All language subtitles for Little.Women.2019.1080p.BluRay.REMUX.AVC.DTS-HD.MA.5.1-FGT

"Aku punya banyak masalah,
maka aku menulis kisah-kisah gembira."

Permisi. Aku mencari kantor Weekly Volcano.

Aku ingin bertemu Tn. Dashwood.

Temanku minta aku menawarkan
sebuah cerita hasil karyanya.

Dia menulisnya. Dia punya cerita lain
jika yang ini cocok.

Ini bukan karya pertamanya, bukan?

Tidak. Dia sudah menjual cerita
ke Olympic dan Scandal,

dan ceritanya menang kompetisi
di Blarneystone Banner.

Menang kompetisi.

Ya.

Duduk.

Kami terima.

Oh. Benarkah?

Dengan sejumlah perubahan. Ini terlalu panjang.

Tapi kau memotong...

Kupastikan beberapa karakter buruknya bertobat.

Negara ini baru melewati perang.

Orang ingin dihibur, bukan diceramahi.

Sekarang ini moral tidak laku.

Katakan itu kepada "temanmu".

Apa kompensasi... Apa... Bagaimana kau...

Kami bayar $25 sampai $30
untuk cerita seperti ini.

Kami bayar $20 untuk itu.

Baik. Silakan mengeditnya.

Perlu kuberi tahu temanku kau akan terima
jika dia punya cerita yang lebih bagus?

Kami akan lihat.

Suruh dia buat singkat dan menghibur.

Jika karakter utamanya wanita,
pastikan dia menikah di akhir cerita.

-Atau mati. Salah satunya.
-Apa?

Mau tulis apa untuk nama pengarangnya?

Tidak usah ditulis, jika boleh.

Sesuai keinginannya, tentu.

Baiklah.

Selamat pagi, Pak.

Selamat menikmati harimu.

Ya!

Beth akan sangat menyukaimu.

Ini rumah kost, bukan badan amal.
Bayarlah uang sewa tepat waktu.

Selamat sore, Nona March.

Oh, selamat sore.

Kau terbakar.

Terima kasih.

Kau terbakar.

Terima kasih.

Aku punya kebiasaan yang sama.

Kitty dan Minny menunggu.

-Murid-murid membutuhkanku.
-Selalu bekerja.

Uang adalah tujuan dari seluruh pekerjaanku.

Tak ada orang yang menulis sebaik dirimu
hanya untuk uang.

Saudariku Amy di Paris
dan sebelum dia menikahi orang kaya,

aku harus menafkahi keluargaku. Selamat tinggal.

Menurutku Dekaden telah merusak Paris.

Para wanita Prancis ini terlalu lemah.

Amy! Kataku, "Para wanita Prancis ini
terlalu lemah."

Ya. Benar, Bibi March.

Jangan menghiburku, Nak.

Keluargamu yang bermasalah menulis apa?

Ibu tidak cerita tentang Beth.

Aku ingin kembali, tapi mereka melarang.

Kau tak bisa apa-apa jika kembali.
Gadis itu sakit, bukan kesepian.

Kau tak boleh pulang
sampai kau dan Fred Vaughn bertunangan.

Ya, dan sampai aku menyelesaikan
pelajaran melukisku.

Oh, ya. Ya.

Tentu.

-Hentikan keretanya! Laurie!
-Apa yang kau lakukan?

Laurie, Laurie, Laurie! Laurie!

Amy!

Amy!

Kau sudah dewasa!

-Katamu kau akan menemuiku di hotel!
-Aku tak menemukanmu.

Kau tidak berusaha mencari.

Mungkin aku tak mengenalimu
karena kau jadi cantik.

-Hentikan.
-Kupikir kau suka dipuji.

-Di mana kakekmu?
-Di Jerman, masih bepergian.

-Aku bepergian sendiri, bersantai.
-Merayu, berjudi dan alkohol.

Jangan beri tahu ibumu.

Kau mencari gadis muda di Eropa?

Tidak.

Aku tak percaya Jo menolakmu.
Aku sungguh menyesal.

Jangan, Amy.

Aku tidak menyesal.

Amy!

Amy March, kembali kemari sekarang juga.

Bibi March.

-Ayo.
-Kau terlihat cantik.

Jauhkan dia dariku! Ayo, Amy.
Kita harus pergi. Ayo.

Datanglah ke pesta Malam Tahun Baru.
Semua akan hadir, termasuk Fred.

Jemput aku di hotel pukul 20.00, The Chavain!

Oh, Laurie! Berdandanlah untuk pesta!
Topi tinggi dan sutra!

Baik. Aku akan memakai sutra terbaikku!

Itu Laurie.

Aku tahu.

18 meter sutra biru dan merah muda.
Nanti akan diambil.

Oh, Meg, kau akan terlihat cantik mengenakannya.

Aku tahu penjahit yang tepat untukmu.

Kau akan jadi istri tercantik di Concord.

John butuh mantel baru untuk musim dingin,
Daisy dan Demi butuh pakaian baru.

Dan istrinya butuh gaun baru.

Aku tak bisa. Ini...

Aku tak bisa.

Dia akan begitu senang dengan penampilanmu,
sampai lupa biayanya.

Kurasa tidak terlalu berlebihan.

18 meter cukup?

Ya.

Baiklah.

$50. Apa yang kupikirkan?

-Ibu!
-Ibu!

Anak-anakku.

Pergilah bermain.

Beth!

Beth?

Ke sanalah kau akan pergi, barat.

Maka kita ke barat!

Grace dan disposisi yang baik.

Tidak ada yang pesan yang bisa kusampaikan
ke tuanku?

Tinggallah! Kumohon,
katakan apa pendapatmu tentang aku.

Kau mengira dirimu tidak seperti yang kau pikir.

Jika demikian, maka kau juga sama.

Maka kau benar. Aku bukanlah diriku.

Apa?

Aku hanya bisa bahasa Inggris. Apa?

-Apa katamu?
-Ayo menari.

Aku tahu mau menari dengan siapa.

7 TAHUN SEBELUMNYA

-Dengan siapa, Jo?
-Kau tahu aku tidak berdansa.

Kenapa tidak semuanya pergi ke pesta? Tidak adil.

-Pakai saja sepatu biasa.
-Ini muat musim dingin lalu.

Hidungku akan terlihat buruk.

Aku suka hidungmu.

Sekarang, Jo.

Jangan sentuh. Aku sudah merasa buruk.
Aku tak mau lihat.

-Kau bisa cantik jika mencoba.
-Tidak mau. Tidak akan kulakukan.

Aku tak mau pergi,
tapi aku ingin mendengar musiknya.

Akan kucoba ingat dan nanti kunyanyikan untukmu.

Memang berasap begitu?

Ini kelembaban mengering.

Baunya aneh. Seperti bulu terbakar.

Akan kulepas dan kau akan melihat
ikal yang sempurna.

-Rambutmu rusak!
-Kenapa bisa?

-Meg, maaf.
-Apa yang kau perbuat?!

Maaf! Mestinya jangan suruh aku.

Marmee! Aku tak bisa pergi.

-Kau bisa. Kau cantik.
-Aku jelek! Rambutku!

Jangan menatap.
Jangan menaruh tangan di belakang.

Jangan menyumpah,
jangan berkata "keren".

Jangan bersalaman. Jangan bersiul...

Meg March, kau terlihat cantik. Ayo.

Meg.

Terima kasih.

Masih pagi. Tidak.

Maaf, aku tak tahu ada orang di sini.

-Tak apa. Kau boleh di sini.
-Tak mengganggu?

Tidak. Aku tak kenal banyak orang di sini.

Aku merasa aneh.

Aku juga.

Namamu Nona March?

Ya, Tn. Laurence, tapi aku bukan
Nona March. Hanya Jo.

Aku bukan Tn. Laurence. Hanya Laurie.

Kau tidak menari?

Aku belum tahu cara di sini.

Aku lama sekali di Eropa.

Eropa? Oh, itu keren!

Aku tak boleh mengatakan itu.

Kata siapa?

Meg. Dia kakakku. Kemarilah.

Oh, itu dia. Lihat?

Gadis bergaun ungu.

Cantik sekali.

Dia mengingatkanku bersikap baik
agar Ayah bangga saat dia pulang.

Di mana dia?

Sukarela untuk Pasukan Serikat.
Aku ingin berperang bersamanya.

Aku kecewa menjadi perempuan.

Jo, mau berdansa denganku?

Tidak bisa, karena...

Karena apa?

-Janji tidak beri tahu siapa pun?
-Tidak akan.

Gaunku terbakar. Lihat? Itu.

Kata Meg aku harus duduk diam
agar tak ada yang lihat.

Silakan tertawa kalau mau. Itu lucu.

Aku punya akal.

-Apa?
-Kakiku.

Pergelangan kakiku sakit.

Bagaimana caraku pulang?

Pilihanmu antara cari kereta kuda
atau menginap.

Kereta kuda terlalu mahal.

Biar kuantar. Rumah kita bersebelahan.

Tidak, terima kasih.
Kami tak bisa menerimanya.

Ayolah. Kumohon.

Masih pagi. Kau tak boleh pergi dulu.

Aku selalu pergi lebih awal. Sungguh.

Kau punya pilihan apa?

Sudah kukatakan sepatunya kekecilan.

Astaga. Apa yang kau perbuat?

-Dia tak bisa jalan. Dia pincang.
-Kau kembali!

-Bagaimana?
-Seharusnya kau tidur.

Bantu saudarimu. Lalu kembali tidur.

Beri ruang! Meg prajurit yang terluka.

Pergelangan kakiku terkilir.

Meg, kelak kau bisa mati gara-gara mode.

Ini. Hannah! Kami perlu es.

-Masuklah.
-Boleh?

Maaf keributannya.
Aku senang memasak di tengah malam.

-Maaf berantakan, Tn. Laurence.
-Panggil aku Laurie.

-Boleh kupanggil Teddy?
-Ya.

Kau pasti bagian dari pertunjukan.
Mereka butuh pemain tambahan.

Aku Amy.

Tapi kau harus berdebat dengan Jo
untuk peran lelaki atau perempuan.

-Scone untukmu.
-Terima kasih.

Dan es. Laurie, bagaimana kakimu?
Kau perlu es?

Tidak, terima kasih.

Panggil saja aku Ibu atau Marmee.
Seperti yang lain.

Kau juga mengenakan
sepatu merah muda itu, benar?

-Mau es lagi?
-Kelihatannya enak.

Rasanya seperti wanita berkelas
pulang dari pesta naik kereta kuda

dan ada pelayan menungguku.

Untuk penulis di loteng:

Karena kau menikmati sandiwara malam ini,
aku ingin kau menerima ini.

Ini akan menolongmu mempelajari karakter...

...dan melukisnya dengan penamu.

Aku ingin membaca tulisanmu,
jika kau percaya aku.

Aku berjanji akan jujur
dan bersikap intelektual.

Salam, Friedrich.

Fred, mau sampanye?

Tentu. Terima kasih.

Permisi sebentar. Terima kasih.

Laurie.

Amy.

Aku menunggumu satu jam.

Aku tertangkap basah.

Amy, kumohon. Amy.

-Mau tahu pendapatku tentang dirimu?
-Apa?

-Aku membencimu.
-Kenapa?

Karena kau bisa bersikap baik,
bahagia dan berguna,

-tapi kau malas, menyebalkan dan sengsara.
-Ini menarik.

Orang egois senang
membicarakan dirinya sendiri.

-Aku egois?
-Ya, sangat.

Dengan uangmu, bakat,
ketampanan dan kesehatan.

-Menurutmu aku tampan.
-Ya, kau suka itu, orang sombong.

Dengan banyak hal untuk dinikmati,
kerjamu hanya membuang waktu.

Aku akan bersikap baik untukmu, Amy.

Kau tidak malu dengan tangan seperti itu?

Tidak.

Kelihatannya tidak pernah bekerja
dan cincin itu menggelikan.

Ini dari Jo.

Aku kasihan kepadamu. Sungguh.

Kuharap kau lebih dewasa.

Kau tak perlu mengasihaniku.
Kelak kau akan merasa sama.

Jika tidak dicintai,
setidaknya aku akan bersikap terhormat.

Apa kegiatanmu belakangan ini,
Sang Seniman?

Mungkin kau berkhayal
menghabiskan kekayaan Fred Vaughn.

Fred Vaughn, para hadirin!

Fred, maafkan aku.

Itu hanya cerita pendek.

Tapi aku sedang mengejarkan sebuah novel.

Dan novelmu...

...apa akan seperti ini?

Ya. Sejauh ini.

Dengan alur cerita seperti ini?

Duel dan membunuh dan...

Itu laku, jadi...

Kenapa tidak menggunakan nama aslimu?

Ibuku tidak akan suka.

Terlalu sadis bagi dia.

Aku mau menolong dengan penghasilanku
dan tidak membuatnya cemas.

Aku tidak menyukainya.

Sungguh.

Menurutku tidak bagus.

Tapi...

...ceritanya diterbitkan di surat kabar,
dan orang bilang aku berbakat.

Menurutku kau berbakat,
itu sebabnya aku berterus terang.

Aku tidak ingin kelaparan demi dipuji orang.

Kau marah?

Tentu. Katamu kau tidak suka karyaku.

Jo, kupikir kau ingin aku jujur.

Benar.

Belum pernah
ada yang bicara begini denganmu?

Ya, aku sudah sering ditolak.

Ada orang kompeten yang bisa
kau ajak bicara mengenai karyamu?

Kau tahu apa tentang
mana yang baik dan buruk?

-Tidak ada, aku...
-Lalu kenapa bersikap demikian?

Reaksimu menunjukkan kau harus berpikir...

Reaksiku menunjukkan kau orang sombong.

Shakespeare menulis untuk massa.

Shakespeare penyair terbaik karena dia
menyisipkan puisinya dalam karya populer.

Aku bukan Shakespeare.

Syukurlah. Kita sudah punya dia.

Jika kau tahu banyak,
kenapa kau tidak melakukannya sendiri?

Karena aku bukan penulis.
Aku tak punya bakat sepertimu.

Memang.

Kau akan selalu menjadi pengkritik
dan tidak pernah jadi pengarang

dan dunia akan lupa
bahwa kau pernah hidup.

Oh, tentu saja.

Tapi aku...

Tak ada yang akan melupakan Jo March.

Aku percaya.

Kita bukan teman. Kau bukan temanku.

Aku tidak mau pendapatmu
karena aku tidak menyukaimu.

Jangan bicara lagi denganku. Terima kasih.

Josephine, ini untukmu.

Terima kasih.

Segera pulang.
Kondisi Beth memburuk - Ibu

Beth.

Selamat Natal, dunia.

Selamat Natal!

Selamat Natal!

-Jo! Kami bangun sejak tadi.
-Kau menulis apa?

Aku terhanyut oleh sandiwara
pembalasan semalam. Racun.

Jangan ada racun. Ini Natal.

Natal bukan Natal tanpa hadiah.

Menjadi miskin tidak enak.

Tidak adil. Kenapa ada wanita punya banyak
barang bagus dan ada yang tidak?

Setidaknya kita punya Ayah, Ibu,
dan satu sama lain.

Tapi Ayah tidak ada, dan tidak akan ada
selama perang berlangsung.

Andai aku punya banyak uang dan pelayan,
jadi aku tak perlu bekerja lagi.

Atau kau bisa menjadi aktris yang baik.
Tidak semuanya wanita bobrok.

Aku tak bisa menjadi aktris.

Aku punya banyak keinginan, tapi favoritku
yaitu jadi seniman di Paris

membuat lukisan indah
dan menjadi pelukis terbaik di dunia.

Kau juga ingin seperti itu, benar, Jo?
Menjadi penulis terkenal?

Ya, terdengar bodoh
kalau dia yang mengatakannya.

-Kenapa harus malu?
-Aku tak malu.

Aku ingin kita semua berkumpul bersama,

dengan Ayah dan Ibu di rumah ini.
Itu mauku.

Beth sempurna.

Bagaimana dengan musikmu, Ratu Bess?

Aku hanya main musik untuk kita.
Orang lain tak perlu mendengarnya.

Jangan membatasi dirimu.

Ibu usul Natal tahun ini
tidak usah ada hadiah

karena para lelaki menderita
di medan perang.

Kita tak bisa berbuat banyak, tapi kita bisa
berkorban dengan senang hati.

Jangan berlagak jadi Ibu
mentang-mentang dia tidak di rumah.

-Jo, itu seperti lelaki.
-Itu sebabnya kulakukan.

-Aku tak suka gadis yang kasar.
-Aku benci gadis yang anggun.

Hidungku! Hidungku sudah buruk!

Aku tahu kalian tak peduli pendapatku,

tapi kalian tak ingin ibumu
melihat kalian seperti ini, benar?

Tentu kami peduli pendapatmu.

Kami lebih mengganggapmu keluarga
ketimbang Bibi March.

Jangan begitu, Jo.

-Di mana Marmee?
-Aku lapar.

Entahlah. Ada orang malang
datang minta tolong

dan ibumu langsung pergi.

Andai dia menolong orang
pada waktu yang tepat untuk kita.

-Joanna dan aku lapar.
-Boneka tak bisa lapar, Beth.

Kutulis ulang klimaksnya dan kita perlu
menghafalnya. Amy, siapkan kostum.

Aku membuat mahkota terindah.

Kuwarnai sepatuku biru
agar terlihat seperti putri.

Menurutku musik melankolisku bagus.

Meg, tunggu sampai kau lihat
ceramah baruku.

Entah bagaimana kau bisa menulis
sebaik ini, Jo.

-Kau bagaikan Shakespeare.
-Tidak juga.

Baiklah, Nona Michelangelo,

bisa latih adegan pingsan?
Kau kaku sekali.

Aku belum pernah melihat
orang pingsan

dan aku tak berniat dapat memar.

Jika bisa jatuh, aku akan jatuh. Jika tidak,
aku akan jatuh dengan anggun di kursi.

Aku tak peduli meski Hugo
datang dengan pistol.

-Hannah?
-Aku tak mau akting.

Aku belum bicara.

Aku tahu kau mau katakan apa,
dan aku tak mau akting.

Tolong kalian berdua berlutut, di situ.

Aku tak mau berlutut.

Seharusnya ini adegan khusus
dan tak ada yang lihat.

Ini adeganku.

Menurutku Meg harus jadi sutradara.

Selamat Natal, anak-anak!

-Marmee!
-Marmee! Selamat Natal.

Aku bahagia melihatmu begitu senang.

Jo, kau terlihat lelah.
Kau menulis lagi sepanjang malam?

-Tentu.
-Benar.

Amy, cium aku.
Terima kasih, Hannah.

Selamat Natal.
Bagaimana kabar anak-anakku?

-Aku lapar.
-Lihat sarapan ini.

-Aku bisa makan kuda.
-Jangan katakan itu, Jo.

Apa?

Ada apa?

Tak jauh dari sini tinggal wanita muda
yang miskin, Bu Hummel.

Lima anaknya tidur seranjang agar
tidak kedinginan, dan tak ada makanan.

Mau beri sarapan kalian
sebagai hadiah Natal?

Kau akan mengatakan
inilah yang Ayah inginkan?

Ya.

Terima kasih.

Terima kasih sudah mengundangku,
Tn. Laurence.

Sama-sama.

Mungkin kau bisa ajar cucuku sopan santun
seperti kau mengajar matematika.

Malaikat-malaikat yang baik datang.

Halo. Aku kembali.

Kami punya makanan, selimut, dan sweter...

dan beberapa obat.

Ini anak-anakku.

Beri salam.

Dia kurang sehat.

Anak-anak, bereskan makanannya.

Kau mau?

Marmee, kami tak butuh jari kaki.

Kurasa jariku hilang satu.

Ada lagi yang jarinya hilang?

Ini dari peri-peri?

Sinterklas.

-Bukan, pasti Bibi March.
-Dari Tn. Laurence.

-Dari kakek Laurence?
-Ya.

Kenapa?

Dia melihatmu membagikan sarapan Natal
dan dia ingin kau menikmati hari ini.

-Kupikir dia orang tua yang kejam.
-Dia baik sekali.

Cucunya, Laurie, yang memintanya.

Aku tahu.

Kita harus berteman dengannya.

Mereka membuatku takut.
Rumah tua itu membuatku takut.

Kata Jenny Snow
Tn. Laurence tidak mengakui putranya

setelah kabur dengan wanita Italia.

Kini cucunya anak yatim

dan dia selalu di rumah itu
bersama gurunya.

Dia orang baik
yang kehilangan anak perempuannya

ketika masih kecil,
dan kini dia kehilangan putranya juga.

-Putrinya wafat?
-Menyedihkan.

Bukanlah Laurie terlihat romantis?
Dia separuh Italia.

Kau tahu apa?
Kau jarang bicara dengannya.

Bukan aku yang siapkan hidangan ini,

tapi aku punya kejutan.

-Surat!
-Dari Ayah!

Andai aku bisa ikut.

Oh, Jo. Kami tak mau kehilangan
satu-satunya saudara kami.

Pasti tidak nyaman tidur di tenda.

-Jo di belakang agar tak terlihat menangis.
-Memang kenapa?

Dia akan pulang?

Dia akan bekerja dengan setia
selama dia bisa.

Kita tak bisa memintanya pulang satu menit
lebih cepat dari yang bisa dia berikan.

"Sampaikan salam cintaku
dan ciumku.

Katakan aku memikirkan mereka di siang hari,
dan mendoakan mereka di malam hari,

dan mendapatkan penghiburan
dari cinta mereka sepanjang waktu.

Setahun terasa begitu lama
untuk bertemu mereka lagi.

Tapi ingatkan mereka agar selagi menunggu,
kita semua bekerja

agar hari-hari yang sulit ini
tidak terbuang sia-sia.

Aku tahu mereka anak-anak
yang menyayangimu...

mengerjakan tugas dengan setia...

melawan musuh mereka dengan berani...

dan bersikap sebaik mungkin...

Kutukan Penyihir. Sandiwara oleh Jo March.

Buat ramuan yang manis,
bereaksi cepat dan kuat.

...sehingga ketika aku pulang...

Roh, jawablah laguku!

...aku akan lebih mencintai
dan lebih bangga dari sebelumnya...

...terhadap anak-anakku."

Bagus!

Permisi. Permisi. Ini perhentianmu.

Terima kasih.

Dia pergi? Kenapa?

Entah. Dia pergi begitu saja.

Dia tidak katakan
apakah akan kembali?

Kami tidak akrab, Profesor.

Kenapa duduk saja?
Pergilah. Bersihkan sesuatu.

Lalu anak-anak?
Dia guru terbaik mereka.

Aku tahu.

Sulit untuk kembali bekerja
setelah bersenang-senang.

-Andai setiap hari adalah Natal.
-Atau Tahun Baru. Pasti asyik.

Kita ini wanita-wanita
yang tak tahu terima kasih.

-Jangan begitu.
-Aku suka kata-kata kuat yang bermakna.

Aku harus kembali sekolah
dan tak punya limau.

Semua teman berdagang acar limau,
dan aku berutang banyak.

Apa ini cukup?

-Kenapa kau melakukan itu?
-Terima kasih, Meg!

Aku tahu rasanya menginginkan sesuatu
dan merasa lebih miskin dari yang lain.

Antara itu dan lukisan,
utangku akan lunas.

-Lukisan apa?
-Bukan apa-apa.

Aku senang Ibu tidak menyuruhku sekolah
dengan gadis-gadis itu.

Cepat, aku bisa terlambat.

Beth, setelah belanja, kau harus belajar
matematika dan mengeja.

Nanti kuperiksa saat aku pulang.

Sampai nanti.

-Josephine!
-Ya.

-Josephine!
-Ya. Di sini.

Apa ada alasan
kau berhenti membaca Belsham?

Maaf. Akan kulanjutkan.

Hati-hati, Sayang.

Kelak kau akan butuh aku,
dan kau akan menyesali kelakuanmu.

Terima kasih, Bibi March, untuk pekerjaan
dan kebaikanmu, tapi...

aku berniat untuk berhasil sendiri.

Tidak ada yang berhasil sendirian.

Tidak juga.

Apalagi wanita.
Kau harus menikahi pria kaya.

-Kau tidak menikah, Bibi March.
-Karena aku kaya.

Dan aku menghemat uangku.

Tidak seperti ayahmu.

Jadi satu-satunya cara untuk tidak menikah
adalah menjadi kaya?

Ya.

Tapi ada cara-cara terhormat
untuk wanita menghasilkan uang.

Itu tidak benar.

Kau bisa membuka rumah bordil.
Atau tampil di panggung.

Sebenarnya sama saja.

Selain itu, kau benar.

Cara terhormat untuk wanita.
Itu sebabnya kau harus mendengarkanku.

Agar aku bisa menikah.

Tidak! Agar hidupmu lebih baik
dari ibumu yang miskin.

-Tapi Marmee mencintai hidupnya.
-Kau tahu apa yang dia cintai.

Ayahmu lebih peduli
mengajar anak-anak budak bebas

ketimbang mengurus keluarganya.

Ya, tapi dia benar.

Menjadi benar dan bodoh tidaklah mustahil.

Kupikir tidak.

Kau tidak dibayar untuk berpikir.

Aku tahu kau tak peduli soal pernikahan.

Aku tak menyalahkanmu.

Tapi aku berniat ke Eropa sekali lagi

dan aku perlu teman,

apa kau mau menemaniku?

Dengan senang hati.

Kalau begitu, bacalah.

Dan jangan curang.

Aku tak suka orang curang.

Presiden Lincoln.

Ayah berjuang untuk dia.

Kata ayahku perang ini sia-sia,
mestinya biarkan mereka simpan budaknya.

Susan, itu tidak bermoral.

Semua diuntungkan oleh sistem,
termasuk kalian keluarga March.

-Kenapa hanya Selatan yang dihukum?
-Mungkin kita semua harus dihukum.

Keluarga March dangkal.

Baik. Gambarlah Tn. Davis.

Entah apakah pantas.

Kuhapus utangmu
dan kuberi lima limau lagi.

Nona March.

Duduk.

Duduk, Laurie.

Belajar Latin adalah hak istimewa.
Kau harus belajar ini.

Aku tak bisa kehilangan pekerjaan ini.
Kembalilah ke Cicero.

Ada seorang gadis di luar.

-Tidak ada.
-Ya, Tn. Brooke, ada seorang gadis.

Tidak ada.

-Oh, ada seorang gadis.
-Benar.

Halo. Kau terluka?

Aku Amy.

-Halo, Amy, aku Laurie.
-Aku tahu.

Kau mengantar saudariku pulang
usai dansa.

Pergelangan kakiku takkan terkilir.
Kakiku kecil dan indah. Terbaik di keluarga.

Tapi aku tak bisa pulang,
karena aku dalam masalah besar.

Lihat.

Tn. Davis memukulku.

Katakan kepada pelayan
aku ingin lukisan ini segera dibeli.

-Amy! Kau di sini?
-Meg!

Tanganku. Lihat.

-Jo.
-Mengagumkan!

Sakit sekali.

Theodore Laurence,
kau anak paling bahagia di dunia.

-Orang tak bisa hanya hidup dari buku.
-Aku bisa.

-Apa yang kau perbuat?
-Aku hanya gambar lalu Tn. Davis memukulku.

Astaga. Lihat itu.

Itu kakekku. Kau takut?

Aku tidak takut siapa pun.

Dia terlihat galak, tapi kakekku
jauh lebih tampan.

Jo, jangan membandingkan kakek.

Menurutmu dia lebih tampan?

Tidak, sebenarnya kau sangat tampan.

-Aku tak bermaksud...
-Aku kenal ayah dari ibumu.

Kau punya semangatnya.

Terima kasih, Tuan.

Ini buruk.
Kau tak boleh ke sekolah itu lagi.

-Bagus, lelaki itu memang bodoh.
-Jo akan mengajarimu.

-Aku? Aku sudah mengajar Beth.
-Kau guru yang baik.

Ya, wanita lebih pantas
belajar di rumah.

Karena sekolah untuk wanita
sangat payah.

Benar sekali.

Kuharap semua wanita meninggalkan sekolahnya
dan dia mati.

Amy, kau berbuat salah
dan akan ada akibatnya.

Aku tak berbuat apa-apa.
Aku hanya menggambar.

Terima kasih sudah mengurus Amy.

Tentu.

Anak-anakku cenderung buat masalah.

Aku juga.

Jika kau buat masalah,
kami akan mengurusmu.

Tentu, datanglah kapan saja.
Ajak saudarimu Beth.

Ya! Beth menyukai piano.

Dia yang pendiam?

-Ya, itu Beth.
-Katakan dia boleh mainkan piano kami.

Jo, pinjamlah buku sesukamu.

-Boleh aku datang melihat lukisan?
-Ya.

Juga ada rumah kaca yang indah.

Kita harus pergi.

-Tn. Laurence, tolong beli lukisan ini.
-Kuambil ini.

Jika boleh. Segera kukembalikan,
aku janji.

Sebenarnya, entah kapan.

Terima kasih untuk tanganku!

-Terima kasih! Dah!
-Terima kasih.

Oh, Nona Meg?

Kau lupa sarung tanganmu.

Baiklah. Kembali belajar. Kembali belajar.

Tenang!

Tenang!

Tenang!

Sandiwara baru, ditulis oleh Nona Jo March,

akan tampil di Teater Barnville
beberapa pekan lagi

yang akan melampaui apa pun yang pernah
ditampilkan di panggung Amerika.

Dibintangi aktris terbaik
dari sini sampai Sungai Mississippi

Nona Meg March.

Luar biasa! Bagus, bagus!

Laporan mingguan.
Meg: Baik. Jo: Buruk.

Beth: Sangat baik.
Dan Amy: Biasa saja.

Bagus, Tuan-tuan.

Luar biasa.

Pak Presiden dan tuan-tuan,
aku mengusulkan seorang anggota baru.

Orang yang akan sangat berterima kasih

dan akan menambahkan semangat klub ini.

Aku mengusulkan...

...Tn. Theodore Laurence!

Tidak.

Apa? Ayolah, terima dia.

Dia lelaki asli.

Kita tak mau ada lelaki
di klub khusus perempuan.

-Terima saja dia.
-Kenapa?

-Meski takut, aku setuju! Ini Laurie.
-Apa? Tidak!

-Semua akan berubah.
-Kita voting.

-Angkat tangan. "Ya."
-Jangan mengangkat tanganmu!

-Angkat tanganmu. Ini Laurie.
-Baik. Ya.

Sekarang waktu paling tepat...

Tenanglah. Ini rencanaku.
Akulah yang pantas disalahkan.

Jo hanya setuju setelah kubujuk
berulang kali.

Ya. Aku hanya ingin mengatakan,

sebagai tanda terima kasih, aku...

Lanjutkan!

Untuk memajukan hubungan persahabatan
antara negara-negara tetangga.

Maka, kuberikan kunci-kunci ini

untuk kantor pos yang kubuat
di hutan dekat kolam.

Ya, empat kunci.

Ini. Untukmu.
Meg, ya. Dan untukmu.

Terima kasih.

Ini untukku. Tanpa menunda lagi,
terima kasih dukungannya.

Aku akan duduk sebagai anggota klub.

Selamat bergabung, Laurie.

Halo!

Oh, Jo!

Daisy dan Demi!

Kalian sudah besar!

Andai kau di sini mengajari mereka.

-Aku tahu. Aku di sini sekarang.
-Senang kau pulang!

Kurasa Beth merasa kesepian,
walau dia tidak mengatakannya.

Di mana Beth?

Di atas. Oh, Jo.

Kami pikir dia membaik,
tapi demam melemahkan jantungnya.

Bawa ini dan cari dokter terbaik.

-Kau perlu uang ini untuk di New York.
-Aku tidak kembali.

Kugunakan sisanya untuk membawa dia
ke laut dan menyembuhkannya.

Kapan Amy pulang?

Kami tak mau mencemaskannya.

Dia tidak tahu?

Beth melarang kami mengabarinya
karena tak mau ganggu perjalanan Amy.

Amy selalu melewatkan
hal-hal sulit dalam kehidupan.

Jo, jangan marah dengan saudarimu.

Aku tak menemukan apa-apa.

-Marmee lihat sarung tanganku?
-Kapan terakhir melihatnya?

Jo! Jo, kau di mana?

-Sarung tanganku tidak ketemu.
-Pakai punyaku.

-Jo, kita akan terlambat.
-Kau mau ke mana?

Kau tidak diundang.

Kau mau pergi dengan Laurie.
Aku tahu!

Benar. Berhentilah mengganggu.

-Tiketnya ada?
-Ya, cepatlah.

Kau mau ke teater bersama Laurie!

-Boleh ikut?
-Maaf, tapi kau tak diundang.

Kau tak boleh ikut, Amy, jangan merengek.

Aku terkurung di sini,
aku tak pernah pergi.

-Beth sibuk main piano, aku kesepian.
-Aku bisa mengajarimu.

Aku tak mau main piano.
Aku ingin ke teater...

Kau tak ingin berada di tempat
yang kau tidak diundang.

-Kami sudah repot dengan Tn. Brooke.
-Aku suka dia. Dia baik.

-Aku bisa bayar sendiri.
-Kau tak boleh ikut.

Maaf, Sayang, tapi Jo benar.
Lain waktu.

-Ayo, Meg. Berhenti memanjakannya.
-Kumohon.

Kumohon!

Kau akan menyesal, Jo March!

Kau akan menyesali ini!

Berhenti memandangku begitu!

Untuk Ayah

Jo!

Kupikir aktrisnya...

Bagus sekali, ya.

-Dia sangat bagus.
-Sangat bagus.

Sampa jumpa!

Oh, aku suka teater.

Meg, kau jauh lebih baik darinya.
Walau dia pandai pingsan.

Aku ingin tahu bagaimana dia bisa
berubah pucat seperti itu.

Dasar Tn. Brooke.
Dia bisa lebih patuh lagi?

Menurutku dia sangat sopan.

Tunggu. Aku mau tulis ide ini.

-Beth, apa warna mata kesukaanmu?
-Ungu.

Tn. Brooke punya mata biru dan bijak,
dan itu lebih penting dari uang.

Ada yang ambil novelku?

-Tidak.
-Tidak, kenapa?

Amy, kau mengambilnya.

-Tidak.
-Bohong.

Aku tak mengambilnya.
Aku tak tahu di mana...

Katakan, atau kupaksa!

-Kubakar!
-Marmee!

Kubakar bukumu.
Sudah kukatakan kau akan menyesal!

Cukup, Jo! Jo! Jo!

Aku minta maaf, Jo.

Amy.

Yang kau pedulikan hanya menulis.

Aku tak bisa menyakitimu
dengan merusak salah satu pakaianmu,

dan aku sungguh ingin menyakitimu.

Aku sungguh menyesalinya sekarang.
Maafkan aku.

Jo.

Janganlah larut dalam kemarahan.

Maafkan dia.

Saling membantu.

Dan mulai lagi besok.

Dia tidak pantas kumaafkan.

Dan aku akan benci dia selamanya!

Pagi, nona-nona. Hari ini cerah.

Hari terakhir di sungai.
Ambil sepatu es-mu!

Jo, kau berjanji
aku boleh ikut kali berikut. Jo!

Dia akan seperti itu selamanya?

Itu kehilangan yang berat baginya.

Apa ada yang bisa kuperbuat?

Kejar dia.

Jangan katakan apa pun sampai Jo
terlihat senang bersama Laurie

lalu katakan hal-hal baik.

Aku yakin dia akan kembali ramah.

Jo, tunggu!

Aku ikut!

Katamu aku boleh ikut kali berikut!

Jo, Laurie! Tunggu, aku datang!

Tunggu!

Jo!

-Tetap di tepi. Di tengah tidak aman.
-Baik.

Jo!

Jo, aku datang!

Jo!

Jo, ayo!

Jo, tunggu!

Jo!

-Kau baik-baik saja?
-Ya.

Tolong!

Amy. Itu Amy!

Ayo, Jo!

Jo!

Jo! Cari dahan. Cari dahan.

Jo!

Amy! Amy!

-Aku tak bisa napas!
-Jo, bantu aku menarik!

Amy, pegang dahannya! Pegang, Amy.

Maafkan aku. Oh, adikku, adikku.

Dia sudah tidur.

Jika dia sampai mati, maka itu salahku.

Dia akan baik-baik saja.

Kata dokter dia juga tidak akan kena flu.

Apa yang salah denganku?

Aku berusaha untuk berubah,
menulis catatan menyedihkan

dan menangisi dosa-dosaku, tapi...

sepertinya tidak menolong.

Kalau aku kesal...

aku jadi liar, aku bisa menyakiti orang,
dan aku menikmatinya.

Kau mengingatkanku akan diriku.

Tapi kau tak pernah marah.

Hampir setiap hari aku marah.

Benarkah?

Aku bukan orang yang sabar...

tapi setelah berusaha hampir 40 tahun...

aku belajar untuk mengendalikan amarahku.

Aku akan berbuat sama.

Kuharap kau akan lebih berhasil dariku.

Ada sifat-sifat yang terlalu mulia
untuk dikekang...

dan terlalu tinggi untuk ditekuk.

Jo.

Oh, Beth! Cintaku!

Kau tak perlu datang.

Seharusnya aku tidak pergi.
Kau perlu sesuatu? Ini.

Minumlah air.

Senang melihat wajahmu.

Kita akan ke laut agar kau cepat sembuh.

Laut?

Aku ingin kau menari pada waktu Amy kembali.

-Dia tidak pulang lebih awal, bukan?
-Tidak.

Bagus.

Ada kabar? Apa katanya?

Dia menulis bahwa Laurie di sana.
Aku senang dia bersamanya.

Laurie takkan membalas surat-suratku.

Kau merindukannya?

Aku rindu segalanya.

Aku tahu.

Kalian berdua, cepatlah!
Meg akan pergi seminggu.

Kami datang!

Kau naik kereta lain dan awasi Meg.
Pastikan dia tidak jatuh cinta.

Baik.

Annie baik sekali mengundangku
ke pesta dansa.

Terima kasih aku boleh pergi.

Jadilah dirimu sendiri.

Kenakan ini di pesta dansa.
Ini punyaku ketika seusiamu.

Aku tak pernah mengerti tujuan
menyimpan perhiasan sampai pernikahan.

Kau harus punya sesuatu secara pribadi.
Benda-benda cantik harus dinikmati.

Ya, benda-benda cantik harus dinikmati.

Andai aku bisa pergi ke pesta dansa.

Menurutmu tidak mengapa
dia pergi seperti ini?

Mereka harus melihat dunia
dan belajar membuat keputusan sendiri.

-Jangan lupakan kami.
-Tidak akan, Jo. Hanya seminggu.

-Indah.
-Bukan punyamu.

Akan terlihat indah kupakai.

Dia perlu sepatu yang layak.

Terima kasih kereta kudanya, Tn. Laurence.

-Aku tak tahu cara membalasnya.
-Omong kosong.

Aku menyapa kuda-kuda.

Tapi ada satu hal.

Hari ini aku menyadari bahwa piano putriku
sudah lama tak digunakan.

Ada di antara kalian
yang mau memainkannya sesekali?

Agar tetap selaras.

Jika mereka tidak mau datang, tidak mengapa.

Oh, Tuan. Mereka mau datang.
Sangat ingin datang.

Kau yang menyukai musik.

Sangat menyukainya.

Aku akan datang jika kau yakin
tak ada yang dengar dan terganggu.

Tidak satu orang pun.

-Aku akan merindukanmu!
-Dah!

-Boleh pinjam pitamu?
-Tidak.

Dah!

-Nikmati pesta dansanya!
-Aku segera kembali.

Jangan menikah, Meg!
Jangan jatuh cinta!

-Kembali sekarang juga.
-Sekarang.

Terima kasih.

Aku semangat untuk malam ini!

-Kau akan mengenakan gaun apa, Meg?
-Yang ini.

Yang itu? Bisa minta dikirimkan yang lain?

Aku tak punya yang lain.

-Hanya satu? Lucu sekali!
-Sama sekali tidak!

Tak perlu minta dikirimkan, Daisy.
Aku akan memanggilmu Daisy.

Aku punya gaun merah muda,

dan kau akan mengenakannya
agar aku senang, benar, Daisy?

Jika boleh.

Tentu.

Semua orang menyukaimu, Daisy.
Simpanlah gaunku.

-Aku tak bisa menerimanya.
-Harus! Kumohon.

Bersenang-senanglah, Daisy Kecil.

Laurie. Aku tak tahu kau akan datang.

Seharusnya ini kejutan.

Ini kejutan yang menyenangkan.

Kenapa kau dipanggil "Daisy"?

Panggilan akrab untukku.

Meg nama yang sempurna.

Seolah-olah berperan menjadi...

Daisy untuk beberapa lama.

Apa kata Jo?

Kau takkan menikahi
salah satu dari mereka, bukan?

Mungkin.

Besok kau akan sakit kepala.

Kau suka penampilanku?

Tidak.

Kenapa?

Aku tak suka pakaian yang berlebihan.

Kau pemuda paling kasar yang kukenal.

Maafkan aku dan menarilah denganku.

Aku takut itu akan menurunkan derajatmu.

Aku tak suka gaunmu, tapi...

menurutku kau mengagumkan.

Sungguh?

Sungguh.

Aku tahu ini aneh, tapi jangan beri tahu Jo.
Biarkan aku senang-senang malam ini.

Aku akan bersikap sangat baik
sepanjang sisa hidupku.

Maaf, John.

Sutranya adalah pengeluaran besar pertama.

$50, walau mahal,

kurasa tidak terlalu mahal untuk gaun...

dengan segala pernak-perniknya.

Bahkan ini belum jadi gaun.

Ini hanya kain.

Aku mengerti.

Aku tahu kau marah, John.

Aku tak bermaksud menghabiskan uangmu,
tapi aku tak tahan

ketika melihat Sallie belanja sesukanya
dan kasihan kepadaku karena aku tak bisa.

Kucoba merasa puas, tapi sulit.

Dan aku bosan menjadi miskin.

Ini yang kutakutkan.

Aku berusaha sebaiknya, Meg.

Oh, John.

Kekasihku yang baik dan pekerja keras.

Aku tak tahu terima kasih dan egois.

Kenapa aku mengatakannya?

Mungkin kau bersungguh-sungguh.

Tidak!

Kita pikirkan cara
agar kau bisa beli mantel,

maka kita berdua akan terlihat mengagumkan.

Aku tak mampu membelinya.

-John...
-Aku mau tidur.

John.

Aku sungguh menyesal

kau tak punya banyak barang bagus,

dan kau menikahi orang
yang tak bisa memberikannya kepadamu.

Halo, Amy.

Aku tak ingin melihatmu.

Amy, jangan marah.
Maafkan kelakuanku.

Kau minum alkohol lagi?

Kenapa kau marah kepadaku?
Ini baru pukul 4 sore.

Harus ada yang melakukannya.

Kapan kau akan memulai
karya senimu, Raphaella?

Tidak akan.

"Tidak akan." Apa? Kenapa?

Aku pecundang.

Jo di New York jadi penulis,
dan aku pecundang.

Itu pernyataan besar untuk usia 20 tahun.

Roma membuatku rendah hati,
dan Paris membuatku sadar aku tidak pintar.

Maka kutinggalkan cita-citaku
menjadi seniman.

Kenapa? Kau punya bakat dan semangat.

Bakat bukan kepintaran,
dan semangat tak bisa membuatku pintar.

Aku ingin sukses, atau gagal sama sekali.

Aku tak mau jadi pelukis biasa,
dan aku tak berniat mencoba lagi.

Wanita mana yang dianggap pintar?

Brontës?

-Hanya itu?
-Ya, kurasa.

Siapa yang selalu dianggap pintar?

Lelaki.

Mereka menyingkirkan saingan.

Itu argumen yang rumit
untuk menghiburku.

Benarkah? Kau merasa lebih baik?

Menurutku, pria atau wanita,

bakatku tetap biasa saja.

"Biasa saja?"

Boleh kuminta lukisan terakhirmu
adalah gambar diriku?

Baiklah.

Setelah meninggalkan cita-cita senimu
yang bodoh...

...apa yang akan kau lakukan?

Meningkatkan bakatku yang lain
dan menjadi ornamen di masyarakat.

Di situlah Fred Vaughn berperan.

-Jangan mengejek!
-Aku hanya sebut namanya.

Kau tidak bertunangan, kuharap.

Tidak.

Tapi kau akan bertunangan
jika dia melamarmu?

Kemungkinan besar, ya.

Dia kaya. Bahkan lebih kaya darimu.

Aku tahu wanita terhormat
tak bisa hidup tanpa uang.

Walau terdengar aneh diucapkan
oleh salah satu anak ibumu.

Aku memang ingin menikahi orang kaya.
Kenapa aku harus malu?

Tidak perlu malu, asalkan kau mencintainya.

Menurutku kita bisa memilih
orang yang kita cintai.

Bukan sesuatu yang terjadi begitu saja.

Kurasa para penyair tak sependapat.

Aku bukan penyair.
Aku hanya seorang wanita.

Dan sebagai wanita,
aku tak bisa menghasilkan uang.

Tak cukup untuk nafkah
atau menyokong keluargaku.

Andai aku punya uang sendiri,
dan memang tak punya,

uang itu jadi milik suamiku
begitu kami menikah.

Andai kami punya anak,
mereka akan jadi miliknya, bukan aku.

Mereka jadi miliknya.

Jadi jangan bilang pernikahan bukan
strategi ekonomi, karena memang begitu.

Mungkin tidak untukmu,
tapi yang jelas untukku.

Oh, itu Fred.
Bisa bukakan kancingku?

Terima kasih.

Bagaimana penampilanku?

Kau terlihat cantik.

Kau memang cantik.

Fred! Aku merindukanmu.

Ini Fred Vaughn dan saudarinya, Kate.
Kau tahu Tn. Brooke.

ini Meg, Amy, Beth dan Jo.

Senang bertemu denganmu.

Logatmu bagus.

Aku Amy March. Ingat nama itu.
Kelak aku akan menemuimu di London.

Tentu.

-Itu melewati perahu.
-Kau baik sekali.

-Aku tahu sesuatu yang kau tidak tahu.
-Katakan!

Meg pernah kehilangan sarung tangan?

-Tn. Brooke mengambilnya!
-Ya.

-Tahu dari mana?
-Aku lihat.

-Di mana?
-Kantongnya.

-Selama ini?
-Ya! Romantis, bukan?

-Tidak! Itu seram.
-Kupikir kau akan senang.

Karena ada orang akan membawa Meg pergi?
Tidak, terima kasih.

Kau takkan keberatan setelah ada
yang datang membawamu pergi.

Aku ingin tahu siapa.

Aku juga ingin tahu.

"Kita takkan bisa mencintai bumi...

jika tak punya masa kecil di dalamnya...

jika bukan karena bunga yang sama
tumbuh setiap musim semi

yang kita kumpulkan
dengan jemari kecil kita.

Hal baru apa yang sepadan
dengan pengulangan manis itu...

tempat semua dikenal dan dicintai...

karena diketahui."

Hebat, bukan?

Aku senang mendengarmu membaca, Jo

tapi aku lebih suka kau membaca
cerita karanganmu.

Aku tak punya cerita baru.

Kenapa?

Aku belum menulisnya.

Kau punya pena dan kertas.
Duduk dan tuliskan sesuatu untukku.

Tak bisa.

Kurasa aku tak bisa lagi.

Kenapa?

Tak ada yang peduli
untuk mendengarkan ceritaku.

Tulislah sesuatu untukku.

Kau seorang penulis.

Bahkan sebelum orang mengenalmu
atau membayarmu.

Aku sakit parah dan kau harus
melakukan kata-kataku.

Lakukan yang diajarkan Marmee.
Lakukan untuk orang lain.

Jika kau ke Vermont,

ada Ny. Sewall in Keene, New Hampshire,
yang akan memberimu kamar dan makanan.

Ini.

Pulanglah ke anak-anakmu.
Aku bisa mengurusnya.

Aku harus di sini.
Seumur hidup aku malu dengan negaraku.

Jangan tersinggung,
tapi seharusnya kau masih malu.

Aku tahu. Aku malu.

-Halo, Tuan.
-Halo, Nyonya.

Punya anak di Angkatan Darat?

Ya, Nyonya. Empat.

Tapi dua gugur, satu jadi tahanan.

Aku mau ke anakku yang lain
yang sakit di rumah sakit Washington.

Kau banyak berkorban untuk negaramu, Tuan.

Aku akan berperang jika aku berguna,

tapi karena tidak, kuberikan anak-anakku.

Tuan, akan kuambilkan selimut...

...agar kau hangat.

-Terima kasih. Tuhan berkati.
-Tuhan memberkatimu, Tuan.

Ny. March.

Telegram dari Washington.

Jo sudah kembali dari Bibi March?

Aku belum melihatnya.

Mau sepasang sepatu lagi?

Terima kasih. Aku tak boleh melewatkan
kereta terakhir.

-Hannah, sudah bawa baju malam Ayah?
-Sudah.

-Apa yang bisa kubantu, Beth?
-Terima kasih sudah datang.

-Tentu.
-Dapat selimut hangat?

Beri tahu aku jika ada lagi
yang bisa kubantu.

Aku akan memeriksa anak-anak setiap hari.

Terima kasih untuk semuanya.

Aku mengagumi suamimu.
Aku berdoa agar cepat pulih.

Kutemukan kain linen ini.

-Hannah, obat?
-Obat sudah dikemas.

Maaf.

Aku ingin mengantarmu ke ibumu.

Tn. Laurence memberiku tugas
di Washington,

dan aku akan senang
bisa melayaninya di sana.

-Terima kasih.
-Kembali.

Selama aku pergi, Hannah yang berwenang.

Ingat untuk memeriksa keluarga Hummel.
Ini akan jadi musim dingin yang sulit.

Ini cukup untuk kereta?

$25? Biasanya Bibi March tidak sebaik ini.

Aku tidak ke Bibi March. Aku tak sanggup.

Dari mana uangnya?

Kujual apa yang kupunya.

-Jo!
-Rambutmu!

-Kau cantik.
-Kau seperti lelaki.

Ini tidak memengaruhi nasib negara,
jadi jangan ditangisi.

Aku sangat bangga kau putriku.

Aku begitu ingin berbuat sesuatu
untuk Ayah.

-Cocok dengan kesombonganku.
-Rambutmu bisa dirapikan.

-Kau tak pernah begitu.
-Bukan ini yang kumau untuk dia.

Oh, Teddy.

Oh, Jo.

Anak-anakku. Aku mencintai kalian
lebih dari bisa kukatakan.

Akur dengan satu sama lain.
Berdoa untuk kesembuhan Ayah.

Aku akan kembali secepatnya.

Aku sayang kalian.

Jo.

Kenapa? Karena Ayah?

Bukan.

Rambutku.

Aku pun akan merasa sama.

Aku tahu.

Laurie, kapan kembali ke kakekmu?

Segera.

Kau sudah sering katakan itu
sebulan ini.

Jawaban singkat menghindari masalah.

Dia menunggumu, kenapa kau tak pulang?

Kurasa memang pada dasarnya
manusia jahat.

Maksudmu pada dasarnya malas.

Aku hanya akan mengganggunya...

jadi lebih baik di sini
dan mengganggumu lebih lama.

Kau tahan.

Bahkan, menurutku kau menyukainya.

Hentikan.

Kau sedang apa?

Menatapmu.

Maksudku apa yang ingin kau lakukan?

-Dengan hidup?
-Ya.

Aku menulis opera.
Aku akan jadi tokoh utama.

Itu membuang waktu.

Kau ingin aku berbuat apa?

Bekerjalah untuk kakekmu
dan buat dirimu berguna.

Kau tidak adil.

Ini.

Itu bagus sekali.

Kapan kau menggambar ini?

Pada hari di pantai.

Kali pertama aku bertemu Fred.

Benar.

Dia sedang apa?

Di London untuk bisnis.

Dia pulang beberapa minggu lagi.

Jangan nikahi dia.

Apa?

Jangan nikahi dia.

Kenapa?

"Kenapa"? Kau tahu kenapa.

Tidak.

-Tidak.
-Ya.

-Kenapa tidak?
-Laurie.

-Apa?
-Kau jahat.

-Hentikan.
-Kenapa aku jahat?

Aku selalu nomor dua dari Jo
dalam segala hal seumur hidupku

Aku tak mau kau bersamaku
karena kau tak bisa memilikinya.

Aku tidak mau.

Tidak akan.
Karena sejak dulu aku mencintaimu.

Aku mencetak kakiku untuk Laurie
agar dia ingat kakiku indah.

Tn. Brooke menulis bahwa Ayah
masih lemah, tapi membaik.

Tn. Brooke juga berkata bahwa ibu
adalah perawat terbaik yang pernah ada.

Andai semua surat dari Ibu
dan bukan Tn. Brooke.

Dari siapa pun aku senang.

Kurasa ungu gelap cocok untuk Tn. Laurence.

-Kau setuju, Amy?
-Ya. Modelnya bagus sekali.

Aku harus berterima kasih karena boleh
bermain piano di rumahnya.

Aku mau belanja di kota.
Jo, bisa carikan kayu bakar lagi?

Kalian belum mengunjungi keluarga Hummel.
Ayo ke sana.

Oh, Bethy, kita saja kekurangan makanan.

-Dan aku harus selesaikan cerita ini.
-Kata Marmee...

Marmee menyuruh banyak hal,
tapi kita tak bisa lakukan semuanya.

Tapi aku selalu pergi sendirian.
Kalian tidak mengerjakan tugas.

-Kami kerjakan.
-Tenang. Kita akan cari waktu.

-Tapi sudah berminggu-minggu.
-Segera.

Kakiku terjepit! Tak bisa kukeluarkan!

Hentikan, Jo!

Tak bisa kukeluarkan!
Kakiku akan putus.

Baik. Aku pergi sendiri.

Halo. Untuk Tn. Laurence.

Dia datang.

Beth, lihat apa yang mereka...

-Ini surat dari si pak tua.
-Buka suratnya!

Beth, lihatlah!

Jo, bacakan suratnya. Aku tak bisa.

"Nona Beth March.

Aku punya banyak begitu sandal,

tapi tak ada yang cocok denganku
seperti pemberianmu.

Itu akan selalu mengingatkanku
pemberi yang murah hati.

Aku ingin bayar utangku
dan kuharap kau menerima hadiah ini.

Teman yang berterima kasih
dan hambamu yang rendah, James Laurence."

-Oh, Beth!
-Indah sekali! "Hambamu yang rendah."

-Indah, benar?
-Berkilau sekali!

Ada emas yang melingkar sampai belakang.

Sekelilingnya!

-Tulisan tangannya indah.
-Dan ada gambar kecil di sini.

Tuan, aku ingin berterima kasih untuk...

Kau mengingatkanku akan putriku.

Pianonya untukmu.
Seharusnya kuberikan dari dulu.

Terima kasih.

Anakku...

...kau demam.

Keluarga Hummel sakit keras.

Dia sedang istirahat.

Bagaimana keadaannya?
Ada yang bisa kubantu?

Ada apa?

-Demam berdarah.
-Apa itu?

Aku mengunjungi keluarga Hummel.
Bayinya meninggal.

Kalian pernah mengalaminya?

Meg dan aku pernah, tapi Amy belum.

-Maka dia harus pergi.
-Aku tidak mau.

-Akan kutanyakan Bibi March.
-Aku tak suka dia.

Ini untuk kebaikanmu, Nak.

Perlu panggil Ibu?

Jangan buat dia khawatir. Belum pernah
aku butuh uang seperti sekarang.

Kita akan merawatnya dan dia akan membaik.

Pasti.

"Kantor pos di hutan
adalah lembaga bermodal kecil,

dan berkembang pesat,
karena banyak hal lewat sini.

Puisi dan acar,

musik dan roti jahe,

undangan, omelan
dan bahkan anak anjing."

-Ini tentang kita.
-Benar.

Aku suka.

-Hanya cerita pendek.
-Berbeda dari tulisanmu yang lain.

-Apakah membosankan?
-Ini favoritku.

Benarkah?

-Tulis lagi untukku.
-Baik.

-Teruslah menulis.
-Pasti.

Bahkan saat aku tidak ada.

Jangan bicara begitu.

-Jo, ada yang ingin kukatakan.
-Tidak.

Sudah lama aku memikirkan ini...

dan aku tidak takut.

Tidak.

Bagaikan air pasang.
Perlahan, tapi tak bisa dihentikan.

Aku akan menghentikannya.

Aku pernah menghentikannya.

Kau akan membaik.
Ayah akan membaik.

Kita akan segera kembali bersama.

Kita tak bisa hentikan kehendak Tuhan.

Tuhan belum bertemu kehendakku.

Kehendak Jo akan terjadi.

Amy?

Kemari.

-Ya?
-Duduklah.

Jika kau sangat baik,
kelak cincin ini akan jadi milikmu.

Benarkah?

Jika kau terus jadi gadis yang baik,
buktikan saja nanti.

Kau harapan keluargamu.

Beth sakit, Jo tak bisa diharapkan

dan kudengar Meg tertarik
dengan guru yang miskin, jadi...

...kau yang harus menafkahi mereka...

...dan orang tuamu yang miskin
di usia tua mereka.

Jadi kau harus menikahi orang kaya.

Selamatkan keluargamu.

Hanya itu yang ingin kukatakan.

Kau boleh kembali melukis.

Halo, Bibi March.

Tadi Laurence datang.

Benarkah?

Ternyata dia jadi mengecewakan.

Pasti karena dia Italia.

Kapan dia kembali?

Dia pergi. Ke London.

Kenapa?

Apa yang kau mau bicarakan dengannya?

Kukatakan ke Fred Vaughn
aku takkan menikahinya.

Meg.

Aku akan pulang mengurus anak-anak.

-Maaf. Aku mencemaskan Beth.
-Tinggallah.

Aku minta cuti.
Aku akan mengurus anak-anak.

Oh, John.

Satu hal lagi.
Cepatlah kirim bahanmu ke penjahit.

-Tak bisa.
-Aku tak mau dengar lagi.

Aku ingin kau punya gaun ini.
Mantel tuaku cukup untuk musim dingin.

-John, aku...
-Sudah beres.

John, aku tak bisa.

Kujual bahannya ke Sallie.

Benarkah?

Aku ingin kau bahagia.

Aku sudah bahagia.

John Brooke adalah suamiku.

Dan aku istrinya.

Hannah!

Tidak apa-apa.

Kita harus berbuat apa?

Kita harus panggil ibumu.

-Marmee.
-Tuhan memberkatimu.

Marmee, kondisinya memburuk.
Aku tak tahu harus apa.

-Jo, bagaimana kabarnya?
-Anak-anak.

Beth yang manis.

Hannah, buatkan kaldu bening.
Jo, ambilkan es.

Kita harus turunkan panasmu.

Siapa yang bersama Ayah?

John menemaninya.

Kita harus mengganti linennya.

Kami akan memindahkanmu, Nak.

Oh, lihat dia.

Tunggu. Tenanglah.

Aku tahu.

Berjuanglah.

Jangan menyerah.

Berjuang.

Kumohon, berjuanglah sampai akhir
dan kuatkan dirimu,

dan jangan pergi begitu saja, Beth.

Marmee?

Marmee?

Marmee.

Jo.

Selamat Natal, Beth.

Pastikan ini ada di tengah.
Siapkan pinggiran dulu.

Pinggirnya tidak sama untuk berondongku.
Karena aku buat karangan berondong.

Kau membuang-buang dekorasi
dan tidak tergantung benar.

Pinggiran bagian terpenting.

Ini hadiah Natal lagi
untuk keluarga March.

Astaga! Ayah!

Ayah!

Anak-anakku.

Kalian sudah besar.

Oh, Beth. Selamat Natal, sayang.

Selamat Natal untuk kalian semua.

Selamat Natal, Ayah.

Selamat Natal.

Syukurlah. Syukurlah kau pulang.

Syukurlah ada kau.

Kini aku bisa marah langsung kepadamu.

Aku tak percaya hari ini
hari pernikahanku.

Ada apa?

Tak ada apa-apa.

Jo.

Kita bisa pergi sekarang juga.

Aku bisa cari uang.
Menjual cerita. Akan kulakukan apa pun.

Aku akan masak, bersih-bersih.
Kerja di pabrik. Aku akan menafkahi kita.

Kau harus jadi aktris,
kau harus punya karier di panggung.

Mari kita kabur bersama.

Aku ingin menikah.

Kenapa?

Karena aku mencintainya.

Kau akan bosan dengannya
dalam dua tahun.

Hidup kami akan menarik selamanya.

Mimpiku berbeda darimu
tapi bukan berarti tidak penting.

Aku ingin punya rumah dan keluarga.

Aku bersedia untuk bekerja dan berjuang.

Tapi aku ingin melakukannya
bersama John.

Aku tak ingin kau meninggalkanku.

Jangan pergi.

Oh, Jo.

Aku tak meninggalkanmu.

Lagi pula...

...kelak akan tiba giliranmu.

Lebih baik tetap melajang
dan berjuang sendirian.

Sungguh.

Sulit dipercaya masa kecil sudah berakhir.

Cepat atau lambat akan berakhir.

Dan ini akhir yang bahagia.

Berkomitmen dengan orang lain
adalah janji yang penting.

Anugerah yang luar biasa.

Janji yang diberikan sebelum kau tahu
apa untung dan ruginya.

Kunyatakan kalian suami dan istri.

Silakan mencium pengantin.

Kau tidak perlu berlebihan.

Tidak perlu mengantarku ke kereta kuda.

Dengan senang hati.

Kuharap kau senang sekarang...

...kau telah merusak hidupmu
seperti ibumu ketika menikahi ayahmu.

Saudariku, kau terlalu baik hati.

Terima kasih untuk pesta hari ini.

Kembali.

Terima kasih, Bibi March.

Aku tak suka dicium.

Maaf.

Kau akan menyesal setelah mengetahui
cinta tidak berguna di dalam gubuk.

Pasti sama buruknya dengan orang
yang punya rumah besar.

Aku mengerti maksudmu, Nona.

Hidupku baik-baik saja.

Kami tahu.

Kau tidak sepenuhnya salah.

Mungkin aku tidak selalu benar,
tapi aku tak pernah salah.

Oh, dan ini satu-satunya anggota keluarga
yang waras.

Aku tak sanggup lagi.

-Aku tahu.
-Kau bisa bayangkan.

Marmee!

-Marmee, Marmee, Marmee!
-Apa?

Bibi March pergi ke Eropa.

Oh! Dia ingin aku ikut!

Itu berita baik!

Kini aku tahu kenapa aku berjam-jam
membaca untuk dia.

Tidak, dia ingin aku pergi.

Sebagai temannya.

Eropa? Denganmu?

Ya, dia ingin aku meningkatkan bakat seniku
dan bahasa Prancisku.

Kau tak suka bahasa Prancis, benar?

Itu bagus, Amy.

Ayah! Aku akan ke Eropa!

Meg menikah, Amy pergi ke Eropa...

...dan karena kau sudah lulus,
kau akan pergi liburan panjang.

Aku tidak sebaik Beth,
jadi aku marah dan gelisah.

Kau tak perlu tetap di sini, Jo.

Kenapa? Kita mau kabur
dan bergabung dengan kapal perompak?

-Tidak. Jangan.
-Tak ada gunanya, Jo. Kita harus bicarakan.

Aku mencintaimu sejak aku mengenalmu, Jo.
Aku tak kuasa.

Kucoba menunjukkannya
tapi kau tidak biarkan, dan tidak mengapa

tapi kau harus mendengarnya sekarang
dan memberi jawaban,

karena aku tak bisa terus seperti ini.

Jangan.

Aku berhenti main biliar.
Kutinggal semua yang kau tak suka.

Aku senang melakukannya. Aku menunggu
dan aku tak mengeluh karena aku...

Kupikir kau akan mencintaiku, Jo.

Kusadari aku tidak sebaik yang kau harapkan
dan aku bukan orang penting...

Ya, kau penting.
Kau sangat penting bagiku.

Aku berterima kasih kepadamu,
dan aku bangga kepadamu.

Aku tak tahu kenapa aku tak bisa mencintaimu
seperti yang kau inginkan.

Aku tak tahu kenapa.

Kau tak bisa?

Tidak.

Tak bisa. Aku tak bisa
mengubah perasaanku dan...

...aku akan berbohong jika kukatakan ya.

Maafkan aku, Teddy.

Maaf. Tapi aku tak bisa apa-apa.

Aku tak bisa mencintai orang lain, Jo.
Aku hanya mencintaimu.

-Akan berakhir buruk jika kita menikah.
-Tidak akan.

Kita akan menderita.

-Jo, aku akan jadi orang baik!
-Aku tak bisa! Aku sudah coba dan gagal.

Kenapa semua orang,
keluargamu dan kakekku mengharapkannya?

Kenapa kau berkata begitu?
Katakan ya. Mari kita bahagia bersama, Jo!

Aku tak bisa berkata ya dengan tulus,
maka aku takkan mengatakannya.

Nanti kau akan sadar bahwa aku benar,
dan kau akan berterima kasih.

Lebih baik aku gantung diri
ketimbang menyadarinya, Jo.

-Teddy.
-Lebih baik aku mati.

Teddy, jangan katakan itu.

Teddy.

Kau akan menemukan gadis
yang baik dan pandai...

yang akan mencintaimu
dan mengagumimu,

dan dia akan menjadi istri yang baik bagimu.

-Tapi aku tidak bisa.
-Ya, kau bisa, Jo.

Lihat aku!
Aku jelek, canggung dan aneh.

Aku mencintaimu, Jo.

-Kau akan malu kepadaku.
-Aku mencintaimu, Jo.

Kita akan bertengkar.
Sekarang pun kita bertengkar.

Aku benci kaum elegan, kau benci tulisanku,
dan kita takkan bahagia.

Kita akan menyesal
dan semua akan menjadi buruk.

Ada lagi?

-Tidak. Tidak ada lagi.
-Baiklah.

Kecuali...

Teddy, aku tak percaya aku akan menikah.

Aku bahagia apa adanya, aku terlalu cinta
kebebasanku untuk melepaskannya.

Menurutku kau salah, Jo.
Kau akan menikah, Jo.

Kau akan menemukan seseorang, mencintainya,
hidup dan mati untuk dia

karena itu adalah takdirmu.

Dan aku akan menyaksikannya.

Aku tak mau mengganggu tulisanmu.

Aku tak menulis lagi.

Itu tidak menolong dia.

Kau terlalu kesepian di sini, Jo.

Kau tidak mau kembali ke New York?

Bagaimana dengan temanmu Friedrich?

-Itu namanya?
-Bukan.

Hubungan kami rusak karena emosi,
seperti aku merusak segalanya.

Aku takkan melihatnya lagi.

Aku ragu itu akan menjauhkan
teman yang tulus.

Andai itu benar.

Jika aku gadis dalam cerita,
semua ini akan mudah.

Kutinggalkan semua dengan bahagia.

Laurie kembali.

Benarkah?

Ada surat dari Amy.
Dia akan pulang.

Dia begitu sedih mengenai Beth.

Bibi March sakit keras,
jadi Laurie akan menemani mereka.

Dia baik sekali.

-Ada apa?
-Entahlah.

Aku selalu puas dengan keluargaku.

Aku tak mengerti.

Mungkin...

Mungkin aku...

...terlalu cepat menolaknya.

Laurie.

Kau mencintainya?

Jika dia bertanya lagi,
kurasa aku akan jawab iya.

Apa dia akan bertanya lagi?

Tapi apa kau mencintainya?

Yang penting aku dicintai.

Aku ingin dicintai.

Itu tidak sama dengan mencintai.

Aku tahu.

Aku hanya merasa...

Aku merasa bahwa wanita...

...punya pikiran, jiwa, dan juga hati.

Mereka juga punya ambisi, bakat,
dan juga kecantikan.

Aku muak mendengar orang mengatakan
wanita hanya untuk dicintai.

Aku muak!

Tapi aku sangat kesepian!

Aku tak ingin kau pergi sendirian
sementara Bibi March sakit.

Meski kau membenciku.

Aku tidak membencimu, Laurie.

Beth yang terbaik di antara kami.

Aku tidak menikahi Fred.

Aku sudah dengar.

Kau tidak harus mengatakan sesuatu
atau berbuat sesuatu.

Aku hanya tak mencintai dia
sebagaimana harusnya.

Jadi kita tak perlu bicarakan.
Kita tak perlu berkata...

Teddy...

aku merindukanmu
lebih dari yang bisa kukatakan.

Dahulu aku berpikir nasib terburuk
adalah menjadi seorang istri.

Aku masih muda dan bodoh.

Tapi kini aku sudah berubah.

Nasib terburuk adalah menjalani hidupku
tanpa dirimu.

Aku salah menolakmu
dan pergi ke New York.

Jo.

Jo. Jo.

Jo.

Bangun. Bangun.

Teddy! Kau kembali!

Kau senang melihatku?

Ya.

Aku cemas.

Duduklah.

Bagaimana Amy? Dia mengganggumu
sepanjang perjalanan dari Eropa?

Ya, tapi aku suka.

Di mana dia? Dia tidak langsung pulang?

Dia bersama ibumu di rumah Meg.
Kami mampir.

Aku tak bisa merebut istriku
dari cengkraman mereka.

Apa?

Habislah aku.
Seharusnya ini jadi kejutan.

Kami bertunangan,
dan kami ingin menunggu, tapi...

Jadi, sekarang kami suami dan istri.

Kau dan Amy.

Ya.

Kau mencintainya?

Ya.

Jo, aku ingin katakan satu hal
lalu kita akan melupakannya.

Aku selalu mencintaimu.

Tapi cintaku kepada Amy berbeda.

Dan kurasa kau benar.
Kurasa kita akan menderita jika menikah.

Ya.

Kurasa memang begini jalannya.

Oh, Teddy.

Hanya kau yang memanggilku begitu, Jo.
"Teddy."

Amy memanggilmu apa?

"Tuanku."

Dia memang begitu.

Kau pantas dipanggil demikian.

Boleh kita tetap berteman, Jo?

Tentu. Selalu.

-Laurie sudah memberitahumu?
-Ya.

Amy, aku bahagia untukmu.

-Ini sudah ditakdirkan.
-Aku lega sekali. Terima kasih.

Aku ingin kirim surat, Jo. Sungguh.

Aku ingin jelaskan,
tapi semua terjadi begitu cepat.

Aku khawatir kau akan marah.

Tidak.

Kau tidak marah?

Hidup terlalu singkat
untuk marah dengan satu saudari.

Aku merindukannya.

Aku tahu.

Terima kasih.

Tn. Laurence.

Jo.

Oh, Jo.

Aku tidak sunggup untuk...

Rumah tidak terasa benar tanpa dia, dan...

...aku tak bisa masuk karena aku tahu
dia tidak di situ.

Aku tahu aku tak sebaik saudariku, tapi...

...aku akan menjadi teman
yang bisa diandalkan.

Baiklah.

Untuk Beth

Tn. Dashwood Yang Terhormat:

Terlampir adalah beberapa bab pertama
dari karya yang mulai kukerjakan.

Cerita ini hanya cocok untuk anak muda,
tapi mungkin membosankan.

Kukirim ini siapa tahu ada nilainya,
walau aku meragukannya.

Jo March.

Kupikir dia membenciku.

Dia masih bisa membencimu
dan mewarisi rumahnya.

Bagaimana denganmu dan John?

Aku tak bisa mengurus rumah seperti ini.
Terlalu besar.

Aku ingin menjualnya,
tapi aku ingin berbuat sesuatu

yang akan membuat Bibi March terkejut
di dalam kuburnya.

Aku setuju.

Hanya membuatnya kesal sedikit,
bukan sesuatu yang fatal.

Apa yang akan kau lakukan?

Aku ingin membuka sekolah.

Kita tak pernah bersekolah yang layak,
dan kini ada universitas wanita.

Rumah ini harus jadi sekolah.
Untuk Daisy.

Lalu Demi bagaimana?

Aku akan membuka sekolah
untuk lelaki dan perempuan.

Bagaimana dengan menulis?

Ada apa dengan menulis?

Kau sedang mengerjakan apa?

Aku sedang mulai sesuatu,
tapi kurasa kurang bagus.

Semua orang suka tulisanmu.

Tidak.

Aku suka.

Cerita ini tentang kehidupan kita.

Lalu?

Siapa yang tertarik dengan kisah tentang
perjuangan keluarga dan kebahagiaan?

Tidak penting, benar?

Mungkin tidak terlihat penting
karena orang tak menulis tentang itu.

Tidak, tulisan tidak memberi makna penting.
Namun mencerminkannya.

Kurasa tidak.

Jika ditulis akan membuatnya lebih penting.

Kapan kau jadi begitu bijak?

Aku bijak sejak dahulu.
Kau terlalu sibuk melihat kekuranganku.

Yang mana tak pernah terlihat.

Nona March:

Aku membaca tulisan yang kau kirim,

dan aku setuju ceritanya tidak menjanjikan.

Tapi tolonglah, kirimkan beragam cerita
skandal lainnya jika ada.

Atau, yang "temanmu" bisa kirim.

Maafkan leluconku.

Aku tak bisa menahannya.

Jo, turunlah!

Aku datang!

Aku lapar.

Jo, sebaiknya kau menunggu.

Aku lapar sekali.

Tapi, Jo, kau ada tamu.

Aku tak kenal siapa pun.

Maaf mengganggu. Tapi...

Kau.

Halo.

Halo. Aku Josephine March.

-Aku Jo.
-Josephine, kaukah itu?

Selamat datang!
Ini Kitty dan Minny.

Kau sudah bertemu profesor kami.

Dia pria yang sangat pandai.

Kata ibumu kau penulis.
Aku menulis buku harian.

Ada banyak orang menarik di sini.
Kaum terpelajar dan orang Eropa dan...

Jo, kuharap kau tak keberatan.
Aku dapat alamatmu dari Ny. Kirke.

Siapa ini? Siapa kau?

Maaf mengganggu.
Aku di dekat sini dan kupikir aku ingin...

-Tapi aku akan pergi.
-Tidak! Tidak.

Jangan pergi.
Masih ada banyak tempat.

Katakan siapa dia?

Aku tak ingin merepotkan.

-Kau tidak merepotkan.
-Ya, tentu. Silakan.

Aku Laurie. Kau siapa?

Aku Friedrich Bhaer.

Kami satu rumah kost di New York.

Jo, dia tampan sekali.

Kau berniat menetap di New York?

Tidak. Aku ditawarkan
jabatan profesor di California.

Karena tak ada yang menahanku di sini...

...kupikir aku akan ke Barat.

Itu wilayah baru, dan mereka masih ramah
terhadap imigran.

Mungkin aku harus ke Barat.

Kau bukan imigran.
Mungkin lebih baik kau tetap di rumah.

Aku akan pergi.

Ini alat musik yang indah.

Siapa yang bisa bermain piano?

Saudariku, Beth.

Kami semua bisa sedikit, tapi...

Tak ada yang sebaik dia.

Sangat berat kehilangan saudari.

Aku turut berduka.

Kau bisa main piano?

Ya. Aku bisa.

Kami akan senang jika kau memainkannya.

Dia tak ingin pianonya duduk diam.

Aku tak ingin menyinggung.

Sama sekali tidak.

-Senang bertemu denganmu.
-Aku juga.

-Selamat tinggal.
-Selamat tinggal, Tn. Bhaer.

-Selamat tinggal, Laurie.
-Selamat tinggal.

-Terima kasih untuk semuanya.
-Senang bertemu.

Jika kau datang ke California...

...aku ingin menemuimu.

Entah apakah aku akan ke sana.
Tapi terima kasih.

Baiklah.

Selamat tinggal.

Selamat tinggal.

Apa?

Kenapa memandangku begitu?

Pria yang mengagumkan.
Kuharap dia kembali.

Dia akan jadi teman yang baik.

-Ayah, dia tidak datang untukmu.
-Tidak?

Jo, kau mencintainya.

Apa? Tidak.

Ya.

Aku tidak sepintar dirimu,
tapi aku bisa melihatnya.

Kau mencintainya.
Dia mencintainya, benar?

Naluri yang bagus.
Kau mencintainya.

Aku tak pernah melihatmu begitu bahagia.
Lalu apa kalau bukan cinta?

Kau harus mengejarnya.

Siapkan kuda. Kita bisa mengejarnya
sebelum dia naik kereta.

-Aku ikut.
-Aku tidak mau.

-Harus. Amy benar.
-Tepat.

Tak kukira akan menyiapkan kereta untuk
menolong Jo mengejar lelaki. Tapi aku suka.

-Dia pindah ke California.
-Itu fiksi.

Dia mencari alasan untuk tinggal.

Tapi di luar hujan.

Tidak masalah.
Kemarilah, aku harus mendandanimu.

Laurie, jangan berdiri saja
dan siapkan kuda. Terima kasih.

Kau tak bertanya tentang ibuku,
walau kau tahu aku menemuinya.

Kuduga dia masih hidup.

Tapi aku bertanya-tanya
tentang ibumu.

Dan aku tak tahu kenapa.

Kau sengaja melewatkan intinya.

Benar.

Apa itu? Mereka mau apa?

Entahlah.

-Ayah menerbitkan ini?
-Bagaimana dengan Wanita-wanita Kecil?

Katakan Ayah punya lanjutannya.

Apa?

Bermain Peziarah

Aku sedang perbaiki rambutnya.

-Hentikan keretanya!
-Berhenti, berhenti!

Jo, keluar. Keluar.

-Cepat!
-Cepat!

Cium dia dengan cinta!

Jujur, aku tak tahu
kenapa dia tak menikahi tetangganya.

Karena tentangganya menikahi saudarinya.

Benar. Tentu.

Lalu dia menikahi siapa?

Tidak ada. Dia tidak menikahi keduanya.

Tidak.

Tidak! Tidak! Tidak bisa diterima.

Sepanjang buku dia katakan
tak ingin menikah.

Siapa yang peduli?

Gadis-gadis ingin melihat wanita menikah,
bukan konsisten.

Itu bukan akhir yang benar.

Akhir yang benar adalah akhir yang menjual.

Percayalah.

Jika ingin mengakhiri bukumu

dengan tokoh utamanya perawan tua,
takkan ada yang beli.

Tidak pantas untuk dicetak.

Kurasa pernikahan selalu menjadi
strategi ekonomi. Bahkan dalam fiksi.

Itu romantis.

Untuk cari uang.

Akhiri saja demikian. Bisa?

Baiklah.

Ayo!

Cium dia dengan cinta!

Ayo, Jo!

Jo!

Aku tak ingin kau pergi.
Aku ingin kau tinggal!

-Benarkah?
-Ya.

-Aku tak pergi jika kau ingin aku tinggal.
-Aku ingin kau tinggal.

-Aku tak punya apa-apa, Jo.
-Bukan masalah.

Tanganku kosong.

Tidak kosong.

Aku suka.

Ini romantis.

Sungguh menyentuh. Sangat emosional.

Terima kasih.

Kita bisa beri judul bab ini
"Di Bawah Payung."

-Itu bagus.
-Sempurna.

Sekarang tinggal masalah kontrak.
Aku akan memberimu royalti 5 persen.

Aku dapat lima persen dari keuntungan.

Lima persen dari keuntungan bersih,
setelah balik modal.

Bagaimana dengan pembayaran di muka?

Aku yang ambil risiko mencetak buku ini.

Ya, tapi ini bukuku.

Jika laku, kita berdua dapat uang.

Jika tidak, aku bisa tetap berbisnis.

Aku tak dapat apa-apa jika gagal.

Tidak, kuberi $500 sekarang
untuk membeli hak cipta.

Hak cipta?

Hak untuk mencetak, semacam itulah.

Lanjutan, karakter untuk kisah lain.

-Apa itu bernilai?
-Hanya jika sukses.

Aku mengerti.
Sepertinya ini sesuatu yang ingin kumiliki.

Bukankah keluargamu perlu uang segera?

Benar, karena itu aku mau
pembayaran di muka.

Tidak! Terlalu berisiko.
Aku hanya membayar untuk hak cipta.

Simpan 500 dolarmu,
aku simpan hak ciptanya.

Dan aku mau royalti 10 persen.

Lima koma lima persen.
Itu sudah besar.

Sembilan persen.

Enam persen, titik.

Tn. Dashwood, jika aku ingin pahlawanku
menikah demi uang,

aku ingin jumlah yang besar.

Enam koma enam persen.

Setuju.

Kau tak perlu memutuskan
soal hak cipta sekarang.

Aku sudah putuskan.
Aku ingin memiliki bukuku sendiri.

-Di mana dia?
-Dia datang, semuanya!

Ayo!

Coba bentuk huruf "B".

Selamat ulang tahun!

BERDASARKAN NOVEL KARYA
LOUISA MAY ALCOTT

Diterjemahkan oleh:
Nazaret Setiabudi