmu semangkuk.

Ya, Marco mengajariku caranya

karena ada di daftar yang aku dan Pao ingin lakukan-

yaitu memasak makanan Filipina.

Tunggu, aku bingung.

Marco mengajarimu karena kau dan Pao harusnya melakukannya.

Itu pengaturan yang aneh.

Bukan begitu. Aku sangat beruntung.

Jadi di mana pahlawan itu sekarang?

Ini hari Kamis dia mengunjungi neneknya di Tagaytay.

Wah, kau hafal jadwalnya.

Tampak seperti orang pacaran.

Jangan terlalu berlebihan. Ini tidak seperti itu.

Tidak seperti itu.

Aku tidak menggoda! Aku turut senang, June.

Akhirnya kau beri dirimu kesempatan.

Kat, bukan seperti itu.

Tidak, sungguh tidak seperti itu.

Terserah kau sajalah.

Cepat. Cobalah.

Ini kesukaanku, June!

Enak?

Perlu lebih banyak saus ikan.

Akan kuambil beberapa. Biar lebih asin.

Tapi itu enak!

Kau tidak perlu mengantarku. Aku bisa sendiri.

Aku tidak akan tersandung.

Hai Kat!

Hai, selamat pagi!

Selamat pagi!
- Aku merindukanmu!

Ah, tidak, itu karena June terus membicarakanmu kemarin.

Hei! Aku tidak bilang apa-apa.

Tidak ada.

Ayo pergi?

Ayo!

Kalian mau kemana?

Dia ada pelajaran menyetir pada hari Jumat.

Mau menumpang? Aku akan mengantarmu.

Ayo. Aku sudah bisa menyetir.

Wah, bagus. Ayo coba.
- Berpakaian dulu.

Tidak perlu. Begini saja.

Hei. Ganti baju dulu.

Selamat pagi!

Hei. Pakai jaket. Sepatu, kaus,

dompet, dan tasmu! Jangan lupa.

Kaus kakimu imut.

Terima kasih.

Kau juga! Imut.

Hai, sayang.

Benar-benar panas hari ini.

Kami bahkan lupa berhenti saat kami mengantar Kat.

Tapi kurasa kau akan senang. Aku sudah bisa menyetir sekarang.

Menurutmu...

kalau aku dulu bisa menyetir di Turki, kau akan masih hidup sekarang?

Mungkin.

Tapi kata Marco aku menyetir sangat lamban.

Tidak apa-apa kami selalu bersama?

Tentu saja!

Benarkah?

Jadi kau benar-benar kemari setiap Kamis?

Ya.

Aku yakin tempat nenekmu pasti cantik.

Kau mungkin benar.

Hai, Ma. Ini June.

Hai, Nenek.

Duduklah.

Hanya kau yang kemari setiap Kamis?

Kenapa kau tampak gugup?

Tidak.

Tidak ada. Ibu dan Ayah dimakamkan di Cebu.

Kenapa kau ada di sini?

Mereka pergi lebih dulu. Kecelakaan mobil.

Saat itu aku masih sembilan tahun, jadi nenekku mengasuhku.

Dia membesarkanku, dan akhirnya aku mulai memanggilnya "Mama".

Aku mengalami waktu yang sulit.

Aku tidak mengerti orang-orang di sini, aku tidak suka makanannya

dan aku selalu murung.

Aku sangat ingin kembali ke rumah kami yang sebenarnya di Cebu.

Tapi kami tidak punya kerabat lain di sana.

Makanya nenekku membesarkanku di sini.

Mama-ku.

Dia yang mengajariku semua trik yang kukatakan padamu.

365 hari untuk melupakan.

Katanya aku terus menangis selama sebulan pertama.

Seperti itulah.

Inilah yang ingin aku lakukan untuk Pao.

Tapi dia dimakamkan di AS.

June, Mama dimakamkan di sini sudah lama. Sudah bertahun-tahun.

Ini hanya sebuah tempat.

Kenapa kau tidak memberi Pao tempat untuk beristirahat?

Tempat yang kau bisa beristirahat dengannya.

Aku menjadikannya daftar putar selama beberapa hari pertamanya di rumah sakit.

Untungnya perawat setuju kami memainkan ini dengan tenang di ruangannya

karena ini adalah kesukaannya.

Aku tidak tahu bahwa aslinya ini bagus. Aku tahu lagu ini.

Benarkah?

Begitu langkah-langkah sebenarnya?

Dengan menjentikkan.

Cobalah.

Mau menari?

Ya!

Nenekmu suka menari?

Tentu saja!

Begitu selanjutnya?

Hai, sayang.

Aku tadi mengunjungi Nenek Marco.

Menyenangkan. Aku suka lagu kesukaannya.

Pasti menyenangkan bertemu dengannya, kan?

Aku melihatmu tadi.

Kau tampak bahagia.

Kau bahagia?

Kau baik-baik saja?

Tentu saja!

Aku mencintaimu!

Aku melamar pekerjaan baru.

Asisten kurator buku.

Itu akan bagus bagiku memulai lagi.

Selama acara, mungkin aku bisa temukan relasi.

Aku merasa seperti telah diterima.

Sungguh?
- Ya.

Aku akan ke mal nanti. Ambil fotoku.

Ini.

Astaga.

Itu akan berhasil. Itu tiketmu.

Ini sangat jelek.

Tidak buruk. Kau tampak cantik.

Tepat saat aku menggigit.

Kalau kau gunakan foto itu, mereka akan meloloskanmu tanpa pertanyaan.

Bagus, kan?

Terima kasih.

Hei, tunggu!

Tidak masalah!

Aku sudah menusuk kepalaku, dan aku tidak menang?

Lawanmu anak berusia 5 tahun!

Selamat malam.

Selamat malam.

Oke!

Sudah kubilang aku akan datang membantumu. Tetap saja kau kerjakan semua.

Jadi, aku sudah memasak banyak hidangan.

Baik. Ayo makan.

Hah? Bagaimana kalau kita tukar kado dulu?

Kau terlalu bersemangat.

Ayolah...

Iya.

Tunggu, aku yang pertama!
- Kau harus banyak berusaha.

Kuberi kau hadiah sederhana.

Boleh kulihat?

Sebenarnya, aku yang buat ini.

Tapi itu berarti sesuatu.

Untuk June.

[Bersiaplah untuk menonton film sendirian!]

[Jangan kartun, kau akan tertidur!]

[Beli: Satu berondong krim asam jumbo, satu kola besar]

[(juga kentang goreng kalau kau masih lapar)]

[Resep untuk June]

Kau tidak suka? Ini, akan kuberi kau sebuah kutipan.

Kenapa kau memberiku ini?

Kau tidak mau lagi menonton film denganku?

Bukan begitu. Aku mau.

Tapi ingat, aku akan ke Berlin tahun depan.

Itu belum pasti.

Ya. Hanya kau yang bilang tidak.

Karena kau seorang pembenci (hater).

Tahun depan, kau harus bisa menonton film sendiri.

Tanpa Kat, tanpa Pao,

tanpaku.

Jadi, kau harus tahu semua hal-hal ini.

Harusnya kau tidak masalah sendirian.

Kau harus mulai membiasakan diri.

Hei, jangan menyerangku.

Baik, giliranku.

Tunggu. Ini bukan untukmu. Untuk ibuku.

Itu tertulis Marco.

Lihat. Tertulis Mama.

Tidak, itu Marco.

Hei! Jangan.
- Berikan padaku.

Apa ini?

Ini mungkin sesuatu yang sangat pribadi untukku.

Aku suka.

Ini bagus. Terima kasih.

Penjualnya bilang untuk orang seusiamu, kau suka hal-hal yang praktis.

Kau suka memasak, kan?

Cocok sekali saat kau buat sesuatu seperti ini lagi.

Kau benar!

Terima kasih.

Benar? Kau suka?

Hanya bercanda! Aku punya hadiah lain untukmu.

Kejutan! Inilah hadiahmu yang sebenarnya.

Apa?

Jadi aku menerima gaji pertamaku

Aku sisihkan sedikit anggaran 500 peso.

Ini. Selamat Natal.

Kau memanjakanku.

Terima kasih.

Ini sungguhan?

Ya!

Tapi jangan dibuka dulu!

Jangan buka dulu.

Kenapa?

Nanti.

Kapan?

Nanti. Mari sini, akan kusimpan di sini.

Buka hadiahnya saat kau pergi ke Berlin karena itu kejutan.

Itu juga hadiah kepergianku.

Mari sini. Kita taruh di sini.

SITUS SLOT ONLINE TERKECE DI INDONESIA
Dengan bonus yang SUPER KECE
Daftar sekarang di www.recehoki.net

Main bersama RECEH88 & menangkan ratusan juta rupiah!
PLAY. MAXWIN. WITHDRAW. REPEAT.

Mau?

Mau?

Baiklah.

Wah, tampaknya ini enak.

Ya? Kau suka?
- Apa ini?

Berapa lama untuk memasak ini?

Tidak lama. Aku cuma beli.

Jadi apa yang kau masak?

Apa lagi yang mau kumasak?

Mereka akan menuntut kita!

Menurutmu...

Kita bisa...
- Aku tidak tahu.

Aku belum mau pulang.

Terima kasih.

Halo, Marco?

Halo, June!

Selamat Tahun Baru!

Selamat Tahun Baru!

Aku tadi menelponmu tapi teleponmu sibuk.

Itu karena aku juga menelponmu.

Mungkin kita menelepon pada saat bersamaan.

Apa?

Bukan apa-apa. Aku bilang, selamat tahun baru!

Selamat Tahun Baru!

June, semoga kau akan sangat bahagia tahun ini!

Terima kasih! Nikmati Berlin! Selamat Tahun Baru!

Aku mencintaimu....

Selamat Tahun Baru!

June!

Selamat Tahun Baru!

Lihat, itu sangat cantik!

Terima kasih.

Kami makan di sini di toko Shawarma Turki.

Sudah kuberitahu kau sebelumnya. Dia memakai warna merah.

Dan antriannya sangat panjang.

Dan dia tidak tahan mengantri karena sangat dingin.

Akhirnya kami tidak makan apa-apa.

Kukira kau bilang dia pakai warna biru saat itu.

Itu katamu.
- Merah!

Merah!

Biru! Katamu itu biru.

Atau hitam. Kurasa aku mengingatnya dengan cara berbeda.

Kau salah. Merah.

Kau baik-baik saja, June?

Ya.

Kau tampak tidak bersemangat hari ini.

Tidaklah.

Tada!

Atau gaun? Ini?

June!

June, kau baik-baik saja?

June!

June, buka pintunya!

June! Buka!

June!

June!

June.

June, apa yang terjadi? Kau terluka?

Kau jatuh?

June.

June, ada apa?

Apa yang terjadi? Ada yang sakit?

Apa yang terjadi? Beritahu aku.

Beritahu apa yang terjadi.

Aku tidak sengaja!

Aku tidak sengaja menghapus semuanya!

Semuanya sudah hilang.

Pesan Pao hilang. Aku menghapus semuanya.

Sekarang aku tidak punya kenangannya lagi.

Rusak. Aku tidak tahu. Aku tidak bisa membukanya.

Dan itu hilang. Semuanya hilang.

Aku mencarinya. Bagaimana bisa aku melewati itu semua?

Kita akan memperbaikinya.

Itu tidak bisa terbuka.

Sudah.

Sudah.

Kita masih bisa memperbaikinya.

Kita akan dapatkan semuanya kembali.

[Selamat valentine, June! Aku merindukanmu.]

Kau berhasil. Ini belum pukul dua belas.

Selamat Hari Valentine!

Aku sudah memasak. Mari, duduk.

Maaf. Mungkin tidak sempurna tapi aku sudah melakukan semua yang kau ajarkan padaku.

Mari duduk. Ayo makan.

Roti ini sedang promo jadi aku bisa membelinya.

Kenapa kau tidak menyimpan uang? Kau tidak akan menikah.

Kau barusan dari restoran, ya?

Pasti kau punya banyak pelanggan.

Kau baik-baik saja?

Kau sakit?

Karena... Aku mengetuk pintumu setiap hari. Kau tidak menjawab.

Dan aku terus memanggilmu...

Kau sedang apa?

Harusnya aku tidak melakukan ini? Lupakan. Aku tidak tahu.

Kau sedang apa, June?

Tidak ada...

Bajumu...

sangat mirip dengan yang Pao kenakan terakhir kali kami bersama.

Dan warna syalnya juga sama

yang dia pinjamkan padaku karena aku kedinginan.

June, tidak. Bukan itu maksudku.

Katamu dia memakai pakaian biru, dan kau memakai pakaian putih.

Dan saat kau ceritakan kisah itu untuk kedelapan kalinya bulan lalu,

katamu dia memakai baju merah.

Katamu kau tidak punya syal, tapi di cerita lain, kau punya satu.

Karena dia meminjamkannya padamu.

Bisakah kau hentikan semua cerita bodoh ini?

Apa yang sangat penting dengan cerita itu?

Apa yang istimewa darinya?

Itu satu-satunya hal yang menempel padamu?

Kukira kita baik-baik saja.

Tapi apa yang terjadi?

Kau hanya bergantung padaku, kan?

Kan?

Kan?

Apa yang harus kukatakan?

Bulan lalu, kita baik-baik saja, June.

Kita begitu bahagia bersama-sama.

Lalu dua Minggu lalu, kau terdiam karena menghapus pesan Pao.

Dan sekarang, kita adakan makan malam valentine?

June, apa semua ini?

Kau ingin aku berharap kau sampai di sini lebih cepat?

Bahwa aku menghabiskan banyak waktu untuk memasak,

bahwa aku sudah menunggumu.

Kau ingin aku mengakui bahwa

aku memikirkanmu setiap saat sehingga aku tidak ingat Pao?

Itulah sebabnya aku tidak ingat apakah dia memakai pakaian biru, merah atau hitam

saat terakhir kali aku melihatnya.

Aku yakin mengemas syal tapi

sudah mencarinya kemana-mana dan tidak bisa menemukannya jadi aku ragu?

Atau kau ingin aku memberitahumu bahwa

saat aku pulang dari Turki, aku tidak tahu bagaimana melewati satu hari

karena rasa sakit yang tak tertahankan?

Tapi sejak kita bersama,

satu hari tidak cukup, waktunya tidak pernah cukup.

Itu yang kau ingin aku katakan?

Karena...
- Sudah terlambat, June.

Sudah lima tahun.

Aku sudah mencintaimu selama lima tahun.

Saat kau pulang mengetuk pintuku.

Aku menyerahkan diriku setahun kemudian aku memutuskan untuk move on.

Tapi kau membutuhkanku makanya aku tinggal.

Aku harusnya berada di Berlin sekarang, ingat?

Tapi kau membutuhkanku.

Jadi aku tinggal.

Karena aku mencintaimu.

Tapi ini salah.

Aku tidak sabar menunggu satu tahun lagi, June...

agar kau mencintaiku kembali.

Hari ini adalah Hari ke 344.

Dalam beberapa minggu,

Aku akan mencoba melupakanmu.

Marco...

Marco, aku mencintaimu.

Kau tidak mencintaiku. Kau hanya membutuhkanku.

Bos.

Kau salah satu orang terbaik yang pernah kukenal.

Kau lebih seperti pacar baginya daripada pacar yang sebenarnya.

Tapi bukan aku yang dia inginkan jadi jangan bahas hal itu.

Bos, dia tidak harus melupakan pacarnya untuk mencintaimu.

Hanya ada Pao selama ini.

Jangan berpikir bahwa hanya Pao satu-satunya.

Tapi aku bukan satu-satunya untuknya.

Itu terjadi begitu saja saat dia membutuhkanku,

aku ada di sana.

Kau jangan masuk dalam hidupnya agar dia melupakan masa lalunya.

Bos. Kau sudah ada di sana.

Hai.

June. Hai.

Maaf.

Aku juga minta maaf.

Kau akan berangkat besok, kan?

Ya.

Besok Kamis. Nenekmu akan merindukanmu.

Ya. Itu bertepatan pada hari yang sama dengan penerbangan.

Omong-omong. Rain akan tinggal di sini untuk sekarang.

Oh.

Kalau butuh sesuatu, ketuk saja. Aku sudah bicara dengannya.

Terima kasih.

Sebenarnya, untuk semua penyewa.

Sebenarnya, aku menunggumu. Aku akan mengundangmu.

Barangkali kau mau sarapan untuk terakhir kalinya.

Baiklah.

Ya.

Maaf.

Aku tidak bisa.

June.

June!

Tunggu, June.

Aku akan pergi.

Kalau kau tidak bisa, kalau kau tidak suka padaku,

kenapa kau memintaku kemari?

Aku tidak bisa duduk diam dan bicara padamu, makan bersamamu,

manakala tahu kau akan pergi.

Aku tidak bisa itu.

Aku sudah memeriksanya secara online. Akan dingin saat kau mendarat.

Berhati-hatilah.

June.

Pak. Dia tidak membayar pesanannya.

[Hai Marco, karenamu, aku bisa menikmati makanan lagi.]

[Di mana pun kita berada, aku selalu berharap aku makan bersamamu.]

[Terimakasih. - June.]

Kau tidak menjawab panggilanku.

Aku sudah mengenalmu sejak di sekolah menengah.

Aku membesarkan kalian berdua.

Lalu suatu hari, aku kehilangan anakku.

Seolah-olah aku kehilanganmu juga.

Kukira kita bisa melalui ini bersama-sama.

Tapi aku sadar bahwa aku berduka bersama keluargaku.

Tapi kau... kau sendirian di sini.

Bahkan saat dia masih hidup,

kau selalu lebih suka menyendiri.

Mungkin karena saat itu, aku tidak bisa menerima kepergian Pao.

Bahkan sekarang, masih ada hari-hari saat aku tidak percaya dia sudah pergi.

Dan aku tidak menghubungimu karena...

Aku tidak tahu bagaimana caranya memberikan alasan kami pergi ke Cappadocia sebagai pasangan

dan hanya satu dari kami yang kembali.

Dan sejujurnya, Bibi, aku lebih suka Pao yang kembali dari perjalanan itu.

Maafkan aku.

Ini milikmu.

Apa ini?

Seharusnya aku tidak mengambilnya, Bi.

Dia belikan ini untukmu.

Ini untukmu.

Aku paham.

Kalau kau butuh bantuanku, telepon saja aku.

Dan jawab teleponku, ya?

Terima kasih.

Hai, aku Rain.

Rekan bisnis Marco.

June?

Marco menitipkan ini padaku.

Terima kasih.

Tidak masalah.

Kalau kau butuh sesuatu, bilang saja.

Sebenarnya, ada sesuatu.

Setiap pagi, aku mengetuk pintu itu dan mengucapkan selamat pagi.

Akankah itu canggung, atau apakah aku mengganggumu kalau mengetuknya?

Tidak juga.

Baiklah. Tidak apa-apa.

Baik. Terima kasih.

Terima kasih.

Rambutmu terlihat bagus hari ini.

Rambutmu terlihat bagus hari ini!

Jangan menyerah, kau pasti bisa!

14 hari menuju Natal, aku membelikanmu hadiah.

Kau belajar banyak dariku, ya?

Untuk June: Selamat Natal dari Marco.

Saat aku pergi, makan dengan benar, ya?

Kenapa jadi lebih perhatian pada Rain?

Sedang apa kau di sini?

Bagaimana kabarmu?

Sudah 365 hari. Kau pasti sudah melupakanku.

Ini tahun kabisat, June.

Aku punya satu hari lagi.

Jadi itu sebabnya kau kembali hanya setelah sebulan.

Ayo. Antar aku.

Kemana?

Antar aku ke tempat kerja.

Kenapa aku harus mengantarmu bekerja?

Bukankah itu yang dilakukan pasangan, saling mengantar untuk bekerja?

Apa?

Pacar?

Kenapa? Kau sudah menerimaku?

Ayo.

June, aku hanya dua Minggu di sini.

Aku sebenarnya harus mengurus beberapa hal di sana.

Ikut bersamaku?

Berapa lama kau akan tinggal di sana?

Kira-kira lima tahun.

Jadi pada tahun 2021, kau akan mengatakan "ya"?

Ya.

Saat aku kembali.

Kau tidak menginginkannya sekarang?

Lima tahun? Aku bisa menunggu.

Ayo!

Tidak. Aku tidak mau mengantarmu.

Ayolah! Katakan "ya" sekarang!

Rain, aku pergi dulu.

Sinjai, 26 April 2022

Terjemahan oleh zahrahh87
Telegram: @zahrahh87
https://subscene.com/u/1405451

SITUS SLOT ONLINE TERKECE DI INDONESIA
Dengan bonus yang SUPER KECE
Daftar sekarang di www.recehoki.net

Main bersama RECEH88 & menangkan ratusan juta rupiah!
PLAY. MAXWIN. WITHDRAW. REPEAT.